Share

Zha Ji si Ayam Goreng

last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-26 17:09:08

Luo Tan tidak tahu bagaimana hal itu terjadi. Mungkin saja kontrak itu terjadi saat ayam kecil tersebut terjatuh ke wajahnya. Namun, kontrak itu jelas kontrak sepihak yang tidak disetujui Luo Tan, dan hal tersebut menunjukkan bahwa ayam kecil itu yang mengabdikan dirinya sendiri kepadanya.

Dengan kontrak sepihak, apa pun yang terjadi kepada si ayam kecil tidak akan berefek pada Luo Tan. Berbeda dengan monster jiwa yang terkontrak dengan persetujuan dua pihak. Kalau monster jiwa terluka, maka tuannya juga akan terluka. Begitu pula sebaliknya.

Namun, mengesampingkan kenyataan itu, Luo Tan tetap tidak menginginkannya. Lagi pula, ayam kecil itu begitu cerewet dan tidak bisa berhenti berkicau!

“Kamu senang, bukan? Tidak semua orang bisa beruntung sepertimu! Aku–”

Sayang, betapa pun Luo Tan tidak menginginkannya, dia tidak memiliki pilihan. Bahkan setelah berkali-kali mengusir ayam kecil itu, monster jiwa itu menolak untuk pergi dan terus mengekornya.

Sejak saat itu, hari-hari Luo Tan tidak lagi terasa damai karena ocehan si ayam kecil yang hobi berceloteh dan membanggakan dirinya sendiri. 

Mengingat semua hal itu membuat Luo Tan memijit pelipisnya. Di kehidupan lalu, dia adalah kultivator terhormat dengan dua monster terkontrak yang jauh lebih mengesankan. Naga Es Legendaris dan Singa Api milik Luo Tan sangat berwibawa dan mampu menjaga sikap maupun tata bicara, tidak seperti si berisik yang saat ini berada di hadapannya!

“Apa kamu tidak bisa diam?!” bentak Luo Tan yang terasa frustrasi terus mendengar cuitan si ayam kecil. 

“Tuanku, tega sekali dirimu memintaku berhenti berbicara. Sedangkan kamu satu-satunya orang yang bisa kuajak bicara di sini!”

Luo Tan merengut. Alisnya yang tebal mengernyit tak suka. 

“Tuanku, Tuanku! Kenapa tidak kamu ceritakan saja kejahatan Wei Quan pada gurumu?! Manusia jahat seperti dia harus segera diberi pelajaran!” Tidak puas hanya berteriak, si ayam kecil mulai melompat-lompat di depan wajah Luo Tan.

Teriakan melengking dan gerakan ayam kecil benar-benar memancing emosi Luo Tan. Diulurkannya tangan saat makhluk itu kembali melompat, lalu diremas gemas. 

“Haruskah aku menggoreng dirimu sesuai namamu agar kamu bisa diam?”

Mata ayam kecil itu berair, lalu dia bertanya dengan suara pelan, “Tuanku … ingin menggoreng Zha Ji?”

(Catatan: Zha Ji artinya ayam goreng)

“Kalau kamu tidak bisa diam, aku sungguh akan menggorengmu,” ancam Luo Tan dengan wajah dingin.

Ayam kecil bernama Zha Ji itu terdiam sejenak, membuat Luo Tan bisa bernapas lega karena ancamannya berhasil. Namun, kelegaan yang dirasakan Luo Tan tidak berlangsung lama. 

Zha Ji memberontak di genggaman Luo Tan hingga terlepas dan mengentakkan kaki di lantai kayu sambil menjerit marah. “Tuanku! Zha Ji bukan ayam goreng, tetapi Feniks Agung yang langka. Bagaimana bisa Tuanku terpikir menggoreng Zha Ji?!”

Luo Tan menarik kaki Zha Ji dengan tangan kirinya. Membuat monster jiwa berbentuk ayam kecil itu harus bergelantungan terbalik. 

Sayapnya dikepakkan lebih cepat karena panik, tetapi Luo Tan hanya menatapnya malas. Tidak sedikit pun kasihan dengan kepanikan monster jiwa terkontraknya itu. 

“Aku baru tahu feniks Agung memiliki bentuk serupa anak ayam kurang gizi,” ledek Luo Tan. 

