Home / Romansa / Lelaki Idaman / Kehidupan Baru

Share

Kehidupan Baru

Author: Ratu
last update Last Updated: 2021-01-02 18:25:38

Satu tahun berlalu.

Aku yang sudah resmi menyandang status janda pindah dari kota asalku. Sejak memutuskan untuk keluar dari rumah yang aku tinggali bersama Adi, aku tinggal di rumah orang tuaku. Sekarang aku keluar dari rumah mereka dan ingin memulai hidup baru di lingkungan yang baru. 

Letak rumah orang tuaku yang tidak terlalu jauh dari rumah yang pernah aku tempati berdua dengan Adi adalah salah satu faktor yang membuatku melakukan ini. Ada seseorang yan pernah berkata padaku, cara terbaik untuk melupakan seseorang adalah tidak lagi menjalin interaksi dengan orang tersebut.

Di dalam benakku, aku belum memiliki keinginan untuk memulai kembali hubungan pernikahan dengan siapa pun. Selama satu tahun kesendirianku, sudah banyak lelaki yang memintaku untuk menjadi istrinya. Sayangnya, perselingkuhan Adi meninggalkan luka yang teramat dalam di hatiku. Aku seperti mati rasa dan tidak memiliki keinginan untuk menikah. 

Kegagalan dalam pernikahan memang sering menimbulkan trauma tersendiri bagi sebagian oran dan aku termasuk salah satu dari mereka. Setiap lembar kegagalan yang terangkum dalam buku hitam pernikahanku dan Adi masih begitu jelas isinya. Bagiku, kegagalan itu bukan tidak mungkin akan terulang kembali.

Beberapa temanku justru memberikanku dorongan untuk segera menikah lagi, melupakan Adi dan hidup bahagia. Bagiku, semuanya tidak sesederhana itu. Setelah gagal, aku tidak ingin gagal lagi untuk kedua kalinya. Aku ingin menata kembali puzzle hidupku perlahan, satu persatu, dan sangat hati-hati.

Sekarang aku tinggal di sebuah kota yang cukup padat penduduknya. Menempati sebuah kontrakan dengan fasilitas yang lumayan. Aku sengaja memilih tempat yang minimalis untuk menekan pengeluaranku. Ruangan yang aku tinggali adalah sebuah rumah dengan ukuran sedang dua lantai dan aku hanya menyewa lantai dasarnya saja. Aku pergi berbekal uang hasilku bekerja selama aku tinggal bersama orang tua. Beberapa hari belakangan aku baru saja diterima bekerja sebagai cleaning service di sebuah rumah sakit yang cukup terkenal di kota ini. 

Pagi ini adalah hari pertama aku masuk kerja. Aku berpakaian apa adanya. Kaos panjang yang sedikit kebesaran hingga hampir selutut dan celana jeans sebagai bawahannya. Jilbab instan bertengger di kepala untuk menutupi rambut panjangku. Tidak lupa, aku juga mengenakan kaos kaki. Lagipula, di sana nanti aku akan ganti dengan baju seragam khusus. Kebetulan pihak rumah sakit tempatku bekerja mengizinkan pekerjanya untuk mengenakan hijab. 

Aku bukanlah wanita suci. Kehidupan masalaluku sebelum menikah tidak sebaik sekarang. Aku dulu belum berhijab dan berpakaian layaknya wanita pada umumnya. Dengan rambut tergerai dan juga pakaian ketat pas badan. Sejak menikah dengan Adi, aku memutuskan untuk berpenampilan tertutup. Meskipun Adi tidak setuju dengan keputusanku, aku tetap melaksanakannya. Semua bermula saat aku melihat sebuah postingan di laman Instagram tentang kewajiban seorang wanita menutup auratnya. Aku pikir, aku harus memulai untuk menutup diriku. 

Mungkin hal ini yang membuat Adi akhirnya berpaling, tetapi aku tidak menyesal. Dengan menutup diriku aku akhirnya mengetahui kalau Adi tidak pernah tulus mencintaiku. Dia hanya mencintai kemolekan fisikku yang terbuka. Entah mengapa, kejadian ini semakin membuatku bertekad untuk berpakaian dengan baik dan benar menurut kepercayaanku.

