Share

5

''Paman!'' teriak Sasha yang melihat siluet Mario dengan tas belanja penuh sayuran. Setelah menarik perhatian beberapa orang dengan teriakannya, Sasha berlari menghampiri Mario diikuti oleh Herman di belakangnya. 

''Sasha,'' gumam Mario pelan melihat gadis itu menghampirinya dengan wajah khawatir.

“Lucifer, dia belum kembali,” ucap Sasha dengan nafas terengah-engah. Di sebelahnya berdiri Herman yang juga hadir dengan wajah khawatirnya. Semua mata memandang tak mengerti dari kekhawatiran dua anak itu.

“Lucifer membawa sapi, mungkin itu dia.” Herman menjawab cepat menghilangkan perasaan tidak nyaman dari tatapan para orang dewasa tersebut. Mario sangat ingat melihat bagaimana Lucifer menghilang setelah menunggangi sapi yang seharusnya tak ia tunggangi sebagai seorang pengembala. Semua orang tau, Lucifer salah satu guardian dengan perkembangan pesat diumurnya saat ini. Dia sudah berada di kelas S saat baru berumur dua belass tahun. pencapaiannya menjadi kebanggaan para guardian yang ikut andil dalam merawat Lucifer dengan adiknya yang yatim piatu.

“Meski dia seorang guardian yang berada dia kelas S, dia tetap masih anak yang berumur lima belas tahun.” seorang pria yang mungkin sudah berkepala tiga mendekati Sasha dan mengusap rambutnya. Dia adalah Kael Smith, ayah dari Herman. Sasha hanya bisa menunduk dan mengangguk pelan. Ia tidak tau apa yang dilakukan kakak bodohnya itu, ia hanya ingin kakaknya kembali dengan cepat. 

Sebuah ledakan yang terjadi di gunung Sayan sempat menimbulkan percikan api namun tak begitu besar, tidak ada korban jiwa selain sapi yang sudah tidak bisa berdiri dengan kedua kaki belakangnya. Beberapa pohon tampak layu dan menghitam. Asap tebal mulai memudar yang menunjukkan tanah hitam bekas terbakar. Tentu saja kedua saudara kembar itu masih memperhatikan dari menara mereka, mencari tahu hasil akhirnya. Tak lama sosok anak laki-laki muncul dari balik asap yang sudah sangat menipis. Ia berdiri dengan tangan mengepal, wajahnya terlihat muram dan marah. 

“Berhasil?” tanya Tayas dengan bingung.

“Dia terlihat masih bisa berdiri, tapi kita tidak tahu kalau tidak bertanya,” jawab Teyas. Tentunya mereka tak bisa melihat ekspresi Lucifer yang berada jauh disana. Tapi mereka tau kalau anak itu menatap lurus kearah mereka. seolah tahu bahwa itu perbuatan mereka. tiba-tiba sebuah kilat menyambar di depan menara mereka, yang membuat mereka terlonjak kaget hingga terdorong ke belakang dan terjatuh. Tidak, itu bukan kilat. Itu adalah Lucifer yang berlari dan melompat kearah jendela mereka dengan cepatnya seperti cahaya. Kedua gadis itu menatap tak percaya apa yang mereka lihat. Badan Lucifer yang ternyata lebih tinggi beberapa centi dari mereka juga menjadi salah satu hal yang mengagetkan. Pasalnya mereka tidak memperhatikan karena sapi yang dibawa Lucifer cukup besar hingga membuatnya terlihat seperti anak kecil berumur sepuluh tahun dari kejauhan. Mereka juga tahu Lucifer yang berada di kelas S bukanlah tandingan mereka yang bahkan belum menjalin ikatan dengan guardian manapun.

“Hai,” sapa Lucifer dengan tatapan dingin. Tayas dan Teyas yang terduduk di lantai saling memegang tangan mereka satu sama lain dengan eratnya. 

Guardian kelas S adalah kelas tertinggi yang menyatakan seorang guardian sudah mencapai tahap kemampuan maksimal dan dianggap sangat kuat. Namun di atas kelas S terdapat kelas X yang sangat sulit dan hampir mustahil untuk dicapai. Dalam sejarah hanya tercatat dua orang yang berhasil ke tahap tersebut. Salah satunya adalah Dominiq Guardian sang pahlawan planet Zois sekaligus penghianat yang menghilang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status