Lima Jari Playboy

Lima Jari Playboy

last updateLast Updated : 2022-02-28
By:  SilvaraniCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.3
6 ratings. 6 reviews
44Chapters
19.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

"Setiap kenalan sama cewek, gue mengkategorikannya ke dalam lima jari. Apakah dia si Jempol yang sempurna, si Telunjuk yang mengagumkan, si Jari Tengah yang menggairahkan, si Jari Manis yang menggemaskan, dan si Kelingking yang bersahabat,"Entah sudah berapa teguk alkohol yang bersemayam di perut Cana. Lelaki berusia seperempat abad itu meracau di hadapan sahabatnya, Aubree, seorang penulis novel. Urusan Aubree sendiri menemui Cana lantaran dia ingin menyewa sound system untuk event launching novel besar-besarannya. Kebetulan, salah satu usaha keluarga besar Cana adalah penyewa alat musik dan sound system."Terus? Tipe mana yang bakal jadi istri lo?" Meski jengah dengan topik pembicaraannya, Aubree penasaran juga dengan jawaban Cana."Si Kuku," jawab Cana dengan tatapan mata yang belum fokus."Kuku?" Aubree mendelik."Yaa... Kuku. Kuku kan ada di lima jari. Jadi dia bisa jadi lima-limanya buat gue.""Hoo gitu, Can. Sudah dapat Si Kuku itu, Can?""Udah,""Siapa?"Sampai akhirnya, lelaki itu menunjuk Aubree, "You!"Siapa yang menduga jika apa yang diceritakan Cana kepada Aubree semalam suntuk ini membuat lelaki ini merasa kartu ASnya digenggam oleh Aubree. Dilihat dari kategori yang diciptakan Cana pun, Aubree memang unik.Wajar dan mungkin memang benar...Dia unik.Dia si kuku lima jari.

View More

Chapter 1

Prolog

@Apocalypse Bar Kemang Jakarta Selatan 22.30 WIB

"Setiap kenalan sama cewek, gue selalu mengkategorikan mereka ke dalam lima jari," dengan pandangan seperempat nanar, Cana meneguk Erdinger. Aubree tak bisa menerka bagaimana kondisi sahabatnya kini. Apakah lelaki itu sudah mabuk, setengah mabuk, atau belum mabuk?

Aubree tak begitu tahu tentang Liquor, apalagi dunia malam. Kalau Aubree bukan sahabat Cana yang bersedia mendengar curhatannya, dia pasti juga tak mau dibawa ke tempat seperti ini. Menurutnya, cahaya yang remang-remang bikin mata rusak. Keriuhan yang tak kunjung berhenti bikin telinga budeg. Lebih baik dia duduk membaca buku di perpustakaan atau menulis novel terbarunya di coffee shop. Maklum, Aubree adalah seorang penulis novel. Nama penanya “Aphrodie”

"Lima...?! LIMA JARI? MAKSUD LO, CAN?" teriak Aubree berusaha mengalahkan keriuhan di sekitarnya. Suara musik dari arah dance floor seolah melahap teriakannya.

"Iya Aubree. Lima jari." Cana mencopot kaca matanya, "Apakah dia termasuk ke dalam kategori cewek jempolan, cewek telunjuk, cewek jari tengah, cewek jari manis, atau cewek kelingking."

Aubree mengernyitkan dahi seraya mengaduk-ngaduk fruit punch dengan sedotan besi. Dia lirik jam tangan swatch-nya. Aubree mulai jengah dengan situasi ini. Cana juga semakin meracau. Aubree jadi ingin cepat-cepat pulang.

"Nggak ngerti juga lo Bree maksud 'lima jari'?" Cana mengeluarkan rokok elektrik dari kantung kemejanya. "Oke! Akan gue jabarin ke elo maksud gue!"

"This ain’t build a bit**. You don’t get to pick and choose. Diff’rent as* and bigger bo*bs. If my eyes are brown or blue.” potongan lagu Bella Poarch yang berjudul Build a B*tch menyapa pendengaran. Lagu yang liriknya lumayan vulgar bagi Aubree itu dimodif dengan beat yang lebih cepat dari versi originalnya. Di bawah tangan dingin seorang DJ, lagu itu terdengar semakin membuat orang bersemangat.

"Bob the Builder broker my heart.

