Lelaki dengan Seribu TahajudBab 26-Merajut Asa Mendekap Cita-Alqi jadi sedikit melupakan rasa tak nyaman yang sempat hinggap dalam benak. Ada banyak hal berkecamuk dalam jiwa lelaki yang biasanya tenang ini.Ada rasa sedih, saat melihat mahasiswa-mahasiswa kedokteran UI itu menggunakan jas almamaternya. Sedang semangat-semangatnya kuliah, seperti halnya ia dulu yang selalu bersemangat menyambut hari-hari untuk segera menyelesaikan studinya. Mungkin bahkan kini semua teman-temannya sudah lulus, bekerja di perusahaan-perusahaan luar negeri. Ia sendiri yang hanya seorang putus kuliah.Perasaan tak nyaman lainnya, saat melihat salah seorang di antara mereka, dijodohkan dengan Fatya. Ada yang terbakar dalam jiwanya meski ia tahu tak seharusnya begitu. Rasa cemburu yang muncul tiba-tiba dalam benak melihat pemandangan itu, menyadarkannya, bahwa sejatinya ia menyukai gadis itu. Alqi kini mulai memahami perasaannya terhadap Fatya yang selama ini berusaha tak ia terjemahkan sebagai apapun.
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 27-Kerinduan Hati-Sontak Ibu, Nisa dan Altaf terbahak menyaksikan kelakar-kelakar dua orang kakak adik yang sedari dulu memang sudah seperti anjing dan kucing ini."Abang, nih, dari dulu bilangin Nida kayak Nida masih bocah aja. Nida kan udah kelas dua SMA, Bang. Wajarlah sedikit tahu soal cinta-cinta, bosen kan muroja'ah terus," elaknya lagi."Hmm, emang kamu pinter ngelesnya, ya, kayak bajai," timpal Alqi."Ya, pinterlah, 'kan duplikat Abang. Mueheheh." Nida tertawa menggoda.Tak lama terdengar adzan Isya."Sudah-sudah, shalat kalian. Sudah adzan," tegur Nisa kemudian.Nida berlari ke kamar mandi. Keluarga Almarhum Achmad ini memang sudah terbiasa mempraktekkan shalat tepat waktu. Alqi memberi kode pada Altaf untuk gegas shalat ke masjid.Rosmina hendak bangkit dari duduk, menyusul anak-anaknya berwudhu. Ditatapnya sekali lagi sekeliling ruangan yang baru ditempati pagi ini dengan haru. Rumah bertipe lima puluh yang Alqi beli dari sebuah keluarga
Bab 28-Kegamangan Rosmina-… Seorang anak yang lahir dari didikan kedua orang tua yang luar biasa, sehingga melahirkan anak yang hebat sepertimu dan adik-adik. Saya jadi terharu ...." Lilyana terisak.---"Bu, Ibu menangis?" Ada khawatir dalam benak Alqi, kenapa wanita ini berubah menjadi cengeng, padahal Alqi tahu, Lilyana sangat tegar. Karena kematangan dan kemandirian Lilyana inilah yang membuat Alqi merasa nyaman bertukar pikiran dengannya."Maaf."Alqi terdiam beberapa saat, menunggu wanita ini tenang."Yasudah Alqi, lanjutkan ceritamu. Kamu sedang ingin menceritakan sesuatu?""Tidak. Emh saya hanya ingin sedang mendengar suara Ibu. Ini sudah cukup membuat saya lega. Maafkan sekali lagi kalau saya tidak sopan, Bu. Namun begitulah adanya. Saya merasa tenang mendengar suara Ibu."Alqi kemudian menggigit bibirnya, ia tak pernah seterbuka ini pada wanita. Ia lelaki yang pandai menempatkan diri. Alqi tahu apa yang ia katakan ini mungkin sedikit berlebihan, namun entah kenapa rasa hat
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 29-Rahasia Hati Rosmina-"Masyaa Allah … ya, Jakarta sekarang sebagus ini. Ibu takjub melihatnya." Rosmina memandang keluar kaca jendela mobil. Ia dan ketiga anak-anaknya sedang diajak Alqi pergi berjalan-jalan ke taman Safari Bogor. Satu buah mobil Avanza ia booking untuk kegiatannya hari ini."Mumpung Nisa sedang libur kuliahnya," ucap Alqi ketika mengajak keluarganya.Sepanjang perjalanan mata tua itu tak henti-henti takjub dan memuji asma Allah melihat Jakarta yang menurutnya kini sudah jauh berbeda dibanding ketika ia dulu muda, berbelas tahun lamanya."Tuh rumah keren amat, ya. Kayak istana, megah, bangunannya kayak istana gitu. Bisa aja orang bikinnya." Rosmina berdecak kagum yang disambut tawa-tawa kecil anak-anaknya."Itu namanya model klasik eropa, Bu. Emang elegan rumah-rumah model gitu." Annisa menimpali.Alqi yang sedang menahkodai mobil sempat melirik rumah itu sesaat. Ia teringat sesuatu. Itu salah satu rumah Lilyana. Ia pernah diminta
