Home / Romansa / Lima Pengawal / Tewasnya Sang Penguasa

Share

Lima Pengawal
Lima Pengawal
Author: Icha Mawik

Tewasnya Sang Penguasa

Author: Icha Mawik
last update Last Updated: 2021-03-22 11:36:28

"Segera tinggalkan tempat, Fabio," bisik seorang pria paruh bayah, pada seorang pemuda yang sedang bersamanya. Mereka sedang bersembunyi, dari kejaran musuh. Antonio bersama anak angkatnya, Fabio. Mereka telah dijebak salah satu rekannya. Antonio adalah seorang boss mafia terbesar dan paling di takuti di negaranya.

"Tidak! Aku tidak akan meninggalkan Anda disini," tolaknya Fabio.

"Dengarkan perkataanku, Fabio. Kau adalah, satu-satunya orang yang aku percayai untuk mengendalikan bisnis kita," ucapnya lagi.

"Tapi, dengan membiarkan Anda tinggal sendiri disini, itu akan membuatku merasa bersalah, karena gagal melindungi Anda," seru Fabio.

"Tidak! Tidak akan ada yang berani menyalahkanmu dalam masalah ini. Tapi, jika kau tetap berada disini bersamaku, siapa yang akan meneruskan bisnis kita. Siapa yang akan mencaritahu dalang dari kejadian hari ini, dan menuntut balas untuk hari ini? Lalu, siapa yang akan melindungi Andien, saat aku tidak ada nanti?" ungkap Antonio.

Fabio terdiam, apa yang dikatakan Tuannya ada benarnya. Jika ia tetap disini, maka siapa yang akan menuntut balas atas kejadian ini, dan Andien. Gadis cantik yang tumbuh besar bersama dengannya, serta empat saudara yang lain. Andien adalah putri tunggal dari Antonio. Andien sangat dekat dengan kelima saudara angkatnya.

Fabio, Samuel, Lucas, Christian, dan Andrew adalah anak yang di pungut oleh Antonio di jalan. Mereka kemudian dilatih dengan keahlian masing-masing. Fabio, adalah salah satu tangan kanan Antonio yang paling ia percayai. Sikap Fabio yang tenang, membuatnya paling disegani. Samuel sendiri, dikenal paling sadis diantara keempat saudaranya. Samuel paling di takuti para musuh Antonio. Sedangkan Lucas, Christian, dan Andrew adalah pelengkap bagi kedua saudaranya, yang bertugas menjaga Andien dan mengawasinya.

Antinio kembali meyakinkan anak angkatnya, untuk pergi meninggalkannya dan meminta bantuan pada anak buahnya yang lain. Dengan berat hati, akhirnya Fabio pergi meninggalkan bossnya. Fabio berhasil menyelinap keluar menuju mobil, ia pun kemudian menelpon Samuel dan kedua saudaranya yang lain. Saat sambungan telepon Fabio baru saja tersambung, tiba-tiba terdengar suara dentuman besar disertai ledakan.

Duar!

Fabio seketika balik badan dan terkejut melihat kobaran api dengan asap yang membumbung tinggi.

"Ayah!" pekik Fabio memanggil seseorang yang tadi bersamanya. Fabio pun terjerembab ke tanah, bersimpuh menatap gedung yang perlahan habis di lalap si jago merah.

 Tanpa Fabio sadari, butiran bening menganak di pelupuk matanya. Pemuda tampan itu kembali terpempas ke tanah, saat menatap kobaran api yang ikut membakar seseorang yang selama ini menjadi tempatnya bernaung.

"Ayah!" gumam Fabio sekali lagi, sembari menunduk. Tidak lama kemudian, Samuel berserta saudaranya yang lain datang dan terkejut saat melihat Fabio yang bersimpuh menatap ke arah kobaran api yang masih menyala. Samuel meminta anak buah yang lain menyisir tempat itu. Sementara dirinya beserta, saudaranya mendekati Fabio.

"Ada apa, Fabio?" tanya Samuel. Fabio hanya membisu.

"Fabio, dimana Ayah?" lanjut Samuel.

