Share

Bab 171

last update Last Updated: 2025-08-21 19:31:23

Ananta mengetuk-ngetuk jarinya di atas setir sambil bersiul pelan mengikuti alunan Sunsetz Cigarettes After Se_x dari audio mobilnya.

Hari ini ia keluar lebih awal dari kantornya. Sudah cukup lama rasanya Ananta menenggelamkan diri dalam urusan pekerjaan. Berhari-hari ia habiskan dengan kerja dan kerja. Seakan tidak ada hal lain yang bisa dilakukannya.

Namun, entah mengapa hari ini rasa jenuh itu menumpuk. Rutinitas yang biasanya membuatnya melupakan apa pun, kini justru membuatnya mual. Seolah ada sesuatu dalam dirinya yang menolak untuk terus berada di lingkaran monoton itu.

Ia butuh udara segar. Ia butuh sesuatu yang berbeda. Ia butuh melihat hal lain, selain angka, grafik, laporan, dan rapat yang selalu menunggu.

Tadi Clarin memintanya menemani belanja, tapi Ananta tolak. Begitu juga dengan ajakan makan malam dari Marcella.

Jangan lupakan, ada Calista yang hari-hari belakangan semakin intens menghubunginya dan semakin sering mendatangi kantornya dengan berbagai alasan. Padahal uju
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (16)
goodnovel comment avatar
Sri Hartati
biar cemburu Ananta
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
Ananta mencari tau dah foto model bernama Ello seperti apa orang nya,,, guanteng boook kamu kalah Ananta
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
bisa jadi Ello tidak sebaik yang dibayangkan....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 181

    Sepuluh menit sudah berlalu dari pukul dua belas malam. Namun, hingga detik ini Andara belum juga pulang. Berulang kali Shankara menelepon dan mengiriminya pesan. Tidak ada respons apa pun dari Andara. Pria itu mondar-mandir di ruang tamu dengan wajah tegang. Ponsel di tangannya tak henti-henti ia lirik, berharap ada balasan masuk. Namun, yang muncul hanya layar kosong. “Dia ke mana lagi?” gumamnya frustrasi. Shankara berhenti sejenak, menatap pintu rumah yang tertutup rapat. Jantungnya berdebar tidak karuan. Pikiran buruk mulai berdatangan, terutama karena ia tahu Andara bukan tipe yang suka pulang larut tanpa memberi kabar. Ia kembali menekan tombol panggilan. Suara nada sambung terdengar, tapi tetap berakhir tanpa jawaban. Hanya ada dua kemungkinan di kepalanya. Andara benar-benar sibuk hingga tidak sempat mengangkat telepon atau sesuatu benar-benar terjadi padanya. Dan kedua kemu

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 180

    "Ngelamun mulu dari tadi?" Suara Ello yang terdengar begitu jelas di telinganya membuat Andara sontak tersadar dari lamunannya yang panjang. Ia bahkan sampai lupa kapan mobil berhenti. Pandangannya bergeser ke arah kaca jendela, menyadari kalau mereka sudah berada di parkiran basement apartemen Ello."Udah nyampe ya?"Lelaki di sebelahnya itu mengangguk sambil tersenyum kecil. “Iya, cantik. Dari tadi aku perhatiin kamu diam aja. Capek?”Andara buru-buru menghela napas, seolah dengan begitu ia bisa mengusir bayangan yang masih mengendap di kepalanya. Bayangan tatapan Ananta, cardigan yang sengaja diikatkan ke tubuhnya, dan lirikan-lirikan singkat di studio tadi. Semua itu masih segar di ingatannya."Nggak, cuma lagi mikir aja."“Mikir apa? Tentang aku, kan?”Bibir Andara melengkung. “Iya, tentang kamu.”Ello membalas senyuman itu. Ia meraih tangan Andara dan menggenggamnya erat. “Aku kira kamu mikirin yang lain. Jangan bikin aku cemburu.”Andara tidak menjawab. Rongga dadanya terasa s

