Share

Bab. 4

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-08 22:14:29

“Kau mencoba memanfaatkan aku?”

Dewa merasa saat ini Kalila sedang memanfaatkan. Dia berpikir, Kalila pasti meragukan kemampuannya, sehingga wanita itu dengan berani menyetujui tetapi memberikan syarat tambahan. 

“Tidak! Aku tidak pernah memanfaatkanmu. Tapi, aku yakin kamu tidak akan mampu!” ujar Kalila dengan jujur. “Dan ingat Dewa yang tadi kamu katakan kepadaku, semua itu ada harganya. Termasuk perusahaan ini!”

Dewa benar-benar merasa tertantang untuk membuktikan perkataan Kalila, walaupun dia tidak pernah memiliki sebuah perusahaan. “Baiklah! Aku setuju!”

Bagi Dewa, pantang untuknya menolak tantangan, apalagi dari seorang wanita seperti Kalila.

“Apa kau yakin? Ini perusahaan besar, bukan gerobak gorengan,” ujar Kalila seolah tidak percaya dengan kemampuan Dewa.

“Jangan meragukan aku, Kalila. Kau yang akan menyesal,” jawab Dewa sembari kembali menghisap rokok yang baru saja dinyalakannya dan menikmati kepulan asap putih yang semakin banyak itu.

“Kalau begitu datanglah sekarang kerumahku!” ujar Kalila yang kemudian mematikan sambungan telepon. Ternyata Kalila masih tetap meminta Dewa untuk datang kerumahnya.

“Hei….” Dewa memanggil Kalila dan hanya menggeleng menatap layar ponselnya.

Dewa merasa masuk ke dalam jebakan yang dibuat oleh Kalila. Karena saat dihubungi kembali nomor itu sudah tidak tersambung.

“Dasar wanita tua!” kesal Dewa melempar ponselnya ke atas meja.

Dan pada akhirnya Dewa tidak ada pilihan lain, selain harus menemui Kalila saat ini. Dia yakin tidak akan ada pekerjaan yang lebih baik kedepannya, semua orang pasti akan memandang rendah seorang mantan narapidana ditambah lagi dia adalah anak seorang PSK. Meskipun mulutnya berbusa menjelaskan kalau dia tidak bersalah, orang tidak akan ada yang percaya.

Dengan perasaan yang masih penuh dengan amarah, Dewa meninggalkan rumah kontrakannya.

“Ibu, aku harus pergi ke rumah seseorang. Ingat! Jangan sesekali lagi ibu berani melakukan pekerjaan itu lagi. Aku tidak main-main, kali ini aku benar-benar akan membunuh lelaki itu, siapa pun orangnya!” ujar Dewa berpesan kepada ibunya.

“Aku mampu memenuhi semua kebutuhan kita, Ibu. Dan kita akan segera pindah dari sini,” lanjut Dewa sebelum benar-benar keluar dari rumahnya.

Rasti tidak menjawab sepatah katapun, hanya bisa mengangguk. Dia tahu ancaman Dewa tidak pernah main-main.

Dengan menggunakan ojek online, Dewa kembali menyambangi rumah Kalila, kali ini dia langsung menuju ruangan Kalila.

“Hei, kau mau ke mana?” tanya salah seorang penjaga mengejar Dewa.

“Menemui Kalila!” jawab Dewa menepis tangan orang itu yang berusaha menariknya saat Dewa akan meraih handle pintu ruangan Kalila.

“Jangan sekarang! Ibu Kalila sedang ada urusan!” si penjaga.

Dewa tidak peduli, karena merasa Kalila-lah yang memanggilnya untuk segera datang ke rumah itu.

Braak!

Dewa membuka pintu ruangan Kalila dengan keras.

“Dewa!” panggil Kalila dengan terkejut saat melihat Dewa yang membuka pintu ruangan itu. 

Di dalam sana terlihat Kalila sedang bersama pengawal yang tadi menjemputnya di penjara. “Bukankah kamu yang meminta aku datang ke sini?” tanya Dewa sambil mengernyitkan keningnya dan bingung melihat ada hal yang aneh. “Apa yang kalian lakukan?” 

