Lelaki Pemalu dan Calon Dokter

Lelaki Pemalu dan Calon Dokter

Oleh:  Asa Jannati  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 Peringkat
41Bab
4.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Perjuangan diri seorang lelaki tampan dan tangguh bernama Alqi, mengejar impian ternyata menguak banyak tabir dalam hidupnya. Waktu juga membuktikan ada sebuah cinta tulus dari seorang gadis yang tak pernah berani ia cintai. Simak kisah selengkapnya.

Lihat lebih banyak
Lelaki Pemalu dan Calon Dokter Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Muh Noel Hackiem
Cerita y Bagus
2022-06-22 05:34:42
0
41 Bab
Sebuah Kejutan Untuk Alqi (1)
Assalamualaikum teman-teman, Bersilaturahmi kembali dengan karya Asa Jannati. yuk follow akun ini sebelum atau setelah baca.#Lelaki_Pemalu_Dan_Calon_DokterCINTA LELAKI BERWAJAH CAHAYAbab 1Temaram lampu jalanan berpendar tertimpa rintik-rintik kecil hujan yang baru saja turun.Gegas Alqi menepi berteduh di teras warung kecil tepi jalan yang sudah tutup. Ia mengeluarkan jaket dalam tasnya, segera memakainya lalu menutup kepalanya dengan kupluk dan melangkah kembali melanjutkan perjalanan.Dalam benaknya terbayang wajah Ibu dan Ayah yang pasti berbahagia melihatnya kembali, setelah dua bulan tak jumpa dari kota tempatnya menempuh pendidikan. Ingin segera ia mengacak rambut dan menciumi ketiga adiknya yang sudah sangat ia rindui itu. Lelah kaki melangkah berkilo meter menuju kampungnya tak ia hiraukan.Alqi mendesah lega kala akhirnya ia bisa melihat atap rumahnya di perempatan gang. Ia percepat langkah hingga akhirnya kakinya menjejak di teras rumah. gawai hitam putihnya sedikit berc
Baca selengkapnya
Gadis Bermata Bening (2)
Follow akun sebelum lanjut membaca.Bab 2#Lelaki_Pemalu_Dan_Calon_DokterGadis Bermata Bening“Bang, Nida ikut ….” Gadis kecil kelas tiga SMP itu berlari mengejar sang Abang begitu menyadari sang Abang keluar dari rumahnya. Nida memang adik yang paling dekat dengan Alqi sedari kecil. Terlebih, Alqi memang selalu memanjakan adiknya itu.“Emang mau ngapain, sih, anak kecil ikut-ikut aja,” ucap Alqi memasang tampang jutek begitu Nida sudah berhasil menjajarinya.“Ya Nida mau bantuin Abang, lah. Abang mau ke rumah Bu Sarmi, ‘kan? Rentenir itu? biar nanti kalau Abang kewalahan bicara, Nida yang bantuin,” jawabnya sembari menepuk dada dengan gaya jenaka.“Emang bisa?” “Ya, bisalah. Apa, sih, yang Nida nggak bisa.” Ia terkekeh.“Lagian Abang emang punya uang berapa mau nemuin Bu Sarmi? Dia mah nggak akan mungkin ngelepas rumah kita kalau kita nggak kasih sejumlah uang buat nebusnya.”“Uang? Ya nggak punyalah.” jawab lelaki putih berjenggot tipis itu. Sontak ia dan adiknya tertawa bersamaan
Baca selengkapnya
Jangan Menangis Annisa (3)
follow akun sebelum lanjut membaca. #Lelaki_Pemalu_Dan_Calon_DokterJangan Menangis Annisa (3)“Alqi minta tolong, Bu. Dalam keadaan sebagaimanapun kepepetnya, jangan pernah lagi minjam uang sama rentenir. Ibu sudah tahu hukumnya. Alqi minta maaf, kalau Alqi sudah jadi anak yang nggak penurut sama Ibu. Mulai saat ini, Alqi putuskan untuk berhenti kuliah. Alqi mau merantau cari kerja saja.”Wajah sang Ibu langsung merebak merah.“Nak, mau kemana kamu? Kuliah kamu sedikit lagi selesai, Nak.” Rosmina berpindah duduk di sebelah putranya dan mulai terisak memeluk bahu itu. Ini yang ia takutkan. Sejak semalam ia sudah tak tenang mendengar keinginan anak lelaki dengan IQ 133-nya itu yang sudah ingin berhenti dari kuliahnya. Rosmina semakin merasa berdosa karena sudah satu bulan ini memang kiriman biaya hidup untuk Alqi tak dikirim, juga termasuk biaya semester yang belum dibayar, walau sebenarnya Rosmina sudah berjanji akan segera mentransfer. Mungkin itu yang menyebabkan Alqi memutuskan p
