Share

Kenangan Paling Bersejarah

Suaranya bergetar mencurahkan jeritan hati yang selama ini ia tahan. Sementara Lintang yang merasa iba, kini tengah duduk di hadapan Ishan mencoba menjadi pendengar yang baik. Mengabaikan bau busuk yang menguar dari tubuh Ishan.

"Perbuatan orang tuaku menjadi aib tak termaafkan bagiku. Aku merasa aku pantas menerima ganjaran atas perbuatan mereka," sambungnya lagi yang kini dengan sendirinya mulai menceritakan masalahnya.

Hening menyelimuti. Tak ada tanggapan dari Lintang, hingga membuat Ishan menoleh untuk melihat reaksi Lintang mengenai ceritanya.

"Kenapa?" tanya Lintang dengan ekspresi wajah dan nada bicara yang seolah mengajak berkelahi.

"Ah, tidak. A–aku hanya merasa tak enak padamu," jawab Ishan yang kini salah tingkah sebab tatapan matanya yang bertemu dengan beningnya mata Lintang.

"Jika kamu punya rasa tak enak padaku yang hanya mendengar ceritamu, lalu kenapa kamu bahkan tak punya rasa malu pada yang Maha memberi hidup? Kamu bahkan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status