Kali ini Fabio hanya menoleh sekilas dan kembali menatap ke arah gedung yang kini terbakar. Samuel membulatkan matanya, ia bisa langsung menebak jika saat ini Ayah mereka sudah tewas terbakar.

Samuel mengangkat Fabio dan membawanya berdiri, dibantu oleh Lucas serta Christian. Sedangkan Andrew, telah berada di mobil dan segera pergi meninggalkan tempat itu, setelah dipastikan seluruh saudaranya masuk ke dalam mobil.

**** 

Pemakan Tuan Antonio, dihadiri oleh pelayat dari berbagai kalangan. Mulai dari rekan bisnis, hingga para petinggi negara. Antonio merupakan seorang pengusaha yang sukses. Perusahaannya telah menyebar di seluruh penjuru negeri. Semua itu hanya untuk menutupi bisnisnya yang sebenarnya. Antonio juga seorang ketua mafia yang paling di segani di negaranya.

Setelah acara pemakaman selesai, para pelayat pun membubarkan diri. Tinggallah, kelima anak angkatnya dan putri semata wayangnya, yang masih menangisi kepergiannya. Andien menangis dalam pelukan Lucas. Andien memang lebih dekat dengan Lucas dari pada keempat saudaranya yang lain. 

"Ayo kita pulang, Fabio!" ajak Samuel.

"Pulanglah dulu, Sammy, bawa juga Andien bersama kalian. Biarkan aku tetap disini sebentar lagi," sahut Fabio.

"Tidak! Aku tidak akan meninggalkanmu sendiri disini," timpal Samuel.

"Dengarkan aku, Sammy, saat ini Andien lebih membutuhkan kalian dari pada aku. Bawa dia pulang dan hiburlah dia," pinta Fabio.

"Tidak!" tolak Samuel.

Andien dan Lucas menoleh ke arah Fabio dan Samuel. Lucas pun kemudian membawa Andien mendekati mereka.

"Ada apa ini?" tanya Lucas. Diantara keempat saudaranya, Lucaslah yang paling bijak. Dia selalu memberikan solusi untuk semua masalah saudaranya.

"Tidak ada apa-apa," jawab Samuel cepat.

"Ayo kita pulang," Fabio beranjak dan berjalan mendahului mereka.

***

Beberapa hari setelah kepergian Tuan Antonio. Semua kembali berjalan seperti biasanya. Mereka kembali sibuk dengan urusan masing-masing. Semuanya telah di beri tugas dengan bidang yang mereka kuasai, dan Fabio lah yang memimpin dan mengarahkan mereka semua. 

Andien belum kembali ke asramanya, ia masih berduka dengan kepergian ayahnya. Ia masih saja mengurung diri di kamarnya. Hanya Lucas yang berani mendekatinya. Lucas, di berikan tugas tambahan untuk menemani Andien, selama gadis itu berada di rumah.

Lucas memiliki sikap paling dewasa diantara semuanya. Ia juga paling bijak dalam memberi dan mengambil keputusan. Fabio sendiri masih mencaritahu pelaku, dibalik kejadian yang menimpa ia dan ayah angkatnya. Hingga pria paruh baya itu tewas dalam kebakaran. Fabio juga curiga, jika kejadian hari itu, mereka bukan mengincar Antonio, melainkan dirinya. Sebab, pada hari itu Antonio melarang Fabio untuk ikut bersamanya.

Padahal selama ini, Fabio selalu ikut kemanapun Antonio pergi. Fabio bagai bayangan Antonio. Bisa dikatakan, Fabio adalah tangan kanan Antonio. Tidak ada yang paling Antonio percayai, selain Fabio.

"Ayah, aku berjanji, aku akan mencari tahu siapa dalang dari kematianmu. Aku akan mencari mereka semua yang terlibat di dalamnya. Akan aku buat mereka membayar setiap rasa sakit yang kau rasakan, saat tubuhmu terbakar dalam ledakan di gedung itu." batin Fabio.

