Beranda / Fantasi / Legenda Semesta Beladiri / 4. Formasi Pelindung

Share

4. Formasi Pelindung

Penulis: Ershita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-26 22:57:30

Darah pun tampak mengalir dari luka gores di lehernya menandakan pedang yang menempel di lehernya itu sangat tajam. Liar yang masih bersembunyi sambil memegang Caping Basunanda yang baru saja dia gunakan untuk memotong tangan pemimpin bandit.

Matanya terlihat memicing dan kembali melemparkan capingnya dengan kecepatan luar biasa.

SIIIUUUTTT...!

CRAAASSS....!

Kepala bandit yang baru saja berteriak tampak mencelat ke udara dan tanpa ada darah sedikit pun. Auara kematian yang Liar gunakan ternyata cukup efektif untuk membuat luka tanpa darah tetapi dengan efek rasa sakit yang mengerikan. Caping yang di lemparkan oleh Liar tidak berhenti sampai di situ, tetapi terus berputar dan menebas kepala dua orang bandit lagi yang masih menyandera gadis - gadis dewasa itu.

Dengan fikirannya, Liar merubah capingnya menjadi cukup besar dan menutupi tiga orang gadis dewasa itu.

PLOK...! PLOK...! PLOK...! PLOK...!

"Luar biasa jantannya kalian sebagai kaum pria, berjumlah puluhan orang dan menganiaya tiga orang perempuan...! Terpuji.. sungguh perbuatan yang sangat terpuji dan mebanggakan bagi para iblis di neraka...!" cibir Liar dan berkelebat menyerang ke sembarang  arah dimana anggota bandit berdiri.

PRAAAAKKK..! PRAAAAKKK..! PRAAAAKKK..! PRAAAAKKK..!

Suara memilukan dari tempurung kepala yang remuk terus bergema tanpa jeritan sedikit pun.

SLAAAPP...!

Pemuda berpakaian serba hitam dan berjubah kumal hitam muncul lagi di tempatnya semula.

"Itu hanya sebagian kecil saja hadiah dariku..., kalian pergi sekarang juga atau aku dengan sangat terpaksa akan mengantarkan nyawa kalian ke Dewa Yoma..." gertak Liar.

Dua puluhan anggota bandit yang tersisa tampak gemetar ketakutan melihat teman - teman mereka sudah tewas dengan kepala remuk. Mereka menatap pemuda misterius yang terlihat tidak memiliki kultivasi namun mampu melakukan apa yang bisa dilakukan oleh para kutivator.

BUUUUZZZZ...!

Aura penindasan Liar menyeruak diselimuti aura kematian dan kekacauan membuat para bandit itu langsung terkapar di tanah sambil meminta ampun. Liar yang sudah kesal karena pertanyaannya diabaikan langsung meledakkan tubuh mereka semua menjadi kabut darah dalam sekali hentakkan auranya.

BOOOMMM...!!

Tubuh orang - orang itu benar - benar meledak tanpa sisa, hanya terlihat cekungan dangkal di tempat mereka tergeletak sebelumnya. Kejadian itu ternyata tidak luput dari dua orang pengawal kereta yang masih hidup meskipun dengan tubuh penuh luka.

Mereka hanya bisa menelan savila melihat kekejaman pemuda misterius itu membunuh para bandit. Tubuh mereka menggigil ketakutan bahkan salah satu dari mereka sampai kencing di celana. Liar yang merasakan ada nafas yang masih hidup pun menghampiri sumber dari nafas tersebut.

Melihat orang yang masih hidup dan penuh luka itu bukan bagian dari para bandit, Liar pun mencoba untuk menunjukkan senyum ramah namun malah membuat keduanya pingsan karena ketakutan.

"Brengseekk...! kalian anggap aku ini bangsa iblis yang ketika tersenyum manis pun masih terlihat sangat mengerikan...!" gerutu Liar sambil menyalurkan aura kehidupannya untuk menyembuhkan luka - luka mereka.