Karena jarak yang tidak terlalu jauh, aku menggunakan jasa ojek online khusus wanita untuk mengantarku ke lokasi kerja.  Tentu saja aku tidak ingin sembarangan menggunakan jasa angkutan umum. Sebagai seorang wanita apalagi dengan statusku yang sekarang, aku harus menjaga diriku dengan sebaik-baiknya. 

Seorang janda adalah status yang sangat sensitif. Ramah terhadap siapa saja dianggap genit, acuh dibilang jual mahal. Serba salah, tetapi aku tidak takut. Aku tidak keberatan dengan statusku sekarang. Aku bisa tersenyum dari hati. Bukan hanya sebatas ulasan bibir. Ya, aku bahagia berpisah dengan Adi. 

Sesampainya rumah sakit tempatku bekerja, aku bergegas ke ruang ganti khusus karyawati yang kemarin ditunjukkan oleh petugas yang menerimaku bekerja.  Mengganti pakaianku dengan pakaian khusus lalu mengambil beberapa peralatan untuk membersihkan lantai. Seperti sapu dan juga kain pel. 

Suasana rumah sakit masih sangat sunyi. Aku sempat melirik jam tanganku, masih menunjukkan  pukul enam pagi. Suasana yang sunyi itu membuat suara tepukan sendal jepitku menggema.

Aku tidak bekerja sendiri. Ada beberapa pekerja lain. Aku juga memiliki area yang harus dibersihkan. Setiap kami memiliki area kerja masing-masing. 

Aku bertugas di bangunan yang khusus untuk area Dokter Spesialis. Di bangunan itu berisi deretan ruangan-ruangan khusus. Mulai dari ruangan spesialis mata, kulit, penyakit dalam, anak dan lain sebagainya. 

Aku tidak keberatan menjalani pekerjaanku sekarang. Aku sadar diri, pendidikanku tidaklah tinggi. Di zaman seperti sekarang, semua pekerjaan harus menggunakan ijazah dan juga tidak jarang yang harus menggunakan uang pelicin. 

Aku hanya ingin bekerja dengan nyaman, meskipun menguras tenaga. Pekerjaan ini membuatku mengenang masa-masa pacaran dengan Adi. Dulu dia sering menjemputku pulang dan terkadang mengantarku ke tempat kerja. Dia terlihat begitu manis dan sangat menyayangiku. Sayangnya semuanya tidak berlangsung lama. Rasa cinta Adi padaku ternyata luntur seiring waktu. 

Aku mendengar suara ketukan sepatu menggema, mengisi setiap sudut kosong tempatku membersihkan lantai. Aku penasaran dan menoleh ke arah sumber suara. Sungguh, aku terpana pada sosok pria berseragam putih yang sedang berjalan ke arahku. Dia tampak buru-buru. Wajahnya sangat tampan seperti tanpa noda layaknya aktor luar negeri. Aku segera memalingkan pandanganku. Aku tahu aku salah. Tidak seharusnya aku memandangi lelaki sampai seperti ini. 

Aku membiarkan derap kaki itu terus mendekat. Mencoba tidak peduli dengan apa yang aku lihat. Bisa saja, lelaki itu sudah beristri. Lagipula, aku tidak berhak mengira-ngira apapun tentangnya. Dia hanya seseorang yang baru saja ku lihat.

"Permisi, maaf saya sudah mengotori lantai yang baru saja mbak bersihkan." tegur lelaki itu dengan sangat ramah. 

Aku berdiri, membuat diriku menghadap ke arahnya. Dia tersenyum, manis sekali. Senyumnya saja sudah membuat jantungku berdebar. Aku membalas senyumannya senatural mungkin.

"Tidak apa-apa, Dok. Saya tidak keberatan untuk membersihkannya lagi." sahutku. 

"Mbak baru, ya?" tanyanya seraya mengamati wajahku. 

"Benar. Saya baru bekerja hari ini." jawabku sopan. 

"Oh, benar. Saya lupa kalau Mbak Wati yang biasa membersihka  koridor ini cuti melahirkan. Perkenalkan, nama saya Haris." Lelaki itu mengulurkan tangannya. 

"Saya Asma." Aku mengatupkan kedua telapak tanganku sebagai tanda perkenalan. Dia paham, aku tidak bisa berjabat tangan dengannya. 

