Share

Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey
Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey
Author: Guyumay

Bab 1: Keajaiban Kosmis

Author: Guyumay
last update Huling Na-update: 2024-05-18 15:36:18

Dalam cahaya keemasan yang berkilauan, kapal luar angkasa, yang dikenal sebagai "Pengembaraan Kosmis", melayang anggun di atas permukaan planet yang asing. Di cockpit kapal, Kapten Maya Rodriguez menatap layar navigasi dengan konsentrasi yang intens. Dalam hatinya, ia merasa gugup dan penuh semangat untuk memulai petualangan baru ini.

"Sudah hampir waktu," gumam Maya sambil memeriksa koordinat kursusnya sekali lagi. "Persiapan terakhir, semua orang."

Di belakangnya, awak kapal yang terdiri dari berbagai spesies alien dengan sibuk melakukan tugas mereka masing-masing. Di antara mereka adalah Zarak, seorang teknisi robotik dari planet Xerion, yang sedang sibuk memeriksa mesin kapal untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik.

"Semua sistem dalam keadaan siap, Kapten," kata Zarak dengan suara rendahnya yang khas.

Maya mengangguk, mengapresiasi kerja keras rekan setimnya. "Bagus sekali, Zarak. Terima kasih."

Tiba-tiba, sebuah dentuman keras terdengar dari mesin kapal, membuat semua orang terkejut. Maya segera menoleh ke layar kontrol. "Ada masalah?"

Zarak menatap layar dengan ekspresi khawatir. "Sepertinya ada gangguan di sistem penggerak hiper. Saya akan segera memeriksanya."

Sambil Zarak bergerak menuju mesin, Maya merasa detak jantungnya meningkat. Mereka belum pernah mengalami masalah semacam ini sebelumnya, dan situasi ini bisa menjadi awal yang buruk untuk petualangan mereka.

Beberapa saat kemudian, Zarak kembali dengan senyum lega di wajahnya. "Saya telah memperbaiki masalahnya, Kapten. Semuanya kembali normal."

Maya menghela nafas lega. "Baiklah. Lanjutkan perjalanan kita menuju sistem Alpha Centauri."

Dengan mesin yang berderak kembali, Pengembaraan Kosmis melaju maju ke ruang hampa angkasa. Mereka meninggalkan planet asing itu di belakang mereka, menuju tujuan yang belum terpetakan di cakrawala yang luas.

Saat kapal mereka melewati lapisan atmosfer, awak kapal berkumpul di dek utama untuk merayakan awal petualangan mereka. Mereka meraung dengan semangat, menyadari bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar daripada diri mereka sendiri.

Di tengah kegembiraan, Maya melangkah ke podium di tengah ruangan. "Kawan-kawan, hari ini kita memulai perjalanan yang tak terlupakan melintasi galaksi. Kita akan menjelajahi tempat-tempat yang belum pernah terjamah sebelumnya, dan kita akan menemukan keajaiban yang tak terbayangkan di luar sana. Mari kita bersama-sama menjadikan petualangan ini menjadi legenda!"

Dengan sorakan dan tepuk tangan, awak kapal merasa semangat mereka berkobar-kobar. Mereka siap menghadapi apa pun yang menunggu di cakrawala kosmis yang tak terbatas.

Saat Matahari terbenam di belakang mereka, Pengembaraan Kosmis melanjutkan perjalanan ke arah bintang yang tidak diketahui, siap untuk menemukan keajaiban kosmis yang menunggu di ujung sana.

Tiba-tiba, layar kontrol kapal berkedip-kedip, memancing perhatian Maya yang segera kembali ke kursi pilotnya. "Ada apa, Zarak?"

Zarak mengamati layar dengan serius. "Sepertinya ada gangguan di sistem navigasi. Aku mencoba memperbaikinya."

Ketegangan terasa di udara saat Zarak berusaha memecahkan masalah tersebut. Waktu terasa berjalan lambat, dan detik demi detik terasa seperti jam.

Akhirnya, dengan kerja kerasnya, Zarak mengatasi masalah itu. "Sistem navigasi kembali normal, Kapten."

Maya menghela nafas lega. "Kita harus lebih waspada. Gangguan semacam itu bisa berarti ada yang mengawasi kita."

Sebelum mereka bisa menyelidiki lebih jauh, peringatan darurat tiba-tiba berdering di seluruh kapal. Layar kapal dipenuhi dengan gambaran objek besar yang mendekati mereka dengan cepat.

