Home / Romansa / Luapan Gairah Panas Ayahmu / Bab 61. Dibalik Pintu Restroom.

Share

Bab 61. Dibalik Pintu Restroom.

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2025-09-19 08:40:16

Suasana pesta ulang tahun Zira kian ramai. Musik berdentum, lampu-lampu kristal berpendar, dan tamu-tamu berdandan glamor memenuhi ruangan. Alesha merasa sesak di antara kilau kemewahan itu. Gaun yang menempel di tubuhnya—gaun merah marun dengan belahan tinggi di paha dan bagian dada yang terbuka berani—membuatnya tak nyaman sejak awal. Setiap langkah yang ia ambil seolah menarik pandangan tamu-tamu pria yang tak segan menelanjanginya lewat tatapan.

Alesha tahu gaun itu terlalu berani untuknya. Namun bagaimana bisa ia menolak ketika Zira sendiri yang memaksa? Putri Rayhan itu dengan manja berkata gaun tersebut adalah kado khusus untuknya. Alesha tidak kuasa melawan, meski dalam hati ia diliputi rasa salah.

Di kejauhan, tatapan Rayhan tak pernah lepas darinya. Sejak Alesha datang bersama Zira, mata lelaki itu mengunci seakan menembus setiap inci kulitnya. Tatapan penuh amarah bercampur dengan sesuatu yang lebih gelap, lebih dalam. Alesha berusaha menghindar, berpura-pura sibuk dengan m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 61. Dibalik Pintu Restroom.

    Suasana pesta ulang tahun Zira kian ramai. Musik berdentum, lampu-lampu kristal berpendar, dan tamu-tamu berdandan glamor memenuhi ruangan. Alesha merasa sesak di antara kilau kemewahan itu. Gaun yang menempel di tubuhnya—gaun merah marun dengan belahan tinggi di paha dan bagian dada yang terbuka berani—membuatnya tak nyaman sejak awal. Setiap langkah yang ia ambil seolah menarik pandangan tamu-tamu pria yang tak segan menelanjanginya lewat tatapan.Alesha tahu gaun itu terlalu berani untuknya. Namun bagaimana bisa ia menolak ketika Zira sendiri yang memaksa? Putri Rayhan itu dengan manja berkata gaun tersebut adalah kado khusus untuknya. Alesha tidak kuasa melawan, meski dalam hati ia diliputi rasa salah.Di kejauhan, tatapan Rayhan tak pernah lepas darinya. Sejak Alesha datang bersama Zira, mata lelaki itu mengunci seakan menembus setiap inci kulitnya. Tatapan penuh amarah bercampur dengan sesuatu yang lebih gelap, lebih dalam. Alesha berusaha menghindar, berpura-pura sibuk dengan m

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 60. Pesta UlangTahun Zira.

    Ballroom hotel mewah itu berkilau dalam cahaya lampu kristal yang bergemerlap. Denting gelas-gelas wine berpadu dengan alunan musik jazz live dari sudut ruangan. Aroma wine mahal, parfum kelas atas, dan hidangan gourmet mengisi udara. Para tamu dengan pakaian glamor bercakap, tertawa, berdansa, menciptakan suasana pesta yang megah.Alesha melangkah keluar dari lift dengan langkah hati-hati. Suara hak tingginya beradu dengan lantai marmer, menimbulkan gema kecil. Semua terasa berlebihan baginya. Setiap langkah seperti menarik perhatian, seolah gaun itu memaksa mata orang-orang untuk memperhatikannya.Dan benar saja. Begitu ia masuk ke ballroom, beberapa tamu pria secara refleks melirik ke arahnya. Ada yang tersenyum, ada yang berbisik pelan pada rekannya, ada pula yang terang-terangan menatap kagum.Namun hanya satu pasang mata yang benar-benar membuat darahnya berdesir.Rayhan.Dari seberang ruangan, ia berdiri tegap bersama beberapa kolega rumah sakit. Setelan jas Armani hitam membun

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 59. Dalam Balutan Gaun Merah