Liar pun mengambil kembali capingnya dan melesat ke atas pohon tanpa disadari oleh ketiga gadis dewasa yang dia selamatkan. Mereka bertiga tampak mendekati kereta kuda milik mereka dan melihat dua sosok tampak terhuyung - huyung bangkit dari pingsannya sambil mengamati seluruh tubuhnya yang sudah tidak memiliki luka satu pun.

"Xiang Jin... apakah pemuda aneh itu yang menolong kita..?" tanya Xiang Gong pada rekannya.

"Aku rasa pasti dia yang menolong dan menyembuhkan kita, karena aku tidak melihat orang lain selain dia.." jawan Xiang Gong

Saat mereka masih diliputi pertanyaan tentang sosok misterius yang menyelamatkan mereka, tiba - tiba sebuah suara merdu menyapa mereka berdua.

"Ah... kalian rupanya sudah siuman dan kemana pemuda misterius itu.." tanya salah satu gadis dewasa yang pertama kali di selamatkan oleh Liar.

Kedua pengawal klan Xiang itu pun hanya bisa menggelengkan kepala karena tidak tahu sama sekali kemana pemuda aneh itu pergi. Mereka berlima pun tampak kompak memperbaiki beberapa bagian kereta mereka yang rusak sambil berharap sang penyelamat mereka itu datang menemui mereka.

Sementara Liar yang berada di atas pohon tidak jauh jauh dari mereka hanya menatap datar namun ada sedikit rasa kagum terhadap tiga gadis dewasa itu. Liar berfikir bahwa semua Nona Muda atau Tuan Muda suatu klan sama seperti mereka, ramah dan sopan serta mau menerima siapa pun sebagai teman.

Tidak lema kemudian lima orang klan Xiang itu pun selesai memperbaiki kereta mereka. Akan tetapi mereka sedikit bimbang untuk melanjutkan perjalanan karena hari sudah senja, mereka khawatir mengalami kejadian yang sama.

"Sebaiknya kalian bermalam di tempat ini... aku akan menjamin keselamatan kalian...!" gema suara yang familiar di telinga mereka.

Suara Liar yang bergema dari berbagai arah membuat mereka berlima celingukan mencari dimana sumber suara itu berasal, akan tetapi mereka tidak dapat menentukan dimana sebenarnya suara itu berasal.

Dan saat mereka masih sibuk menyiapkan segala sesuatu unruk bermalam, mereka melihat delapan titik cahaya jingga dengan radius sekitar lima puluh meter membentuk sebuah kurungan transparan.

"Formasi pelindung...!" gumam Xiang Jin.

Keempat Xiang Gong dan yang lainnya pun menatap ke atas menyaksikan dengan jelas cahaya jingga transparan mengurung tempat mereka beristirahat.

"Tak ku sangka dia masih ada di sekitar kita dan kembali mengulurkan tangan dinginnya untuk menolong kita..." gumam Xiang Mei salah satu dari Nona Muda Xiang.

Sementara Liar di atas pohon acuh tak acuh dan memilih berkultivasi untuk melanjutkan memahami penggabungan dua esensi beladiri yang dia kuasai. Liar terus menerus memutar ingatannya secara mendalam tentang teknik - tenik beladirinya. Dia juga terus menerus melakukan simulasi dalam angan angannya untuk mencari cara yang lebih praktis dalam pemahamannya.

Hingga saat tengah malam semua orang termasuk Liar dikejutkan oleh suara ledakkan yang cukup keras menghantam formasi pelindung yang didirikan oleh Liar. Rupanya segerombolan serigala api sedang membombardir formasi pelindung itu. Menyadari mereka hanya binatang spiritual tingkat empat, Liar tidak menggubrisnya dan kembali melanjutkan kultivasinya.

Berbeda dengan orang - orang dari klan Xiang, mereka terlihat sangat cemas dan khawatir kalau - kalau formasi pelindung itu hancur dan mereka akan mengalami nasib yang lebih tragis dari sebelumnnya.

Tidak mau terjadi apa - apa dengan ketiga Nona Mudanya, Xiang Jin dan Xiang Gong berniat untuk mengusir gerombolan serigala api itu. Namun kembali suara Liar bergema dan meminta mereka untuk tetap tenang memberi tahu mereka bahkan jika itu bintang spiritual tingkat tujuh tidak akan mampu menghancurkan formasi pelindung miliknya.

