Share

Flower 05

12 Tahun Lalu

Suasana di ground D begitu hening. Tidak ada seorangpun yang berani berbicara, puluhan pasang mata melototi arena, tidak ingin berkedip agar tidak ada satupun yang terlewati. Di tengah arena, seorang murid laki-laki dan perempuan yang menggunakan seragam training abu-abu tua menggerakkan tubuh mereka dengan sangat cepat. Murid perempuan melemparkan tinjunya tanpa ragu, yang jika tidak dihindari, maka bisa dipastikan wajah anak laki-laki yang menjadi lawan bertarungnya hari itu akan meninggalkan bekas sampai minggu depan.

Pertarungan mereka begitu intens hingga murid yang berada di arena lain tidak berniat melanjukan latihan mereka, malah memilih untuk menonton. Ini hanya latihan umum seperti biasanya, kenapa dua orang ini menjadikannya seperti pertarungan hidup dan mati?

Gadis muda berambut hitam yang diikat pony tail bergerak dengan sangat cepat, gerakan cepatnya terlihat seperti sedang menari di atas arena. Ia melemparkan belati kepada lawannya ketika sang lawan menghindar didetik-detik terakhir. Sang murid laki-laki belum bisa bernafas lega karena ternyata, dari arah belakang, ia menerima serangan yang membuatnya jatuh ke lantai arena yang licin. Wajahnya jatuh terlebih dahulu, rasa sakit menguasai kepalanya, yang kemudian diiringi oleh beban berat di atas tubuhnya. Gadis itu menahan kedua tangannya di belakang kepala, “tumbang” ujar sang gadis. Ia yakin jika saat ini dia sedang tersenyum.

“Good job, Q1” colonel Darrel yang berdiri di tepi arena memperhatikan latihan mereka tersenyum dengan puas. Ia lalu mengumpulkan semua anggota pelatihan 197. “Latihan kali ini masih didominasi oleh Q1.” Sang kolonel menoleh kepada pemuda yang masih tertahan di lantai, Quinn— yang memiliki kode nama Q1 selama pelatihan sepertinya belum akan melepaskannya dalam waktu dekat.

“Siapa yang tahu kenapa X1 bisa kalah?” kumpulan peserta latihan itu tidak berbicara, bagaimana mungkin mereka bisa tahu bagaimaa X1 kalah? Mereka terlalu menikmati pertarungan tadi hingga melupakan detil.

“Pada serangan pertama, sebenarnya X1 bisa mengalahkanku, namun kemudian dia ragu. Lalu saat serangan terakhir dia terlalu fokus untuk mengambil belati yang ada di tangan kananku, hingga saat aku melepaskan belati lain dari sebelah kiri, pertahan X1 malah menjadi terbuka, dia berhasil mengelak tetapi tidak sadar jika musuh sudah berada di belakang dan menyerangnya.” ketika tidak ada satupun murid yang menjawab, maka Quinn sendiri yang akan menjawab pertanyaan kolonel. Setelah menyelesaikan jawabannya, gadis tinggi itupun melepaskan cangkramannya dari X1 yang akhirnya bisa bernafas lega. Dia mengira bahkan Q1 benar-benar akan membunuhnya!

Raut penuh bangga dan puas terlihat dari wajah kononel Darrel. “Dalam medan pertarungan yang sesungguhnya, keragu-raguan yang kalian rasakan dalam waktu seperkian detik dapat mengubah akhir pertarungan yang juga akan merubah masa depan planet ini beserta semua orang yang ada di dalamnya. Ingatlah satu hal, musuh tidak pernah ragu apalagi lengah! Kita sebagai pasukan militer adalah garis pertahanan terdepan Soul Planet! Saat kita jatuh, maka kita semua akan membawa seluruh planet jatuh!” teriakan kolonel Darrel terdengar hingga arena lain yang juga membangkitkan semangat para prajurit muda yang memiliki cita-cita yang sama— menjadi pelindung bagi planet dan kerajaan mereka.

Setelah kolonel Darrel pergi, teman-teman X1— yang memiliki nama asli Xavier menghampirinya. Andrian— A2, salah satu diantara mereka merasa kasihan dengan wajah teman angkatannya yang babak belur. “Aku pikir kau harus mengunjungi ruang kesehatan.”

“Q1 meninggalkan banyak luka pada wajahmu, tetapi kau bahkan tidak bisa menyentuh ujung rambutnya sehelaipun.” komentar yang lain— Darian (D3), kembaran Andrian sambil menyerngitkan keningnya di saat hidung Xavier mengeluarkan darah.

“Dia itu monster. Minggu lalu aku harus menginap di ruang kesehatan karena berlatih tanding dengannya. Antara menahan malu dan sakit ketika dokter militer bertanya kepadaku apakah aku jatuh dari lantai atas gedung.” Andrian menggelengkan kepadalanya, ia tidak ingin lagi merasakan penderitaan itu. Cukup pertama dan terakhir kali, dia tidak ingin lagi menjadi lawan Q1 saat latihan.

“Aku hanya perlu mengalahkannya, bukan?” desis Xavier seraya menghapus darah dari hidungnya.

“Kawan, kau sudah kalah darinya sebanyak 15 kali. Aku sarankan jika kau ingin keluar dari sini dengan utuh, jangan lagi mengajukan dirimu untuk berhadapan dengan Q1."