Tell me I need fixing

Said that I'm just nuts and bolts

Lot of parts were missing

Curvy like a cursive font

Virgin and a vixen

That's the kind of girl he wants

But he forgot.”

Musik semakin membahana seantereo klub malam. Aubree mencoba mengangguk-anggukan kepala, mensugestikan diri bahwa dia begitu menikmati malam ini bersama Cana di tengah keramaian. Nyatanya, hatinya berbanding terbalik. Dia jadi betul-betul merindukan perpustakaan dan suara halaman buku dibuka satu per satu dengan jemari.

“Pertama-tama cewek jempolan." Seolah belum memahami jika lawan bicaranya kurang menikmati suasana begitu pula topik obrolan, Cana memulai bercerita. Dia mengacungkan jari jempolnya yang bercincin perak tanpa bandul. "Cewek jempol adalah cewek baik-baik, penuh perhatian, suka anak kecil dan keibuan. Maybe bisa masak, jahit baju, nyetrika kemeja kita dengan rapi, atau beres-beres rumah."

"Pokoknya tipe istri ideal lah, ya?" respons Aubree seraya menyedot Fruit Punch miliknya.

"Tipe istri ideal cowok kebanyakan, Bree. Not me." Cana menyemburkan asap rokok ke langit-langit ruangan. Terlihat jelas di mata Aubree bagaimana asap itu menumpang lewat di sorot ungu, biru, dan merah lampu neon bar.

"Are you serious?" Aubree masih berusaha merespons. Dia mencoba santai dengan obrolan ini sambil sesekali melirik jam tangannya.

"Yap! Di depan cewek jempol gini, gue pasti nggak akan nunjukin sifat asli gue. Gue akan berusaha jadi cowok baik-baik di depan dia." Kembali Cana meneguk minuman beralkoholnya. “Bukan munafik, tapi inilah cara gue menghargai dia. Gue nggak mau ngecewain dia."

"Kalau cewek telunjuk?" agar Aubree bisa langsung pulang, dia berpikir ingin cepat-cepat menyelesaikan topik kelima kategori wanita yang sedang dibicarakan. Dia tak menampik jika rasa penasaran juga menguasainya.

"Cewek telunjuk bisa menunjuk arah hidup gue." Timpal Cana sesegera mungkin. "Si Telunjuk itu adalah cewek yang mengagumkan. Tahu apa yang dia mau dan dia kejar sampai dapat. Cewek telunjuk nggak hanya cantik, mandiri, dan pintar, tapi dia selalu energik, ceria, positive thinking, dan punya sense of humour yang tinggi."

"Macam gadis metropolitan yang professional gitu, ya?" Aubree lama-lama mulai tertarik dengan topik pembicaraannya.

Cana menaikkan bahu, "More or less... Pokoknya dia bisa jadi sumber inspirasi gue untuk melakukan sesuatu. Gue curhat bisa sama dia. Dan sarannya selalu bagus. Bangga bisa deket dengan cewek model begini. Banyak cowok pasti iri sama posisi kita. Tapi ingat.... Tapi ingat...."

"What?" Aubree memiringkan kepala.

"It's hard to make her mine!” jawab Cana dengan sedikit menaikkan bahu, “Lo pasti akan kewalahan untuk ngejaga dia dari sasaran laki-laki lain. Dia terlalu eye catching di mata kaum adam. Jadi, deket dan flirting boleh sama si telunjuk ini, tapi dimilikin jangan. Nanti lo kelimpungan sendiri atau nggak bisa mengatur dia dalam sebuah relationship!"

"Hoo... Hookeey... Kalo 'Jari tengah', Can?" Aubree lanjutkan topik pembicaraan.

"Jari tengah….,” Cana mengancungkan tangan, “kalau gue ngancungin jari tengah kayak begini, lo ngerti kan maksudnya apa?"

"Ya?" Aubree hanya mengangguk seraya menahan senyum.

"Yap! Cewek jari tengah cuma asik buat dijadiin.... Yaaa you know what I mean-lah."

“Kalau jari manis?”

"Lah? Ketagihan pingin tahu lo, Bree!" Cana menegak minumannya lagi. Saking semangatnya, ada aliran air yang membasahi dagu dan jatuh beberapa tetes di atas meja. "Cewek jari manis adalah cewek yang selalu manis. Kalem. Dalam keadaan apapun, mau kita membalas atau cuek sama perhatian yang udah dia kasih, dia tetep nyimpen rasa cinta di hati dia buat kita. Yaaa minimal rasa kagumlah."

