Home / Urban / Lelaki Tak Terkalahkan / Bab 7: Aku Adalah Reinkarnasi Dewa Perang

Share

Bab 7: Aku Adalah Reinkarnasi Dewa Perang

Author: Poel Story27
last update Last Updated: 2023-05-27 23:27:00

"Ja-jangan!" Hendrik Liam tercekat dan segera mengangkat kedua tangan di depan dada, "Maafkan aku Tuan Graham, aku tidak bermaksud untuk meragukanmu."

Wajah Hendrik Liam tampak memerah. Dia tidak tahu di mana harus menyembunyikan muka jika Tristan sampai mengatakannya di sini, dan didengar oleh orang lain.

Pada saat ini, Hendrik Liam menjadi semakin kagum pada kemampuan Tristan. Dia menyadari bahwa pemuda di hadapannya ini tidak sekedar memiliki keterampilan medis yang hebat, tapi juga memiliki penglihatan yang luar biasa.

"Dokter Ajaib, di sini ada alamat rumahku, silakan datang jika kau sudah memiliki waktu luang." Hendrik Liam menyerahkan dua buah kartu dengan penuh semangat.

Yang satu adalah kartu nama, dan yang satu lagi adalah kartu bank.

Tristan tidak segera mengambil kartu tersebut, melainkan hanya melirik dengan sebelah alis mata terangkat.

Melihat Tristan enggan menerima kartu pemberiannya, Hendrik Liam pun berinisiatif untuk meraih tangan Tristan dengan sedikit memaksa.

"Dokter Ajaib, tolong diterima. Sedikit uang yang ada di dalam kartu bank ini, anggap saja sebagai uang muka."

Tristan akhirnya menyerah dan menerima. "Baiklah, aku anggap ini sebagai bentuk ketulusan dari Tuan Liam. Besok malam, aku akan datang untuk memeriksamu."

"Terima kasih, Dokter Ajaib ... terima kasih banyak!"

Hendrik Liam begitu bersemangat, dia bahkan masih berdiri di koridor itu setelah Tristan berpamitan, menunggu sampai Tristan menghilang dari pandangan.

Hari ini Hendrik Liam seakan mendapat kado dari langit, dalam bentuk pemuda ajaib yang bahkan bisa mengetahui keluhannya dalam satu kali melihat.

Tujuh tahun Hendrik Liam hidup menderita, mendatangi satu rumah sakit dan rumah sakit lainnya untuk berobat, bahkan sampai ke luar negri. Namun, dia tetap tidak mendapatkan solusi untuk penyakitnya yang memalukan, sampai akhirnya menjadi putus asa.

Sekarang ada Tristan, Hendrik Liam jadi memiliki harapan untuk sembuh.

***

Sementara itu, Tristan dan Alea kini sudah dalam perjalanan pulang menuju kediaman keluarga Wilson.

"Istriku, awas!"

Pada saat ini, Alea nyaris menabrak seorang wanita yang tengah menyeberang jalan. Untung saja Alea hanya melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, hingga masih sempat untuk mengerem.

Tristan buru-buru keluar dari mobil, menghampiri wanita di depan dan meminta maaf.

Sukurnya wanita itu tidak memperpanjang masalah ataupun ingin mencari keuntungan. Dia menerima permintaan maaf dari Tristan, kemudian pergi.

Tristan dan Alea sama-sama merasa lega, sebab apa yang dikhawatirkan tidak terjadi.

Keduanya hendak melanjutkan perjalanan, tapi Tristan khawatir kejadian seperti barusan akan terulang lagi, jadi Tristan berinisiatif mengajukan diri.

"Istriku, aku melihatmu sedang kehilangan fokus, jadi jangan dipaksakan, kali ini biar aku saja yang menyetir."

"Kau benar-benar bisa menyetir?"

Tristan tersenyum dengan penuh percaya diri. "Nanti kamu akan tahu!"

Selesai berkata, Tristan segera masuk melalui pintu pengemudi tanpa sempat dicegah oleh Alea. Hal ini membuat Alea hanya bisa pasrah, kemudian menyusul untuk duduk di kursi penumpang.

Sekali lagi Alea mencoba bertaruh pada suaminya.

Ketika mobil mulai melaju, Alea mendapati keterampilan mengemudi suaminya ternyata sangat baik. Mobil tua itu melaju dengan mulus, bahkan nyaris tidak ada getaran kasar ketika melewati jalanan berlubang.

Sepanjang perjalanan, Alea Wilson tidak henti-hentinya menatap Tristan dengan sorot mata yang sulit diartikan.

Terlalu banyak kejutan!