"Kalau begitu, selamat bekerja. Saya masuk ke ruangan saya dulu." katanya seraya tersenyum lalu meninggalkanku. 

Aku tidak menyangka dia akan seramah itu, tetapi dinilai dari perkataannya, dia dekat dengan semua orang. Terbukti dia juga mengenal baik pekerja sebelumnya. Jadi semua percakapan kami bukanlah hal spesial. 

Aku kembali bekerja. Masih banyak yang belum aku bersihkan. Jam masuk kerja tidak lama lagi, aku harus bergegas.  Dipikiranku muncul sebuah pertanyaan, untuk apa Haris datang sepagi ini?

Aku menyempatkan diri menoleh dan membaca tulisan yang ada di atas pintu masuknya. Dari sana aku tahu, dia seorang Dokter Spesialis Anak. Entah mengapa mengenang lelaki itu membuatku tersenyum. Dia memang benar-benar makhluk ciptaan Tuhan yang begitu indah.

Aku segera menepis isi pikiranku. Tidak ingin terlarut dalam godaan pria berwajah bening itu. Sebenarnya dia tidak menggoda, hanya aku saja yang tergoda. Dia tampaknya seperti lelaki lembut dan perhatian.

Sekali lagi aku menepis pemikiranku. Semua lelaki sama saja. Manis di awal dan akan pahit akhirnya. Rasanya aku sudah cukup puas mengalami kejadian tidak mengenakkan selama menikah dengan Adi. 

Tuhan, apakah aku bisa mendapatkan pengganti yang lebih baik dari Adi? Sampai kapan aku menutup hatiku untuk pria?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lelaki Idaman   Seberkas Harapan

    Aku tidur telentang menatap langit-langit. Sebuah senyuman mengembang dari bibirku. Hari ini semuanya sukses. Meskipun aku sempat panik karena aku lupa kembali ke rumah sakit setelah jam makan siang. Rupanya Haris sudah meminta izin untuk membawaku pergi.Makan siang yang cukup mengesankan berlanjut dengan pemilihan baju yang akan aku pakai saat menikah dengan Haris nanti. Sebuah kebaya sederhana dan bawahan yang juga sederhana kupilih untuk nanti kupakai di hari peresmian hubungan kami. Awalnya Haris tidak setuju, tetapi setelah aku meyakinkannya, dia pun mau mengerti.Seberapa banyak uang yang dia habiskan untuk gaun pernikahan kami, itu tidak menjamin kebahagiaan rumah tangga kami di masa depan. Dulu aku juga memilih gaun terbaik untuk pernikahanku dan Adi, hasilnya kami pisah begitu saja. Dengan sangat sadis dan menyakitkan. Itulah alasan mengapa aku ingin pernikahanku dan Haris sederhana saja."Anak saya sangat manja. Dia masih sering merengek mesk

  • Lelaki Idaman   Harga Tidak Penting

    Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Haris, kami berdua melakukan perjalanan menuju butik langganan keluarganya. Jangan tanya bagaimana perasaanku sekarang, aku sedikit salah tingkah karenanya. Sengaja aku mainkan kedua tanganku untuk mengurangi kegugupan yang perlahan menerpa semakin kencang. Sungguh, meskipun ini bukan untuk pertama kalinya, tetapi tetap saja membuatku kesulitan menahan perasaan gembiraku yang meluap-luap ditambah lagi rasa gelisah yang tercampur menjadi satu kesatuan yang sulit untuk digambarkan."Jangan gugup, ini baru pemilihan pakaian yang akan kamu kenakan. Setelah ini saya akan membawa kamu menemui mama saya."Mataku terbelalak. Aku tidak menyangka kalau hari ini Haris akan me

  • Lelaki Idaman   Kencan Pertama

    Haris membawaku ke tempat makan terbuka. Di rumah makan itu terdapat tanah luas seperti taman yang di dalamnya terdapat rumah-rumah kecil dengan sisi-sisinya yang hanya setengah tempat pengunjung menikmati makanan. Kami berdua melangkah, menuju salah satu dari bangunan itu setelah Haris memesan beberapa makanan pada pelayan.Aku memandangi sekitar. Banyak kolam-kolam yang dibuat di sana. Masing-masing dipenuhi bunga teratai dan bunga air lainnya. Di sana juga ada beberapa patung binatang, membuat nuansa seakan kami sedang mengunjuni kebun binatang. Aku suka sekali dengan konsep tempat makan pilihan Haris. Dia memiliki selera yang bagus dalam memilih tempat yang menjadi tempat kencan pertama kami, meskipun tidak bisa dibilang begitu."Kamu menyukai tempat ini?" tanyanya saat kami sudah memasuki salah satu bilik yang di sediakan."Saya sangat menyukainya. Apakah kamu pelanggan di rumah makan ini? Saya lihat mereka menyambutmu dengan sangat ramah dan juga men

