Serangan dari pasukan penguju terus berdatangan, Alicia bersama beberapa orang yang bersamanya. Mereka berjumlah 10 orang, ada Midan di antara mereka. Mereka dapat bertarung imbang, dengan para penyerang yang datang berseliweran bergantian. Para penguji, menyerang dari berbagai sudut dengan pedang kayu.Alicia dengan mudah mampu mengembalikan penglihatan, dia mengangkat pedangnya ke atas, dan jarak pandang mereka tak terganggu oleh kabut sama sekali.Woosshhh!Jarak 10 meter di depan dan di belakang mereka bersih dari kabut energi, itu adalah barier untuk menghilangkan serangan sihir. Jadi, selama mereka berada di dalam lingkaran penghapus sihir itu, mereka dapat melihat musuh mereka.Meskipun begitu, para assassin yang ditugaskan untuk melumpuhkan, tetap saja memiliki kemampuan yang kuat sehingga mereka harus berjuang habis-habisan untuk bertahan. Meskipun terang, lawan mereka juga banyak dan mengincar mereka yang paling lemah.Alicia kesulitan melindungi yang lain, meskipun sudah b
Serangan mulai kendur oleh para penyerang, para penyerangpun yang bertugas mulai kelelahan. Para peserta pun demikian, energi mereka terkuras karena mereka bertahan dari serangan, sekaligus memusatkan energi untuk merasakan arah serangan yang datang pada mereka.Pertempuran dalam kabut sudah berlangsung selama dua jam, kelelahan mulai terjadi. Alicia dan Midan, serta rekannya masih bertahan. Arion dan Astro juga dengan beberapa orang di timnya masih bertahan, di pihak lain pun demikian.Nagada bertahan pula dengan timnya, tersisa lima orang dan mereka mampu terus memberikan pukulan pada penyerang. Mereka mampu menghalau setiap serangan dari penyerang, dari semua sisi.Di sisi lain, Aji menghalau serangan yang menuju kearahnya. Dia merasa bahwa tiga orang di di dekatnya mampu bertahan tanpa dirinya. Mereka semua memiliki kualifikasi yang baik dan kemampuan yang tinggi.Serangan dari atas, pedang kayu menyabet. Aji menangkisnya dengan tangan kanannya, pedang kayu terhalang dengan energi
Seseorang terlihat kembali menghampiri Gayatri, Lao dan Barsha. Mereka bersiap siaga, tapi begitu mendekat mereka tahu itu adalah Aji. Kini mereka bersiaga, setiap ada gerakan yang datang ke arah mereka. Mereka sudah mulai kekurangan pasokan energi dalam jiwa mereka.Bertahan adalah syarat untuk bisa lulus dalam ujian kali ini.”Darimana kamu, Aji?” Barsha agak keras bicaranya. Barsha merasa sedikit kesal karena tiba-tiba, Aji melompat dan menghilang ke dalam kabut. Dan, tiba – tiba sudah kembali lagi. Aji mendekati rekan-rekannya.”Aku hanya memastikan, aku sudah menyerang salah satu penyerang yang menyamar menjadi peserta. Aku sudah bisa mengkonfirmasinya.””Apa maksudmu?” Barsha menjadi penasaran.Denting suara senjata bertabrakan dan juga tabrakan energi terlihat disana sini. Meskipun di antara kabut, tapi suara gemuruh pertempuran masih terjadi.Aji menatap Gayatri, ”Aku sudah menjatuhkannya, apa yang kau bedakan dari energinya?”Gayatri menatap ganti pada Aji. Dia juga merasakan
”Kamu siap Gayatri?” Aji bersiap. Aji memasang kuda-kuda. Dia dan Gayatri sudah merencanakan akan menyerang para Penguji yang menyamar. Hal itu akan lebih cepat, dibandingkan menunggu untuk diserang.Gayatri bersiap, dia merentangkan kedua tangannya ke sisi masing-masing. Gayatri fokus pada kemampuan analisa, dan seketika energinya menyebar dari bawah kakinya. Energinya menyebar hingga seluruh lantai di dalam Colosium itu. Matanya menyala dan terbuka lebar, kemampuan matanya dan energi yang menyebar di lantai bersatu menjadi kesatuan.Tring!’Dapat!’Identifikasi dengan cepat dan mendalam. Gayatri melihat semua orang; baik peserta ujian, penyerang yang menguji yaitu para assassin, dan juga para penguji yang menyamar menjadi peserta. Gayatri fokus dan mendapatkan semuanya, energi melumpuhkan dan energi bertahan. Gayatri dalam tiga detik mampu mengidentifikasi semua.”Kau butuh berapa Aji?” tanya Gayatri sambil matanya berkilauan mempertahankan energi, untuk terus mengawasi semua energi
