Share

Bab 6: Teknik Akupuntur Legendaris

Setelah memberi ancaman, Tristan segera melepaskan dokter paruh baya itu dan mulai melakukan metode akupuntur untuk menyelamatkan ibunya.

Pada saat ini, tidak ada seorang pun dari tim medis di sana yang masih berani menghalangi. Mereka semua ketakutan karena dapat merasakan aura Tristan yang mengerikan.

Namun, si dokter paruh baya masih tetap berniat untuk menghalangi Tristan, dia berbisik pada salah satu bawahannya, "Cepat beritahu kepala rumah sakit, dan sekalian bawa petugas keamanan datang ke sini, pemuda itu harus dihentikan!"

Mendapat perintah dari atasannya, perawat muda itu mengangguk dan bergegas meninggalkan ruang rawat. Ketika kembali, dia sudah bersama direktur rumah sakit dan beberapa orang petugas keamanan.

Dokter paruh baya kembali bersemangat ketika melihat direktur rumah sakit tiba, dia segera mengadu, "Direktur Liam, praktik ilegal pemuda itu tidak bisa dibiarkan. Jika perbuatannya sampai terekspos oleh media, maka reputasi rumah sakit kita akan hancur."

Direktur rumah sakit mengangguk sepakat, lalu melangkah maju untuk menghentikan Tristan. Namun, dia langsung mematung di tempat ketika sudah tak jauh dari Tristan.

Pupil matanya menyipit, dan wajahnya tampak terkejut.

Teknik Jarum Tujuh Kehidupan?

Setelah mengamati dengan seksama selama beberapa detik, barulah Direktur Liam percaya bahwa pemuda di hadapannya ini memang tengah mempraktikkan Teknik Jarum Tujuh Kehidupan, teknik akupuntur yang sangat melegenda di seluruh dunia.

Saking hebatnya, teknik akupuntur ini dikatakan mampu menghidupkan orang yang telah mati, hingga akhirnya disebut Teknik Jarum Tujuh Kehidupan.

Gurunya pernah memberitahu Direktur Liam, bahwa di dunia ini hanya ada dua orang yang bisa menguasai Teknik Jarum Tujuh Kehidupan dengan sempurna. Yang pertama adalah seorang petapa di gunung Sawak, dan yang kedua adalah muridnya.

Direktur Liam tidak tahu sudah sampai tahap mana Tristan menguasai teknik akupuntur legendaris itu, tapi dia dapat melihat jika Tristan memasangkan satu demi satu jarum dengan tekanan yang sangat pas.

Yang paling menakjubkan, setiap jarum yang dipasang Tristan terlihat mengantarkan energi kehidupan ke tubuh pasien.

Direktur Liam terus mengamati pekerjaan Tristan dengan wajah bersemangat, dia bahkan menyakini jika teknik akupuntur pemuda di hadapannya ini jauh di atas gurunya.

Sementara itu si dokter paruh baya, sama sekali tidak percaya pada teknik akupuntur. Baginya teknik akupuntur adalah metode pengobatan kuno, mana bisa dibandingkan dengan pengobatan modern yang canggih.

Melihat direktur rumah sakit tidak segera menghentikan Tristan. Dokter berkacamata tebal ini segera mendekat dan melayangkan protes, "Direktur Liam, mau tunggu apa lagi? Cepat hentikan pemuda itu!"

Namun, yang ia dapatkan justru pelototan tajam dari direktur rumah sakit.

"Diam, perhatikan saja apa yang dikerjakan pemuda itu, dan tunggu seperti apa hasilnya!" bentak Hendrik Liam.

Dokter paruh baya diam-diam menghela napas kasar, di sini dia tidak bisa lagi menghalangi Tristan, karena secara langsung dicegah oleh direktur rumah sakit.

Tepat setelah Tristan menyelesaikan akupunturnya, garis lurus di layar monitor EKG pun mulai menampilkan pergerakan. Semakin lama semakin stabil, dan akhirnya pasien membuka mata.

Mereka yang menyaksikan ini hanya bisa tercengang dan tercengang, menatap Tristan dengan penuh rasa kagum.

Siapa sebenarnya pemuda ini? Apakah dia dewa yang turun dari langit?

Sedangkan dokter paruh baya yang hatinya tidak berhenti meragukan Tristan, hanya bisa membolakan mata. Sebenarnya mana yang ketinggalan zaman, metode konvensional atau metode akupuntur?

Apa yang terjadi hari ini, cukup untuk membuktikan bahwa metode akupuntur lebih unggul. Ini harus diakui, meski rasanya sulit untuk diterima akal sehat

Di antara orang-orang yang ada di ruang rawat, tentu saja Alea dan Daniela adalah sosok yang paling bahagia. Alea bahagia karena melihat perubahan luar biasa pada diri suaminya, sedangkan Daniela bahagia karena ibunya berhasil diselamatkan.

Setelah keberhasilan Tristan yang luar biasa, tim medis dan petugas keamanan segera pergi meninggalkan ruang rawat. Kini yang tersisa di sana hanyalah keluarga pasien saja, saling bercengkrama dengan hangat.

Dikarenakan kondisi Nyonya Devina yang masih lemah, Tristan hanya tinggal sebentar saja agar ibunya dapat beristirahat.

Sebelum pulang, Tristan sempat membuatkan resep obat, dan berpesan pada Daniela untuk menjaga ibunya dengan baik.

Baru selangkah meninggalkan ruang rawat, Tristan mendengar direktur rumah sakit memanggil, "Tuan, Dokter Ajaib, tunggu sebentar!"

Tristan menoleh ke asal suara dan bertanya, "Ada apa?"

Direktur Liam segera mendekati Tristan dengan penuh semangat, "Dokter Ajaib, Aku Hendrik Liam, aku sudah menyaksikan sendiri kemampuan medismu yang luar biasa. Aku harap Dokter Ajaib bersedia memeriksa penyakitku."

"Pak Direktur terlalu sungkan, jangan memanggilku Dokter Ajaib, panggil saja namaku, David Graham." Tristan menyahut dengan santai, "Ngomong-ngomong masalah penyakitmu, kau tidak perlu khawatir, mudah bagiku untuk menyembuhkannya."

Pada saat ini, terjadi perubahan pada raut wajah Hendrik Liam. Dia sebelumnya begitu kagum pada teknik akupuntur milik Tristan, tapi dikarenakan Tristan mengatakan bisa menyembuhkan bahkan sebelum mengetahui penyakit yang harus ditangani, membuatnya mulai berpikir bahwa Tristan adalah pembual.

Ekspresi meragukan di wajah Hendrik Liam dengan mudah terbaca oleh Tristan, hal ini membuat sudut bibir Tristan berkedut secara alami.

Tristan lantas berkata dengan santai, "Tuan Liam, aku berkata mampu karena aku sudah mengetahui penyakitmu yang memalukan itu!"

Hendrik Liam ternganga, kata 'Penyakit Memalukan' dari mulut Tristan membuat keraguan yang sempat muncul di kepalanya menjadi lenyap dalam sekejap.

Pada saat yang sama, Tristan kembali membuka mulut, "Apa aku perlu mengatakannya di sini?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status