Apalagi saat melihat Kalila merapikan roknya juga si pengawal yang tampak memasang kancing blazernya. Sedangkan penjaga yang tadi melarang Dewa masuk sudah pergi entah ke mana, mungkin dia ketakutan karena mengganggu Kalila.

“Tidak ada, Desti hanya sedang membantuku mengusir kecoa yang masuk ke bajuku.” Kalila menjelaskan, sembari berdiri kikuk, mencoba menghampiri Dewa. “Aku memang memintamu ke sini, aku hanya tidak percaya kamu datang secepat ini.”

Dewa tak bertanya lebih lanjut. Dia pun memutuskan untuk mempercayai alasan Kalila barusan.

“Duduklah,” ucapnya singkat pada Dewa. Kemudian, Kalila menatap sang pengawal dan berkata lembut, “Desti, silakan tinggalkan ruangan ini. Ada hal penting yang harus aku bicarakan kepada Dewa.”

Perempuan muda itu hanya mengangguk dan meninggalkan ruangan itu dengan cemberut, bahkan dia mendelik saat melihat ke arah Dewa. Membuat Dewa hanya menggelengkan kepalanya.

Kalila berjalan menuju meja kerjanya, dan terlihat membuka laci di mejanya.

“Tandatangani ini!” ujar Kalila sembari menyodorkan dua lembar kertas kepada Dewa.

“Apa ini?” tanya Dewa penasaran.

“Baca sendiri!” jawab Kalila dengan ketus.

Ternyata itu adalah surat perjanjian yang sudah dibuatkan oleh Kalila. Bahkan secepat itu Kalila menyiapkan semuanya.

Dewa meraih kertas itu dan mulai membacanya, Kalila membuatkan perjanjian terpisah antara perjanjian pernikahan kontrak mereka dengan perjanjian pengalihan perusahaan.

Lembar pertama adalah surat perjanjian kontrak pernikahan selama sepuluh tahun, setelah itu mereka akan bercerai. Dan hal yang sangat aneh ada salah satu point yang menyatakan mereka tidak harus tidur bersama. 

‘Ternyata dia hanya ingin status saja dalam pernikahan itu.’ Dewa membaca dengan cermat perjanjian tersebut.

Dan lembar yang kedua adalah perjanjian atas perusahaan yang diberikan oleh Kalila. Jika dalam jangka waktu 3 tahun Dewa tidak bisa membuat perusahaan untung minimal 50% dari target, maka perusahaan akan kembali ke tangan Kalila.

“50% dari target?” tanya Dewa menatap heran ke arah Kalila.

Kalila mengangguk. “Selama ini keuntungan perusahaan itu tidak pernah dibawah 50% dari target. Kalau kamu tidak mampu, itu artinya kepemimpinan kamu yang patut dipertanyakan,” ujarnya santai, kemudian menuangkan minuman beralkohol ke gelas dan meminumnya hingga tandas. 

Tanpa pikir panjang Dewa menandatangani surat tersebut. Dia menyetujui semua yang ada. Toh ini hanyalah sebuah pernikahan kontrak, dan hanya 10 tahun. Setelah itu mereka akan bercerai. Artinya saat mereka bercerai Dewa masih berusia 33 tahun, itu usia yang sangat matang, dia tidak terlalu tua. Setelahnya dia akan dengan mudah menikahi gadis yang lebih muda karena dia sudah memiliki perusahaan.

Setelah menandatangani perjanjian itu Dewa menyunggingkan senyumannya.

“Pernikahan ini akan dilaksanakan besok!” ujar Kalila saat kembali menerima lembaran yang sudah di tandatangani oleh Dewa.

“Hah?!” Dewa sangat terkejut mendengar apa yang Kalila sampaikan. 

“Secepat itu?” tanya Dewa heran.

“Lebih cepat lebih baik!” jawab Kalila yang kemudian menyalakan rokoknya kemudian menghembuskan asap rokoknya di depan muka Dewa.