Perubahan pada diri suaminya setelah bangun dari koma sangat di luar nalar, dari seorang yang autis tiba-tiba menjadi berani, pandai menyetir, serta memiliki kemampuan medis yang selevel dewa.

Di dalam benak Alea penuh dengan tanda tanya, benarkah pria ini masih suaminya yang memiliki keterbelakangan mental?

Sebenarnya hal inilah yang membuat Alea tidak fokus, hingga barusan nyaris menabrak.

Sedangkan Tristan, tentu saja dia menyadari tatapan Alea yang intens, "Ada apa istriku? Apa ada yang ingin kau tanyakan?"

Dipancing terlebih dulu, Alea pun tidak memendam lagi pertanyaan yang sejak tadi bersarang di kepalanya, "David, sejak kapan kau bisa mengemudi? Sejak kapan kau bisa mengobati orang? Sebenarnya apa yang terjadi padamu?"

Tristan melirik Alea sekilas kemudian menjawab dengan santai, "Tentu saja sejak aku ingin membahagiakan istriku yang cantik."

Jawaban Tristan berhasil membuat wajah Alea tersipu malu, tapi jawaban itu tidak membuat rasa penasarannya menghilang.

"David, jangan bercanda, ayo cepat katakan, sebenarnya apa yang kau sembunyikan dariku?"

"Jika aku mengatakan yang sebenarnya, apa kau akan percaya?" Tristan balik bertanya.

"Ehmm." Alea menganggukkan kepala, dan tidak sabar untuk mendengar penjelasan suaminya.

Tristan memasang wajah serius, dan berkata dengan serius pula, "Sebenarnya aku adalah reinkarnasi dari seorang dewa perang!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 126: Memilikimu Sepenuhnya

    "Hmmmm?"Alea menoleh, tepat pada waktunya untuk melihat senyum penuh maksud di wajah Tristan, dan yang hal itu membuat jantungnya tiba-tiba berdebar kencang.Sejak mengalami penganiayaan sadis waktu itu, pemilik tubuh sebelumnya menderita trauma berat.Ia menjadi rentan terhadap serangan panik, bahkan terkadang merasa takut sendiri saat Alea atau siapa pun mendekatinya.Kondisi menyedihkan itu berlanjut hingga keduanya menikah dan tinggal bersama.Rasa takut akan keberadaan orang lain membuat pemilik tubuh sebelumnya selalu memilih tidur di lantai, meski Alea sudah sering membujuknya untuk tidur bersama di ranjang.Pada akhirnya, mereka baru benar-benar tidur bersama untuk pertama kalinya sejak Tristan bereinkarnasi ke dalam tubuh ini.Jadi, meskipun Alea dan pemilik tubuh sebelumnya adalah pasangan yang menikah karena saling mencintai, dan telah tinggal seatap selama dua tahun, mereka belum menjadi pasangan suami istri dalam artian yang sesungguhnya, dikarenakan gangguan kesehatan y

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 125: Munculnya Ingatan Lampau

    Ekspresi wajah Alea masih masam. Meski begitu, dia tidak bisa menolak ajakan Tristan untuk pulang. Lagi pula, perkataan Tristan cukup masuk akal. Dikarenakan harus merawat Tumbuhan Sisik Naga, Tristan terpaksa menetap di Desa Huiland selama beberapa waktu belakangan, dan baru kembali ke Kota Fuji pada hari ini. Alea sendiri tentu saja merindukan Tristan, dan juga ingin menghabiskan waktu bersama. Di sisi lain, Nenek Lena sudah sembuh, di masa depan, masih ada banyak waktu yang bisa dihabiskan Alea untuk bersama sang nenek. Setelah sepakat untuk pulang, Alea pun berpamitan pada keluarga Wilson. Setibanya di rumah, Tristan dan Alea segera bersiap-siap untuk tidur. Saat ini, Tristan mengenakan piyama tidur berbahan katun lembut, dengan potongan leher berbentuk huruf V yang dalam hingga ke bagian dada. Hal itu membuat Alea dapat melihat sembulan otot dada Tristan yang mulai terbentuk, dan ia tak kuasa menelan ludah. Selama berada di Desa Huiland, Tristan memang sangat aktif melati