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 30-Tanya Yang Belum Terjawab-Tak lama, Annida menempelkan telunjuk ke bibir, memberi kode pada Alqi untuk lebih menajamkan pendengaran. Samar terdengar isak dari balik pintu itu. ----Alqi bangkit bergerak ke arah pintu kamar Rosmina. Sejenak ia mengingat apa yang ia katakan tadi pada ibunya. Apakah ia sudah melukai hati ibunya? 'Aku hanya berkata ingin mengajak Ibu berkenalan dengan Bu Lilyana. Kenapa Ibu? Apakah Ibu cemburu dengan perhatian Bu Lilyana padaku hingga hatinya jadi demikian sensitif?'Alqi mengigit-gigit bibirnya, berpikir.'Tapi tak biasanya ibu demikian.' Lelaki berkaos polos O Neck press body itu kemudian berpikir positif saja. Mungkin hati ibunya sedang melow saja. Dan akan memberi waktu untuk ibunya menenangkan diri. Namun seandainya sesuatu terjadi dengan ibunya, Alqi tak segan untuk bertindak melindungi.'Aku teramat mencintaimu, Bu,' bisiknya.***"Al, maafkan saya, emm, hari ini saya tidak bisa menepati janji untuk bertemu
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 31-Jujurlah pada Alqi, Bu-Alqi memarkir motornya di luar gerbang. Lilyana sedang membaca koran kala Alqi masuk ke dalam. Ia tak menyadari seseorang ada di belakangnya."Kalau memang tak bisa bertemu Ibu saya minggu depan, masih bisa malam ini 'kan, Bu, sebelum besok Ibu pergi?" Spontan saja pertanyaan itu meluncur.Lilyana terkejut mendengar suara suara seseorang. Ia segera menoleh ke belakang. Meletakkan koran dan berdiri."Alqi, kamu …."Alqi menatap Lilyana dengan rahang yang mengetas."Ya.""Maaf Alqi, nanti malam nggak bisa, saya… saya harus membereskan semuanya. Banyak yang harus saya lakukan.""Saya bilang harus! nggak ada penolakan, Bu."Lilyana mengernyitkan alis. Ia heran, tak biasanya pemuda yang biasanya santun ini berlaku seperti ini. "Harus?"Alqi mengangguk."Kenapa kamu? Jangan paksa saya, Al!"Tapi sedetik kemudian Lilyana nampak kaget.Menyadari pikirannya sendiri.'Apakah ... Apakah dia sudah tahu siapa aku?'"Al-alqi, kamu … kamu
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 32-Kenyataan Pahit Untuk Al-"Ternyata lelaki itu adalah Ayah Achmad. Lelaki santun nan tampan yang selama ini sering diperbincangkan banyak teman ibu karena kharismanya itu. Singkat cerita kami menikah. Setelah menikah, Ayah memutuskan mengajak Ibu untuk jadi pedagang di pasar kebayoran lama. Kami berjualan kain dan baju-baju. Di sana kami tinggal di sebuah rumah kontrakan tak jauh dari pasar. Bertetangga pas dengan seorang baby sitter yang menjaga anak bayi seorang wanita sibuk.Kadang Ibu tak ikut Ayah berjualan di pasar. Saat santai, Ibu ikut merawat bayi lali-laki lucu itu. Ibu berteman baik dengan suster itu. Namanya suster Wati.Entah kenapa wanita muda Ibu si bayi kecil itu tak mengijinkan suster merawat bayi lelaki itu di rumahnya. Ia justru membayari kontrakan dan segala keperluan hidup Suster Wati di kontrakan itu. Jadi setiap hari bayi itu akan dijenguk ibunya dikontrakan sang suster."Tegar Rosmina berusaha menyampaikan cerita, tekadnya
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 33-Meredam Sakitnya Sebuah Kenyataan-'Maaf, Bu, kali ini biarkan Alqi sendiri," bisiknya. Tangannya memutar stang gas lebih kencang. Benaknya masih sulit menerima kenyataan yang telah memutarbalikkan fakta yang selama ia hidup ia yakini sebagai suatu kebenaran mutlak. Bagaimana mungkin Rosmina, Achmad bukan Ibu dan Ayah kandungnya? Bagaimana mungkin Annisa, Annida, Altaf bukan adik kandungnya? Bagaimana mungkin Lilyana, orang yang baru ia kenal di Jakarta, yang baginya adalah orang yang begitu jauh dari dunianya. Orang yang hadir belakangan dalam dunianya ternyata adalah Ibu kandungnya? Hei, dunia macam apa ini? Alqi terus menggeleng-gelengkan kepalanya menyadari sesuatu yang sulit ia percayai itu adalah sebuah kenyataan.Dalam Akta kelahiran, dalam Kartu Keluarga, semua tertulis kalau ia adalah anak kandung. Bahkan tak pernah sedikitpun terdengar selentingan kabar muncul dari lingkungan ia tinggal sejak kecil yang menunjukkan ia bukan anak kandung