“Wow, itu adalah lencana Master Jimat Tingkat Satu. Jadi, kamu sudah menjadi guru?”Sebelum Gerald sempat menjawab, Yoshua sudah memperhatikan Master Jimat Tingkat Satu di dadanya dan bersorak karena terkejut. Yoshua mengenali lencana itu karena Chace Hunt memiliki lencana Master Jimat Tingkat Dua.“Ya, Tuan Zahn. Saya harus berterima kasih banyak untuk ini. Anda yang memberi saya kesempatan bagus untuk menjadi murid Master Hunt sampai akhirnya saya bisa seperti sekarang.”Gerald adalah orang yang tahu diri. Wajar jika dia berterima kasih kepada Joshua."Ha! Ha! Ah, kamu berlebihan. Ini adalah hasil kerja kerasmu!” Yoshua mengibaskan tangannya sambil tertawa. Melihat Gerald sukses membuat Joshua merasa senang. Setidaknya itu membuatnya merasa bahwa dia tidak membantu orang yang salah.“Oh, iya, Tuan Zahn. Sudah lama saya tidak melihat Nori?” tanya Gerald dengan bingung.Nori selalu berada di sisi Yoshua. Tetapi gadis itu tidak terlihat hari ini dan membuat Gerald merasa sangat
Setelah bersiap selama hampir dua jam, Gerald pun siap. Dia kembali ke kediaman Keluarga Zahn dan melihat Joshua dan Patrick, yang baru saja akan berangkat ke kamp tentara terdekat dengan gunung suci.Yoshua terkejut melihat Gerald kembali.Awalnya dia berpikir bahwa Gerald tidak ingin merepotkan diri dengan masalah ini. Tetapi sekarang setelah melihat Gerald datang dengan membawa perlengkapan, dia baru sadar bahwa Gerald pergi untuk menyiapkan semuanya."Tuan Zahn, saya ingin ikut menyelamatkan Nori juga!"Gerald memandang Yoshua dengan tatapan penuh kesungguhan.Meskipun Gerald dan Nori tidak memiliki hubungan asmara, tetapi Gerald sudah menganggap Nori sebagai sahabatnya. Sekarang Nori berada dalam situasi yang sangat berbahaya, Gerald tidak bisa hanya duduk diam saja. Dia harus pergi dan menyelamatkannya.“Gerald.”“Tuan Zahn, Nori adalah sahabatku. Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian!”Yoshua ingin mengatakan sesuatu, tetapi Gerald langsung menyela.Mendengar kata-ka
Gunung suci itu terletak beberapa ribu meter di atas permukaan laut. Makin tinggi gunung, makin rendah suhu dan tekanan atmosfer. Apalagi kondisi di gunung itu sangat berat sekarang. Anginnya kencang dan saljunya lebat. Itu sangat berbahaya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa misi penyelamatan ke gunung suci kali ini sangat berisiko.“Semuanya, karena akan ada angin Force 6 serta badai salju malam ini, kami telah memutuskan untuk mengatur waktu keberangkatan pada pukul tujuh besok pagi. Aku harap kalian semua beristirahat dengan baik malam ini untuk menghemat energi!” ujar Patrick memberi tahu Gerald dan yang lainnya.Malam ini akan menjadi malam tanpa tidur.Saat malam semakin larut, Gerald bersandar di ranselnya sendirian dan memejamkan mata untuk istirahat sejenak.Saat itu, dia mendengar sesuatu.Gerald segera membuka matanya dan melihat ke arah perkemahan Quest dan yang lainnya. Dia melihat dua sosok menyelinap keluar dari tenda dan mereka bergerak sangat hati-hati.Mela
“Kapten Wang, kami... Kami berdua hanya orang biasa! K-kami juga takut mati!” Kaleb sambil menundukkan kepalanya. Ia tidak berani menatap mata Patrick. "Kau…!" geram Quest, makin marah pada keduanya. “Biarkan aku meluruskan ini. Jadi kalian berdua mencoba melarikan diri secara diam-diam hanya karena takut mati?” kata Gerald sambil menambahkan bahan bakar ke api. Sejak awal dia sudah punya kesan buruk terhadap keduanya. Setelah mendengar kata-kata Gerald, Kaleb dan Malcolm sangat malu sehingga mereka hanya bisa menundukkan kepala lebih dalam. Quest yang semakin marah kemudian berkata, “Orang-orang seperti mereka berdua… Mereka harus ditangkap, Kapten Wang!” Mendengar itu, Patrick berhenti sejenak. Ia menatap Quest kemudian berkata dengan santai, “Lupakan saja... takut mati bukanlah sebuah kejahatan!” Menangkap mereka tampaknya tidak perlu. Lagi pula, keduanya tidak melakukan sesuatu yang ilegal. Patrick juga tidak ingin memaksa keduanya untuk ikut dengan mereka jadi dia