Keesokan harinya, tiba hari dimana Andien akan kembali ke asramanya. Sebenarnya, Andien masih enggan kembali, ia masih merasa bersedih dengan kepergian sang ayah. Lucas mencoba membujuknya, biasanya setiap kali jika Lucas yang bicara. Andien selalu mendengarkan apapun itu. Namun, kali ini Andien menolak dan tidak mendengarkan apa kata Lucas. Fabio yang baru saja kembali, segera menghampiri keempat saudaranya yang tampak sedang berdiskusi di depan kamar Andien.

"Ada apa ini?" tanya Fabio.

"Andien tidak mau kembali ke asrama," sahut Andrew.

Fabio tampak menautkan kedua alisnya heran, kemudian melirik ke arah Lucas dan menatap penuh tanya.

"Maafkan aku, entah mengapa aku tidak berhasil membujukny. Andien tidak mau mendengarkan aku kali ini," jawab Lucas.

Fabio menarik nafas panjang, kemudian berjalan masuk ke kamar Andien. Terihat Andien sedang duduk di pojok kamarnya dengan tatapa lurus kedepan.

"Sudah aku katakan Lucky, jangan ganggu aku," seru Andien sembari melempar bantal ke arah Fabio. Andien tidak mengetahui jika yang masuk saat ini adalah Fabio. Fabio menangkap bantal yang terbang mengarah kepadanya. Andien terkejut melihat keberadaan Fabio di kamarnya.

"Ada apa ini?" tanya Fabio lembut, sembari mendekati Andien.

bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lima Pengawal   Penolakan Leo

    "Fab... ada yang mencuri barang-barang kita," lapor Samuel."Bagaimana bisa?" tanya Fabio heran.Samuel pun menjelaskan dengan detail dan langsung di mengerti oleh Fabio."Cari cara, agar semua barang kita bisa kembali. Kalau perlu balik keadaan," kata Fabio geram, saat mendengar kalau Leo menjadi dalangnya.Samuel segera memerintahkan anak buahnya untuk menjalankan tugas dari Fabio.Sementara itu, Lucas baru saja pulang dari kediaman Zarina. Fabio tersenyum menyambut kedatangannya."Hai, Luc!" sapa Fabio.Lucas tersenyum dan menghempaskan dirinya di sofa."Ada apa?" tanya Fabio."Tidak. Aku hanya sedikit lelah," jawab Lucas."Apa kau bertengkar dengan Zarina?" tanya Fabio lagi.Lucas mengangguk. "Dia marah padaku.""Marah? Kenapa?" Fabio kembali bertanya."Aku ingin resepsi pernikahan kami, diadakan semeriah mungkin. Aku ingin memberikam kenangan yang indah untuk dia kenang seumur hidupnya," ucap

  • Lima Pengawal   Berita Gembira Dari Lucas

    Leo marah besar, pasalnya berkas yang diberikan Mark padanya, tidak berguna. Ternya Fabio, telah mengubah isi berkas itu. Leo dipermalukan oleh Fabio di depan banyak orang. Leo telah yakin, ia bisa menang dari Fabio. Ternyata, ia mempermalukan dirinya sendiri.Leo pun berjalan menuju kamar Andien. Saat ia masuk, Andien sedang tertidur pulas setelah menangis. Leo tersenyum dan segera mendekati Andien. Mata Leo melirik ke arah gelas yang berisi air, di atas nakas. Leo pun meraih gelas dan menyiramkan isi gelas itu ke wajah Andien.Andien terbangun, saat air menimpa wajahnya."Kau kira bisa tidur lelap, sementara aku harus menanggung malu karena ulah pengawalmu?" kata Leo dengan mata berkilat.Andien masih terpaku, menatap Leo."Bangun dan lakukan tugasmu sebagai istri."Leo menarik piyama tidur Andien, hingga terkoyak."Apa yang kau lakukan?" tanya Andien, sambil berusaha untuk menutupi bagian tubuhnya."Kau mau tau? Akan aku beri