"Siapa pun kamu dan dimana pun kamu aku Xiang Mei mewakili semuanya mengucapkan terima kasih kepadamu karena sudah mau melindungi kami.." ujar Xing Mei

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Legenda Semesta Beladiri   35. Rubah Tua Yang Malang

    Tetua Pertama yang melihat Liar ada di samping Gagak Jiwa tampak tersenyum lega karena orang yang bisa menjadi sumbel malapetaka sudah kembali."Syukurlah Tuan Muda Liar sudah kembali dalam keadaan selamat, tetapi siapa lelaki paruh baya tampan di sampingnya?" batin Tetua Pertama."Tetua Pertama, lelaki itu adalah si Gagak Jiwa. Beri tahu para Tetua yang masih lurus untuk tidak memprovokasi binatang iblis yang bersama bocah beku itu.." ujar Leluhur Pertama melalui transmisi suara.Tetua Pertama tampak mengangguk mengerti dan mengirimkan suaranya melalui transmisi suara kepada beberapa Tetua. Sementara Tetua Agung yang sedari tadi bersembunyi di lipatan dimensi menjadi gemetaran melihat Liar masih hidup dan kembali bersama bintang iblis paling menakutkan."Keparat! Bocah sialan itu kenapa masih hidup dan terlihat baik - baik saja bahkan datang bersama bintang iblis yang Leluhur Pertama saja kesulitan menghadapinya..." batin Tetua Agung.Jantungnya tiba - tiba berdegub kencang saat Liar

  • Legenda Semesta Beladiri   34. Terobosan Gagak Jiwa

    Liar mengitari batu bulat kehijauan itu dengan sedikit mengedarkan kekuatan jiwanya. Dan seketika batu bulat besar itu merespon dengan bergetar dan mulai melayang hingga satu kaki serta memancarkan aura kekacauan dan aura kematian yang sangat pekat membuat Liar merasa sangat gembira."Tuan Muda, selubungi batu itu dengan kekuatan jiwamu dan tariklah masuk ke dalam lautan energi dantianmu.." ujar pecahan jiwa tua tiba - tiba.Tanpa menunggu instruksi berikutnya, Liar menyelimuti batu bulat kehijauan itu dengan kekuatan jiwanya dan meletakan batu itu di dalam dantianya. Liar pun mengambil sikap Lotus dan memasuki lautan energinya untuk melihat ada reaksi apa yang akan di timbulkannya.Dan benar saja, energi gabungan dari seni Kultivasi dan seni Pendekar tiba - tiba bergetar dan berputar sangat cepat.WUUUUNNG!SIIIUUTT!BUUUZZ!Batu bulat kehijauan itu terhisap ke dalam pusat energi milik Liar dan sekarang berada di tengah pusat energi itu seolah - olah menjadi intinya. Hal itu membuat

  • Legenda Semesta Beladiri   33. Pecahan Jiwa Misterius

    BUUUZZZ!Liar bersama Gagak Jiwa dihempaskan begitu melewati portal dunia rahasia hingga nyaris terjerembab."Tempat apa ini Senior?" tanya Liar sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh area yang terjangkau oleh pandangannya."Ini dunia rahasia yang aku sendiri tidak tahu namanya meski sudah menguasai tempat ini selama ribuan tahun. Aku akan mengantar Tuan ke suatu tempat yang selalu gagal aku masuki.." jawab Gagak Jiwa penuh semangat.Namun pembawaan Liar yang sangat dingin hanya terlihat biasa saja mendengar penjelasan Gagak Jiwa. Mereka pun menuju tempat yang dimaksud oleh Gagak Jiwa. Setelah terbang selama dua jam akhirnya mereka sampai di sebuah bukit batu yang berwarna hitam kelam.Liar tampak terkejut saat merasakan energi jiwa yang luar biasa terpancar dari sebuah celah sempit yang ada di sisi bukit. Dengan tenang Liar mendekati celah itu meskipun Gagak Jiwa melarangnya namun dia tetap melangkah dengan mantap.SWWOOOSSHH!Tiba - tiba serangan jiwa yang sangat mengerikan meng