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 124: Mulai Berani Menggoda

    "Tuan Graham, apa kamu tidak pernah berpikir untuk membuka klinik pengobatan tradisional? Dengan kemampuan menyembuhkanmu yang luar biasa itu, seharusnya pasien dari ujung negri sekali pun akan datang untuk berobat.""Jika kamu memiliki niat itu, aku ingin mengajukan diri untuk menjadi asistenmu."Setelah tiba di ruang kerja Direktur Liam, dan duduk tenang sambil menikmati teh hangat, dokter Jimmy Laurent pelan-pelan mengungkapkan keinginannya pada Tristan.Sejak pertama kali mendengar tentang kemampuan Tristan dari cerita Hendrik Liam, dokter Jimmy Laurent sudah sangat tertarik untuk mengenal sosoknya.Sekarang setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, yang ternyata bahkan lebih luar biasa dibanding yang diceritakan, dia tidak dapat lagi memendam keinginan besar untuk berguru pada Tristan.Dia bahkan telah membuat rencana untuk pindah ke Kota Fuji, demi mewujudkan keinginan tersebut."Dokter Jimmy Laurent sangat terkenal, salah satu ahli bedah terbaik di negri ini, apa yang mem

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 123: Perubahan yang Luar Biasa

    Tristan menatap wajah Alfred Wilson yang penuh harap. Ia tetsenyum ringan, lalu menoleh ke arah Alea yang terlihat tengah menahan tarikan napasnya."Jangan khawatir, semuanya sudah selesai," ucap Tristan, suaranya datar namun memberi perasaan lega bagi keluarga Wilson.“Apa maksudmu sudah selesai? Apakah ibuku sudah baik-baik saja?" tanya Aldric Wilson memastikan.Mata kakak dari ayah mertua Tristan itu memerah, tak hanya karena bekas tamparan tapi juga karena cemas.Tristan menganggukkan kepala. "Ya, jaringan tumor ganas di kepala Nenek Lena sudah berhasil diatasi, begitu juga dengan jaringan abnormal lain yang tersebar di tubuhnya. Sekarang yang dibutuhkan hanyalah waktu untuk pemulihan. Kalian semua sudah boleh masuk untuk melihatnya, tapi pastikan jangan mengusik ketenangannya untuk sementara ini."Untuk sesaat, koridor itu menjadi sunyi. Tak ada satu pun dari mereka yang bisa langsung bereaksi. Mereka seolah-olah tenggelam di antara rasa percaya dan tidak percaya.Lalu Alfred Wil

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 122: Harga untuk Sebuah Pengampunan

    Alih-alih mendengarkan perkataan Alea, Alfred Wilson dan Aldric Wilson justru menunduk lebih dalam. "Maafkan kami, Alea," ucap Alfred Wilson dengan suara parau, berat dan terdengar memohon. "Paman juga, Alea, selama ini paman sudah berlaku terlalu kasar... terlalu jahat padamu …." Aldric Wilson menyusul, meski kata-katanya terdengar lebih kaku dan penuh pergolakan. Alea benar-benar terkejut melihat dua pria yang selama ini dikenal sebagai sosok paling keras dan tak tergoyahkan dalam keluarganya, kini berlutut di hadapannya, seperti dua orang pesakitan yang menanti pengampunan. Belum sempat Alea menanggapi lebih lanjut, kedua pria itu sudah berbalik saling menghadap satu sama lain. Untuk sesaat, suasana terasa membeku. "Ayah…." Aldric menatap Alfred, lalu berucap dengan ragu-ragu, "Apa kita benar-benar akan- ...." Alfred Wilson tidak langsung menjawab, dan keragu-raguan juga terlihat jelas di wajahnya. Pada saat yang sama, suara Hendrik Liam terdengar, "Terserah kalian mau bag

  • Lelaki Tak Terkalahkan   Bab 121: Tamu Tengah Malam

    "Ya, apa pun pasti aku lakukan!" Alfred Wilson sebenarnya masih ingin mempertahankan ego di depan Tristan, tapi dia tidak berdaya karena saat ini Tristan adalah satu-satunya harapan yang tersisa untuk kesembuhan istrinya. "Baiklah, kalau begitu kalian berdua pergi temui istriku, dan minta maaf padanya. Lalu biarkan juga dia menamparmu seperti yang kau lakukan padanya kemarin malam." Tristan berkata dengan ringan, dan kilasan senyum jahat muncul di sudut bibirnya. Alfred Wilson melotot, tidak masalah baginya harus sedikit merendah di depan Tristan, tapi menemui Alea dan meminta maaf secara pribadi, benar-benar membuat martabatnya habis tak tersisa. Lagipula kapan ada sejarahnya seorang kakek mendatangi cucu untuk memohon maaf? "David, kamu jangan keterlaluan!" bentak Aldric Wilson, dia juga merasa keberatan untuk melakukan permintaan Tristan. "Kenapa? Apa kalian berdua tidak mau? Kalau tidak mau juga tidak masalah, aku tidak akan memaksa. Lagipula jika bukan karena Alea, aku tida

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status