Setelah pergi dari Desa Mutiara, Liu Shin sampai di sebuah Kota. Kondisi di sana cukup memprihatinkan membuat Liu Shin bertanya-tanya kenapa Kota itu sangat sepi dan beberapa bangunan hancur.DuarrrBommmBommmSuara dentuman tiba-tiba terdengar dari suatu tempat di Kota itu. Liu Shin bergegas untuk mencari tahu. Dia melihat dua orang sedang bertempur menghadapi dua Siluman yang sangat ganas.Dua orang itu merupakan Patriark dari Sekte Gunung Petir dan Sekte Lembah Neraka, sementara Siluman yang Mereka hadapi itu bertubuh besar, memiliki tangan dan kaki, berwarna kemerahan, di kepalanya terdapat sebuah tanduk yang juga berwarna merah.GoarrrGoarrrSiluman itu menyerang Patriark yang menjadi lawannya, melesat meninju. Tubuhnya sangat keras, susah untuk terluka membuat dua Patriark sedikit kualahan menghadapi kedua Siluman itu.BommmSiluman itu menyerang dengan kepalan tinjunya, membuat tanah meledak, beruntung Patriark sempat menghindarinya."Seribu Pedang Kehancuran."Patriark Choi
Ribuan tahun yang lalu sebelum Kekaisaran Wu berdiri, bangsa Siluman dan Manusia selalu saja berselisih.Pertikaian, pertempuran dan peperangan merupakan suatu hal yang wajar di antara keduanya.Saat itu, beberapa Sekte menjadi pion utama dalam menghadapi Para Siluman. Karena perselisihan yang berkepanjangan, bangsa manusia yang di wakili oleh beberapa Sekte melakukan perjanjian damai dengan bangsa Siluman.Sekte-sekte tersebut di juluki sebagai Penjaga Perdamaian, yaitu : Sekte Gunung Petir, Sekte Lembah Neraka, Sekte Naga Hitam, Sekte Lotus Api, Sekte Bintang Abadi, dan Sekte Bulan Biru.Setelah perjanjian damai, bangsa Siluman tidak lagi mengganggu manusia begitupun sebaliknya.Para Siluman mendiami sebuah Hutan yang sangat luas yang berada di wilayah bebas kekuasaan, sebelah timur Kekaisaran Wu. Mereka terpisah oleh sebuah benteng yang di sebut sebagai benteng timur. Meskipun begitu, Kekaisaran Wu mengakui Hutan Siluman sebagai bagian wilayah kekuasaannya.Di benteng timur itu, Se
"Kenapa tidak mulai menyerang Mereka?" Liu Shin menunjuk ke kedalaman hutan yang sudah di penuhi oleh Siluman yang juga sudah bersiap."Kami masih memikirkan perjanjian damai dan mencoba bernegosiasi. Kami masih menahan diri agar kedua belah pihak kembali tidak lagi berseteru, kecuali Mereka yang menerobos, Kami tidak akan segan membunuh Mereka," balas Jenderal Naga Hitam."Tanganku sebenarnya sudah gatal ingin membasmi Mereka," lanjut Jenderal Naga Hitam.Jenderal Naga Hitam kemudian menyuruh seorang Tetua untuk memanggil dua Patriark dari Sekte Lotus Api dan Sekte Bintang Abadi. Kedua Patriark itu sedang bertempur menghadapi Dua Siluman yang membuat pasukan sekte sedikit kualahan di luar benteng."Jadi Mereka berdua Patriark?" gumam Liu Shin yang sejak tadi memperhatikan keduanya dari atas menara benteng."Patriark Su, Patriark Xi, Kalian berdua sudah sampai?" ucap Patriark Sekte Bintang Abadi, Jian Cheng dan Patriark Yuan Xie Li dari Sekte Lotus Api setelah Mereka berdua sampai di
"Sialan ... Kalian pikir Dia mau memilih salah satu dari Kalian? Kamu Lin Xi ... apa tidak malu sudah memiliki tiga wanita? Bagaimana Kamu menyarankan hal kurang ajar seperti ini?" umpat Jenderal Naga Hitam."Lalu Kita akan bertaruh apa kali ini? Lagian... Aku juga bercanda, bukankah Kamu sejak dulu mencintainya sampai di usia tua tidak kunjung menikah?" ledek Duan Lin Xi, bergegas melesat pergi takut Jenderal Naga Hitam murka dengannya.Jian Cheng dan dan Yuan Xie Li mengikuti langkah Duan Lin Xi karena terpancing ikut meledek Jenderal Naga Hitam. Mereka berdua beringsut kemudian melesat pergi meninggalkan Liu Shin, Jenderal Naga Hitam, dan Jiang Su."Tiga orang itu ... awas saja Kalian bertiga, akan Aku berikan Kalian pada Para Siluman," umpat Jenderal Naga Hitam."Sudah Patriark Hu, Mereka bertiga memang seperti itu," sela Choi Jiang Su."Aku akan ikut membasmi Para Siluman," ucap Liu Shin penuh semangat sekaligus ingin menjajal kemampuannya setelah lima tahun berkultivasi dan berl
Beberapa Tetua mulai mengambil alih untuk melawan tiga Siluman itu."Tetua ... apa nama Siluman raksasa ini?" tanya salah satu Tetua dari Sekte Gunung Petir."Aku tidak tahu, Kita namai saja Si Telinga Lebar," balas Tetua Sekte Bintang Abadi."Bagaimana kalau Kita namai Si Botak Raksasa?" saran Tetua Sekte Naga Hitam."Siluman ini sangat aneh. Kenapa tidak kita namai Siluman Aneh saja?" ucap Tetua Sekte Gunung Petir lagi sambil terkekeh."Sudah jangan banyak omong kosong, Kita beri nama saja Siluman Tengik. Mari Kita habisi tiga Siluman Tengik ini!" sahut Tetua dari Sekte Lembah Neraka.Beberapa Tetua kemudian mulai menyerang ketiga Siluman tengik itu.Sementara itu, Kelima Patriark dalam waktu singkat telah berhasil menewaskan ribuan Siluman.Mereka menengok ke kanan kiri saling mengamati Patriark lain. Mata Mereka juga mencari keberadaan Liu Shin. Tetapi, Liu Shin berada di atas langit sudah menaiki Zhu lao, Mereka tidak menyadari akan hal itu.Patriark Su ... dimana anak muda itu?"