“Aku minta maaf atas sikap burukku sebelumnya. Aku harap kita bisa bekerja sama selama misi penyelamatan ini!” kata Quest. Bukan tipikal orang yang mempermasalahkan hal-hal kecil seperti itu, Gerald mulai merasa bahwa Quest sebenarnya adalah orang yang baik. Terlebih lagi, Quest adalah seorang petualang profesional dengan keberanian besar dan jiwa petualang yang tangguh. Gerald mendapati dirinya tersenyum ketika dia membalas jabat tangan Quest sambil berkata, “Aku pun demikian. Izinkan aku memperkenalkan diri secara resmi. Namaku Gerald Crawford!” “Quest Leane!” jawab Quest balas tersenyum. Setelah itu, keduanya pun mulai mengobrol akrab sampai akhirnya mereka tertidur sekitar pukul tiga pagi… Pukul tujuh pagi berikutnya, kelima belas anggota tim penyelamat sudah berkumpul dan siap berangkat ke gunung suci. Menjadi pemimpin grup, Quest berada di urutan pertama, diikuti oleh Gerald, Patrick, lalu anggota tim lainnya. Untungnya hari ini cuaca cukup baik sehingga perjalanan
Tentu saja memanjat tebing juga bukan masalah bagi Gerald. Setelah mundur beberapa langkah, Gerald berlari ke depan dan membuat sebuah lompatan besar! Beberapa detik kemudian, pemuda itu mendarat tepat di samping Quest! Setelah melihat itu, Quest dan yang lainnya langsung tercengang. Sebuah lompatan yang luar biasa! Dia benar-benar orang yang sedang berlatih untuk mencapai pencerahan spiritual! Setelah tersadar dari keterkejutan, yang lain kemudian mulai memanjat tali juga.Sebagian besar dari mereka telah mendaki tebing ketika tiba-tiba terdengar suara gemuruh guntur!Setelah itu, cuaca seketika berubah dan tak lama kemudian, awan gelap menutupi setiap inci langit.Melihat bahwa cuaca akan semakin buruk, Patrick—yang bersikeras untuk naik ke tebing terakhir—segera memberi instruksi, “Semuanya, cepat!”Setelah semua orang berhasil mencapai puncak, Patrick pun memanjat tali juga. Namun sungguh naas, masalah selalu datang tanpa peringatan. Karena tali telah digunakan banyak orang, jad
Setelah berjongkok untuk memeriksa tumpukan arang yang terbakar, Patrick kemudian berkata, “Tampaknya Ini masih baru. Orang yang menyalakan api ini pasti di sini sekitar dua hari yang lalu!” Mendengar itu, Gerald dan Quest saling memandang. Ini adalah kabar baik! Setidaknya itu membuktikan bahwa tim ekspedisi masih hidup dua hari yang lalu!“Baik, mari kita berlindung di sini untuk sementara. Kita akan melanjutkan perjalanan setelah badai salju reda!” kata Quest sambil meletakkan ranselnya dan duduk untuk menghemat energi. Sementara yang lainnya melakukan hal yang sama, Gerald memilih untuk memeriksa area tebing di sekitarnya. Setelah beberapa saat, Gerald memanggil Quest dan Patrick. "Tuan Leane dan Kapten Wang, aku telah mengamati daerah sekitar dan aku tidak menemukan jalan lain. Satu-satunya cara untuk mendaki gunung dari titik ini adalah dengan mendaki. Coba lihat saja di sana. Jika kalian mengamati dengan saksama, kalian bisa melihat tanda gesekan! Aku menduga di situ tim eks
Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Patrick dan yang lainnya, Gerald dan Quest kemudian mulai mendaki gunung suci. Meskipun salju masih turun cukup lebat—dengan embusan angin yang membekukan—Gerald dan Quest berhasil menemukan sisi tebing untuk melanjutkan ke bawah. Dengan kata lain, mereka sedikit terlindungi dari badai salju. Saat mereka berjalan, Quest bertanya, "Menurutmu apakah ada kemungkinan bahwa tim ekspedisi masih hidup, Gerald?" “Aku tidak yakin, tetapi aku pikir mereka seharusnya masih hidup. Aku berasumsi mereka saat ini terjebak di suatu tempat di gunung ini!" jawab Gerald dengan nada penuh harap. Gerald tentu berharap mereka masih hidup. Dia tidak bisa membayangkan Nori sekarat dalam badai salju ini. Menepis pikiran itu, Gerald kemudian bertanya, "Seberapa banyak kemajuan yang telah kita capai, Tuan Leane?"“Dari analisisku, kita sekarang seharusnya berada di ketinggian tujuh ribu lima ratus kaki. Itu artinya kita berada dua ribu kaki dari tempat tim ekspedisi me