“Huhuhu, Tuanku Luo Tan memang jahat. Zha Ji kurus karena mengobati tubuh Tuan selama berkultivasi. Tetapi ini balasan yang Zha Ji terima …,” isak Zha Ji kesal.

Sayapnya mulai terkulai lemas. Zha Ji tidak lagi memberontak di tangan Luo Tan, teriakannya berganti dengan suara anak kecil yang menangis sesenggukan. 

Luo Tan menarik napas panjang, lalu menghembuskannya dengan kesal. Ucapan Zha Ji membuatnya sadar akan satu hal.

Dirinya bisa terbangun tanpa luka di tubuh Chen Yi … memang akibat Zha Ji.

Hal ini dipastikan oleh Luo Tan ketika dia lanjut berkultivasi dan merasakan adanya aura Qi Zha Ji di dalam tubuhnya. 

Luo Tan tidak bisa mengingat apakah di masa lalu dirinya pernah bersinggungan dengan Zha Ji dan membuat makhluk itu berutang budi padanya, tapi pada kenyataannya Luo Tan memang berhasil terbangun tanpa luka apapun di tubuh Chen Yi. Sesuatu yang nyaris mustahil mengingat saat itu Chen Yi terjatuh dari tebing tinggi.

Demikian, bahkan sebelum Luo Tan menyelamatkan Zha Ji dari monster jiwa serigala, sepertinya … ayam kecil itu sudah lebih dahulu mengenalinya … atau mengenali Chen Yi.

“Sudah, jangan menangis,” ucap Luo Tan seraya menarik Zha Ji ke dalam dekapan. “Aku minta maaf.” Luo Tan mengelus kepala Zha Ji yang berbulu kuning. 

Bulu ayam itu terasa halus sehingga Luo Tan tersenyum tak berdaya saat membelainya, merasa seperti memiliki peliharaan menggemaskan.

Dari lemahnya Zha Ji, Luo Tan yakin ayam kecil itu masih sangat muda. Tidak heran dia tidak bisa berhenti bicara dan penasaran akan banyak hal. Zha Ji sama saja seperti anak bocah yang ingin tahu mengenai segala hal di dunia.

Tepat saat Luo Tan memikirkan hal itu, Zha Ji langsung mengangkat wajahnya dan memandang Luo Tan dengan senyuman lebar. “Jadi, kenapa tuanku Luo Tan tidak membongkar kedok Wei Quan?” 

Pelipis Luo Tan berkedut. Ayam kecil menyebalkan ini … menipunya?!

Dari ekspresi Zha Ji yang tidak lagi sedih, kentara ayam kecil itu baru saja bersandiwara untuk memancing rasa bersalah Luo Tan! 

“Tuanku?” Mata Zha Ji berbinar-binar tanpa rasa bersalah. 

Tidak ingin memperpanjang masalah, Luo Tan pun berkata, “Tidak ada gunanya bagiku kalau langsung membongkar kedok Wei Quan. Guru Lin hanya bisa mengusirnya dari Bukit Kesucian, tetapi dia tidak bisa mengusir murid tidak berbakti itu dari Perguruan Merpati Putih.” Luo Tan memutuskan untuk menjawab pertanyaan Zha Ji agar makhluk itu berhenti merongrongnya. “Lagi pula mengusir Wei Quan hanya akan membuatnya menumpuk dendam. Bisa jadi akan jatuh lebih banyak korban dari pihak murid Bukit Kesucian dan hal itu akan merepotkan Guru Lin lagi.”

Zha Ji menatapnya dengan sabar, menanti penjelasan lebih lanjut dari Luo Tan. 

“Lebih baik aku meminta Wei Quan sebagai pengawas agar pergerakannya kian sempit. Dia akan selalu diawasi Lin Hua dan menjatuhkannya pun jadi lebih mudah.”

Zha Ji memandang Luo Tan kagum. “Tuanku, Anda selicik rubah.”

Mata Luo Tan terpicing seperti busur panah mendengar ucapan Zha Ji. Entah apakah ayam itu tengah menghina atau memujinya.

Namun, kemarahan Luo Tan luntur ketika dirinya teringat kehidupannya di masa lalu. 