Baca selengkapnya
Merantau Untuk Ibu (4)
Mohon klik subscribe n follow dulu sebelum membacaBab 5#Lelaki_Pemalu_Dan_Calon_Dokter-Merantau Untuk Ibu-“Amin …. Makasih, Kak, nasehatnya bikin Nida sedikit tenang.”Terbayang dalam benak, abangnya tadi banyak memberi nasehat, untuk lebih memperbanyak hafalan Al-Quran. “Nida harus bisa, ya. Meski tanpa guru pembimbing. Dicicil sedikit-sedikit. Pasti bisa. Tapi kalau di TPA ada yang bimbing, ya manfaatkan itu untuk mempertajam hafalan. Nanti Abang akan kirimi Nida hape biar Abang bisa mantau Nida dari jauh, ya.” Ia hanya mengangguk, tak bersemangat sembari memegangi tangan abangnya. Dalam benaknya abangnya itu akan pergi lama, bertahun tak akan pulang. Bagaimana jika ia nanti rindu ingin bertemu. Bagaimana jika nanti ia tak mengerti soal matematika, atau fisika. Biasanya ia sudah mempersiapkan banyak bahan pertanyaan ketika pada akhirnya abangnya itu pulang ke rumah. Tapi sekarang? Entah akan berapa lama lagi ia akan menunggu abangnya. Bertanya dengan Annisa, yang ada ia akan
Baca selengkapnya
Telepon Ibu Memberi Sebuah Tanya (5)
-Telepon Ibu Memberi Sebuah Tanya-Alqi tergemap, mendengar tangisan Rosmina. Ia beristighfar beberapa kali. Lalu mulai menenangkan ibunya.“Bu, tenang. Sabar.” Ia tak mencoba bertanya ada apa sebenarnya. Dibiarkannya suara wanita penyabar yang kasih sayangnya begitu luas kepada anak-anaknya itu tetap menangis.“Alqi ... Nak, anak Ibu tersayang …” Serak suara itu di antara isak.“Iya, Bu.”“Pulanglah, Nak. Ibu kangen. Ayah sakiiit ….”“Ayah sakit, Bu?”“Iya, sakit. Pulanglah, Nak. Kamu pokoknya harus pulang. Jangan di Jakarta lagi.”“Jangan di Jakarta lagi, Bu?”“Iya, Nak, huhuhu …. Pulanglah, Nak, Ibu mengkhawatirkanmu. Khawatir kamu kenapa-kenapa? Ibu takuut. Pulang sajalah, Nak. Kamu tinggal di kampung. susah senang kita di kampung saja. Ibu janji, akan segera lunasi semua hutang Ibu. Ibu pasti bisa lunasi hutang itu. Bismillah, Nak .... Cari rejeki di sini saja. Bareng-bareng sama Ayah Ibu.” Wanita yang sangat Alqi kasihi itu kembali menangis. Dalam benak Alqi menjadi penuh tany
Baca selengkapnya
Rumah Masa Kecil Mungkinkah Kembali (6)
Bab 6-Rumah Masa Kecil Mungkinkah Kembali-“Ya Allah, Qi, baru aja Kang Deni senang punya temen lurus kayak kamu bisa ngajarin shalat, tempat nanya soal agama, eh malah sekarang mau pindah kerja ….” Deni muram. Diusap wajah itu dengan ujung bahunya.“Kita masih sering ketemu, Kang.” Alqi menepuk pundak Kakang ketemu gede yang cukup menghibur hari-harinya belakangan ini.“Bang Alqi. Santa sediiihh banget. Kenapa, si harus pindah? Nanti kita jadi jarang ketemu, deh. Jangan sombong ya kalau udah ada di tempat kerja yang baru ….” Dua sudut bibir perempuan dengan wajah mirip Prilly Latuconsina itu tertarik ke bawah.“Jangan sedih, Bu Bos. Ini malah jalan terbaik. Kan kalau nanti kalian jadi nikah, nggak boleh kerja satu kantor. Ini bentuk pengorbanan Alqi, mengalah, resign dari sini,” candanya yang ditimpali Alqi dengan mata membulat.“Insyaa Allah kita masih bisa silaturahmi, Bu Bos,” jawab Alqi.“Ya, janji, ya Bang, tetep komunikasi. Tetep mau jawab kalau saya WA. Sukses ditempat yang b
Baca selengkapnya
Maukah Kamu Datang Menemui Papa? (7)
-Maukah Kamu Datang Menemui Papa?- (7)Kemudian ia fokus lagi membereskan service-an laptop di depannya. Di sampingnya berjajar sembilan buah laptop yang menanti untuk dibenahi juga. Seperti biasa, lantunan murotal bervolume kecil terdengar mengalun dari gawainya.“Bang Alqi ….” Seorang wanita sudah berdiri di depan pintu kosnya. Tubuhnya basah wajahnya berurai air mata.---“Bu San-ta,” jawab Alqi terbata. Tanpa diminta, Santa langsung masuk ke ruang tamu kosannnya. Alqi segera bangkit berdiri, tergagap.“Bang, Papa Santa kecelakaan,” isaknya.“Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.”“Tolong antar Santa ke Primaya Hospital Tangerang, naik motor, biar cepat sampai, Bang.” Alqi terpegun sesaat. Kemudian menatap wanita yang sedang menangis ini. “Tolong, Bang. Santa nggak tahu lagi mau minta tolong siapa. Santa nggak tahu apakah Papa selamat atau nggak. Tolong kalau perlu nanti Santa bayar.” Terbata di antara tangisan Santa memohon.Alqi menjadi iba, dan alangkah kurang ajarnya bila tak
