Share

Bab XV : Jari-Jari Penggenggam Pasir

Aku mencintaimu.

Aku milikmu.

Kau adalah kekasihku.

Kau adalah tambatan hatiku.

Kau adalah milikku.

Bolehkah aku mengkritisi kalimat yang terlontar dari bibir berlipstik maroon red cantiknya itu dan mengungkapkan dari lubuk hati terdalamku bahwa justru aku akan menjauh dari seseorang yang meyakini teori cinta tesebut untuk pedoman hidupnya?

Aku tak suka diriku menjadi miliknya. Diriku hanyalah milikku, sedangkan dirinya adalah miliknya. Kalau pun ada orang lain yang ingin mengklaim kepemilikan seseorang, menurutku yang lebih pantas adalah kedua orang tuanya. Aku ada karena mereka berdua. Atau, jika aku ingin sok suci, sudah pasti diriku dan dirinya hanyalah milik Tuhan.

Ah! Sekilas, pernyataan kau adalah milikku dari seseorang yang sedang kau cintai itu terdengar begitu romantis. Namun, sebenarnya, makna di balik semua itu sangat menyeramkan. Kau tak hanya sekedar menyerahkan diri, tetapi sudah mengakui bahwa jiwa dan ragamu adalah miliknya. Aku pernah mendapatkan cerita dari se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status