Share

Bab V: Malam Pertama di Batavia

Kubangan air hujan terciprat dan membasahi kaki telanjang penuh luka seorang pemuda asal Joseon. Urat-urat tangannya menarik tali dari karung beras yang dipikulnya. Punggungnya sebenarnya sudah goyah menahan beban. Kerongkongannya sudah kering menghamba air. Jika ada kesempatan untuk mengulang hidup, dia memohon kepada Tuhan agar diberikan cerita hidup lain. Bahkan untuk menjalani hidupnya sendiri, dia sudah tak memiliki kuasa.

Tanah Batavia yang kini menjadi tempat tinggal kuli pengangkut barang dari pelabuhan ini tak dapat bertindak apa-apa. Kota strategis ini pun sedang kehilangan jati dirinya. Orang-orang pribumi boleh membanggakan diri karena dilahirkan di sini, tetapi setelah itu apa? Nasib hidup mereka sama saja seperti kuli pengangkut beras ini. Mereka tak dapat merdeka di tanahnya sendiri.

Tapi setidaknya, orang-orang pribumi Hindia Belanda itu masih menjalani kesehariannya di tanah kelahirannya, Jika kuli pengangkut barang itu memberikan kesempatan kepada hatinya untuk mera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status