  • Lima Pengawal   Kebahagian Lucas Dan Zarina

    Lucas kembali ke rumah. Ia mendapati Mark sedang bersama Fabio. Lucas duduk dan ikut mengobrol bersama mereka."Luc, dari mana saja kau?" tanya Fabio."Aku baru saja dari mansion Leo, menemui Andien," jawab Lucas.Fabio berhenti sejenak dan meletakkan berkas di tangannya."Apa kau bertemu dengannya?" tanya Fabio lagi.Lucas menggeleng pelan. "Tapi, aku tanpa sengaja bertemu seseorang di sana," kata Lucas sembari melirik ke arah Mark.Mark pun jadi salah tingkah. Meskipun begitu, ia masih bersikap tenang. Sebab, Lucas segera mengalihkan pembicaraan."Baiklah, Luc. Kau bisa bawa ini dan siapkan untuk meeting kita," kata Fabio sambil memberikan sebuah map berwarna kuning.Lucas tersenyum menerima map dari Fabio. "Maafkan aku, Fab. Sepertinya, aku tidak bisa hari ini," ucap Lucas.Fabio mengernyitkan dahinya. "Mengapa? Apa ada satu hal yang penting?" tanya Fabio."Kalau kau tanya soal itu, tentu saja ada.""Benarka

  • Lima Pengawal   Kecurigaan Lucas

    "Apa dia sudah makan?" tanya Leo, pada pelayan yang mengurus Andien."Belum, Tuan. Nyonya menolak untuk makan," jawabnya sembari menunduk.Leo mendengus kesal. "Biarkan saja, aku ingin melihat sampai dimana dia bertahan?"Pelayan itu menganggukkan kepalanya."Tetap beri dia makan, aku tidak mau kalau dia sampai mati kelaparan. Aku masih ingin menyiksanya secara perlahan," lanjut Leo. Pelanyan itu pun meninggalkan Leo dan kembali ke dapur."Apa langkah kita selanjutnya, Tuan?" tanya sang asisten."Kembali ke rencana semula," jawab Leo."Bagaimana, kalau suatu saat kelima pengawal itu tau kalau kita menyekap nyonya Andien?" tanya sang asisten."Mereka tidak akan tau. Sebab, mereka tidak akan pernah bertemu," sahut Leo. Asisten itu tampak menganggukkan kepalanya. Leo pun berdiri dan meninggalkan asistennya. Ia naik ke atas, masuk ke kamarnya untuk melihat keadaan Andien.Di kamarnya, Andien hanya duduk di ranjang sembari me

  • Lima Pengawal   Hukuman Untuk Andien

    "Apa kau masih marah padaku?" tanya Andien.Leo memejamkan matanya, sembari mengepalkan tangannya. Ia masih marah dengan kejadian kemarin. Ia berniat menikahi Andien, untuk mendapatkan keuntungan dan balas dendam pada garis keturunan Antonio.Leo hanya ingin mendapatkan apa yang ia inginkan. Setelahnya, ia akan menyiksa Andien dan menjadikannya tahanan untuk menekan Fabio dan saudara-saudaranya. Tapi, sekarang apa? Ia hanya mendapat barang sisa yang telah terpakai oleh musuhnya. Kini, semuanya sia-sia. Rencana yang telah di susun Leo dengan matang, harus hancur setelah ia mendapatkannya."Lee, aku minta maaf. Aku tau, aku bersalah padamu. Tidak seharusnya, aku merahasiakan ini padamu," sesal Andien."Jika, aku memaafkanmu. Apa kau bersedia ikut bersamaku, kemanapun aku pergi dan melupakan semua masa lalumu bersama Fabio?" potong Leo.Andien terdiam mendengarkan ucapan Leo."Jika kau memaafkan aku, aku berjanji. Aku akan menjadi istri yang te

  • Lima Pengawal   Pengakuan Dari Andien

    Fabio melangkah, mengiri langkah Andien. Ia berdiri di samping Andien dan membawanya ke altar. Fabio menahan semua rasa di dadanya, ia berusaha untuk tidak terlihat sedih dan kecewa.Fabio telah tiba di depan altar, ia menyerahkan tangan Andien pada Leo yang telah menunggunya dengan senyum bahagia di wajahnya. Andien menyambut uluran tangan Leo dan berjalan maju. Fabio berjalan mundur dan duduk di samping Samuel.Samuel memegang pundak Fabio, untuk menghiburnya. Setelah keduanya mengucapkan sumpah janji pernikahan. Pendeta pun menyatakan keduanya sebagai suami istri. Fabio memalingkan wajahnya, tatkala Leo mencium Andien.Pesta pun segera di mulai, semua larut dalam suasana pesta. Andien dan Leo terlihat sangat bahagia. Fabio meneguk habis minuman di tangannya. Andien menatap Fabio dari kejauhan pun, perlahan mendekatinya."Mau berdansa?" tawar Andien mengulurkan tangannya.Fabio tersenyum dan menyambut uluran tangan Andien. Keduanya pun berdan

