Beranda / Romansa / Love Me, Like I Do / Bab 4 - Kejadian Yang Sama

Share

Bab 4 - Kejadian Yang Sama

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 12:46:00

"Sebenarnya aku tidak berhak marah atau apapun, itu sama sekali bukan hakku. Tapi rasa sukaku padanya tiga tahun ini tidak dapat kuhapus begitu saja. Andai saja menghapus perasaanku padanya semudah membalikkan telapak tangan," Aiko mendesah pelan, rasanya menghapus perasannya pada Ivander begitu sulit.

"Mic, maafkan aku karena masih berlaku kekanakan. Harusnya aku tidak seperti ini."

"Ai, waktu tiga tahun bukan waktu yang sebentar. Aku mengerti itu, tapi aku berharap karena ini adalah kejadian kedua kau melihatnya bersama orang lain, aku ingin kau memutuskan langkahmu kedepannya. Semua keputusan itu ada padamu," Mic menatap Aiko dalam, astaga Aiko memang tidak bisa melepaskan teman sebaik Mic.

Aiko mengangguk mendengarkan kata kata Mic, hatinya merasa lega karena Mic selalu ada untuknya.

Akhirnya Aiko dan Mic  keluar dari toilet dan kembali menuju mejanya. Berbagai bahan kain memenuhi ruangan tersebut.

Aiko cukup takjub karena Mic sangat keren dalam melakukan pekerjaannya. Aiko melihat beberapa maneqin di ruangan tersebut dengan berbagai macam kain yang disampirkan.

"Apa kau mau kita memesan makan malam di sini saja?" Aiko mengangguk menanggapi ucapan Mic, tidak buruk rasanya makan sambil bekerja seperti ini.

Tak berapa lama makanan Aiko dan Mic datang, dan sedikit lagi pekerjaan Mic selesai. Aiko melirik handphonenya dan waktu sudah menunjukkan tengah malam.

Dan Aiko tersadar bahwa tak ada ID Card yang menyatu dengan gantungan handphonenya.

Aiko meringis membayangkan hal yang tidak tidak, bagaimana jika gantungan itu jatuh di dekat lorong tempatnyaberlari tadi? Tamatlah riwayatmu, Aiko.

Mic merasakan keresahan Aiko, Aiko tidak bisa diam.

"Kenapa kau seperti cacing kepanasan begitu?"

"Aku telah menjerumuskan diriku sendiri ke dalam lahar yang panas Mic, ID Cardku jatuh ketika aku berlari tadi. Bagaimana jika Ivander menemukannya? Aku bahkan tidak sanggup membayangkannya," Aiko meremas tangannya panik, bayangan Ivander dengan tatapan tajam dan penuh amarah membuat Aiko bergidik ngeri.

"Ayo kita selesaikan ini dan mencarinya, setidaknya kita berusaha sebelum bos sialan itu menemukannya," Aiko bergegas membantu Mic merapikan sisa bahan yang sudah tidak digunakan.

Aiko dan Mic mengelilingi area kantor tersebut, masuk ke daam toilet, kemudian keluar kembali. Lalu berjalan menyusuri lorong tempat Aiko berlari, berjalan ke depan ruangan model, dan nihil tak ada apapun di sana.

Mic mencoba mencarinya di jalan masuk, sedangkan Aiko kembali ke tempat di mana ruangan model sudah kosong. Aiko mungkin sudah gila karena masuk ke dalam ruangan di mana pria yang menyita perhatiannya selama tiga tahun make out di sana.

"Apa kau mencari ini?" Aiko bergidik, bulu kuduknya meremang, Aiko tidak menyangka akan ada hal seperti ini dalam hidupnya. Aiko berusaha menormalkan raut wajahnya dan berbalik melihat sumber suara.

"Terima kasih karena telah mengamankannya Mr. Ivander. Karena sudah larut malam, aku harus kembali," Aiko berusaha meraih ID Card tersebbut dari tangan Ivander, namun tangannya lebih cepat menghindar dan sebelah tangannya menarik tangan Aiko untuk mendekat padanya.

Aroma parfumnya membuat Aiko limbung, Aiko harusnya mendorong Ivander menjauh dari tubuhnya. Bukan menikmati aroma memabukkan pria itu.