"No matter what happen, she's always your fans maksud lo?"

"Yap! Everywhere, Every time, Every moment. Dia adalah fans gue dan harus jadi fans gue! Kalo rasa ngefansnya udah mulai berkurang, harus gue lempar perhatian lagi biar dia nggak lupain gue dan tetep ngefans sama gue. Kalo kita lagi sepi perhatian, bolehlah perhatian dari nih cewek jari manis ditanggepin sedikit," tambah Cana, "tapi inget! Hanya sedikit. Jangan banyak-banyak! Nanti dia bisa berbalik agresif ngejar!"

"Kalau boleh gue tambahin, si jari manis ini nggak akan pernah naik pangkat jadi pasangan lo atau temen lo. Lo baik-baikin dia cuma biar lo tetep punya fans aja." Entah mengapa, Aubree jadi menikmati obrolan kacaunya bersama Cana.

"Yap! Kalo dijadiin temen, dia bisa tahu kekurangan kita, dong? Nggak boleh! Nanti dia bisa berhenti ngefans."

"Oke Can. Kalau Kelingking?"

"Kelingking. Hmm… She's really my best friend. She knows my angel side and my evil side. Nggak jaim gue depan dia,"

"Karena nggak ada rasa apa-apa sama 'si kelingking' ini, kan? Makanya lo kasih tahu semua kekurangan dan kelebihan lo sama si kelingking?"

"Iya bener. Nggak ada rasa apa-apa. Bahkan dia tau semua kisah dan 'petualangan' gue sama si jempol, telunjuk, jari tengah, dan jari manis."

"Oke," angguk Aubree, "pokoknya si kelingking tahu semua hal tentang lo yang si jempol, si telunjuk, si jari tengah, atau pun si jari manis nggak tahu, ya?"

"Ya!"

"Terus Can? Yang mana yang mau lo jadiin istri?" lagi-lagi Aubree mencoba memancing Cana yang sedang mabuk untuk berpikir.

"Nyari istri?! Brah! Itu lain lagi."

"Kenapa lain? Lo pilih si jempolah pastinya! Biar anak-anak lo beres di bawah pengasuhan cewek macem gini, kan?!"

"Nope!"

"Oh si telunjuk ya biar hidup lo terus terpacu untuk berkembang?"

"Nggak juga!"

"Jadi? Jari tengah nggak mungkin, kan? Jari manis juga nggak mungkin. Kelingking? Tapi lo nggak ada rasa katanya ya sama si kelingking? Apa serunya? Nanti relationship dan pernikahan lo malah hambar."

"Iya lo bener. Sama ketiga cewek itu juga gue nggak mau."

"Jadi? Sama siapa?"

"Untuk istri, yang gue cari adalah si kuku."

"Kuku?"

"Coba lo liat kelima jari lo!" Diraihnya telapak tangan kanan Aubree. "Di setiap jari lo ada kukunya, kan?"

"Hah?"

"Gue cari pendamping yang bisa jadi kelima sosok tadi. Dia bisa jadi cewek jempolan yang membawa kebaikan, si telunjuk yang membanggakan, ehem... si jari tengah yang menggairahkan, si jari manis yang menggemaskan, dan si kelingking yang menerima kita apa adanya."

"Woow! Udah dapet, Can?"

"Kayaknya udah."

"Wah siapa?"

Seketika, Cana mematikan rokoknya. Cara duduknya ditegakkan dan dia menggenggam erat tangan Aubree.

"You!" nada bicara Cana pelan, tetapi mantap.

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Ayas Larasati
Cana, aku tetap padamu
2022-08-26 17:28:58
0
user avatar
Lunetha Lu
Cana gebetannya banyak sekalii .........
2021-10-10 11:12:10
1
user avatar
Donna HM
kayaknya seru ni... semangat update thor
2021-09-15 19:50:31
1
user avatar
Silvarani
Happy Reading
2021-09-15 18:53:46
3
user avatar
Indra Fatiria
cerita yg bagus, ditunggu lanjutannya ya..
2021-09-13 22:29:58
1
user avatar
Pipi Gemoy
eh ending ini ya jadi Cana nga sama sapa sapa menurut ku yg paling cocok Aubrey
2022-03-01 09:20:39
0
44 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status