"Ada kapal asing di depan kita!" teriak seorang awak kapal.

Maya segera mengambil kendali. "Persiapkan perisai pertahanan. Kita tidak tahu apa niat mereka."

Dengan cepat, Pengembaraan Kosmis menyiapkan diri untuk pertempuran yang mungkin terjadi. Mereka tidak tahu apa yang menanti mereka di luar sana, tetapi mereka siap untuk melawan untuk melindungi diri mereka sendiri.

Namun, saat kapal asing semakin dekat, mereka menyadari bahwa itu bukanlah kapal perang, tetapi kapal penjelajah yang mirip dengan mereka sendiri.

"Sinyal masuk dari kapal itu, Kapten," kata Zarak.

Maya menerima panggilan itu dan memutarnya di layar komunikasi. Seorang alien muncul di layar, wajahnya dipenuhi dengan ekspresi kebingungan.

"Saya Kapten Rael dari Kapal Penjelajah Antarbintang Delphinus. Kami mengamati kapal Anda dan ingin memastikan bahwa Anda baik-baik saja."

Maya menarik nafas lega. "Terima kasih, Kapten Rael. Kami hanya mengalami beberapa masalah teknis, tetapi semuanya baik-baik saja sekarang."

Kapten Rael mengangguk. "Itu baik. Kami senang bisa membantu. Apakah Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut?"

Maya tersenyum. "Tidak, terima kasih. Kami akan melanjutkan perjalanan kami."

Setelah berpamitan, Pengembaraan Kosmis dan Kapal Delphinus masing-masing melanjutkan perjalanan mereka. Episode itu adalah pengingat bahwa di luar sana, di antara bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya, terdapat kekuatan yang tak terduga dan teman yang tak terduga.

Dengan semangat baru, Maya dan kru Pengembaraan Kosmis meneruskan perjalanan mereka ke Alpha Centauri, menantikan petualangan dan penemuan yang menunggu mereka di cakrawala kosmis yang luas.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 26: Maya Menemukan Kabar Gembira

    Beberapa tahun kemudian, kemajuan yang dicapai Nia dan Goliath dalam mempererat hubungan antara Xyloria dan Federasi mulai memberikan dampak yang luas. Mereka telah berhasil menciptakan beberapa proyek lingkungan yang revolusioner, termasuk sebuah program restorasi alam yang berhasil memperbaiki ekosistem yang rusak di beberapa planet anggota Federasi. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup di planet-planet tersebut tetapi juga mempererat ikatan antara berbagai spesies yang berbeda. Nia dan Goliath menjadi ikon global, sering diundang untuk berbicara di berbagai konferensi dan seminar. Kehadiran mereka selalu menjadi inspirasi, memotivasi banyak orang untuk melihat melampaui perbedaan dan bekerja bersama demi kebaikan bersama. Di bawah kepemimpinan mereka, banyak planet yang dulu terisolasi kini bergabung dengan Federasi, membawa lebih banyak keragaman dan kekayaan budaya. Pada suatu hari yang cerah, ketika mereka sedang menginspeksi proyek pertanian berkelanjutan

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 25: Perubahan Goliath Xyloria

    Nia menatap langit malam di Xyloria, dengan Goliath di sisinya. Hubungan mereka telah berkembang jauh melampaui apa yang dia bayangkan ketika pertama kali bertemu dengan makhluk alien yang aneh namun penuh kasih ini. Dia tersenyum, memikirkan semua petualangan yang mereka lalui bersama. Suatu pagi, ketika matahari baru saja terbit di balik bukit-bukit hijau Xyloria, Nia dikejutkan oleh perubahan yang terjadi pada Goliath. Dari hari ke hari, Goliath tampak semakin kuat dan tampan, seolah-olah alam Xyloria memberinya kekuatan baru. Tubuhnya yang semula tampak besar dan berbulu kini mulai menunjukkan otot-otot yang lebih tegas dan proporsional. Wajahnya, yang dulu tampak aneh, kini memiliki garis-garis wajah yang lebih halus dan simetris, dengan mata yang memancarkan kecerdasan dan kedalaman. Nia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Goliath, kamu... kamu berubah." Goliath mengangguk dengan senyum lembut. "Aku juga merasakannya, Nia. Mungkin ini adalah efek dari kristal yang

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 24: Diplomasi di Tengah Ketegangan