"Kita selalu terlibat dengan hal hal seperti ini, Aiko?", mata Ivander menatap mata Aiko dalam, dalam temaram cahaya yang samar, Aiko bisa melihat dengan jelas tatapan Ivander padanya, merasakan deru nafas Ivander menerpa wajahnya.

"Aiko?? Aiko kau di mana?" Aiko bisa dengan jelas mendengar Mic memanggil namanya. Namun Ivander justru meletakkan jari telunjuknya di bibir Aiko kemudian membisikkan "Hubungi temanmu, katakan padanya bahwa kau akan pulang terlambat karena ada hal penting yang perlu kau urus," Aiko terpaku sejenak mendengarkan perintah Ivander padanya.

Aiko lalu merogoh saku jaket yang  dikenakannya, kemudian menghubungi Mic yang masih mencarinya di luar sana.

"Mic, pulanglah duluan, aku ada urusan mendadak. Aku akan menghubungimu lagi nanti. Hati hati di jalan," Aiko mematikan sambungannya dengan Mic, dan mendengar langkahn Mic berjalan menjauhinya.

"Aku seharusnya bisa pergi bersama temanku, tapi apa tujuan Anda menahanku di sini?" Aiko berusaha melepaskan dirinya dari genggaman Ivander, dan dengan santai dia melepaskannya.

"Kau selalu mengganggu pikiranku, maksudku kau tidak sepenting itu untuk bisa mengusikku. Apa kau mengikutiku? Atau kau punya mata mata untuk mengawasiku?" Aiko terhenyak mendengar kata kata Ivander, mengikuti? Mengawasi? Seorang Aiko? Aku?

Aiko tersenyum tipis menanggapi kata kata Ivander, bukannya takut.

"Tuan Ivander Yang Terhormat, Anda mungkin bisa berlaku apa saja sesuka Anda, tapi tidak denganku. Walaupun aku sesuka itu pada Anda, tapi aku tidak berhak melakukan hal itu. Semua yang terjadi antara kita hanya kebetulan," Aiko berusaha dengan sangat tenang mengatakannya.

Aiko mengatakannya dengan tidak melepaskan pandangannya dari Ivander. Pun hal yang sama dilakukan oleh Ivander.

"Jadi kau menyukaiku nona Aiko? Terima kasih atas pernyataanmu, tapi kau bukan tipeku," mendengarnya mengatakan langsung hal tersebut tidak membuat Aiko begitu kaget.

"Terima kasih. Dan karena aku sudah selesai. Aku permisi duluan," Aiko baru akan berbalik meninggalkan Ivander, namun tangannya menahan Aiko.

"Kau yakin bisa pulang sendiri? Ini sudah larut malam dan kau tahu banyak pria mabuk di luar sana," Aiko melirik handphonenya, sekarang sudah jam satu malam. Jujur, Aiko takut. Tapi Aiko tidak mungkin mengatakannya.

"Terima kasih karena sudah peduli pada karyawan Anda, tapi aku bisa pulang sendiri," Aiko benar benar berjalan meninggalkan Ivander. Dan Ivander dengan santai berjalan mengikuti Aiko dari belakang.

Saat sampai di lantai dasar, tak ada satupun taksi. Jam operasional bus juga sudah berakhir sejak jam dua belas tadi.

Ivander dengan santai bersandar pada pintu mobilnya, Aiko sesekali melirik Ivander yang masih betah mengawasinya dari belakang.

"Aku hanya akan menawarimu sekali lagi, jika kau bersedia, kita bisa pulang bersama," Ivander sudah bersiap masuk ke mobilnya dan Aiko dengan cepat berjalan menujunya.

"Aku ikut," Aiko lalu naik ke mobil menyusul Ivander.

"Tambahkan alamatmu," Aiko segera mengetik alamatnya pada layar kecil di depannya.

Situasi ini benar benar di luar nalar, Aiko benar benar tidak habis pikir bisa satu mobil seperti ini dengan Ivander. Aiko keringat dingin, Aiko bukannya takut, lebih tepatnya tegang, Aiko tidak terbiasa dengan situasi seperti ini.

"Apa kau kedinginan? Kau gemetar," Ivander melirik sekilas melihat Aiko. "Ah tidak, aku tidak apa-apa."

Kurang lebih dua puluh menit perjalanan, akhirnya Aiko dan Ivander telah sampai di depan apartment Aiko.