Dewa hanya menghela nafas berat. Wanita yang berada di depannya itu sepertinya sudah tidak sabar dengan pernikahan mereka yang membuat Dewa heran sebenarnya apa tujuan Kalila ingin menikah dengannya.

“Bawa ibu kamu atau cukup kamu datang sendiri saja tidak apa. Karena pernikahan ini hanya berlangsung sederhana!” lanjut Kalila santai sambil tangannya sibuk menari di layar ponselnya.

“Apa tidak bisa diundur?” tanya Dewa yang merasa belum membicarakan semuanya kepada ibunya. Dia tahu Rasti pasti akan sangat terkejut dengan rencana pernikahan yang mendadak ini apalagi Dewa akan menikah dengan perempuan yang jauh lebih tua darinya.

“Tidak bisa! Kita harus segera menikah.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 128

    "Kok bisa seperti ini?" tanya Dewa pelan."Surat apa?" tanya Rasti yang heran melihat perubahan ekspresi di wajah Dewa. Seperti sedang menyimpan sesuatu yang sangat berat.Dewa memberikan selembar surat tersebut kepada Rasti. Dan dari membaca kop nya saja Rasti tahu kalau surat itu adalah dari pengadilan."Gugatan dari Kalila?" tanya Rasti lagi."Bukan.""Terus?""Ini surat putusan perceraian. Kalila begitu pintar, entah kapan dia memasukkan gugatan dan sidang tahu-tahu sudah ada keputusan seperti ini," ujar Dewa lagi sambil menggeleng.Bahkan Dewa sendiri sangat heran saat mendapati surat itu dikirimkan ke rumahnya, karena seharusnya yang bersangkutan harus mengambil sendiri."Betapa matangnya persiapan kamu, Kalila. Sehingga aku tidak sadar apa yang kamu lakukan," gumam Dewa lagi sembari berlalu menuju kamarnya."Dewa, suratnya kamu simpan. Dan lebih baik seperti ini. Kamu tidak pernah mengkhianatinya, dan ini adalah keputusan Kalila sendiri," ujar Rasti, dan dalam hatinya Rasti ter

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 127

    “Terserah papa mau percaya atau tidak, yang pasti saya memiliki semua buktinya. Dan dibawa ke jalur hukum pun semua akan percuma. Karena saya memang memiliki bukti yang kuat, dan juga penjual perusahaan itu juga adalah pemilik perusahaan itu sendiri,” jawab Dewa pelan.“Kau pikir aku akan percaya!” teriak William.Dewa hanya bisa menghela nafas berat mendengar semua apa yang William katakan.“Kau tunggu saja, Dewa! Kau pasti akan hancur! Kembalikan KL Group biar aku maafkan engkau!” teriak William.“Akan aku kembalikan jika Kalila yang minta!” Tut!Setelah mengatakan demikian Dewa mematikan sambungan telepon kepada William. Dia tidak ingin melanjutkan pembicaraan kepada William. Karena dia tahu William tidak akan pernah percaya dengan apapun yang dia katakan. Dan William pastinya akan tetap menyalahkannya.“Dia baru tahu, dan ini artinya babak baru pasti akan di mulai,” gumam Dewa pelan.“Pekerjaan selanjutnya akan lebih berat, baik Deka maupun Kalilagara pastinya akan menjadi target

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 126

    “Kenapa? Apa ibu salah? Ibu rasa semua yang ibu katakan itu benar, dan kamu juga sudah mengetahuinya. Tapi, kamu selalu menepisnya dan seolah-olah kamu tidak tahu!”Ternyata Rasti semakin menjadi, bukannya dia berhenti saat mendengar Dewa mulai emosi malah Rasti semakin meninggikan suaranya.“Untuk apa kamu sedih dengan kepergian mereka, seharusnya ini adalah awal yang baik untuk kamu! Kamu bisa menjadi seperti kamu yang seharusnya!”“Ibu, tolong berhenti. Biarkan Dewa berpikir untuk semua ini,” ujar Dewa pelan dengan pandangan Dewa yang memelas meminta Rasti untuk tidak lagi melanjutkan perkataannya.Dewa tahu kalau Rasti memang tidak merestui dengan Kalila, namun selama ini Rasti tidak pernah mengungkapkan keberatannya secara langsung. Mungkin saat ini Rasti merasa takut karena sumber kekayaan mereka berasal dari Kalila.“Ibu sudah mencoba untuk menerima Kalila dalam beberapa tahun ini, ibu sudah mencoba untuk mengerti perasaan kamu. Namun, belakangan ibu tahu kalau dia adalah penyu

