Reinkarnasi seorang dewa perang?
Apakah itu berarti ada jiwa lain di dalam tubuhnya?Untuk beberapa saat, pengakuan Tristan berhasil membuat bola mata Alea nyaris melompat keluar, dan isi pikirannya menjadi kosong.Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, karena pada detik selanjutnya Alea langsung tertawa keras.Tristan melirik ke samping, sorot matanya masih sangat serius. "Kenapa kau malah tertawa? Apa ada yang lucu?"Alea menutup mulut, butuh beberapa detik baginya untuk menghentikan tawa.Setelah itu, dia menggelengkan kepala dan berkata dengan sarkas, "David, David, ternyata setelah bangun dari koma kau bukan sekedar menjadi sedikit berguna, tapi juga menjadi pria yang pandai membual!"Melihat ekspresi tidak percaya di wajah Alea, Tristan pun mengurungkan niat untuk bercerita lebih banyak.Di kehidupan sebelumnya, Tristan Miller adalah pribadi yang sangat efisien, baik itu dalam menggunakan waktu, maupun dalam bertindak.Tristan tidak suka mengulur-ulur waktu, juga tidak suka menutupi masalah. Tristan adalah pribadi yang keras, cekatan, dan yang paling penting dia tidak pandai berbohong.Karakteristik yang seperti itu Tristan bawa sampai ke kehidupan yang sekarang, hingga membuatnya tanpa berpikir panjang langsung berkata jujur pada Alea. Di sini Tristan lupa, bahwa mustahil bagi siapa pun di dunia ini untuk mempercayai apa yang dialaminya.Pada saat ini, Alea kembali tertawa keras. "Kenapa tidak sekalian saja mengaku bahwa dirimu adalah reinkarnasi dari Panglima Besar Tristan Miller yang hebat!""Ehmm?" Tristan tidak bisa berkata-kata lagi.Rasanya ingin sekali Tristan membenarkan, Iya Alea, aku memang Tristan Miller, panglima terbesar dalam sejarah Negara Dentalusia.Namun, kali ini pengakuan itu harus Tristan telan sendiri. Andaipun dia memaksakan diri untuk mengakui kebenarannya, Maka dapat dipastikan Alea malah akan mengangapnya gila.Beberapa saat setelahnya, terdengar Alea kembali bersuara, kali ini nada bicaranya terdengar serius, "Sayang sekali ya, Jendral Tristan harus meninggal di usia yang masih sangat muda. Sejak kepergiannya negara kita menjadi lemah, hingga akhirnya banyak wilayah yang jatuh ke tangan penjajah."Tristan melirik Alea dengan dahi mengernyit. "Sepertinya kau banyak tahu tentang militer."Alea tersenyum, dia memang hanya seorang wanita yang hidup di kota kecil, jauh dari ibukota, tapi dia selalu mengikuti berbagai perkembangan melalui media."Sebagai generasi penerus bangsa, aku harus tahu segalanya tentang negaraku. Asal kau tahu saja, aku sering melihat Jendral Tristan meski hanya dari kejauhan, aku bahkan ada di sana saat pesawat musuh menghancurkan kamp peristirahatannya.""Hah?"Tristan melirik Alea dengan sebelah alis mata terangkat, mengisyaratkan bahwa ia butuh penjelasan dari Alea."Itu terjadi setahun sebelum kita menikah, saat itu aku dan beberapa teman bergabung dalam regu medis suka rela, kami dikirim ke perbatasan untuk merawat anggota militer yang terluka."Tristan mengangguk, ada rasa antusias di hatinya ketika mendengar cerita Alea.Siapa sangka, ternyata wanita yang terlihat lembut ini memiliki jiwa patriotisme tinggi, serta nyali yang besar sampai berani ikut terjun ke garis depan peperangan demi negara.Pada saat sama, tekad api seketika membara di dalam diri Tristan. Dia berjanji, suatu saat nanti akan kembali mengabdi pada negara, tentu saja setelah selesai memberi hukuman bagi para pengkhianat.Tanpa terasa, Mobil yang dikemudikan Tristan akhirmya tiba di kediaman keluarga Wilson.Ketika memasuki halaman, raut wajah Alea langsung berubah kesal karena melihat sebuah mobil yang terparkir di sana."Ck, mau apa lagi dia datang ke sini!" rutuk Alea."Siapa?" tanya Tristan."Kenzo, pria tidak tahu malu itu!"Buru-buru Alea turun dari mobil, dan