Aji merangsek maju, dia melewati dua penyerang tanpa disadari mereka. Dua penyerang pun kaget melihat Aji sudah berada di belakang mereka. Padahal, satu detik yang lalu berada di depan mereka untuk diserang.Saat mata kedua penyerang itu hendak menengok dan melakukan serangan. Punggung mereka terasa panas, karena pukulan dari telapak tangan Aji sudah menyerang punggung mereka. Mereka pun terjerembab ke depan dan jatuh.Bruusshh!Dari atas sana, Gonan melihat bahwa memang sudah terkonfirmasi, bahwa tim yang terdiri dari empat orang itu memang sangat kuat. Mereka mampu mengimbangi dengan baik para penyerang. Para penyerang bahkan sudah dikerahkan sepenuhnya, untuk menjatuhkan mereka habis-habisan.Beberapa orang terpelanting dan jatuh, tim pengangkut segera masuk dari semua sisi, dan mengambil tubuh yang sudah terluka untuk segera dilkakukan pengobatan pertama. Gonan terus memperhatikan, kabut energi itu dapat dia tembus dengan kemampuannya. Keempat peserta itu bertahan dengan baik. Te
Boooommm! Blaaaammmm!Kode diberikan oleh Aji, Lao meledakkan seluruh energi cakram ke seluruh penjuru dan dia menggunakan energi yang tersisa dalam dirinya. Gayatri yang sudah merasakan ledakan energi, dia segera memasang barier dengan energinya. Dia tak paham kenapa dia diminta untuk menahan dari luar dengan energinya.Satu lagi, Barsha juga bingung karena dia harus bersiap, dengan kecepatan serangannya sebagai assassin. Dia harus membersihkan yang tersisa, memangnya serangan apa yang akan membuat para penyerang jatuh dan tersisa?Ledakan sudah terjadi, energi pecah dan pandangan menjadi silau. Saat mata sudah mulai dapat melihat sekeliling, puluhan orang yang menggunakan topeng wajah sudah terjatuh di lantai Colosium. Tersisa dua atau tiga orang yang masih berdiri, kabut energi yang diciptakan Gonan pun musnah.Kini, semua orang dapat melihat kondisi di seluruh lantai Colosium. Tiga orang penguji yang tersisa, seolah masih merasa harus menyerang dan mereka hanya tinggal tiga orang.
Sosok berjubah merah memasuki ruangan dengan kondisi sedikit gelap. Itu adalah tempat persembunyian. Sosok berjubah itu berjalan dengan penuh ketegasan, jalannya seperti maharaja. Dia pun melewati beberapa orang yang dari tadi sudah duduk di meja dengan bentuk persegi panjang.Saat sosok berjubah itu mulai melangkah, para ahli beladiri yang dari tadi sedang duduk langsung berdiri. Mereka sangat menghormati lelaki berjubah tersebut.Lelaki berjubah merah kemudian mendekati kursi tunggal di sisi pendek, duduk dengan kursi yang cukup megah karena terdapat ukiran naga dan singa. Ukiran itu terlihat garang dan terlihat khusus seperti kursi raja yang dikhususkan untuknya.Lelaki itu bernama Denta, dia terus berjalan penuh wibawa hingga mencapai kursinya. Dia mengibaskan jubah merahnya, dan seolah ada energi yang mengalir memenuhi ruangan tersebut. Denta duduk dengan gaya khasnya.Denta melihat 10 orang yang masih berdiri di depannya, lima di sebelah kanan dan lima di sebelah kiri.”Duduklah
Aji berjalan keluar dari penginapan, dia ingin menemui seseorang di pinggir danau. Aji mempercepat langkahnya, orang yang ingin ditemui Aji adalah Aaman, Aaman sendiri tadi menitipkan surat pada pelayan di penginapan untuk Aji. Aaman baru saja selesai melakukan inspeksi dan laporan pada beberapa cabang pasukan keamanan antar benua.Sebelum pergi jauh, seseorang berjalan dari arah berlawanan dengan Aji, seorang perempuan. Di depan penginapan itu, wanita itu yang tak lain adalah Alicia. Alicia memiliki rambut panjang, dan sebagian tergerai dan sebagian dikepang melilit. Wajahnya sangat anggun dan cantik. Mereka pun berpapasan.Alicia terhenti sejenak, Aji masih berjalan meninggalkannya.”Maaf Pemuda!” Alicia yang bersama dua rekannya, Rosa dan Yara itu menatap punggung Aji. Rosa dan Yara kurang peduli pada Aji, tapi mereka ikut terhenti karena Alicia memanggil lelaki itu.Aji menghentikan langkahnya dan berbalik, ”Ada yang bisa aku bantu Nona?”Beberapa orang yang lalu-lalang merasa sed