"Terima kasih karena kebaikan Anda, saya harap Anda tiba di rumah dengan selamat. Hati hati di jalan," Ivander hanya membalas Aiko dengan deheman. Kemudian menjalankan mobilnya meninggalkannya.

Saat sampai di apart, Mic tidak berhenti mencecari Aiko dengan berbagai macam pertanyaan. Karena tidak bisa berbohong, akhirnya Aiko menceritakan semuanya pada Mic.

"Luar biasa Ai, aku bahkan mengira dia akan membawamu ke rumahnya," Mic terkekeh membayangkan hal itu. Aiko hanya menanggapinya dengan memukul pelan lengan Mic. Membuat Mic berpura pura meringis kesakitan.

"Tapi dia cukup baik karena mau mengantarmu pulang, aku rasa dia tidak seburuk itu Ai. Yah, walaupun selama ini kata katanya tidak pernah dibenarkan karena terlalu kasar," Aiko hanya terdiam menanggapi kata kata Mic.

Aiko benar benar harus menata kembali hatinya untuk tidak bisa menghadapi situasi apapun kedepannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Love Me, Like I Do   Bab 44 - Agak Sensitif

    Ivander membaringkan Aiko di kasur lalu menyelimutinya. Setelah itu Ivander kembali ke kamar mandi untuk menyelesaikan mandinya. Aiko merasakan kenyamanan saat meringkuk di dalam selimut dengan aroma Ivander di sekelilingnya. Aiko akan menunggu Ivander selesai mandi dan meminta maaf dengan benar. Bagaimana bisa dirinya melontarkan pertanyaan yang sangat jahat seperti tadi. Rasa malu dan rasa bersalah menguasai dirinya. Apakah Ivander akan marah padanya? Membayangkannya saja membuat hati Aiko sakit. Aiko mengalihkan pikirannya dengan mengelus lembut perutnya, desiran aneh di hatinya membuatnya terharu. Apakah dirinya bisa menjadi ibu yang baik? Apakah Ivander bisa menjadi ayah yang baik? Apakah mereka akan memiliki keluarga yang harmonis? Pertanyaan pertanyaan tersebut berputar di kepala Aiko. Banyak hal yang harus dipelajarinya, banyak hal yang harus dipersiapkan. Aiko tidak menyadari bahwa Ivander telah keluar dari kamar mandi dan memerhatikannya sejak tadi. Setelah berpakaian, Iv

  • Love Me, Like I Do   Bab 43 - Berita Bahagia

    Sepanjang perjalanan kembali ke rumah, terlihat raut wajah bahagia dari Aiko dan Ivander. Ternyata di balik begitu banyak kejadian yang tidak mengenakkan, ada hadiah besar yang Tuhan siapkan untuk mereka. Aiko kembali melihat foto hasil USG yang diberikan oleh Cass padanya, lalu menyentuh perutnya. Akan ada seseorang yang hidup bergantung padanya. Dan memikirkan hal itu membuatnya sangat terharu sekaligus bahagia. "Sepertinya aku harus meminta Peter kembali mejadi sekertarisku. Aku tidak bisa membuatmu menghandle semua pekerjaan yang harus dilakukan di luar kantor." Ivander mengelus perut Aiko dengan tangan kirinya. Beberapa bulan lagi perut Aiko akan membesar, membayangkannya saja membuat Ivander tersenyum. "Aku masih bisa melakukannya. Aku tidak ingin karena kehamilan ini, aktifitasku jadi terbatas. Aku akan memberitahukannya padamu jika aku merasa tidak enak badan." Aiko mencoba membujuk Ivander, walau bagaimanapun kehamilan ini adalah berkat bagi keluarga mereka. Ivander men

  • Love Me, Like I Do   Bab 42 - Bukan Mimpi

    Ivander telah siap dengan penampilan kasualnya. Aiko tidak memberitahukan akan ke mana sehingga Ivander memilih pakaian yang tidak terlalu resmi. Sudah hampir jam 8 pagi namun Aiko masih enggan untuk berpisah dengan kasur di kamar tersebut. "Sayang, sudah hampir jam 8. Kau ingatkan hari ini ingin mengajakku ke mana?" Aiko membuka matanya lalu duduk secara perlahan. Ivander lalu membantunya berjalan ke kamar mandi. "Mandilah dulu, aku akan ke bawah mengambilkan air hangat untukmu." Aiko mengangguk mengiyakan dan tidak lupa memberikan morning kiss singkat untuk Ivander. Ivander terkadang tidak menyangka bahwa seorang Aiko juga bisa menggodanya, dan saat ini desiran halus dari inti tubuhnya membuatnya merasa panas. Ivander dengan kuat mengelengkan kepalanya. Saat ini bukan waktu yang tepat. Saat turun dari tangga kamarnya, Ivander melihat Jade, Jay dan Cass sarapan bersama di ruang makan. "Mana Aiko? Kenapa tidak turun bersama?" Cass mencoba mencairkan suasana saat tatapan I