    Kerusakan serius di dek utama," lapor Zarak. "Kita harus segera melakukan perbaikan." Tim terpaksa melakukan evakuasi sementara ke planet terdekat yang tampaknya aman. Nia, Maya, dan Zarak mendarat di planet dengan bantuan pesawat penyelamat. Mereka harus memperbaiki kapal **Aurora** sebelum bisa melanjutkan misi mereka. Planet tempat mereka mendarat memiliki ekosistem yang indah namun penuh dengan makhluk aneh. Nia, yang memiliki pengalaman dengan makhluk-makhluk alien di Xyloria, memimpin tim dalam menjelajahi planet tersebut. Mereka bertemu dengan berbagai makhluk yang tampak aneh namun tidak agresif. Di tengah eksplorasi, Nia menemukan sebuah gua yang tampaknya memiliki sumber energi yang bisa membantu memperbaiki kapal mereka. Saat memasuki gua tersebut, mereka disambut oleh sekelompok makhluk kecil yang tampak lucu dan bersahabat. Makhluk-makhluk kecil ini, yang mirip dengan Lumi namun dengan vari

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 23: Galau Seperti Bayi

    Goliath mengeluarkan suara keras sebagai jawaban, tetapi Nia tahu bahwa ini adalah janji yang sulit. Dia mengelus kepala Goliath untuk terakhir kalinya sebelum naik ke pesawat. Lumi melompat ke pangkuannya, memberikan ciuman kecil dengan hidungnya yang lembut. Nia merasa air mata mengalir saat pesawat mulai mengudara, meninggalkan Xyloria dan dua sahabat anehnya. Di dalam hati, dia berjanji akan kembali secepat mungkin. Setibanya di markas Federasi, Nia segera terjun ke tugasnya. Koloni yang sedang bermasalah menghadapi ancaman besar dari kelompok pemberontak. Keahlian Nia dalam komunikasi dan diplomasi sangat dibutuhkan untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi damai. Namun, meskipun sibuk dengan tugasnya, pikiran Nia selalu kembali ke Xyloria. Dia sering merenung tentang Goliath dan Lumi, bertanya-tanya bagaimana mereka menjalani hari-hari tanpa kehadirannya. Sementara itu di Xyloria, Goliath tamp

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   Bab 22: Malam Panjang

    Goliath melihat Nia dan segera berjalan ke arahnya. Dia mengeluarkan suara gembira dan menundukkan kepalanya untuk menyambut Nia. Nia merasa air mata kebahagiaan mengalir di pipinya saat dia mengelus kepala Goliath. "Aku kembali, Goliath. Aku merindukanmu," katanya dengan suara bergetar. Lumi muncul tidak lama kemudian, berlari kecil dengan antusiasme yang ceria. Nia tertawa melihat kelucuan makhluk kecil itu. "Lumi! Aku juga merindukanmu," katanya sambil mengangkat Lumi dan memeluknya. Maya dan Zarak, yang melihat reuni itu, merasa terharu. "Luar biasa, betapa kuatnya ikatan yang bisa terbentuk antara spesies yang berbeda," kata Zarak. Setelah reuni yang mengharukan, Nia dan timnya mulai bekerja. Mereka menjelajahi lebih dalam ke wilayah Xyloria yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. Goliath dan Lumi menjadi pemandu yang setia, menunjukkan tempat-tempat baru yang penuh dengan keajaiban alam

  • Lentera Kosmis: Traversing the Celestial Odyssey   bab 21: Sikap Posesif Goliath

    Beberapa minggu setelah kembali ke Xyloria untuk misi penelitian yang lebih dalam, Nia mulai merasakan perubahan dalam sikap Goliath. Awalnya, dia hanya melihat Goliath sebagai penjaga lembah yang protektif, tetapi kini makhluk besar itu menunjukkan perilaku yang lebih aneh dan posesif. Goliath mulai mengikuti Nia ke mana pun dia pergi. Jika dia melihat anggota tim lain mendekati Nia, Goliath akan mengeluarkan suara geraman rendah, membuat mereka menjauh. Bahkan Lumi, yang selalu ceria, tampak bingung dengan sikap baru Goliath. "Ini aneh, Maya," kata Nia suatu malam ketika mereka berkumpul di basis. "Goliath jadi sangat posesif. Dia tidak ingin aku jauh darinya." Maya mengangguk sambil berpikir. "Mungkin dia merasa sangat terikat padamu. Mungkin juga, Nia, dia memiliki perasaan yang lebih dari sekadar penjaga." Nia terkejut mendengar ini. "Perasaan? Maksudmu... cinta?" Zarak yang sedang memeriksa peralatan, menambahk

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status