"Ja-jangan!" Hendrik Liam tercekat dan segera mengangkat kedua tangan di depan dada, "Maafkan aku Tuan Graham, aku tidak bermaksud untuk meragukanmu."
Wajah Hendrik Liam tampak memerah. Dia tidak tahu di mana harus menyembunyikan muka jika Tristan sampai mengatakannya di sini, dan didengar oleh orang lain.Pada saat ini, Hendrik Liam menjadi semakin kagum pada kemampuan Tristan. Dia menyadari bahwa pemuda di hadapannya ini tidak sekedar memiliki keterampilan medis yang hebat, tapi juga memiliki penglihatan yang luar biasa."Dokter Ajaib, di sini ada alamat rumahku, silakan datang jika kau sudah memiliki waktu luang." Hendrik Liam menyerahkan dua buah kartu dengan penuh semangat.Yang satu adalah kartu nama, dan yang satu lagi adalah kartu bank.Tristan tidak segera mengambil kartu tersebut, melainkan hanya melirik dengan sebelah alis mata terangkat.Melihat Tristan enggan menerima kartu pemberiannya, Hendrik Liam pun berinisiatif untuk meraih tangan Tristan dengan sedikit memaksa."Dokter Ajaib, tolong diterima. Sedikit uang yang ada di dalam kartu bank ini, anggap saja sebagai uang muka."Tristan akhirnya menyerah dan menerima. "Baiklah, aku anggap ini sebagai bentuk ketulusan dari Tuan Liam. Besok malam, aku akan datang untuk memeriksamu.""Terima kasih, Dokter Ajaib ... terima kasih banyak!"Hendrik Liam begitu bersemangat, dia bahkan masih berdiri di koridor itu setelah Tristan berpamitan, menunggu sampai Tristan menghilang dari pandangan.Hari ini Hendrik Liam seakan mendapat kado dari langit, dalam bentuk pemuda ajaib yang bahkan bisa mengetahui keluhannya dalam satu kali melihat.Tujuh tahun Hendrik Liam hidup menderita, mendatangi satu rumah sakit dan rumah sakit lainnya untuk berobat, bahkan sampai ke luar negri. Namun, dia tetap tidak mendapatkan solusi untuk penyakitnya yang memalukan, sampai akhirnya menjadi putus asa.Sekarang ada Tristan, Hendrik Liam jadi memiliki harapan untuk sembuh.***Sementara itu, Tristan dan Alea kini sudah dalam perjalanan pulang menuju kediaman keluarga Wilson."Istriku, awas!"Pada saat ini, Alea nyaris menabrak seorang wanita yang tengah menyeberang jalan. Untung saja Alea hanya melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, hingga masih sempat untuk mengerem.Tristan buru-buru keluar dari mobil, menghampiri wanita di depan dan meminta maaf.Sukurnya wanita itu tidak memperpanjang masalah ataupun ingin mencari keuntungan. Dia menerima permintaan maaf dari Tristan, kemudian pergi.Tristan dan Alea sama-sama merasa lega, sebab apa yang dikhawatirkan tidak terjadi.Keduanya hendak melanjutkan perjalanan, tapi Tristan khawatir kejadian seperti barusan akan terulang lagi, jadi Tristan berinisiatif mengajukan diri."Istriku, aku melihatmu sedang kehilangan fokus, jadi jangan dipaksakan, kali ini biar aku saja yang menyetir.""Kau benar-benar bisa menyetir?"Tristan tersenyum dengan penuh percaya diri. "Nanti kamu akan tahu!"Selesai berkata, Tristan segera masuk melalui pintu pengemudi tanpa sempat dicegah oleh Alea. Hal ini membuat Alea hanya bisa pasrah, kemudian menyusul untuk duduk di kursi penumpang.Sekali lagi Alea mencoba bertaruh pada suaminya.Ketika mobil mulai melaju, Alea mendapati keterampilan mengemudi