Share

Bertemu Mama

“Gimana menurut kamu?” tanya Ikbal pada Aida, saat mereka melihat-lihat apartemen.

“Bagus juga, Mas.”

“Kalau menurut Jagoan Om ini, gimana?” tanya Ikbal menunduk, menatap Zaka yang ada di gandengannya.

“Ini rumah siapa, Om?”

“Rumah kita.”

“Wah, bagus. Apa Bunda sama Zaka boleh tinggal di sini juga?”

Aida dan Ikbal sama-sama tersenyum. “Boleh, dong, tapi ada saratnya.”

“Apa Om?”

“Zaka harus panggil Om, Papa.”

“Sebentar, ya, Om. Zaka tanya Bunda dulu.” Zaka segera mendekati bundanya, dan meminta wanita itu untuk berjongkok.

Aida menurut. Dia berjongkok, dan mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh buah hatinya.

“Bunda, boleh nggak panggil Om Ikbal Papa?”

“Boleh,” balas Aida berbisik di telinga anaknya.

“Siap, Bunda.”

Anak itu kembali mendekati Ikbal.

“Gimana?” tanya Ikbal pura-pura tidak tahu.

“Boleh, Papa.”

“Hore!” Ikbal menggendong tubuh kecil Zaka, dan mencium pipi anak itu gemas. “Jadi, panggil apa?”

“Papa.”

Ikbal tertawa senang.

Malam itu, mereka cukup lama melihat-lihat dan b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status