Share

Perbuatan Keji Zavio

Haaaahhh... Zavio merasa saat ini pikirannya tengah kalut. Dengan perlahan dia melangkah menuju mini bar, dan mengambil salah satu botol minuman di lemari minumannya. Dengan perlahan Zavio menuangkan minumannya ke gelas, dan memasukan bongkahan kecil es batu kedalamnya. Perlahan ia memutar-mutar gelas itu, memainkannya sesaat, lalu meneguk minuman itu hingga tandas. Gelas demi gelas Zavio habiskan minumannya, lelaki itu tanpa henti terus menuang minuman dan meneguknya dengan kasar. Hingga tak terasa, Zavio menghabiskan minumannya hingga botol ke tiga. Dan saat itulah, lelaki itu mulai kehilangan akal dan meracau. Pandangannyapun mulai berkabut, dan kepalanya seakan terus berputar tanpa henti.

"Hentikan itu brengsek! Kau membuat kepalaku sakit, kau tahu!" maki Zavio sambil menunjuk-nunjuk lemari minumannya.

Mendengar ada suara, seketika itu Evellyn menggeliat dan bangun dari tidurnya. Evellyn menggeliat dan meregangkan otot lehernya yang terasa kaku dan sakit, lalu iapun menoleh ke arah meja di hadapannya masih tampak berantakan. Rupanya para pelayan belum juga datang ke kamar itu, untuk mengambil piring-piring kotor bekas Evellyn makan.

Brrraaaakkk...

Tiba-tiba suara gebrakan keras terdengar mengagetkan Evellyn, sontak saja gadis itu langsung beringsut dan menoleh ke arah belakangnya. Dan seketika itu Evellyn langsung terbelalak, saat melihat Zavio tengah berjalan ke arahnya dengan sempoyongan. Lelaki itu menatap Evellyn dengan tatapan yang berkabut, manik matanya terlihat keji dan kejam. Seolah dia bukanlah Zavio yang ia lihat sebelumnya, yang lembut dan penuh perhatian. Tetapi sekarang, Zavio yang berada di hadapannya terlihat seperti seorang psikopat yang sangat menakutkan.

“Kau... aku menukarmu dengan kekayaanku bukan hanya untuk tidur!” geram Zavio parau, lalu ditariknya tangan Evellyn dan di seretnya Evellyn menuju tempat tidur, dan dengan kasar didorongnya gadis itu hingga terlempar ke atas ranjang.

"Tuan, ada apa denganmu? Kau... kau mabuk Tuan. Aku akan memanggilkan Thomas, sepertinya kau butuh bantuannya!" seru Evellyn panik.

Akan tetapi Zavio sama sekali tak menghiraukan perkataan Evellyn, dengan pelan Zavio naik ke atas ranjang dan mendekati Evellyn. Yang masih tertegun menatap lelaki itu dengan mata terbelalak, dan tubuhnyapun terlihat gemetar tak berdaya.

"Sudah waktunya kau menghiburku, Eve. Aku sudah menukarmu dengan uang yang tak sedikit, jadi tunjukkanlah, hiburlah aku hingga aku puas!" desis Zavio dengan tatapan yang kini tampak mengerikan, sehingga membuat Evellyn semakin ketakutan luar biasa.

Melihat Evellyn hanya diam dan ketakutan, Zavio mencengkram betis Evellyn dengan sekuat tenaga, sontak saja gadis itu langsung terperanjat dan menjerit kesakitan. Tetapi Zavio sama sekali tak perduli, ia justru semakin senang saat mendengar Evellyn menjerit-jerit, lelaki itupun dapat melihat sekelumit ketakutan di dalam manik mata gadis itu, dan dengan sedikit kasar di tariknya betis Evellyn. Sehingga gadis itu yang semula terduduk, akhirnya jatuh terlentang dan kemudian di tindihnya hingga membuat Evellyn memekik dan gemetar.

“Tu... Tuan Zavio... aku mohon... aku mohon hentikan!” lirih Evellyn penuh ketakutan. Namun, entah kenapa Zavio sama sekali tak perduli. Lelaki itu sama sekali tak berbelas kasih, dia justru langsung meledak seketika itu, melampiaskan hasratnya kepada Evellyn tak memperdulikan betapa kasarnya ia kepada gadis itu.

