Short
Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku

Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku

By:  Hana NaiyaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
1.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Lima tahun setelah kematianku, ibuku menerima telepon dari polisi yang mengatakan bahwa ada kabar tentang diriku. Ibu bergegas pulang ke kampung halamannya bersama adik laki-lakiku. Setibanya di sana, dia langsung mendobrak pintu rumah nenek. "Mana Stella? Jago juga anak sialan itu bersembunyi. Cepat ambil kornea matanya buat adiknya." "Stella sudah meninggal," ucap Nenek terbata-bata sambil menangis. Ibu malah mencibir, "Bohong, polisi sudah meneleponku dan mengatakan kalau sudah ada kabar tentang dia." "Dasar nenek tua sialan! Kalau kamu nggak menyerahkannya sekarang, keluar sana dari rumah ini." Melihat sikap ibu, nenek menangis dan mengeluarkan fotoku dengan gemetar. "Stella, kamu nyesel tolongin adikmu?"

View More

Chapter 1

Bab 1

Ibuku, yang mengenakan setelan rapi, memblokir pintu rumah nenekku.

Dia berteriak dengan suara kencang, "Mana dia? Cepat tanda tangani perjanjiannya."

"Kan aku hanya memintanya menandatangani perjanjian satu kornea mata saja, bukan dua kornea mata loh. Pelit banget dia."

Nenek memandang ibu dengan wajah tanpa ekspresi, "Stella sudah meninggal lima tahun yang lalu."

Mendengar ini, ibu langsung mencibir, "Kamu itu adalah ibuku, dan yang sakit itu adalah cucumu sendiri. Kamu masih ingin membantu orang luar?"

"Kalau bukan karena Stella, mana mungkin mata Jason bisa rusak?"

"Aku sudah sangat baik hati ya, nggak mencungkil kedua matanya."

Plak!

Nenek menampar ibu dengan keras, "Kamu nggak pantas menjadi ibu Stella!"

Nenek menampar ibu dengan keras hingga terjatuh ke lantai.

Nenek ....

Air mataku langsung bercucuran, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa melihatnya.

Tangan Nenek gemetaran setelah menampar ibu.

Aku ingin memeluk nenekku, tetapi tanganku melewati tubuhnya.

Saat masih muda, ibuku menderita adenomiosis. Dokter mengatakan ibu akan sulit hamil.

Awalnya, ibu sangat depresi. Sampai akhirnya, nenek memungutku di pinggir jalan.

Awalnya, ibu tidak ingin mengadopsiku, tetapi ketika mendengar bahwa bayi yang dipungut itu adalah pancingan dan bisa melahirkan seorang anak laki-laki.

Oleh karena itu, ibu membawaku pulang dari rumah nenekku dan menamaiku Stella.

Tidak sampai dua tahun, ibu benar-benar mengandung seorang anak laki-laki.

Setelah itu, dia tidak peduli padaku lagi.

Aku menjadi pengasuh adikku.

"Stella, sana beliin es krim untuk adikmu. Dia mau makan." Melihat hujan yang lebat itu, aku tetap pergi.

"Stella, celana dalam adikmu perlu dicuci dengan air dingin. Katanya kalau dicuci dengan air dingin, lebih nyaman dipakai."

Oleh karena itu, aku berjongkok di tengah salju tebal dan mencuci pakaiannya dengan air yang sedingin es itu.

Malam itu, aku yang hanya mengenakan piyama tipis, diusir oleh ibu.

"Adikmu bilang kamu yang mendorongnya? Dia adalah anak emas keluarga kita. Kamu bosan hidup, ya?"

"Pergi sana!"

Malam itu, aku meringkuk di koridor dan hampir mati kedinginan.

Saat ujian masuk perguruan tinggi, aku mendapat nilai tinggi. Nilai ini sudah lebih dari cukup untuk masuk ke Universitas Gajah Muda.

Namun, aku malah menerima surat pemberitahuan dari sekolah teknik.

Ibu tersenyum saat menerima surat pemberitahuan itu dan uang sebesar 400 juta.

"Kalian tenang saja. Kalian boleh menggunakan citranya sesuka hati."

Ternyata, ibu telah mengubah universitas pilihanku demi mendapatkan 400 juta, yang akan ditabung untuk membeli rumah adiknya.

Setelah aku lulus sekolah teknik, ibu mendapati bahwa uangnya belum cukup untuk membayar uang muka, sehingga dia mengincarku lagi.

"Ada seorang pria di kompleks sebelah yang tertarik padamu. Dia bersedia membayar uang mahar sebesar 600 juta. Aku sudah menyetujuinya. Kalian akan menikah bulan depan."

Pria tersebut adalah seorang pria tua berusia lima puluhan dan memiliki kecenderungan melakukan kekerasan.

Pada akhirnya, setelah nenek mengancam akan bunuh diri, ibunya terpaksa melepaskan niat tersebut.

Pada saat ini, ibu menutupi wajahnya yang ditampar dan menatap nenek dengan tatapan penuh kebencian.

"Kalau nggak menemukan Stella hari ini, aku nggak akan menyerah."

Ibu mendorong nenek dengan keras.

Nenek sampai terhuyung-huyung dan hampir terjatuh.

Setelah berdiri tegak, Nenek berkata, "Kalau kamu seperti ini lagi, aku akan memanggil polisi."

Ibu menghinanya, "Siapa yang berani mengatur urusan keluargaku?"

Karena tidak mendapat jawaban yang diinginkan, ibu mulai mencariku kemana-mana.

Namun, setelah mencari ke seluruh rumah kecil nenek, ibu tetap saja tidak menemukanku.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status