Liu Shin melesat menuju kedua orang yang mengenakan jubah merah."Apa anak itu sedang kemari?" tanya salah satu orang berjubah merah itu."Tidak mungkin... Dia pasti memiliki tujuan lain. Kita sudah menekan aura Kita, tidak mungkin anak itu mengetahui keberadaan Kita." balas orang berjubah merah lainnya."Anak ini benar-benar mengarah ke Kita. Mari pergi!" perintah salah satu orang berjubah merah kepada rekannya.Melihat gelagat dua orang berjubah merah itu, Sie Gong menghalangi langkah Mereka.Sie Gong mengeluarkan aura kebiruan dari tubuhnya, gumpalan awan dengan percikan petir tiba-tiba berada di bawah kakinya. Di tangan kanannya, Dia memegang sebuah trisula petir, pusaka kebanggaannya."Mau kemana Kalian? Sangat tidak sopan, Tuanku akan menginterogasi Kalian," ucap Sie Gong mengagetkan Mereka berdua, sejenak kemudian Mereka mulai berkeringat dingin melihat Sie Gong."Se ... sejak Kapan Kamu berada di sini? Siapa Kamu?" Dua orang berjubah merah sangat ketakutan melihat Sie Gong. Me
Mereka hanya bisa menghela nafas mendengar Liu Shin yang sangat provokatif."Baiklah ... Mari Kita masuk lebih dalam, memburu Para Siluman keparat," ucap Jenderal Naga Hitam.Setelah membasmi Para Siluman di dekat benteng timur, Mereka kemudian memasuki kawasan Hutan Siluman lebih dalam.Tidak hanya puluhan ribu Siluman yang tewas, ribuan dari pasukan Penjaga Perdamaian juga telah tewas, tetapi itu tidak mengurangi semangat Pasukan Penjaga perdamaian sedikitpun. Sejak dulu, Para murid sekte di didik untuk menghadapi Siluman karena Mereka merupakan Penjaga perjanjian damai dengan bangsa Siluman.Sementara itu, Raja Siluman bertanduk emas yang memimpin berhasil kabur. Dia menemui Raja Siluman lainnya."Raja Siluman Kera, Kita harus kabur dari sini! Aku melihat Seseorang bahkan begitu mudahnya membunuh dua orang berjubah Merah utusan dari Sekutu Iblis" ucap Raja Siluman bertanduk emas dengan nafas yang memburu kepada Raja Siluman bertubuh seperti manusia yang penuh bulu. Dia sempat melih
Jenderal Naga Hitam mengerutkan kening membayangkan juga apa yang ada di pikirkan Liu Shin, akan tetapi, itu terkesan sangat konyol. "Jika ingin berpindah tempat, Aku pernah mendengar tentang Formasi Ruang Dimensi yang di kuasai oleh seseorang, tapi itu sangat mustahil."Liu Shin mengetahui teknik Formasi Ruang Dimensi, hanya saja teknik itu sangatlah rumit dan butuh sangat banyak tenaga dalam, belum dapat Liu Shin pelajari dengan kultivasinya yang masih rendah.Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Mungkin saja Aku bisa bereksperimen membuat kotak besar pemindah manusia dengan gabungan segel dan teknik Formasi Ruang Dimensi itu, kali saja laku keras."Jenderal Naga Hitam memuncratkan ludah mendengar kekonyolan Liu Shin. "Sudah jangan banyak omong kosong, Kita hadapi saja Para Siluman itu, Kita harus bertahan selama mungkin sampai kedatangan Xue Yu Lan.""Memang berapa lama Xue Yu Lan dapat sampai di sini?" tanya Liu Shin."Sialan ... Aku hanya berharap Dia dan murid sekteny