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 125

    "Aku tidak bisa menahanmu lagi," ujar Dewa pelan sembari memegang tangan Kalila dengan erat. Dia tidak menyangka kalau ternyata hubungannya dengan Kalila akan seperti ini."Jangan lupa hidup bahagia," ujar Kalila dengan suara yang serak.Sebenarnya dalam hati Kalila terasa begitu berat meninggalkan Dewa. Karena jujur dalam hatinya dia sudah jatuh cinta kepada Dewa. Namun, Kalila terus berusaha menyangkalnya.Dia jatuh cinta bersamaan dengan Danaya juga jatuh cinta kepada lelaki yang sama. Sehingga tidak ada pilihan baginya selain pergi meninggalkan Dewa. Dia tidak ingin Danaya semakin menjadi-jadi mengharapkan Dewa karena dia juga tidak ikhlas meskipun Danaya adalah anaknya sendiri.Disamping menjauhkan Danaya dari Dewa, kepergian Kalila juga untuk menjauhkan Danaya dari ambisi William. Kalila tidak akan membiarkan anaknya menjadi korban keserakahan keluarganya."Jangan lupa hubungi aku dimanapun kamu berada. Aku butuh kabar dari kamu yang akan membuat aku tenang," ujar Dewa sambil me

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 124

    "Aku harus menyusulnya" teriak Kalila marah dan segera berbalik arah.Bahkan Kalila lupa kalau dia ingin berganti pakaian tujuannya pulang.Hap!Dewa menahan tangan Kalila dan kemudian menggeleng, dia tidak ingin Kalila menyelesaikan masalah dalam keadaan emosi."Biarkan saja dulu," ujar Dewa pelan.Kalila menepis tangan Dewa dengan erat."Biarkan gimana? Kamu dengar sendiri kan apa yang akan papa lakukan kepada Danaya? Bagaimana kamu akan membiarkannya? Atau kamu memang setuju dan mendukung papa agar aku tidak pergi?" tanya Kalila yang meluapkan amarah yang tidak terbendung itu.Pikirannya saat ini benar-benar kalut. Bagaimana kalau terjadi sesuatu kepada anaknya itu? Dia tidak mau anaknya yang tidak mengerti apapun menjadi korban kakeknya. Dia tidak ingin Danaya dimanfaatkan oleh William.Dewa membimbing Kalila untuk duduk di sofa depan televisi, dengan menggenggam tangan Kalila, Dewa mulai berbicara secara lembut dan pelan."Tidak mungkin papa akan memaksa Danaya sekarang. Papa pas

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 123

    “Aku tidak gila, cobalah kamu lihat video itu. Mungkin itu tidak dengan kualitas bagus, tapi cukup puas sebagai kenang-kenangan,” jawab Dewa dengan kembali menarik selimut dan kembali memejamkan matanya.Kalila tidak menjawab, dia sedang mengunduh video yang dikirimkan oleh Dewa. Walaupun dia sangat marah dengan apa yang dilakukan oleh Dewa memvideokan aktivitas mereka bercinta, namun Kalila sangat penasaran apakah memang dia berhasil melakukannya. Kalila merasa tidak percaya kalau dia akhirnya bisa mengatasi segala ketakutannya, dan bisa menghilangkan traumanya saat berhubungan badan dengan lelaki.Akhirnya video yang dikirimkan oleh Dewa sudah selesai terdownload, dan Kalila melihat video yang berdurasi beberapa menit itu membuatnya tercengang. Dia melihat bagaimana liarnya dia saat bermain bersama Dewa, bahkan terlihat kalau Kalila yang lebih banyak mendominasi permainan.Suara desahan dan erangannya terdengar jelas di dalam video tersebut, membuat wajah Kalila memerah. Dia merasa