“Baru 15 kali, siapa tahu aku akan menang setelah pertarungan ke 100.” ujar Xavier sambi tertawa. Andrian memutar bola matanya, apa temannya ini masokis? Apa dia merasa senang saat babak belur oleh gadis secantik Q1?

Dasar tidak mau kalah.

“Sekali saja, aku harus mengalahkan Q1 sebelum lulus.” lanjutnya lagi, mereka menaiki lift untuk menuju ke ruang kesehatan.

“Jika tidak kau akan dihantui rasa penasaran hingga tidak bisa tidur selama hidupmu.” Xavier mengangguk menyetujui. Sejak kekalahannya di pertarungan pertamanya dengan Q1, dia menjadi sangat penasaran, ia ingin mengalahkan Q1 walaupun hanya sekali.

“Kalau begitu kau harus segera mengalahkannya, karena sebentar lagi kita akan berusia 16 tahun dan ketika bunga itu mekar, kau tidak akan punya kesempatan untuk mengalahkannyai.” pintu lift terbuka, di lantai 15, keadaan jauh lebih sepi dari pada di bawah, jadi ketika mereka berbicara, suara mereka seperti bergema di lorong yang kosong.

“Betul, aku yakin seratus koma seratus persen jika bunga-nya Q1 akan berwarna merah, merah gelap dan pekat seperti darah. Dia akan menjadi anggota pelatihan terbaik, mendapatkan penghargaan dari kerajaan, dan langsung menjadi anggota Sky Eagle Legion. Dalam beberapa tahun dia akan menjadi Jenderal wanita pertama dan yang paling kuat sepanjang sejarah.”

“Apa aku meragukan ucapanmu, brother? Q1 adalah yang terbaik, dalam acara turnamen simulasi mecha saja dia berhasil mengalahkan senior. Sedangkan aku? Untuk menggerakan tangan mecha saja aku kesusahan, dia sudah bisa bertarung.” kedua saudara kembar itu tidak berhenti mengoceh dalam perjalan mereka menuju ruang kesehatan. Saat itu Xavier juga berpikir jika ia harus segera mengalahkan Q1. Dia harus berlatih lebih keras lagi, karena, jika bunga itu sudah mekar, dan ternyata bunga yang ada padanya bukan merah, maka tidak akan ada lagi kesempatan untuk bertarung dan mengalahkannya.

Soul Planet adalah planet yang berada di Galaxy Maxima. Ada seratus lebih planet di galaxy ini, sedangkan planet yang paling dekat dari mereka adalah Beast Planet dan Spirite Planet yang memiliki keistimewaan tersendiri. Jika Beast Planet adalah planet dimana penduduknya dapat berubah menjadi hewan buas, maka Soul Planet sendiri adalah planet yang mendapatkan kekuatan dari alam— khususnya tanaman sebagai kekuatan dan sumber energi mereka.

‘The flower’ adalah tanda yang mereka bawa sejak lahir. Bagi anak perempuan The Flower akan muncul di pelipis mereka, sedangkan untuk anak laki-laki, The Flower akan muncul di punggung tangan mereka. Para leluhur Soul Planet percaya jika bunga itu adalah perwujudan ikatan mereka dengan alam semesta. Terkhususnya tanaman, mereka mendapatkan kekuatan dari alam, mereka juga bergantung serta bertanggung jawab kepada alam.

Bunga-bunga yang ada pada setiap anak Soul Planet akan mekar saat mereka berusia 16 tahun, saat bunga itu mekar, maka itu menandakan bahwa mereka sudah membuat ikatan seutuhnya dengan alam Soul Planet. Setiap bunga yang mekar akan memiliki warna yang berbeda-beda, dan setiap perbedaan warna menandakan perbedaan kekuatan yang dimiliki.

Yang paling umum adalah kuning, biru dan hijau. Ini menandakan jika kekuatan fisik maupun mental mereka berada pada skala yang sangat normal dan umum. Setara dengan kelas D.

Lalu di kelas C adalah warna Jingga. Di atas Jingga adalah warna merah muda yang berada di kelas B, sedangkan di kelas A adalah warna merah yang menunjukkan kualitas fisik dan mental yang sangat baik. Tidak sampai di sana, beberapa anak akan menunjukkan kekuatan yang melebihi orang lainnya, ketika bunga yang mekar berwarna merah gelap itu menunjukkan dia berkualitas S. 

Kemudian yang terakhir jika warna merah itu semakin gelap seperti darah serta memilki biasan cahaya maka itu adalah kelas SS.

Jumlah kelas SS bisa dihitung dengan jari, dari seluruh kerajaan, hanya ada kurang dari 20 orang, hal itu menandakan kelas SS sangat langka. Dan seluruh anggota pelatihan 197— bukan, seluruh militer tahu jika Q1 adalah salah satu diantara mereka.

 Di Soul Planet, anak-anak yang berumur 13-15 tahun akan berada di bawah pengawasan militer, mereka akan mendapatkan pelatihan dan bimbingan militer hingga berusia 16 tahun. Selama pelatihan mereka akan menggunakan kode nama, sehingga tidak ada seorangpun yang tahu nama asli masing-masing sebelum kelulusan.

Lalu ketika bunga mereka mekar, maka mereka bisa menentukan pilihan yang mereka buat. Ingin bergabung dengan kemiliteran atau tidak, tidak ada paksaan karena semua itu adalah pilihan masing-masing individu.

Xavier tidak peduli apapun warna bunga yang nanti mekar di puggung tangannya, dia pasti akan bergabung dengan kemiliteran.

..........

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status