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 179

    Andara yang terkejut mendengar pertanyaan itu menatap Ananta dengan lebih intens. Mencari tahu apakah pria itu sedang bercanda atau serius. Tatapan Ananta tidak bisa dibaca. Tenang, datar, tidak menyiratkan gejolak emosi sekecil apa pun. Andara heran, bagaimana bisa ada orang yang menyimpan begitu banyak hal tapi tidak pernah sedikit pun menunjukkannya keluar?Apa Ananta lupa semua yang telah dilakukannya? Apa dia tidak ingat malam itu? Malam yang sampai detik ini masih membekas begitu dalam di hati Andara? Luka itu belum kering, bahkan rasanya masih basah, perih setiap kali tersentuh.Konyol sekali hidup ini.“Berteman? Setelah semua yang terjadi? Setelah semua yang kamu lakukan padaku?” lirih suara Andara, antara marah dan tidak percaya.“Aku bilang ‘berteman’, bukan karena aku ingin kembali, tapi karena aku menghargai apa yang pernah ada."Andara mengerjap, menahan perih yang menyeruak di dadanya. “Menghargai? Kamu

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 178

    Ananta tetap anteng di tempatnya. Ia menangkap dengan jelas Andara sedang melampiaskan emosi padanya. Saking emosinya Andara sampai lupa mengenai satu hal.Mereka tidak pernah menikah secara resmi. Jadi silakan kalau Andara mau menggugat sampai ke ujung dunia sekalipun."Pacarmu tahu kamu pernah menikah?"Andara terdiam. Pertanyaan itu menohok langsung ke ulu hatinya. "Aku sarankan sebaiknya berterus terang agar hubungan kalian ke depannya tetap lancar. Walau bagaimanapun kejujuran itu sangat penting. Kalau dia memang cinta sama kamu, dia pasti akan menerima kamu apa adanya. Dan satu lagi, carilah laki-laki yang jauh lebih matang. Jangan yang seumuran. Karena apa, Andara? Karena kamu masih sama. Masih senaif dulu. Yang berubah cuma dandanan kamu. Tapi pikiran kamu masih kayak anak-anak. Sorry to say.""Aku nggak butuh saran apalagi nasihat dari kamu, Ananta," sahut Andara cepat. "Kamu juga nggak berhak untuk menilaiku." Andara jelas tersinggung oleh Ananta yang menyebutnya sebagai

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 177

    Andara menanti dengan tegang tamu istimewa tersebut masuk ke ruangannya. Ia mengatur perasaannya agar biasa saja. Tapi ternyata sesulit itu. Jantungnya berdebar, telapak tangannya dingin, dan matanya tanpa sadar terus menatap ke arah pintu yang tertutup rapat.Saat Andara berdiri menghadap kaca untuk memerhatikan penampilannya, di saat itulah ia melihat pintu terbuka di belakangnya.Sosok itu melangkah masuk. Dan dia benar-benar sendiri.Andara langsung memutar tubuh. Di detik itu tatapan mereka bertemu. Ananta berdiri tegap dengan wajah tenangnya, dengan ekspresi yang seperti biasa tidak bisa Andara baca. Andara tidak tahu harus menatap ke mana. Rasanya seluruh ruang menyempit, membuatnya sulit untuk bernapas."So you're the one handling me?" ucap pria itu seolah bertanya pada orang asing, bukan pada orang tempatnya pernah berbagi ranjang dan kehangatan.Andara menelan ludah lalu menjawab, "Silakan duduk."Ia mencoba untuk bersikap profesional meskipun getar suara dan gemetar tubuhny

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 176

    Hari ini Andara bebas dari segala kegiatannya. Jadi ia bisa sedikit bersantai. Ia menghabiskan waktu dengan leye-leye di kamar sambil menonton series Ello yang ongoing di platform streaming. Andara menahan napas ketika tiba-tiba layar menyajikan adegan ciuman antara Ello dan Yashinta, lawan mainnya. Ello terlihat sangat menghayati perannya, seakan adegan tersebut bukan bagian dari skenario. “Ya ampun, kok bisa semulus itu sih aktingnya?” gumamnya pelan antara kagum dan... kesal mungkin? Andara berusaha meyakinkan diri kalau itu hanya tuntutan peran. Tapi tetap saja rasa tidak nyaman itu membuncah. Apalagi tatapan mata Ello di layar, tatapan yang penuh cinta dan kelembutan pada lawan mainnya, membuat dada Andara berdebar dengan aneh. “Itu cuma drama, bukan kenyataan,” ucapnya sambil menepuk pelan pipinya sendiri. Namun semakin ia menonton, semakin ia sadar bahwa ia tidak hanya sekadar menjadi p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status