Share

6

Penulis: Wupi Verlouna
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-03 15:16:49

Lucifer perlahan memasuki menara tersebut dengan susah payah. Sudah sangat jelas anak itu kehabisan tenaganya dan terlihat lemah. Namun kedua bersaudara itu tampak panik dan kebingungan. Baru hendak melangkah ke dalam menara, Taya dengan cepat menaikkan tangan kanannya dan berteriak, “Havir, Move!” gadis itu berseru dan memejamkan matanya. Dalam sekejap menara itu menghilang meninggalkan Lucifer yang siap menghantam tanah.

“Sial,” umpatnya yang berakhir kehilangan kesadaran di udara. Sebuah tangan besar menangkap tubuh Lucifer yang melemas. Udara dingin malam itu tentunya tak dapat dirasakan oleh Lucifer yang tertidur lelap dalam pelukkan hangat pria yang menangkapnya. Jubah hitamnya yang panjang nan mewah tampak menawan membalut badan tinggi besarnya yang menopang ketampanan dari wajah seorang penyihir agung. Derry masih mempertahankan posisinya di udara dengan Lucifer digendongannya. Matanya menatap lurus tepat pada sapi yang sudah tak mampu berdiri, namun hewan itu sepertinya belum menyerah untuk berusaha. Bahkan sapi itu tak bersuara sama sekali. Seolah tak ingin menunjukkan kesedihannya atau rasa sakitnya. Atau mungkin sapi itu memang tidak tau bagaimana caranya menangis atau mengeluh. Derry akan menolongnya jika saja sapi itu menunjukkan bahwa dirinya lemah dan berhenti berusaha. Wajah datarnya membuat siapapun yang melihatnya akan bertanya-tanya tentang rasa peduli pria itu.

“Hylle,” gumam Derry pelan, lalu ia menghilang.

Menara suci milik penyihir agung muncul di tengah-tengah kota Boras, dimana para warga sedang berkumpul dan saling berdebat tentang situasi saat ini. Hadirnya penyihir agung tentu mengalihkan perhatian mereka dengan cepat. Perdebatan hingga gosip menyenangkan seolah tak berarti karena kehadiran Derry.

“Guardian, memberi salam kepada penyihir agung Gillenhart!” seru salah seorang guardian memberi salam yang diikuti oleh guardian lain. Salam kehormatan kepada pellindung Zois, salam dengan telapak tangan kanan menempel pada dada kiri seorang guardian.

“Itu hanya menara, pemiliknya harus keluar baru memberi salam,” ketus Sasha yang tak ikut memberi salam. Tak lama pintu menara terbuka, Derry muncul disana dengan sebuah kertas gulung berwarna putih dengan tinta hitam yang menghiasnya. 

“Salam para guardian,” sapa Derry melakukan gerakan yang sama dengan para guardian yang lainnya. Barulah Sasha memberikan salamnya kepada Derry. Pria itu tersenyum melihat gadis kecil itu memasang wajah masamnya saat memberi salam. Namun bukan itu yang harus ia utamakan sekarang. Derry membuka kertas yang ia bawa dan membacakan isinya yang berisikan sebuah ramalan tentang datangnya malapetaka yang akan merebut Zois dari guardian dan hada. itu adalah ramalan lama yang juga mengatakan tentang lahirnya penyelamat dari bangsa guardian yang akan melindungi Zois. Tidak ada satupun orang di planet Zois yang tak mengenal ramalan itu. tapi mereka tidak tau kapan ramalan itu akan terjadi, dan siapa anak dalam ramalan itu. Meski para hada dan guardian kelas tinggi sudah bersiap dengan berbagai penelitian yang mereka lakukan selama ini, tentunya kehadiran anak pelindung itu adalah yang terpenting. Berbagai ekspedisi ke berbagai planet di semesta lain telah dilakukan untuk mengumpulkan informasi tempat berlindung jika ada kemungkinan Zois tak bisa diselamatkan. Namun ekspedisi terhenti karena ketua ekspedisi menghilang tanpa kabar saat ekspedisi terakhirnya di Bumi. Dominiq yang memimpin ekspedisi disebut-sebut sebagai pahlawan yang berhianat karena menghilang begitu saja. Tak hanya Dominiq, para peri hada yang memiliki ikatan dengannya pun juga ikut menghilang di Bumi. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Lucifer Guardian   21

    Malam itu hujan mampir beberapa saat membasahi jalanan kota Boras yang mulai menyepi. Hanya ada beberapa pejalan kaki dan petugas keamanan yang berkeliling. Si kembar Gillenhart dengan Ibunya tampak terduduk di lantai kamar Sasha beralaskan tikar merah muda. Pintu balkon yang tadi terbuka sudah tertutup untuk menghindari angin dingin memasuki ruangan. Tubuh Lucifer pun terbalut selimut yang lebih tebal dari sebelumnya. Sarah mendekati Lucifer yang terbaring dalam tidurnya, tangannya mengusap pelan surai hitam laki-laki itu. senyum simpul terulas dari wajah cantiknya yang menampilkan ketulusan seoranng ibu. Alih-alih peduli, si kembar lebih menunjukkan rasa tak nyamannya di dalam kamar itu. “Dia bisa bangun kapan saja.” Tayas menundukkan kepalanya dalam lututnya yang ia peluk. “Tinggal diam saja,” sahut Teyas yang berusaha tenang.“Aku rindu Sasha,” ucap Tayas dengan suara yang agak serak seolah menahan dirinya tak menangis terisak. Teyas hanya bisa melirik saudarinya dengan tatapan