masuk ke dalam rumah. Ketika sampai di ruang depan, Kenzo sudah ada di sana untuk menyambutnya dengan penuh semangat."Alea, cepat pergi mandi, dan berdandan yang cantik. Kenzo ingin mengajakmu pergi makan malam," ujar Ellyana.Dahi Alea berkerut tidak senang. "Ibu ini apa-apaan, aku ini wanita yang sudah bersuami, bagaimana mungkin ibu menyuruhku pergi dengan pria lain!"Selesai berkata, Alea bergegas masuk ke kamar tanpa peduli ibunya terus berteriak memarahi.Melihat ini, Kenzo berusaha untuk terlihat bijak, "Bibi, Alea jangan terlalu ditekan, lama kelamaan nanti dia pasti sadar sendiri mana yang berlian dan mana yang batu kerikil."Ellyana mengangguk seraya menatap Kenzo dengan bangga. "Kamu benar, calon menantuku memang yang paling hebat."Selanjutnya Kenzo pamit meninggalkan kediaman keluar Wilson. Dia bertemu Tristan saat hendak masuk ke dalam mobil.Sejak tadi Tristan memang sengaja menunggunya di luar.Kenzo terlebih dulu mendekati Tristan, lalu berkata dengan remeh, "Percaya atau tidak, cepat atau lambat Alea pasti akan menjadi milikku. Lalu kau akan dibuang ke tempat seharusnya, ke tong sampah!"Pada saat ini, aura dingin yang mengerikan langsung menyelimuti tubuh Tristan, dan tentu saja Kenzo dapat merasakannya.Tatapan Tristan yang seperti malaikat maut, membuat Kenzo kesulitan untuk menarik napas, seperti ada batu besar yang menghimpit dadanya.Tristan bahkan tidak memberi Kenzo waktu untuk mengatasi rasa takutnya, "Kau tidak memiliki waktu lagi walau sekedar untuk bermimpi indah, ajalmu sudah tiba!""Hmmmm?"Alea menoleh, tepat pada waktunya untuk melihat senyum penuh maksud di wajah Tristan, dan yang hal itu membuat jantungnya tiba-tiba berdebar kencang.Sejak mengalami penganiayaan sadis waktu itu, pemilik tubuh sebelumnya menderita trauma berat.Ia menjadi rentan terhadap serangan panik, bahkan terkadang merasa takut sendiri saat Alea atau siapa pun mendekatinya.Kondisi menyedihkan itu berlanjut hingga keduanya menikah dan tinggal bersama.Rasa takut akan keberadaan orang lain membuat pemilik tubuh sebelumnya selalu memilih tidur di lantai, meski Alea sudah sering membujuknya untuk tidur bersama di ranjang.Pada akhirnya, mereka baru benar-benar tidur bersama untuk pertama kalinya sejak Tristan bereinkarnasi ke dalam tubuh ini.Jadi, meskipun Alea dan pemilik tubuh sebelumnya adalah pasangan yang menikah karena saling mencintai, dan telah tinggal seatap selama dua tahun, mereka belum menjadi pasangan suami istri dalam artian yang sesungguhnya, dikarenakan gangguan kesehatan y
Ekspresi wajah Alea masih masam. Meski begitu, dia tidak bisa menolak ajakan Tristan untuk pulang. Lagi pula, perkataan Tristan cukup masuk akal. Dikarenakan harus merawat Tumbuhan Sisik Naga, Tristan terpaksa menetap di Desa Huiland selama beberapa waktu belakangan, dan baru kembali ke Kota Fuji pada hari ini. Alea sendiri tentu saja merindukan Tristan, dan juga ingin menghabiskan waktu bersama. Di sisi lain, Nenek Lena sudah sembuh, di masa depan, masih ada banyak waktu yang bisa dihabiskan Alea untuk bersama sang nenek. Setelah sepakat untuk pulang, Alea pun berpamitan pada keluarga Wilson. Setibanya di rumah, Tristan dan Alea segera bersiap-siap untuk tidur. Saat ini, Tristan mengenakan piyama tidur berbahan katun lembut, dengan potongan leher berbentuk huruf V yang dalam hingga ke bagian dada. Hal itu membuat Alea dapat melihat sembulan otot dada Tristan yang mulai terbentuk, dan ia tak kuasa menelan ludah. Selama berada di Desa Huiland, Tristan memang sangat aktif melati