    “Lesha .…” Suara Rayhan serak, nyaris bergetar. “Aku nggak pernah serius sama perempuan lain sejak cerai. Ada yang datang, ada yang pergi, tapi semua hanya lewat. Aku kosong. Tapi kamu—” ia berhenti, menatap dalam-dalam wajah Alesha, “—kamu datang dengan luka, dengan caramu yang polos menatap aku … dan aku nggak bisa berpaling. Aku tahu ini gila. Tapi aku juga tahu apa yang aku mau.”Alesha menelan ludah, hatinya berdegup keras. Ia merasa seperti sedang berdiri di tepi jurang, tapi bukannya takut, justru ia ingin melompat.“Dan kamu mau aku?” bisiknya, nyaris tak terdengar.Rayhan tidak menjawab dengan kata. Ia mencondongkan diri, bibirnya menyentuh pelipis Alesha lembut. Sebuah kecupan singkat, penuh janji diam yang tak terucap.“Lebih dari itu,” katanya lirih setelah menarik diri sedikit. “Aku butuh kamu.”Alesha menutup matanya, membiarkan kehangatan itu meresap. Tidak ada lagi alasan untuk menolak, tidak ada lagi energi untuk menyangkal. Hatinya sudah terlanjur jatuh.Malam itu be

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 58. Dalam Pelukan yang Diam

    Sore itu, suasana kampus sudah mulai lengang ketika Rayhan memarkir mobilnya di tempat yang sama seperti kemarin. Kaca mobil yang gelap memberi perlindungan dari tatapan orang-orang, membuat siapa pun sulit mengenali siapa yang berada di dalamnya. Ia memang sengaja memilih posisi parkir agak jauh, di bawah rindang pohon besar yang cukup menutupi bodi mobil mewahnya.Rayhan menatap layar ponsel sekilas—ada beberapa pesan dari rekan sejawat di rumah sakit yang menanyakan tentang jadwal operasi esok hari, tapi semua itu ia abaikan sejenak. Fokusnya hanya satu: menjemput Alesha.Begitu pintu mobil terbuka, wangi lembut parfum Alesha langsung menyeruak masuk. Gadis itu melangkah masuk dengan langkah pelan, lalu duduk di kursi penumpang. Dari cara ia menghela napas, Rayhan bisa melihat betapa letihnya Alesha setelah seharian beraktivitas di kampus.Tanpa menunggu, Rayhan menoleh, menatapnya dari dekat seolah sedang memeriksa pasien di ruang praktik. “Gimana kondisi kamu hari ini?” tanyanya,

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 57. Kecurigaan Zira Semakin Dalam. 

    “Lesha, kamu pikir aku nggak mikirin itu? Aku udah atur jadwalku. Kita berangkat pagi-pagi sebelum Zira sempat lihat. Pulangnya, aku jemput malam. Kita nggak usah turun dekat gerbang. Aman.”Alesha menelan ludah. Matanya bergetar menatap sosok pria yang sudah terlalu dalam mengikat hatinya. “Aku cuma … takut hubungan kita jadi bencana kalau ketahuan.”Rayhan mengangkat tangan, membelai pipi pucat itu. Jari-jarinya hangat, kontras dengan kulit dingin Alesha. “Aku bukan anak kecil. Aku tahu risikonya. Tapi aku juga tahu, kamu penting buatku. Selama kamu belum pulih total, aku nggak akan biarkan kamu sendirian.”Alesha menunduk. Perkataan itu menyusup ke hati, membuatnya semakin sulit melawan. Ia ingin mengatakan tidak, tapi tubuh dan perasaannya justru berkhianat.“Jadi kamu rela menyamar sebagai sopir pribadi?” gumamnya, mencoba bercanda.Rayhan terkekeh, lalu menunduk dan cepat mencium leher Alesha. “Sopir pribadi yang bisa kamu peluk dan cium sesuka hati—tapi hanya di tempat tertutu

  • Luapan Gairah Panas Ayahmu   Bab 56. Antar Jemput Alesha

    “Mau kupotongin buah?” Zira berinisiatif, mengubah arah obrolan.“Mau banget,” Alesha cepat menyambut.Zira menyiapkan piring, pisau, dan memotong apel satu per satu. Sementara itu, Alesha duduk di sofa, menatap sahabatnya dengan senyum tipis.“Kamu tahu, aku seneng banget kamu dateng,” kata Alesha. “Aku butuh banget temen ngobrol.”Zira mengangguk, tersenyum kecil. “Aku juga. Kangen ngobrol sama kamu.”Namun jauh di dalam hati, Zira masih merasa ada yang tak beres. Kata-kata ayahnya di lobby, ekspresi gugup Alesha, dan aroma ruangan yang seperti baru saja dipaksa segar—semuanya menumpuk menjadi pertanyaan besar.Kenapa Papa ada di sini pagi-pagi? Apa yang sebenarnya terjadi di balik semua alasan itu?Ia menahan diri untuk tidak langsung menanyakan. Untuk saat ini, ia masih mencoba percaya. Masih ingin percaya bahwa semua ini hanyalah kecurigaan berlebihan.Meski begitu, satu hal pasti: bayangan tadi pagi, ketika ia berpapasan dengan ayahnya di lobby, akan terus menghantuinya.Percaka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status