Share

Season 2 Bagian 14. Ridha

Aku tercengang beberapa lama oleh responnya yang di luar perkiraan. Langkahku bahkan sedikit tersurut. Nyaliku ciut menatapnya. Dia tiba-tiba tampak menakutkan. Wajahnya seram dan garang.

"Aku tadi pulang mandi sama ganti baju sebentar," sahutku tergagap.

"Kamu 'kan bisa tunggu saya!"

"Aku takut nanti kemalaman."

"Kamu bisa telepon supaya saya cepat!"

"Aku kasihan, Mas, seharian ini capek ke sana ke mari ngurusi kami."

Setiap kalimat yang aku ucapkan, selalu keluar dengan terbata. Sementara dia menyahut dengan tegas dan lantang.

"Siapa bilang saya capek? Sudah saya bilang, bahaya jika perempuan keluar malam-malam!"

"Tapi aku sudah biasa, Mas."

"Jangan biasakan sesuatu yang tidak baik!"

"Maaf."

Aku sudah tidak tahan lagi. Air mataku nyaris tumpah. Aku menunduk dengan bibir yang gemetar menahan takut.

"Aku lupa," lanjutku serak.

Ya Tuhan, baru saja beberapa jam menjadi istrinya, dia sudah garang begini? Apa memang seperti ini tabiat aslinya? Temperamen dan kasar? Mengerikan sekali.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Neng Linda
Yaa Allah...
goodnovel comment avatar
Nisya Diajeng Kharem
astaga.. banjir airmata.. Farel datang..ayah pergi..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status