“Ya, aku memang selicik rubah,” ucap Luo Tan seraya menatap kosong ke udara dan menembus ruang dan waktu, membayangkan tawa semua orang yang merendahkan dan mengkhianatinya di masa lalu. “Lebih baik menjadi penjahat yang bisa bertahan hidup dibandingkan menjadi orang baik yang secara konyol kehilangan nyawa.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Legenda Sang Kultivator Dewa   Luo Tan Tertangkap Basah

    Luo Tan lebih menyukai alam terbuka ketika bermeditasi. Akan tetapi saat ini dia tidak bisa memilih tempat yang cocok untuknya.Walau kamar yang sekarang ditempatinya memang kurang cocok, Luo Tan memutuskan untuk menerima apa yang diberikan padanya.Mata Luo Tan terpejam, tarikan napasnya melambat ketika dia berhasil memisahkan diri dari kesibukan yang terjadi di sekitar perguruan.Wajahnya melembut seiring jiwanya mulai mengembara melintasi pegunungan yang hijau, hutan lebat tak berpenghuni dan sungai yang mengalir deras.Dia bisa merasakan sejuknya mata air, tenangnya pemandangan Gunung Awan, bebas dari semua emosi yang menjeratnya selama ini.Luo Tan menyatu sempurna dengan alam. Meridian dalam tubuh yang tersumbat perlahan-lahan terbukaKolam Qi dalam dirinya terasa meluap-luap dan menjadi lebih luas. Sehingga Luo Tan merasa tubuhnya juga menjadi lebih ringan.“Tuan sudah berada di tingkat delapan. Biasanya orang lain akan membutuhkan waktu bertahun-tahun agar bisa naik satu tingk

  • Legenda Sang Kultivator Dewa   Zha Ji Mengawasi Lin Hua

    Pelajaran hari itu berjalan dengan damai dan lancar. Setidaknya di permukaan tidak ada gejolak yang berarti.Lin Hua mengajar dengan tenang, sementara murid-murid tingkat satu belajar tekun di bawah pengawasannya mengenai teknik mantra.Selesai pelajaran Luo Tan bergegas pulang ke kamarnya. Tentunya setelah mengantarkan Wei Quan yang terus menggerutu karena tubuhnya terasa nyeri.Pakaian putihnya sudah berganti menjadi pakaian warna hitam. Kalau bukan karena aturan perguruan Merpati Putih yang mengharuskan semua murid baru berpakaian putih, Luo Tan tidak akan mau mengenakannya dengan suka rela.“Anda sudah kembali, Tuan.” Zha Ji berciap girang menyambut kedatangan Luo Tan.Monster jiwa berbulu kuning itu bertengger di atas meja teh. Satu set teh telah terhidang di sana dengan uap tipis yang bergerak di udara.“Zha Ji sudah menyiapkan teh untuk Tuan,” ucap Zha Ji dengan nada bangga. Seperti biasa, sayapnya yang mungil selalu berkepak cepat tiap kali merasa senang.Luo Tan duduk di deka

  • Legenda Sang Kultivator Dewa   Lin Hua Diracun?

    “Wakil Ketua Yun Xiang masih penasaran padamu.” Wei Quan memulai pembicaraan di antara mereka.Luo Tan melirik ke arah Wei Quan tanpa mengatakan apapun. Dia membimbing Wei Quan yang sesekali terhuyung ke depan.Seharusnya dia belum boleh keluar kamar tetapi Wei Quan bosan hanya berbaring sepanjang hari. Dia membujuk Luo Tan dengan susah payah agar bersedia mengajaknya keluar.“Di mata Wakil Ketua kamu bukan murid biasa. Dan itu memang benar, aku sendiri masih tidak mengerti bagaimana bisa murid lemah sepertimu ternyata memiliki elemen ganda.”Bibir Luo Tan semakin menipis. Sejak tadi dia sudah berusaha menyembunyikan kebenciannya pada Yun Xiang tetapi Wei Quan terus saja menyebut nama perempuan itu.Dada Luo Tan bergemuruh karena kebencian dan amarah yang bergulung menuntut untuk diluapkan. Namun, dia berhasil menahannya karena sadar kemampuan Luo Tan saat ini masih belum sebanding dengan Yun Xiang.Dia hanya akan mati konyol untuk kedua kalinya di tangan pengkhianat itu. Nama baik Lu