Mendengar jeritan ketakutan dan kesakitan Evellyn, Zavio menatap gadis itu dengan tatapan benci dan kecewa. Namun, dapat di lihat dari manik mata lelaki itu, ada rasa nyeri yang tersirat di dalamnya. Semakin Zavio menatap Evellyn, semakin jelas lelaki itu benar-benar tak berperasaan. Dia bahkan melampiaskan hasratnya dengan sangat kasar, sehingga Evellyn merasakan siksaan kesakitan dan perih yang luar biasa. Saat ini Evellyn merasa seluruh tubuhnya tengah dikuliti, dan tulangnya terasa diremukkan, ia merasa siksaan itu terus menghujamnya, membuat Evellyn akhirnya tak sanggup lagi menahannya dan lambat laun akhirnya iapun tak sadarkan diri.

***

Evellyn terbangun dan merasakan tubuhnya sakit luar biasa, matanya yang sembab masih memerah dan bengkak. Bibirnya pun terasa panas dan perih. Sekilas, Evellyn langsung teringat apa yang sudah terjadi kepadanya. Dengan kejinya Zavio memaksakan kehendaknya, dan merenggut kesuciannya dengan sangat kasar. Evellyn bisa merasakan rasa pedih di antara kedua pahanya, lelaki itu sudah memperkosanya, lelaki kejam berhati iblis itu telah menodainya dengan penuh penghinaan.

“Sungguh iblis tak bermoral, lelaki bajingan!” jerit Evellyn gusar. Gadis itu pun menangis sambil memeluk tubuhnya dan meremas selimut yang menutupi setengah badannya. Evellyn bisa melihat tubuhnya terdapat bercak-bercak merah yang terlihat seperti lebam menghiasi tubuh mulusnya. Evellyn merasa jijik, ia benar-benar marah, dan merasa frustasi akan keadaannya.

Lalu sebuah gerakan membuat Evellyn memalingkan wajahnya kesamping, untuk sesaat Evellyn beradu pandang dengan Zavio. Namun detik-detik berikutnya Evellyn langsung memekik, dan beringsut menjauh dari lelaki itu.

Zavio langsung terkekeh, ia mengeluarkan suara mengejek yang terdengar seperti gabungan dengus serta tawa yang mendesis, lalu lelaki itupun mendadak berdiri dengan tak tahu malunya akan ketelanjangannya. Ia berjalan meninggalkan tempat tidur dengan sangat leluasa.

Melihat tingkah tak tahu malu lelaki itu, Evellyn merasa sangat geram. Ingin rasanya ia melepar lelaki itu dengan benada apapun yang keras dan berat, agar Evellyn bisa membuat lelaki itu pingsan dan tak sadarkan diri.

Melihat Zavio yang sedang lengah, bisa saja Evellyn melarikan diri. Zavio melangkah menuju kamar mandi dengan membelakangi Evellyn, dan jika gadis itu memukulnya dengan suatu benda keras, lelaki itu pasti akan roboh. Tetapi, sebelum Evellyn bisa berbuat banyak, selain menyesali peluangnya yang terlewatkan itu. Belum tentu kebebasan itu bisa ia dapatkan mengingat ketatnya kediaman ini dan sungguh mengerikannya para pengawal Zavio, membuat Evellyn pada akhirnya mengurungkan niatnya. Pikiran Evellyn menjadi getir, karena sungguh sangat sia-sia saja. Pukulan apapun yang bisa Evellyn lakukan, hanya akan terasa seperti gigitan nyamuk bagi lelaki bertubuh besar itu.

Melihat siasat dari mata Evellyn, tiba-tiba Zavio kembali mendekat. Entah sejak kapan lelaki itu datang, Evellyn bahkan tidak tahu jika lelaki itu tengah memperhatikan gelagatnya. Dengan sangat tiba-tiba, Zavio sudah membungkuk di depan Evellyn. Lalu, tiba-tiba tangan Zavio sudah berada di tenggorokan Evellyn. Dia tidak mencekik gadis itu, tapi membiarkan Evellyn merasakan kekuatan tangannya, sementara dengan perlahan tangan satunya dengan mudah mengangkat dagu Evellyn dengan jemarinya yang panjang.

Tangan lelaki itu besar, dengan jemari panjang dan terasa hangat. Dengan sentuhan lembut jemari itu mengelilingi leher Evellyn, mengintimidasi tanpa kata, hingga membuat mata Evellyn terbelalak.

Jantung Evellyn seketika berdegup kencang, dan wajah polos gadis itu semakin pucat. Kini, ketakutan benar-benar sudah melingkupi Evellyn, dan tubuhnya seketika terasa lemas, tetapi gadis itu tetap bertahan dengan sekuat tenaganya. Evellyn pun tetap mempertahankan pegangan tangannya mencengkram selimut yang menutupi tubuh telanjangnya, saat ini dia tidak sedang berada di posisi di mana dia bisa menangkis tangan lelaki itu, ataupun menghajarnya. Jika sampai tangannya terlepas, seimut itu pasti akan jatuh hingga menampakkan tubuh telanjangnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status