  • Love Me, Like I Do   Bab 41 - Tekad

    Aiko teringat dengan kata kata Cass tadi. "Jika benar kau hamil, hindari gaya bercinta yang ekstrem. Dan pada awal kehamilan, kurangi intensitas bercinta karena bisa berbahaya bagi ibu dan calon janin kalian. Informasikan hasil tesmu nanti padaku, jangan sungkan menghubungiku kapan saja. Kau mengerti?" Aiko mengangguk paham. Begitu banyak hal yang berputar di pikirannya. Rasanya baru kemarin dirinya dan Ivander akan melakukan konsultasi ke dokter kandungan, namun karena banyak hal yang terjadi, akhirnya konsultasi tersebut tidak pernah terjadi. "Jangan mengkhawatirkan apapun Ai, jika Tuhan memberikanmu kehamilan ini, artinya kau sudah siap. Aku yakin, Nico juga akan sangat senang mendengar kabar ini nantinya. Hm, apalagi bibi Hannah dan paman Braxton. Aku tidak bisa membayangkan betapa bahagianya mereka." Kata kata yang dilontarkan oleh Cass tadi bagaikan lagu yang terputar di dalam kepalanya. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, namun Aiko sama sekali belum bisa tidur. Ivande

  • Love Me, Like I Do   Bab 40 - Makan Malam

    Setelah acara resepsi sepekan yang lalu, ini adalah makan malam pertama yang dihadiri oleh Aiko dan Ivander. Hanah dan Braxton sengaja membuat acara makan malam dengan jarak sepekan untuk membiarkan Aiko beristirahat setelah rangkaian peristiwa yang terjadi padanya. Hannah dan Braxton sangat antusias menyiapkan acara makan malam ini, karena akan ada sepupu Ivander yang jauh jauh datang dari Singapore. Ivander dan Aiko diantar oleh Peter menuju kediaman Braxton. Dalam perjalanan, Ivander dalam meeting online untuk membahas mengenai kerjasamanya dengan perusahaan jam tangan terkenal di New York. Aiko sesekali memberikan gagasan dan membuat Ivander tersenyum bangga. "Ternyata istriku memang cerdas. Tidak salah aku memilihnya menjadi sekertaris." Aiko terkekeh pelan menanggapinya. Obrolan obrolan kecil membuat suasana malam itu terasa lebih lama, Aiko sangat menikmati bagaimana Ivander merespon setiap ceritanya. Tak terasa hampir 30 menit perjalanan, Hannah dan Braxton suda

  • Love Me, Like I Do   Bab 39 - Resepsi Pernikahan

    Aiko telah selesai dirias dan siap menuju lokasi resepsi pernikahannya berlangsung. Ivander tidak berhenti menatap sang istri yang semakin memukau saat menggunakan gaun pernikahan rancangannya sendiri. "Rasanya aku tidak rela memperlihatkan kecantikanmu sore ini pada orang lain. Apakah bisa kita berdiam di kamar saja?" Rita terkekeh pelan saat mendengar sang tuan mengatakan hal tersebut, benar benar definisi cinta bisa mengubah segalanya. Ivander yang awalnya selalu kaku dan egois, benar benar bisa menjadi sosok pria yang lembut dan murah senyum. "Jangan tertawa Rita! Aku hampir saja menghabiskan waktu sore ini dengan Aiko jika tadi kau tidak membangunkan kami. Iyakan Ai?" Aiko menggeleng pelan mendengar ocehan Ivander yang sejak tadi tak berhenti. Ivander dan Aiko akhirnya sampai di halaman outdoor sebuah hotel. Aiko begitu takjub dengan dekorasi nuansa peach putih yang begitu manis dan elegan. Mic sudah bersiap dengan buket bunga di tangannya dan segera menghampiri Aiko.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status