“Lyra? Ah!” kata Daryl dan Dylan salah tingkah. Daryl tahu dia bersikap tidak seperti biasanya, karena dia tidak bisa menahan perasaan gembiranya. Dia merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan cicitnya sebelum mengikuti Ikrar Air Suci, sebuah peristiwa yang dia tahu dia mungkin tidak akan bisa pulang hidup-hidup. Karena Tuhan menjawab doanya untuk berkesempatan bertemu dengan Mable, bisa dibayangkan betapa senangnya Daryl begitu dia mengetahui bahwa bayi itu adalah cicitnya. Dengan kedatangan Lyra di sini, Daryl pun merasa malu. Bagaimanapun juga, Lyra adalah menantu perempuan yang sah di Keluarga Crawford. Dari yang dia dengar, Lyra yang mengurus semua keperluan Keluarga Crawford, baik yang besar maupun kecil, selama bertahun-tahun. “Ah! aku juga tidak terlalu yakin! Menurutku anak ini sangat lucu jadi aku membawanya!” jawab Daryl dengan sikap yang semakin canggung. Mendengar itu, Lyra hanya mengangguk tanpa suara. Ketika Daryl menyerahkan Mable kepada Dylan, dia mengamati bahw
“A-aku akan memberitahumu selama kamu mau berjanji menerimaku!" kata Alice sambil memegang lengan Gerald. “Katakan saja!” jawab Gerald sambil mendorong tangannya menjauh. Setelah menghapus air matanya, Alice kemudian menjelaskan, “Semuanya dimulai pada malam ketika kita berada di hotel tepi laut…” Setelah mendengarkan penjelasan Alice sebentar, Gerald bisa membayangkan gambaran kejadian saat itu. Singkatnya, malam itu Alice membius Gerald dengan maksud untuk tidur dengannya agar Alice bisa hamil. Dalam benak Alice saat itu, jika dia mengandung bayi Gerald, maka dia akan menjadi bagian dari keluarga kaya dan terpandang. Sayangnya, siklus menstruasinya datang lebih awal dan semua rencananya berantakan. Pada saat itu, Alice sangat kesal hingga ingin rasanya menampar diri sendiri. Akhirnya, dia mencipratkan sedikit noda merah menyerupai darah ke atas seprai, sebagai bukti bahwa dia telah kehilangan keperawanannya. Dengan fakta itu, jelas Alice telah membohongi Gerald tentang Mable se
Sejak pertama kali melihat mural di Makam Dewa, Gerald sudah mengetahui bahwa wanita berbaju putih itu terinspirasi oleh pengemis tua untuk memisahkan antara peti mati dengan dewa. Namun, tidak ada yang tahu lokasi makam wanita berbaju putih itu.Sehingga ketika Alice mengatakan tentang sebuah makam kuno, mau tidak mau Gerald menghubungkannya dengan kisah itu. Apakah wanita dalam peti mati berwarna putih telah dibawa ke laut selatan setelah pemisahan? Apakah saat ini terkubur di makam raja lautan?"Di mana makam raja lautan berada?" tanya Gerald setelah merenung sejenak. Alice menanggapi dengan menceritakan semua yang dia tahu. Gerald mendengarkan dengan penuh perhatian semua yang Alice katakan. Sejujurnya, Gerald merasa penting bagi dirinya untuk pergi dan menyelidikinya sendiri.Sepengetahuan Gerald, wanita berbaju putih itu sangat mungkin dikuburkan di dalam makam raja lautan. Ketika pertama kali Lyra memimpikan wanita yang berdiri di tepi sungai di dalam hutan yang beracun i
Lagi pula, sejak dulu Yasmeen terkenal begitu. Saat itu jarang sekali mahasiswa Universitas Mayberry yang berkencan dengan sesama mahasiswa, namun Yasmeen berada di level yang sama sekali berbeda. Saat itu, dia berkencan dengan presiden salah satu perusahaan di Mayberry yang kebetulan sudah bercerai.Karena hubungan mereka, presiden mengatur agar kembang api ditempatkan di setiap sudut universitas pada hari ulang tahun Yasmeen. Malam itu, seluruh universitas diterangi oleh cahaya kembang api yang indah, dengan mudah membuat semua gadis lain di sana mengagumi dan iri padanya.Namun bukan itu yang paling diingat Gerald tentang insiden itu. Tidak, yang paling diingatnya tentang peristiwa itu adalah fakta bahwa Yasmeen menyuruhnya membersihkan semua sisa kembang api di sekitar universitas—ketika pagi tiba—dengan bayaran lima belas dolar.Upah sebesar itu sangat berarti bag Gerald saat itu. Setelah menerima uang, Gerald langsung mentraktir Xavia makan di KFC. Gerald bahkan ingat menambahkan
