Share

Legenda Raja Pendekar
Legenda Raja Pendekar
Penulis: KSATRIA PENGEMBARA

JILID 1 | TANPA TANDING

Sebuah bangunan megah dan indah terlihat begitu tinggi menjulang dikejauhan di sebuah puncak bukit batu. Partai Naga Emas adalah nama tempat itu. Terlihat serombongan orang tengah berjalan menaiki bukit itu. Melihat banyaknya orang-orang yang menaiki puncak bukit batu itu, sepertinya Partai Naga Emas tengah mengadakan sebuah acara hingga mengundang banyak orang untuk datang ke tempat itu. Rata-rata orang yang datang kesana adalah orang-orang yang berasal dari rimba persilatan.

Tidak salah. Hari ini, ketua Partai Naga Emas. Jiu Long akan merayakan 3 tahun pengangkatan dirinya sebagai ketua dunia persilatan. Hingga orang-orang persilatan dari berbagai sekte dan aliran, berondong-bondong datang untuk menghadiri acara tersebut. Jiu Long memang sangat dihormati dan disegani baik kawan maupun lawan. Hal ini, tentu saja karena kemmpuan Jiu Long yang sangat mumpuni dan sudah diakui oleh seluruh orang-orang dunia persilatan. Karena kemampuannya itulah, orang-orang persilatan memberikan gelar sebagai Raja Pendekar untuk Jiu Long. Gelar sebagai Raja Pendekar yang diberikan oleh orang-orang persilatan untuk Jiu Long, memang tidaklah berlebihan, karena sampai saat ini. Belum ada satupun pendekar yang mampu menyamai kemampuan Jiu Long.

Saat ini, di aula surga Partai Naga Emas, telah berkumpul ribuan orang persilatan, semuanya tampak duduk dengan tertib ditempat-tempat yang telah disediakan oleh Partai Naga Emas untuk masing-masing aliran. Juga tempat khusus dipersiapkan untuk orang-orang yang datang secara pribadi untuk memberikan ucapan selamat kepada Jiu Long. Walaupun keadaan begitu sangat ramai, tapi suasana tidak seriuh yang kita pikirkan. Hanya sesekali saja terdengar bisikan disana sini yang bergaung seperti lalat dibeberapa tempat di aula surga. Saat ini, semuanya tengah menanti kehadiran Jiu Long yang telah diberitahukan oleh si pembawa acara akan hadir dalam beberapa saat ini.

Belasan orang murid-murid Partai Naga Emas yang semuanya mengenakan pakaian serba putih, dengan pedang ditangan. Tampak sudah berbaris rapi, menjaga tempat itu.

“Ketua Jiu Long telah tiba!” sebuah suara keras yang berasal dari si pembaca acara memberitahukan tentang kehadiran Jiu Long ditempat itu. Seketika saja, semua tokoh-tokoh persilatan yang ada ditempat itu langsung bangkit berdiri untuk menyambut kedatangan Jiu Long.

Seorang laki-laki berusia sudah cukup mafan terlihat memasuki tempat itu, wajahnya biasa saja, tidak terlalu tampan. Terkesan biasa-biasa saja, tapi kharisma yang keluar dari dirinya begitu sangat terasa. Matanya terlihat tajam bagaikan pedang, mengenakan ikat kepala putih dan mahkota putih kecil diatas kepalanya. Di tanganyapun tampak tergenggam sebilah pedang yang memiliki warangka putih yang sangat indah.

Sementara itu, dibelakangnya. Tampak pula berjalan dua sosok wanita berparas cantik nan jelita. Kecantikan keduanya sungguh tak dibandingkan satu sama lainnya, karena begitu teramat jelita. Dan ini memancing perhatian semua orang yang ada ditempat itu yang tak henti-hentinya berdecak kagum kearah keduanya. Mereka adalah Gwangsin dan Lian Nishang. Istri Jiu Long.

“SELAMAT KETUA JIU LONG, SEMOGA PARTAI NAGA EMAS SEMAKIN JAYA DI LANGIT DAN DI BUMI!” semua orang yang ada ditempat itu langsung menjura hormat dengan kedua tangan yang saling tumpang tindih satu sama lain dan diletakkan di atas kening. Ucapan yang dikeluarkan secara bersama-sama itu terlihat bergemuruh dahsyat hingga terasa menggetarkan tempat itu. Sosok Jiu Long yang kini telah berada di kursi kebesarannya berbentuk naga yang melingkar-lingkar itu kini sudah berdiri menghadap kearah orang-orang persilatan yang menjura hormat kepadanya.

Jiu Long segera membalas juraan hormat yang ditujukan kepadanya dan berkata ; “TERIMA KASIH ATAS KEDATANGAN PARA PENDEKAR KE PARTAI NAGA EMAS” suara Jiu Long terlihat menggema di seluruh aula surga. Tidak begitu keras, tapi terdengar lembut membahana ditempat itu, seolah-olah suara itu datang dari empat penjuru angin. ‘Empat Penjuru Angin Menebar Suara’ telah dikerahkan oleh Jiu Long untuk menyapa para pendekar. Dapat dibayangkan betapa hebatnya tenaga dalam yang dimiliki oleh Jiu Long hingga bisa melakukan hal seperti itu.

“MARI, SILAHKAN DUDUK TUAN-TUAN” sambung Jiu Long lagi. Setelah para tamu-tamu kehormatannya duduk, Jiu Long pun ikut duduk di kursi kebesarannya. Matanya yang tajam, terlihat menatap kearah seluruh ruangan yang memang mampu menampung ribuan orang itu. Jiu Long dapat melihat bagaimana tempat itu sudah dipenuhi oleh orang-orang rimba persilatan.

Di balik senyum diwajahnya, Jiu Long terlihat menarik nafas panjang. Bukan sesuatu yang mudah bagi Jiu Long untuk mencapai statusnya seperti saat ini sebagai ketua dunia persilatan.

Masih terbayang dipelupuk mata Jiu Long, peristiwa beberapa tahun yang lalu yang hampir merenggut jiwanya, sebelum dia mencapai puncak kejayaannya. Di dunia persilatan saat itu, untuk diakui keberadaannya oleh orang-orang dunia persilatan. Setiap pendekar harus berjuang membesarkan namanya sendiri, seperti halnya Jiu Long yang berjuang dengan menantang pertarungan ketua dunia persilatan saat itu.

* * *

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Anjir pake gambar dr the untamed
goodnovel comment avatar
Yudistira
sekte kali tor jangan partai..ntar jadi partai politik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status