Willie sadar Gerald dengan sengaja membuatnya menunggu lama. Bagaimanapun dulu Willie membuat Gerald menunggu lama persis seperti yang dialami saat ini.Ketika semua itu terjadi, sebuah mobil Rolls-Royce Phantom tampak menuruni jalanan di Yanken. Tampaknya akan menuju ke Mayberry.Di kursi belakang mobil itu tampak seorang seorang wanita modis dan kaya raya. Sejujurnya, ‘wanita’ agak berlebihan karena dia tampak seperti seorang gadis muda yang baru lulus kuliah. “Apakah kita sudah hampir sampai?” tanya wanita itu sambil perlahan membuka matanya. Dia fokus menikmati pemandangan yang tampak dari kaca jendela mobilnya.“Kita sudah hampir sampai di kota Mayberry, Nona!” jawab pengemudi itu.“Bilang kepada mobil-mobil di belakang kita untuk segera menyusul!” perintah wanita muda itu setelah mendengar jawaban pengemudi.Kemudian pengemudi itu melaksanakan yang diperintahkan melalui sambungan walkie-talkie. Di belakang mobil Phantom, sekitar 20 Maybach mengiringi. Mobil-mobil lainya harus m
“Mungkinkah itu mobil Uriah?” Detik itu juga sejumlah besar mahasiswa membentuk kerumunan di pintu gerbang kampus. Meskipun Gerald sudah memutuskan untuk tidak lagi merahasiakan identitasnya, namun Gerald masih merasa malu dilihat oleh banyak pasang mata. Hal itu terasa menyulitkan, setidaknya bagi Gerald untuk beradaptasi dengan semua perhatian yang mendadak dia terima. Setelah berpikir sejenak, Gerald memutuskan untuk tidak mengemudikan mobilnya ke kampus.Sebaliknya, Gerald memutar mobilnya dan memarkirnya di hutan kecil di dekat kampus seperti dulu. Kemudian Gerald mulai berjalan menuju kampus.“Gerald?”Detik itu juga, Gerald mendengar namanya dipanggil dan dia kaget ketika melihat seorang gadis mungil tanpa seragam yang memanggilnya itu.Seperti halnya Gerald, gadis itu pun terkejut melihat Gerald. Sedetik kemudian, gadis itu menyeringai kemudian berkata, “Heh, kebetulan sekali kita bertemu secara tidak sengaja di sini!”“Apakah kamu sudah berhasil lulus ujian masuk kampus May
Beberapa saat kemudian, Gerald sampai di asrama. Ketika Harper dan Benjamin melihatnya, mereka langsung menyerbu dan memeluk Gerald.“Selamat datang kembali, Gerald!”Gerald juga merasa sangat bahagia bisa bertemu mereka lagi. Berikutnya, tiga sahabat karib itu pun mengobrol dan saling bertukar cerita. Gerald sengaja ke kampus terlebih dahulu untuk bertemu Harper dan Benjamin. Setelahnya ia baru akan mengunjungi perusahaannya.Saat mereka bertiga asyik mengobrol, tiba-tiba pintu kamar asrama dibuka. Gerald terkejut melihat seorang gadis yang tampak asing berdiri di depan pintu“Hai, Kakak!” ujar gadis itu dengan gembira saat melihat ke arah Harper. “Hai Benjamin! Dan kamu pasti Gerald. Benar, kan?” lanjut gadis itu.“Ya, benar, salam kenal. Kamu adik Harper?” tanya Gerald.“Ya, namaku Roseanne. Kamu tampan juga ya, Gerald,” jawab Roseanne sambil tersenyum.“Ngomong-ngomong, kakakku bilang bahwa dia akan mengajakku makan siang bersama teman sekamarku juga. Apakah kamu akan ikut deng
“Astaga! Jadi itu memang dia? Kita baru berjalan dengan Tuan Crawford pemilik Mayberry Commercial Street?""Harper, kamu nggak sedang mengerjai kami, kan?" tanya mereka serentak."Buat apa aku bohong? Gerald selalu bersikap rendah hati dan kami juga tahu identitas aslinya baru-baru ini," terang Harper sambil tersenyum."Pantas saja aku merasa bahwa Gerald sangat mempesona waktu kita berjalan bersamanya tadi. Ternyata dia Tuan Crawford!"Dan begitulah, mereka pun sibuk membicarakan Gerald dan menjadikannya topik utama.Harper sudah berencana mengajak adiknya dan teman-teman adiknya berkeliling kampus untuk menunjukkan di mana perpustakaan, kolam renang, dll. Setelahnya baru dia akan mengajak mereka ke pusat pameran budaya di kampus.Tidak berapa lama kemudian para mahasiswi baru itu merasa tidak sanggup berjalan lagi karena Universitas Mayberry memang sangat luas."Stop! Aku nggak sanggup lagi. Aku mau istirahat sebentar dan sangat haus!" keluh para mahasiswi itu."Kalian harusnya bilan