Meski sudah agak larut, Gerald bisa melihat dengan jelas bahwa pria paruh baya itu—yang sedang dikejar oleh lebih dari sepuluh orang yang memegang senjata dengan mengendarai lima speedboat—berlumuran darah. Sekarang pria itu berlari tepat ke arah Gerald.Melihat kehadiran mereka, beberapa orang yang masih berada di pantai segera melarikan diri, saking fokus dengan upaya untuk melarikan diri sampai-sampai tak seorang pun dari mereka yang berpikir untuk menelepon polisi! Tidak lama kemudian, pantai yang letaknya memang terpencil itu menjadi benar-benar kosong tanpa manusia, kecuali Gerald.Gerald mendapati dirinya agak mengernyit ketika melihat para pengejar. Ditambah lagi, Gerald terlanjur kesal setelah tadi Yasmeen menyela pemikirannya.Sejurus kemudian, pria paruh baya yang berlumuran darah itu sampai di tepi pantai. Menyadari bahwa tidak ada tempat lain untuk meloloskan diri, pria itu pun berlari ke arah Gerald, satu-satunya orang yang bisa dia lihat! Sementara terus berlari, pria it
Sambil mencibir menghina, alih-alih mundur, Gerald justru bergegas mendekat ke arah mereka. Akibat beberapa pukulan dan tendangan cepat yang Gerald lancarkan, suara retakan dan patah tulang memenuhi udara malam. Hanya beberapa detik kemudian, semua orang—yang tadi menyerang—kondisinya serupa dengan orang pertama yang seluruh anggota tubuhnya mengalami patah tulang.Dengan kondisi gigi dan anggota badan yang hancur, mereka terkapar di tanah. Mereka nyaris pingsan karena rasa sakit yang luar biasa tak tertahankan. Mereka semua menatap Gerald dengan mata terbelalak, seolah-olah sedang menatap monster.'Manusia macam apa dia? Kenapa kita sampai menyinggung orang seperti dia?’Sementara itu, Gerald bahkan tidak terganggu sama sekali oleh mereka yang bergelimpangan di tanah. Setelah mengibaskan pasir dari tangannya, Gerald kemudian melanjutkan perjalanannya, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Sebelum Gerald pergi jauh meninggalkan tempat itu, pria paruh baya—yang masih berlumuran dar
Gerald terus berjalan menuju pusat kota, namun tidak lama berselang mendadak Gerald menghentikan langkahnya.Gerald berpaling lalu dengan dingin dia berkata, “Dengarkan, aku benar-benar tidak berniat untuk menyelamatkanmu, jadi jangan ikuti aku. Sebaiknya kamu pergi sekarang selagi suasana hatiku sedang baik, jika tidak, kamu akan berakhir seperti pria-pria tadi di pantai!”Tentu saja, orang yang Gerald ajak bicara tidak lain adalah Wagner.“Tolong jangan marah, Tuan! Sepertinya Anda mirip dengan seseorang yang sangat saya kenal! Orang yang cukup penting bagi keluarga saya, Yarnes, jadi ... Itulah sebabnya saya ingin mengenal Anda sedikit lebih baik!” jawab Wagner dengan hormat.Bahkan sebelum Gerald bisa mengatakan apa-apa lagi, Wagner segera menjelaskan, “Begini, Tuan, keluarga Yarne sudah lama sekali menunggu kedatangan seseorang. Orang dimaksud konon akan muncul cepat atau lambat. Sejujurnya, sosok Anda cocok dengan deskripsi orang dimaksud! Anda bisa saja menganggapku sebagai peng
Wagner mengikuti kalimat itu dengan anggukan.Setelah mendengarnya, Gerald perlahan membuka gulungan itu. Sesuai dengan kata-kata Wagner, gulungan yang dibuka memperlihatkan potret yang sangat jelas dan realistis sosok seorang jenderal.Jenderal memegang pedang panjang di tangannya, dan dia terlihat sangat tangguh. Bahkan Gerald mau tidak mau merasa sedikit terintimidasi oleh potret itu.Namun, bukan itu yang paling menarik perhatian Gerald. Tidak, yang benar-benar menarik minat Gerald adalah fakta bahwa jenderal dalam gambar itu tampak sama persis dengan dewa di peti mati abadi yang pada gilirannya, keduanya tampak persis sama dengan dirinya! Bahkan pedang di tangan sang jenderal sepertinya adalah Lightbane! Pedang panjang yang selalu Gerald bawa ke mana-mana!"Itu dia!" seru Gerald, kelopak matanya sedikit berkedut.“Apakah Anda mengenalnya, Tuan? Bagaimanapun, aku sudah memberitahumu bahwa ada alasan di balik semua tindakanku! Keluargaku sudah lama menunggu untuk bertemu seseorang