  • Legenda Semesta Beladiri   32. Ancaman Senjata Makan Tuan

    Gagak Jiwa melakukan serangan demi serangan main - main penuh kegembiraan disertai tawa mengejek yang tidak pernah berhenti."Hahahahah! Ayo manusia - manusia sombong dan penuh iri dengki, di mana kesombongan kalian sebelumnya?" ejek Gagak Jiwa sambil terus menyerang.Pan Liang merasa sangat kesal meskipun menyadari dia tidak akan mampu meski hanya menghadapi kekuatan main - main Gagak Jiwa. Namun rasa egois dan angkuh yang sudah membatu dalam hatinya membuat dia lupa daratan dan memandang tinggi dirinya sendiri."Ayo gunakan formasi tempur kita! Aku yakin bisa membuat gagak sialan ini terluka!" teriak Pan Liang kepada teman - temannya.Mereka pun membentuk formasi tempur yang selama ini mereka banggakan dalam pertarungan berkelompok. Mereka bergerak dinamis saling silang menyusun serangan yang memang sedikit berhasil membuat Gagak Jiwa kerepotan. Akan tetapi dengan kecepatannya, Gagak Jiwa mampu membalikkan keadaan.Setiap kibasan tongkat Gagak Jiwa terus mereduksi kesadaran jiwa Pan

  • Legenda Semesta Beladiri   31. Percobaan Mematikan

    "Wooii bocah udik! Jangan sombong dan pamer di depanku!" hardik Pan Liang penuh amarah."Ooohh.. sudah sampai kalian. Heeii... senior Pan, apa masalahmu hingga terlihat sangat marah? Aku hanya istirahat sambil menunggu kalian.." jawab Liar sambil tersenyum mengejek.Pan Liang semakin meradang melihat ejekan Liar secara terang - terangan dan bersiap untuk menyerangnya namun di cegah oleh teman - temannya. Pan Liang awalnya sempat berontak namun akhirnya menyadari ucapan teman - temannya dan memilih untuk diam.Liar sendiri hanya menatap tajam mereka dengan tatapan yang sangat dingin. Dan sebagai pelampiasan kekesalannya, Liar mengetuk batu tempatnya tiduran dengan jari telunjuknya.BLAAARR!Batu besar itu pun hancur berkeping - keping membuat teman - teman Pan Liang terkejut dengan wajah pucat. Sementara Pan Liang sendiri merasa jantungnya berdebar keras namun tetap bersikap sombong dan angkuh."Apa kita hanya akan mematung di tempat ini saja? Kapan kita akan sampai di tempat tujuan...

  • Legenda Semesta Beladiri   30. Dukungan Tetua Pertama

    Liar sengaja tidak mengejar binatang iblis spiritual yang terpental namun mengeluarkan pedang bobrok yang kini terlihat lebih mengerikan. Seluruh bilahnya yang berwarna hitam pekat terlihat seperti bulu elang di permukaannya dan kedua sisi tajamnya bergerigi seperti bulu yang rusak oleh angin.Benang - benang jiwa bergoyang di setiap ujung gerigi pada mata pedangnya, sementara aura kekacauan bersinar redup tipis di tengah bilahnya membuat penampilan pedangnya terlihat mengerikan. Binatang iblis spiritual menatap Liar dengan tatapan membunuh dan penuh kebencian."Manusia tidak tahu diri! dengan kekuatan kecilmu itu kau berani menantangku, maka terimalah kematianmu!"WUUUTTT!Bola energi sebesar kelapa dengan aura kekerasan melesat ke arah Liar namun Liar sama sekali tidak panik dan merentangkan kedua tangannya dengan senyum mengejek.PERTAHANAN BADAI JIWA!BOOOMM!Bola energi itu menghantam tubuh Liar dengan telak hingga menimbulkan getaran di sekitarnya disertai asap dan debu yan begi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status