“A-apa? Di mana dia sekarang?" jawab Roseanne dengan gemetar karena terkejut."Ayo, ikut aku!"Mereka pun bergegas mengikuti gadis itu. Ketika sampai di lokasi kejadian, Roseanne mendapati Harper dan Benjamin tersungkur di tanah dengan tubuh bersimbah darah."Kakak!" "Roseanne! Aku nggak apa-apa, tetapi orang-orang itu, mereka begitu kejam!"Meskipun Harper terbiasa berkelahi, tetapi ia tidak bisa menahan bayangan rasa takut yang datang kembali di pikirannya saat mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Ketika para pria itu memukuli Harper dan Benjamin, keduanya sudah berusaha membela diri dan menyerang balik. Namun Dante yang kekar itu mampu mengangkat tubuh mereka hanya dengan satu tangan.Setelah mendapatkan pukulan telak dari Dante, pandangan Harper seketika menjadi gelap. Hal yang sama juga terjadi pada Benjamin. Tidak satupun dari mereka sempat melakukan serangan balik. Akhirnya merekapun dipukuli hingga babak belur."Siapa yang melakukan ini semua? Aku laporkan ini ke polis
Sementara itu di tempat lain, Gerald baru tahu kejadian yang menimpa Harper dan Benjamin dari Roseanne. Setelah mendapat kabar itu, dia bergegas pergi ke rumah sakit."Apa yang terjadi?" tanya Gerald khawatir saat bertemu keduanya. Kondisi mereka cukup memprihatinkan."Kami juga nggak tahu banyak. Kami tiba-tiba saja diserang sekelompok pria asing dan sepertinya mereka juga sedang mencari kamu. Jadi sebaiknya kamu berhati-hati." jawab Harper.Gerald terkejut mendengar itu. Mereka mengincarnya juga? "Siapa kira-kira yang berniat jahat padaku?""Gerald, salah satu teman sekelas kita memberitahu bahwa orang yang memerintahkan para pria itu untuk mengeroyok Harper dan Benjamin adalah seorang mahasiswa dari fakultas kita, namanya Natasha dan tampaknya dia gadis yang cukup berpengaruh!""Apa? Natasha?" seru Gerald dengan keterkejutan berkali lipat.Menurut penjelasan Harper dan Benjamin, para pria itu bukanlah sekelompok preman atau gangster biasa. Mereka tidak hanya mahir berkelahi, tapi ju
“Kami sudah tanya mereka tentang itu. Tapi mereka mengelak telah terlibat dalam masalah ini," jawab Zack.Apapun penyebabnya, Gerald meyakini bahwa hal utama yang harus dilakukannya sekarang adalah menemui Xavia secara pribadi untuk memperjelas ini semua."Pantau mereka terus dan jaga dua temanku ini. Aku akan bereskan sisanya sesegera mungkin!" perintah Gerald. Berhubung semua ini terjadi karena dia, maka Gerald harus turun tangan sendiri menyelesaikan ini. Ia sama sekali tidak takut pada Keluarga Long.Sebenarnya jika dirasa mendesak, Gerald bisa saja menggunakan kekuasaan dan kekuatan keluarganya. Meskipun keluarga Long dari Yanken itu sangat kuat, Gerald masih mampu mengalahkan mereka.Akan tetapi, Gerald paham bahwa Xavia menjadi kejam dan gelap mata seperti sekarang adalah karena Gerald pernah memperlakukan Xavia dengan cara yang sama di masa lalu. Ya, nasi sudah menjadi bubur dan sekarang yang harus dilakukan Gerald adalah mencari keberadaan Xavia.Saat menuruni tangga, Gerald
Meskipun Gerald sadar bahwa kejadian di masa lalu menimbulkan efek yang luar biasa pada kehidupan Xavia, tetapi ia tidak pernah mengira bahwa hal itu bisa hampir membuat hidup Xavia berakhir."Saat itu adalah hari-hari tergelap dan terburuk dalam hidup Xavia. Itu semua karena kamu, si gembel hina! Aku yakin kamu sadar betul bahwa dulu semua orang memandangmu rendah dan tidak ada satupun orang yang mau bicara denganmu. Nggak ada satupun, kecuali saudariku! Dia menggandeng tanganmu di kampus, mengajakmu belanja bersama, dan makan malam berdua! Apa kamu pernah berpikir bagaimana pandangan orang terhadapnya ketika dia melakukan itu?""Hei, hei, lihat! Itu Xavia Yorke! Pacar seorang gembel! Itu yang dikatakan orang-orang padanya. Xavia tetap bertahan dan mengabaikan semua ejekan itu hanya demi tetap bersamamu. Tapi bagaimanapun juga setiap gadis punya harga diri, hingga suatu hari dia tidak tahan lagi. Dia merasa diperlakukan dengan tidak adil dan ya, itulah hari di mana dia minta putus den