suaminya ternyata sangat baik. Mobil tua itu melaju dengan mulus, bahkan nyaris tidak ada getaran kasar ketika melewati jalanan berlubang.Sepanjang perjalanan, Alea Wilson tidak henti-hentinya menatap Tristan dengan sorot mata yang sulit diartikan.Terlalu banyak kejutan!Perubahan pada diri suaminya setelah bangun dari koma sangat di luar nalar, dari seorang yang autis tiba-tiba menjadi berani, pandai menyetir, serta memiliki kemampuan medis yang selevel dewa.Di dalam benak Alea penuh dengan tanda tanya, benarkah pria ini masih suaminya yang memiliki keterbelakangan mental?Sebenarnya hal inilah yang membuat Alea tidak fokus, hingga barusan nyaris menabrak.Sedangkan Tristan, tentu saja dia menyadari tatapan Alea yang intens, "Ada apa istriku? Apa ada yang ingin kau tanyakan?"Dipancing terlebih dulu, Alea pun tidak memendam lagi pertanyaan yang sejak tadi bersarang di kepalanya, "David, sejak kapan kau bisa mengemudi? Sejak kapan kau bisa mengobati orang? Sebenarnya apa yang terjadi padamu?"Tristan melirik Alea sekilas kemudian menjawab dengan santai, "Tentu saja sejak aku ingin membahagiakan istriku yang cantik."Jawaban Tristan berhasil membuat wajah Alea tersipu malu, tapi jawaban itu tidak membuat rasa penasarannya menghilang."David, jangan bercanda, ayo cepat katakan, sebenarnya apa yang kau sembunyikan dariku?""Jika aku mengatakan yang sebenarnya, apa kau akan percaya?" Tristan balik bertanya."Ehmm." Alea menganggukkan kepala, dan tidak sabar untuk mendengar penjelasan suaminya.Tristan memasang wajah serius, dan berkata dengan serius pula, "Sebenarnya aku adalah reinkarnasi dari seorang dewa perang!"Reinkarnasi seorang dewa perang?Apakah itu berarti ada jiwa lain di dalam tubuhnya?Untuk beberapa saat, pengakuan Tristan berhasil membuat bola mata Alea nyaris melompat keluar, dan isi pikirannya menjadi kosong.Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, karena pada detik selanjutnya Alea langsung tertawa keras.Tristan melirik ke samping, sorot matanya masih sangat serius. "Kenapa kau malah tertawa? Apa ada yang lucu?"Alea menutup mulut, butuh beberapa detik baginya untuk menghentikan tawa.Setelah itu, dia menggelengkan kepala dan berkata dengan sarkas, "David, David, ternyata setelah bangun dari koma kau bukan sekedar menjadi sedikit berguna, tapi juga menjadi pria yang pandai membual!"Melihat ekspresi tidak percaya di wajah Alea, Tristan pun mengurungkan niat untuk bercerita lebih banyak.Di kehidupan sebelumnya, Tristan Miller adalah pribadi yang sangat efisien, baik itu dalam menggunakan waktu, maupun dalam bertindak.Tristan tidak suka mengulur-ulur waktu, juga tidak suka
"Kamu- ...."Di hadapan pria yang dianggap sebagai menantu bodoh, bisa-bisanya di hati Kenzo muncul rasa takut. Semakin lama semakin kuat, hingga menghadirkan dorongan batin untuk segera berlutut.Tidak boleh!Kenzo tidak ingin kalah mental, dia adalah seorang perwira militer berpangkat kapten, mana mungkin akan membiarkan diri diintimidasi oleh seorang menantu rendahan.Namun, semakin Kenzo berusaha untuk mengadu uara dengan Tristan, semakin gemetaran pula tubuhnya. Dalam pandangan Kenzo, aura Tristan seperti Raja Dewa dari langit yang tiada tandingannya.Pada saat ini, Tristan tiba-tiba tersenyum dingin seraya menepuk bahu Kenzo, "Ternyata kau ini bermental tempe, dasar pecundang!"Selesai berkata, Tristan masuk ke dalam rumah tanpa melakukan apa pun. Hal ini membuat Kenzo tidak mengerti, apa hanya seperti itu saja?Tadi bersikap layaknya dewa kematian, lalu tiba-tiba pergi seolah tidak pernah terjadi apa pun.Benar-benar konyol!"Cuih, lagi pula apa yang harus aku takutkan dari mena