Baca selengkapnya
Kedermawanan Gadis Berhati Salju- (8)
-Kedermawanan Gadis Berhati Salju- (8)Sebuah WA masuk dari Santa.[Alhamdulillah. Semoga terus Allah sehatkan, ya.] balas Alqi.[Papa mau kenal kamu lebih jauh, Bang. Mama juga. Maukah kamu nanti datang sekali lagi menjenguk Papa?]----Seketika Alqi tertegun. Sebuah tawaran baik. Bersilaturahmi. Alqi mencoba tak ingin punya penilaian berlebihan. Tapi di sisi lain ada tanya dalam benaknya. Apakah keluarga Santa mengira ia memiliki hubungan khusus dengan Santa? Jika, ya, Alqi merasa tak perlu datang, karena akan semakin sulit menghindar dan akan menyakiti Santa nantinya. Ia tak hendak ingin menjalin hubungan dekat dengan perempuan manapun saat ini.Ia lelaki yang punya prinsip tak pacaran, tak dekat dengan wanita manapun. Ia begitu menghormati wanita, memacarinya artinya adalah menjatuhkan martabatnya sebagai seorang wanita.Ia ingat pesan Ustadz Ibrahim yang sering berceramah di masjid Salman, kampusnya, laki-laki baik-baik tak akan memacari perempuan manapun. Berdekatan dengan lawan
Baca selengkapnya
Fatya, Mahasiswi Kedokteran UI (9)
-Fatya, Mahasiswi Kedokteran UI-'Aku harus fokus mencari jalan keluar untuk membayar biaya Ayah,' bisiknya.Ia melangkah pergi ke toilet rumah sakit, membersihkan diri, berganti pakaian, lalu beranjak ke mushala rumah sakit. Berwudlu dan melaksanakan shalat sunnah berakaat-rakaat. Alqi mencari tenang dari kegundahan yang merajai hatinya.***ajSeusai shalat dan bermunajat pada Allah memohon diberi kemudahan hidup dan perlindungan, Alqi merenung. Ia masih terus berpikir bagaimana mengganti uang Fatya. Karena tak ada perjanjian hutang piutang antara keluarganya dengan Fatya. Artinya uang talangan dari Fatya harus segera dibayar. Annisa, adiknya juga tadi sempat memintanya untuk berbicara pada Fatya soal pembayaran rumah sakit yang ditalanginya.Alqi mendesah resah, menghembuskan napas berkali-kali. Dalam rekeningnya hanya ada delapan juta. Mungkin juga akan habis untuk biaya perawatan ayahnya dan obat-obatan. Gontai ia berjalan menuruni tangga masjid. Duduk di bangku-bangku taman ruma
Baca selengkapnya
Ditemui Santa dan Menjemput Fatya (11)
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 11-Ditemui Santa dan Menjemput Fatya-Alqi jadi penasaran, beberapa kali Nida menyebut wanita yang sellau memasang fotonya di facebook. siapa sebenarnya?“Bang Alqi!” Seseorang menyebut namanya di depan pintu. Terlihat Sri dibelakangnya.--Alqi terpegun, di depannya sudah ada Santa. Santa terpaku menatap Alqi, ada kilatan bening di matanya. “Santa …?” Al terbangun, kaget. Ia segera keluar kamar. Meminta asistennya melanjutkan sisa pekerjaanya pada laptop yang sedikit lagi selesai.Alqi melangkah mengajak Santa menuju teras rumah. Ia mempersilahkan Santa duduk. “Kemana saja kamu selama ini, Bang?” tanya Santa to the point setelah ia duduk. Alqi tak langsung menjawab. Tatapannya tertuju pada bunga-bunga taman di hadapannya.“Maaf, ya, Santa. Saya sudah lama nggak menghubungi kamu.”“Bukan cuma nggak menghubungi, Bang. Tapi juga nggak pernah menjawab WA-WA dari saya, panggilan telepon dari saya!”Santa nampak emosional.“Apa susahnya, sih, Bang, se
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status