"Tuan Graham, apa kamu tidak pernah berpikir untuk membuka klinik pengobatan tradisional? Dengan kemampuan menyembuhkanmu yang luar biasa itu, seharusnya pasien dari ujung negri sekali pun akan datang untuk berobat.""Jika kamu memiliki niat itu, aku ingin mengajukan diri untuk menjadi asistenmu."Setelah tiba di ruang kerja Direktur Liam, dan duduk tenang sambil menikmati teh hangat, dokter Jimmy Laurent pelan-pelan mengungkapkan keinginannya pada Tristan.Sejak pertama kali mendengar tentang kemampuan Tristan dari cerita Hendrik Liam, dokter Jimmy Laurent sudah sangat tertarik untuk mengenal sosoknya.Sekarang setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, yang ternyata bahkan lebih luar biasa dibanding yang diceritakan, dia tidak dapat lagi memendam keinginan besar untuk berguru pada Tristan.Dia bahkan telah membuat rencana untuk pindah ke Kota Fuji, demi mewujudkan keinginan tersebut."Dokter Jimmy Laurent sangat terkenal, salah satu ahli bedah terbaik di negri ini, apa yang mem
Tristan menatap wajah Alfred Wilson yang penuh harap. Ia tetsenyum ringan, lalu menoleh ke arah Alea yang terlihat tengah menahan tarikan napasnya."Jangan khawatir, semuanya sudah selesai," ucap Tristan, suaranya datar namun memberi perasaan lega bagi keluarga Wilson.“Apa maksudmu sudah selesai? Apakah ibuku sudah baik-baik saja?" tanya Aldric Wilson memastikan.Mata kakak dari ayah mertua Tristan itu memerah, tak hanya karena bekas tamparan tapi juga karena cemas.Tristan menganggukkan kepala. "Ya, jaringan tumor ganas di kepala Nenek Lena sudah berhasil diatasi, begitu juga dengan jaringan abnormal lain yang tersebar di tubuhnya. Sekarang yang dibutuhkan hanyalah waktu untuk pemulihan. Kalian semua sudah boleh masuk untuk melihatnya, tapi pastikan jangan mengusik ketenangannya untuk sementara ini."Untuk sesaat, koridor itu menjadi sunyi. Tak ada satu pun dari mereka yang bisa langsung bereaksi. Mereka seolah-olah tenggelam di antara rasa percaya dan tidak percaya.Lalu Alfred Wil
Alih-alih mendengarkan perkataan Alea, Alfred Wilson dan Aldric Wilson justru menunduk lebih dalam. "Maafkan kami, Alea," ucap Alfred Wilson dengan suara parau, berat dan terdengar memohon. "Paman juga, Alea, selama ini paman sudah berlaku terlalu kasar... terlalu jahat padamu …." Aldric Wilson menyusul, meski kata-katanya terdengar lebih kaku dan penuh pergolakan. Alea benar-benar terkejut melihat dua pria yang selama ini dikenal sebagai sosok paling keras dan tak tergoyahkan dalam keluarganya, kini berlutut di hadapannya, seperti dua orang pesakitan yang menanti pengampunan. Belum sempat Alea menanggapi lebih lanjut, kedua pria itu sudah berbalik saling menghadap satu sama lain. Untuk sesaat, suasana terasa membeku. "Ayah…." Aldric menatap Alfred, lalu berucap dengan ragu-ragu, "Apa kita benar-benar akan- ...." Alfred Wilson tidak langsung menjawab, dan keragu-raguan juga terlihat jelas di wajahnya. Pada saat yang sama, suara Hendrik Liam terdengar, "Terserah kalian mau bag
"Ya, apa pun pasti aku lakukan!" Alfred Wilson sebenarnya masih ingin mempertahankan ego di depan Tristan, tapi dia tidak berdaya karena saat ini Tristan adalah satu-satunya harapan yang tersisa untuk kesembuhan istrinya. "Baiklah, kalau begitu kalian berdua pergi temui istriku, dan minta maaf padanya. Lalu biarkan juga dia menamparmu seperti yang kau lakukan padanya kemarin malam." Tristan berkata dengan ringan, dan kilasan senyum jahat muncul di sudut bibirnya. Alfred Wilson melotot, tidak masalah baginya harus sedikit merendah di depan Tristan, tapi menemui Alea dan meminta maaf secara pribadi, benar-benar membuat martabatnya habis tak tersisa. Lagipula kapan ada sejarahnya seorang kakek mendatangi cucu untuk memohon maaf? "David, kamu jangan keterlaluan!" bentak Aldric Wilson, dia juga merasa keberatan untuk melakukan permintaan Tristan. "Kenapa? Apa kalian berdua tidak mau? Kalau tidak mau juga tidak masalah, aku tidak akan memaksa. Lagipula jika bukan karena Alea, aku tida