Bagaimana mungkin?Jelas-jelas yang berdiri di hadapannya ini adalah menantu dengan keterbelakangan mental, kenapa tiba-tiba menjelma jadi seorang kultivator?Yang lebih mengejutkan, Kenzo dapat merasakan jika tingkat kultivasi lawannya ini tidaklah rendah.Kenzo memang memiliki sedikit pengetahuan tentang dunia kultivasi, sebab dia sendiri pernah belajar menjadi kultivator, meski langsung gagal pada tahap pertama karena tidak mampu mengaktifkan energi murni dari dalam dirinya.Kini setelah mengetahui bahwa lawannya adalah seorang Kultivator, Kenzo pun langsung menyadari jika dirinya tidak memiliki kesempatan untuk melawan.Yang tersisa hanyalah insting untuk bertahan hidup, tentu saja dengan jurus memelas.Segera, Kenzo berlutut memohon ampun, "David ... aku mohon maaf, aku berjanji tidak akan mengejar Alea lagi. Tolong jangan bunuh aku, sebagai gantinya, aku akan memberikan setengah kekayaanku untukmu."Kenzo menunggu jawaban, tapi yang ia dapatkan hanyalah senyuman dingin mematikan.
"Bibi Warren adalah keluargaku, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menindasnya!" balas Tristan sambil menghunus tatapan berapi-api.Pengakuan Tristan tidak hanya menghadirkan kerutan di dahi Baron tua, Thalita Warren sendiri juga terkejut mendengarnya."Nak, kamu ini siapa?" tanya Thalita Warren sambil menyeka air matanya.Tristan segera menjelaskan dengan lembut, "Bibi, nanti aku akan jelaskan semuanya, sekarang biarkan aku mengurus tua bangka ini terlebih dulu.""Hahaha, bocah gila, apa yang bisa kau lakukan dengan tubuh yang seperti kerbau itu?" Baron tua tertawa mengejek.Tubuh Tristan memang jauh dari kata Proporsional, sama sekali tidak mencerminkan seorang yang memiliki kemampuan bela diri.Baron tua sangat yakin, Tristan pasti akan langsung jatuh pingsan hanya dengan satu pukulan dari anak buahnya.Sebagai tanggapan diremehkan oleh Baron Tua, Tristan tersenyum dingin seraya melangkah ke depan dua kali. "Kau ingin tahu apa yang bisa aku lakukan? Terima ini!"Plaaak!Pada de
"Hei, apa mata anjingmu itu tidak berfungsi dengan baik? Aku di sini, berdiri tepat di depanmu!"Hah?Di wilayah selatan kota Daeville ini, siapa yang berani berlaku sombong di hadapan Bos Dragon, hanya Tristan saja.Bukan sekedar menunjukkan kesan tidak takut, Tristan bahkan berani memakinya. Hal ini jelas membuat orang-orang yang menyaksikan semakin tercengang, hingga dagu masing-masing dari mereka nyaris jatuh ke tanah."Bocah ini benar-benar berani, apa dia tidak tahu siapa Bos Dragon?""Entahlah, aku juga berpikir begitu, sepertinya di berasal dari luar daerah.""Habislah, bocah malang ini pasti akan berakhir mengenaskan.""Sebaiknya kita pergi saja dari sini, aku takut kita akan terkena imbas kemarahan Bos Dragon.""..."Akhirnya kerumunan ini membubarkan diri karena tidak ingin celaka. Sementara sebagian yang masih penasaran, hanya berani mengintip dari jendela rumah masing-masing.Apa yang mereka takutkan bukanlah omong kosong. Faktanya Bos Dragon telah mendominasi di kota Daev