  • Legenda Sang Kultivator Dewa   Yun Xiang Mulai Curiga

    Hujan deras turun semalam, tetesan air masih terlihat jelas di atas daun sebelum akhirnya terjatuh ke tanah dan bercampur dengan genangan yang perlahan terserap tanah.Sebuah pembakar dupa berbentuk bunga lotus mengepulkan asap tipis. Aroma dupa yang telah familiar mengisi seluruh kamar Yun Xiang sementara pemiliknya baru saja membuka mata.Shen Xixi berdiri di sisi ranjang Yun Xiang untuk membantu gurunya bangun. Gadis berkulit seluruh salju itu membungkuk ketika Yun Xiang bertanya serak padanya.“Bagaimana?”“Dia terlihat tidak peduli, Wakil Ketua.”Yun Xiang mengerutkan kening. “Tidak ada reaksi darinya?”Shen Xixi kembali menggeleng. Dia bergegas mengambil pakaian yang sudah dipersiapkan olehnya tadi malam.“Wakil Ketua, Anda tidak penasaran dengan nasib Yu Fang?” tanyanya hati-hati seraya membantu Yun Xiang berpakaian.Yun Xiang hanya mendengus sinis. Wajahnya yang cantik tampak kontras dengan tatapannya yang dingin dan kejam.Hanya beberapa orang yang tahu seperti apa sifat Yun

  • Legenda Sang Kultivator Dewa   Kamu Bukan Chen Yi

    “Sudahlah. Biarkan saja dia beristirahat dulu sampai menjadi lebih tenang.” Hu Lei menepuk pakaiannya dari bubuk ramuan yang tercecer ketika mengobati Wei Quan.“Aku akan menemaninya sebentar,” ujar Luo Tan.Hu Lei segera menyetujui tawaran Luo Tan. Dia melirik ke arah Wei Quan yang masih memandang ke arah junior mereka dengan tampang bodoh.“Jaga dia dengan baik. Jaga temperamennya agar lebih terkendali.”Hu Lei meninggalkan kamar tersebut setelah meninggalkan pesan pada Luo Tan. Dia harus segera melaporkan keadaan Wei Quan pada Lin Hua.“Kepalamu masih sakit, Senior Wei?” Luo Tan bertanya tanpa mendekati Wei Quan.Wei Quan masih memandang Luo Tan. “Aku tahu kamu berbohong.”“Kenapa aku harus berbohong?”“Aku tidak tahu.” Wei Quan mengangkat tangan untuk mengusap pelipisnya yang bengkak. “Ingatanku memang samar-samar tetapi aku ingat di sana ada Yu Fang dan anak buahnya.”“Mungkin Senior hanya bermimpi.”“Mimpi?” Wei Quan tertawa pendek lalu meringis kesakitan. Dia tidak berada dalam

  • Legenda Sang Kultivator Dewa   Wei Quan Linglung?

    ‘Chen Yi tidak mungkin memiliki kemampuan sebesar ini!’ Mata Yu Fang terbelalak lebar ketika menyadari kemungkinan tersebut.Namun, dia tidak memiliki kesempatan untuk berpikir lebih jauh karena Luo Tan kini sudah berada di dekatnya. Gerakan Luo Tan begitu cepat sehingga membuat Yu Fang gelagapan.Sisa-sisa energi Qi di dalam tubuhnya segera ditarik untuk membuat pedang tetapi lagi-lagi Yu Fang gagal melakukannya.“Akh!” Teriakannya tertahan di kerongkongan yang terasa kering. Dua bilah jarum ditusukkan ke saraf pipa suara Yu Fang, jangankan berbicara bahkan dia tidak lagi dapat mengeluh.“Tentu saja aku bukan Chen Yi yang kalian kenal dulu.” Luo Tan menatapnya dengan sorot mata geli. “Apa kalian tidak bisa merasakan perbedaannya sama sekali?”Bola mata Yu Fang berputar ke belakang, tubuhnya jatuh ke tanah tanpa sempat memikirkan jawaban atas pertanyaan Luo Tan.***Wei Quan membuka mata pelan-pelan, tusukan sinar matahari membuatnya mengernyit karena silau.“Ini di mana?” Dia mengern

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status