  • Lima Pengawal   Melepas Semuanya

    Di villa Leo, semua orang sedang sibuk mempersiapkan pesta pernikahan Leo dan Andien. Andien telah berusaha untuk menolak. Tapi, keegoisan Nyonya Dience mengalahkan semuanya. Andien tidam bisa melawan. Ia hanya bisa menuruti kemauan Mamanya.Kebahagian terpancar jelas di wajah Leo, senyum selalu terkembang di wajahnya. Saking bahagianya, ia lupa dengan tujuan utamanya. Hingga sang asisten yang mengingatkannya, tujuannya.Sedangkan di kediamannya, Fabio masih uring-uringan. Sampai saat ini, ia masih belum bisa menemukan di mana tempat persembunyian Leo. Mereka telah mengerahkan seluruh anal buahnya, tapi tidak ada satupun yang berhasip menemukannya. Fabio hmapir fruztasi. Di tengah keputus asaannya. Akhirnya ia mendapat kabar, kalau salah satu anak buahnya melapor. Jika, ia berhasil membuntuti salah satu anak buah Leo dan mengikutinya hingga ke markasnya.Mereka pun segera bergerak kelokasi yang telah di katakan anak buahnya. Fabio dan yang lainnya, tiba di

  • Lima Pengawal   Villa Leo

    Fabio memegangi pipinya. Bekas tamparan tangan Dience masih bisa ia rasakan, bahkan rasa kebencian Dience padanya juga masih sama seperti saat pertama kali Fabio bertemu dengannya."Kau tidak apa-apa, kan Fab?" tanya Andrew."Jangan hiraukan aku! Sekarang fikirkan, bagaimana nasib Sweety?" sahut Fabio."Fabio benar, kita harus memikirkan cara untuk membawa Sweety kembali ke rumah ini," sela Samuel."Jadi, apa langkah kita selanjutnya?" tanya Christian."Kita datangi kediaman nyonya Dience dan kita jemput Sweety dari sana," sahut Fabio."Tapi Fab, kau tau sendiri wanita itu tidak menyukai kita. Terutama kau," ucap Lucas."Jadi, apa yang harus kita lakukan?" tanya Fabio."Kau tetap disini, biarkan aku dan si kembar yang menjemput Sweety," ucap Lucas."Baiklah, terserah padamu." Fabio beranjak dan masuk ke kamarnya.****Sementara apartemen Dience, wanita itu sedang berusaha untuk membujuk Andien agar mau meni

  • Lima Pengawal   Kemarahan Dience

    Fabio meninggalkan kamar Andien dengan perasaan marah. Ia benar-benar kesal mendengar ucapan dari Dience. Jika, Dience bukanlah orang yang melahirkan Andien. Mungkin, saat itu juga Fabio akan memberinya pelajaran.Dience tidak hanya menghina dirinya, tapi juga saudaranya yang lain. Memang semua yang dikatakan Dience adalah benar. Tapi, setidaknya Dience seharusnya berterima kasih pada mereka berlima yang telah menjaga putri dan semua milik mendiang mantan suaminya.Tidak pernah terlintas sedikitpun di benak Fabio dan saudaranya untuk berbuat curang, karena ingin menguasai semuanya. Fabio juga tahu, sejak dirinya menginjakkan kaki di rumah ini. Dience adalah orang yang secara terang-terangan menolak kehadiran Fabio.Fabio juga mengingat bagaimana, Dience menggunakan segala cara untuk mengusir Fabio dari rumah itu. Kepercayaan yang dimiliki Antonio pada Fabio, yang membuatnya bertahan dan menjadi orang kepercayaa hingga kini."Aku akan buktikan padany

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status