Short
Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan

Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan

Oleh:  RoselinaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
9Bab
3Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Aku sudah delapan tahun menikah dengan suamiku, Rangga. Selama itu, dia sudah membawa pulang 99 wanita lain ke rumah. Sekarang, aku menatap gadis muda yang ke-100 di depanku. Dia menatapku dengan menantang, lalu menoleh dan bertanya, "Pak Rangga, ini istrimu yang nggak berguna itu ya?" Rangga bersandar santai di kursinya sembari menjawab, "Ya." Gadis muda itu berjalan ke arahku dan menepuk pipiku, lalu berkata sambil tersenyum, "Malam ini, dengarkan baik-baik gimana jadi wanita yang hebat!" Malam itu, aku terpaksa duduk di ruang tamu mendengarkan suara erangan dari kamar sampai fajar menyingsing. Pagi harinya, Rangga menyuruhku menyiapkan sarapan seperti biasa. Aku menolak. Sepertinya dia lupa, pernikahan kami hanya pernikahan kontrak. Dan hari ini, adalah tiga hari terakhir sebelum kontrak itu berakhir.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Rangga tampak agak terkejut saat mendengar penolakanku. Selama delapan tahun, ini pertama kalinya aku menolak permintaannya. Dia menatapku dari atas ke bawah, lalu memicingkan mata.

"Rinoa, semalam kamu habis kena sesuatu? Otakmu masih waras nggak?"

Aku tidak menjawab, melainkan hanya menatapnya dalam diam. Beberapa saat kemudian, Rangga terlihat tidak nyaman karena tatapanku. Dia mendengus kesal dan berkata, "Ya sudah kalau nggak mau kerjakan. Nggak usah tatap aku begitu, menyebalkan!"

Sambil berkata demikian, dia melambaikan tangan dan menyuruh pembantu untuk menyiapkan sarapan. Saat itu juga, gadis muda yang kemarin dibawa pulang olehnya berjalan mendekat sambil tersenyum ceria. "Kakak, gimana setelah kamu dengar kemarin? Seru nggak?"

Gadis itu masih hendak bicara, tapi langsung ditarik kembali oleh Rangga. "Jangan banyak omong. Sana, cuci muka, sarapan."

Gadis itu menoleh padaku dan mengedip. Sorot matanya penuh dengan kepuasan yang hampir meluap.

Di meja makan, Rangga dan gadis itu makan sambil saling menggoda. Aku tidak mengangkat kepala, pikiranku sibuk memikirkan bagaimana menjalani hari-hari ke depan.

Entah berapa lama kemudian, tiba-tiba lenganku ditepuk seseorang. Aku mendongak dan melihat Rangga berdiri di sampingku dengan ekspresi datar.

"Ada apa?" tanyaku heran.

Rangga menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak. "Kamu lagi mikirin apa sampai segitunya?"

Aku terdiam sejenak, lalu menjawab dengan jujur, "Aku lagi mikirin ... ke depannya aku harus ngapain."

Rangga mendengus pelan. "Kamu bisa apa? Selain bersih-bersih sama masak, ada lagi yang kamu bisa?"

Saat mendengar dia mengucapkan kata-kata merendahkan itu dengan begitu alami, aku juga tidak bereaksi terlalu besar. Sepertinya aku memang sudah terbiasa dengan cara bicaranya yang seperti itu.

Selama delapan tahun pernikahan, demi merawat Rangga dengan baik, aku hampir mengorbankan seluruh waktu pribadiku. Setiap hari hidupku selalu berputar di sekelilingnya. Aku bahkan hampir lupa seperti apa diriku yang dulu penuh dengan mimpi dan harapan.

Delapan tahun lalu, ibuku sakit parah dan membutuhkan uang dalam jumlah besar. Saat aku benar-benar tidak punya jalan keluar, Rangga muncul.

Dia mengatakan bisa memberiku 10 miliar. Namun, syaratnya aku harus menikah dengannya secara kontrak untuk membantunya menghadapi orang-orang dari Keluarga Baskara.

Demi ibu, aku menyetujuinya.

Selama delapan tahun ini, aku menyaksikan sendiri dia membawa pulang berbagai macam wanita. Pernah suatu kali, saat Rangga sedang mabuk, dia menatapku dengan sangat serius dan berkata, "Rinoa, kita ini berasal dari dua dunia yang berbeda. Kamu jangan sampai punya perasaan padaku."

Aku selalu mengira Rangga memang tidak tahu caranya menyukai seseorang. Namun baru tahun lalu aku tahu, dia pernah punya cinta pertama yang meninggal karena sakit.

Gadis yang dibawanya pulang kemarin ... wajahnya hampir mirip dengan cinta pertamanya itu.

Jadi, saat Rangga membawa gadis itu sarapan bersama pagi ini, aku sama sekali tidak terkejut. Bahkan, aku mulai menghitung-hitung kapan waktu yang paling tepat untuk pergi.

Melihat aku hanya diam, Rangga memanggil namaku dengan kesal. Barulah aku tersadar dari lamunan. "Aku ingin keluar mencari pekerjaan," ucapku tenang sambil menatapnya.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
9 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status