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 122

    “Maksudnya?” tanya Kalila bingung.“Kita harus menyelesaikan semua yang tertunda,” jawab Dewa.“Jangan gila! Aku sedang tidak mau melakukan apapun selain minum! Jangan membuat aku marah!” bentak Kalila kepada Dewa.Dewa hanya menghela nafas berat dan tetap memarkirkan mobil yang dikendarainya.“Ini adalah hotel bintang lima dilengkapi dengan bar dan club terbaik. Ada ruang VIP yang akan menjaga privasi kita agar tidak terganggu oleh orang lain,” ujar Dewa sembari mematikan mesin kendaraannya.Kalila terdiam, dia tidak menyangka kalau ternyata Dewa tahu tempat seperti ini yang berada di tempat yang sangat sejuk dan nyaman. “Selain itu juga pemandangan kebun teh yang menghijau dan tiupan angin dari perkebunan ini membuat minum kamu semakin nikmat. Sudah aku katakan aku akan memberikan kenangan yang terbaik buat kamu,” lanjut Dewa yang kemudian mengajak Kalila untuk segera turun.“Darimana kamu tahu tempat seperti ini?” tanya Kalila penasaran.“Internet. Aku pernah mencari di internet t

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 121

    Tap!Dewa segera menangkap tangan tua William yang akan menampar Kalila. Sedangkan Kalila sudah memejamkan matanya, karena dia tahu tangan itu pasti mendarat di wajahnya. Meskipun sudah keriput, tapi tenaga William masih cukup kuat untuk menampar anaknya."Jangan main kekerasan, Pa," ujar Dewa yang kemudian melepaskan tangan William sambil menatap tajam lelaki yang sudah berumur itu."Jangan ikut campur!" teriak William marah."Tidak bisa! Dia adalah istriku, tidak ada seorangpun yang boleh menyakitinya. Sekalipun ayah kandungnya sendiri!" teriak Dewa dengan emosi yang meledak-ledak.Kalila yang mendapat perhatian seperti itu dari Dewa merasa begitu senang. Dia benar-benar mendapatkan perlindungan dari seorang suami. Hatinya menghangat, namun dia juga tidak bisa merubah keputusannya. Apalagi melihat tingkah William yang bahkan sudah mengincar Danaya.Wajar kalau saat ini William tidak terlalu mengejar Kalila untuk berpisah dengan Dewa dan menikah dengan temannya, ternyata William sed

  • Lelaki Kontrak Super Kaya   Bab 120

    Tangan Dewa kemudian bergerak ke bawah diantara kedua paha Kalila, kemudian bermain di sana keluar masuk pada inti Kalila sehingga desahan kembali keluar dari bibir tipis Kalila.Juga sesuatu yang sudah mengeras sejak tadi diantara kedua paha Dewa pun sepertinya sudah mendesak ingin mengambil alih tangan Dewa, dan seolah-olah berkata; “Ini adalah waktunya untuk menuju landasan.”“Baiklah, sudah waktunya kamu beraksi,” gumam Dewa dalam hatinya sambil menatap miliknya yang sudah siap tempur. Dewa membuka kedua paha Kalila, tidak ada penolakan dari Kalila. Bahkan sepertinya Kalila terbius dengan yang dimiliki oleh Dewa. Karena mata Kalila sejak tadi tidak beralih dari pusaka kebanggan Dewa tersebut.Tok! Tok! Tok!Sayup-sayup terdengar pintu ruangan Dewa diketuk dari luar. Dewa tidak peduli, karena dia sudah mengunci pintu itu jadi tidak akan ada orang yang bisa masuk.“Ada yang mengetuk,” ujar Kalila menahan tubuh Dewa yang berada diatas tubuhnya.“Abaikan, dan jangan pedulikan. Seharu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status