Pada saat ini, Bos Dragon telah sepenuhnya tenggelam dalam rasa takut.Jika dirinya yang hanya ahli bela diri setingkat master saja bisa mendominasi di ibukota Provinsi, apa kabar dengan seorang grand master?Bos Dragon segera menyadari satu hal, bukan hal yang sulit bagi orang dengan kualifikasi setingkat grand master untuk menjadikan para ahli bela sebagai budak. Dalam hal ini dirinya juga termasuk."Se-senior Grand Master, aku mengaku salah, tolong beri aku kesempatan untuk menebusnya." Dengan tubuhnya gemetar ketakutan, Bos Dragon memohon dengan suara tersendat.Namun, Tristan justru tersenyum mencibir ketika Bos Dragon mengira grand master adalah potensi terbesar dari dirinya.Bagi seorang Tristan Miller, gelar grand master tidak lebih dari sekedar sampah!Pada saat bersamaan, Tristan mengangkat sebelah tangannya ke atas. Dari ujung dua jarinya muncul energi murni berwarna merah, yang kemudian berubah bentuk seperti shuriken.Detik selanjutnya Tristan mengayunkan tangannya dua kal
"Ibu, sebenarnya aku ini adalah- ...."Kalimat yang hendak dilontarkan Tristan tersangkut di tenggorokan, lalu ia telan kembali. Tristan sangat ingin jujur pada ibunya, tapi urung dikarenakan teringat pada reaksi Alea waktu itu.Jika saat ini Tristan kembali berkata jujur, maka dapat dipastikan reaksi ibunya juga akan sama seperti Alea, sama-sama tidak percaya, tapi efek yang ditimbulkan pasti akan berbeda.Jika pengakuan Tristan pada waktu itu membuat Alea tertawa atau bahkan menganggapnya gila. Maka pengakuan di hadapan Thalita Warren pasti akan membuat ibunya itu marah.Tidak menutup kemungkinan juga Tristan akan langsung diusir, karena Thalita Warren pasti beranggapan jika pemuda tak dikenal ini sedang menjadikan kematian putranya sebagai bahan lelucon.Efek buruk lainnya, kesedihan Thalita pasti akan kembali muncul ke permukaan. Wanita ini sudah terpuruk karena kehilangan putranya yang sangat dibanggakan. Putra yang jasadnya pun tidak bisa ditemukan sebab tubuh Tristan benar-benar
"Club Skye, Talyssa pergi ke sana!" jawab Thalita tanpa bisa menyembunyikan kecemasannya.Thalita Warren lantas menceritakan secara singkat, bahwasanya kepergian Talyssa dikarenakan hari ini adalah batas waktu yang diberikan Baron tua untuk melunasi hutang.Jika tidak mampu membayar, maka Baron tua akan mengambil Talyssa untuk diperistri. Tentu saja Talyssa tidak mau menikah dengan pria yang lebih pantas ia panggil kakek, jadi Talyssa berpikir keras untuk menemukan solusi.Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya Talyssa memutuskan untuk meminta bantuan dari temannya yang bernama Jordy Braud. Pria itu setuju untuk memberi bantuan, tapi tentu saja bukan secara cuma-cuma. Dalam hal ini Talyssa harus menukar kehormatannya dengan uang.Pagi ini adalah waktu yang disepakati Talyssa dengan temannya tersebut, dan mereka membuat janji temu di Club Skye.Sebenarnya Thalita Warren sudah berusaha mencegah putrinya, tapi Talyssa mengatakan satu kali mengorbankan diri kepada pria hidung belang