  • Lelaki Idaman   Tidak Masalah

    Aku membersihkan area bagianku seperti biasa. Pernyataan Haris tadi pagi saat mengajak menikah masih terngiang di telingaku. Khusus kalimat itu, deretan kata yang istimewa saat kudengar. Haris ternyata bergerak cepat, dalam hitungan hari dia langsung memintaku menjadi istrinya.Manis, sangat manis. Hatiku nyaris meleleh saat mendengarnya.Mungkin pertemuanku dengan Haris seperti yang dia katakan, kami sudah ditakdirkan. Aku dan Haris sudah sepakat untuk hidup bersama, aku harap seluruh keluarganya juga mau menerimaku. Rasanya, kalau dia menerimaku dan keluarganya tidak, kebahagiaan kami tidak akan sempurna. Terutama aku, aku akan merasa kehidupan rumah tanggaku tidak jauh dari saat bersama Adi.Semalam aku mimpi tentang Haris dan itu menjadi pertanda tentang perasaannya? Kenapa harus mimpi yang memalukan seperti itu? Bayangan Haris memperlakukan aku seperti itu masih membuat bulu kudukku berdiri. Mungkinkah dia juga memimpikan hal yang sama denganku? Ah, sepertiny

  • Lelaki Idaman   Terima Apa Adanya

    Sepanjang perjalanan aku dan Haris menceritakan masalalu kami masing-masing. Ternyata dia sempat kehilangan calon istrinya dalam kecelakaan maut. Selama lima tahun terakhir dia memilih menyendiri. Bukan hanya untuk melupakan kenangan yang pernah dia lalui bersama mantannya, tetapi dia juga sedang menunggu sosok yang tepat untuk menggantikan sosok mantannya tersebut. Aku tidak menyangka kalau diriku yang dipilih oleh Haris untuk menggantikannya.Pernikahan kedua. Aku dulu tidak pernah berpikir akan ada pernikahan kedua di dalam hidupku. Aku pikir pernikahanku dengan Adi akan terus berlanjut sampai nanti, maut yang memisahkan kami berdua. Dia yang aku pikir akan terus ada di sisiku, ternyata menyimpan wanita lain di hatinya. Sangat menyakitkan.Aku harap Haris sesuai dengan apa yang aku lihat. Dia bisa membimbingku ke arah yang lebih baik, mencurahkan kasih sayang yang dia punya sepenuhnya untukku, dan tidak memberi celah kepada wanita lain untuk masuk ke dal

  • Lelaki Idaman   Maukah Kau Menikah Denganku?

    Matahari belum menampakkan sinarnya. Sejak selepas subuh aku sudah siap untuk berangkat bekerja. Menu sarapan yang hanya nasi dan telur ceplok juga sudah terhidang di hadapanku, bersanding dengan secangkir teh dengan asap yang masih mengepul. Aku menggerakkan jari telunjukku melingkar di bibir gelas, diriku memang ada di sini, tetapi pikiranku sedang berkelana.Mimpi yang terjadi semalam seperti nyata. Aku masih sangat ingat dengan jelas setiap potong adegannya. Darahku bahkan terasa berdesir saat mengingat setiap lembar mimpiku. Bagaimana bisa, aku memimpikan hal seperti itu bersama Haris? Apa mungkin pikiranku yang terlalu mesum? Atau mungkin aku terlalu berlebihan memikirkan Haris? Pertanyaan-pertanyaan itu begitu mengganggu pikiranku.Dalam hitungan hari lelaki itu sudah menguasai isi otakku. Dia seperti telah menyerap semua perhatianku tanpa sisa. Padahal aku tahu ini salah, aku tidak seharusnya jatuh cinta pada seorang Haris. Dia sangat jauh dari jangkauanku, ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status