  • Lucifer Guardian   20

    “Anak-anak nakal!” teriak sebuah suara laki-laki yang cukup berat dari dalam menara suci. Sasha yang sudah berada di luar jendela, berdiri tepat di depan menara dengan wajah terheran-heran. Tak lama Sasha menengok ke belakang tempat si kembar masih berdiri mematung memandangi dirinya dari dalam kamar.“Ini bukan menaramu, Tayas.” Ucap Sasha dengan wajah menunjukkan kekesalan. Diana yang merasakan tatapan Sasha bergidik ngeri, badannya seolah menegang karena merasa takut. Diam-diam Diane bergeser perlahan menjaga jarak dari saudarinya seolah tak ingin terkena imbas.“Tentu saja, ini menaraku.” Suara yang sama lagi dari dalam menara. Sontak Sasha mengembalikan pandangannya pada pintu menara berwarna coklat mengkilap yang menjulang cukup tinggi di hadapannya. Dua sisi pintu tersebut terbuka secara perlahan, menampilkan apa yang terdapat dalam menara tersebut.“Oi, jangan seenaknya memanggil hanya karena kalian bisa melakukannya!” Seru seorang pria tinggi dengan jubah hitam yang tampak me

  • Lucifer Guardian   19

    “Ternyata cantik ya,” gumam Lucifer pelan menatap bulan penuh yang bersinar malam itu. Hutan malam itu terasa lebih nyaman meski sunyinya penuh oleh suara jangkrik dan suara hewan lain yang terdengar sesekali. Anak itu tampak tenang duduk sendiri di kursi panjang tersebut. Kakinya yang menggantung berayun pelan seolah menikmati ketenangannya sendiri. “Lucifer,” panggil ayahnya yang berdiri di ambang pintu rumah mereka. Wajahnya mengukirkan senyum saat anaknya menengok mendengar namanya dipanggil. Tak perlu aba-aba anak itu bergegas turun dari kursi tersebut dengan susah payah karena cukup tinggi dari pada panjang kakinya. Ia berlari kecil menghampiri ayahnya yang siap menyambut lompatan Luci dalam gendongannya. Dari dalam terdengar suara wanita yang sudah memanggil anak dan suaminya untuk makan malam bersama. Lucifer yang mendengar suara ibunya berteriak mengiyakan bahwa mereka akan segera datang.Bulan penuh memang cantik, namun bulan sabit memiliki pesonanya tersendiri. Lain halnya

  • Lucifer Guardian   18

    Mungkin malam ini Herman masih tertidur dan bermimpi di dalam kamar Lucifer yang hampir tak pernah ditiduri tiga tahun terakhir. Lain halnya Lucifer yang hampir tak pernah bermimpi tiga tahun terakhir. Tubuhnya yang terbaring dengan mata tertutup, nafasnya teratur seakan tidurnya teramat nyenyak bermimpikan surga yang tak tergapai, begitulah yang tampak jika hanya dilihat dari luar. Badannya hanya mengisyaratkan bahwa jiwanya masih hidup, masih berkelana dalam mimpi nyata di dimensi lain. Tak pernah tak mengeluh jika Lucifer ingin menyampaikan kejujurannya. Jiwanya terasa lelah, saat tertidur ia terbangun pada tubuhnya yang lain. Ia mungkin melupakan bagaimana nikmatnya terbangun setelah bermimpi sesuatu yang indah namun tak mampu ia ingat. Ia mungkin juga melupakan bagaimana rasa malas menyerbu di pagi hari, saat terbangun oleh omelan adik kecilnya yang kembali dari rumah Herman dengan rantang makanan buatan ibu Herman untuk mereka yang hanya tinggal berdua tanpa orang tua. Kebiasaan

  • Lucifer Guardian   17

    Di dalam hutan yang damai beberapa hewan kecil berlarian. Seperti kelinci, tupai, bahkan kancil yang amat cepat tak mau kalah berlari dari kejaran Lucifer. Entah bagaimana hutan tersebut tampak sangat bersahabat dengannya. Tak terlihat satupun hewan buas. Pohon-pohon tinggi yang menjulang, bunga-bunga yang tumbuh di sekitar batangnya membuat hutan tersebut bagai surganya duniawi. Terasa nyaman dan aman.Sesekali kicau burung dan gemericik air dari air terjun di dekat sana terdengar amat memanjakan. Tak ada yang akan menolak kenyamanan hutan tersebut. Hewan buas yang tak terlihat bukan berarti mereka tak ada. Hutan tersebut ditinggali berbagai macam makhluk dan hewan, tak ada yang tau makhluk apa saja yang tinggal selain sebuah keluarga kecil yang terdiri dari tiga manusia, dan hewan-hewan kecil yang bersahabat dengan si anak manusia."Luci, jangan berlari!" Seru sang ibu yang sedang duduk di bawah pohon besar dengan tangan yang sibuk merajut benang berwarna coklat. Tak menghiraukan te

  • Lucifer Guardian   16

    "Dia harus kuhajar." Sasha merenggut masih berusaha melayangkan pukulannya pada pria tersebut."Lucifer," panggil sebuah suara lembut yang entah datangnya dari mana. Suara tersebut menggema beberapa kali, layaknya suara ibu yang memanggil anaknya. Pria tersebut terduduk dengan mata terpejam. Ia mengusap rambutnya yang acak-acakan, berusaha merapikan namun tak tampak lebih rapi. Diane dan Diana melepaskan tangannya dari Sasha, tangan Sasha yang hendak melayangkan pukulan pun melemas. Si kembar hanya menatap temannya itu dengan tatapan sendu yang tampak mengasihani. Namun, Sasha hanya memasang wajah kesalnya. Wajah kesal yang tak ingin ia tunjukkan pada pria itu. Gadis itu membalik badannya memunggungi yang lainnya. Pandangannya lagi-lagi menatap layar besar yang menampilkan bulatnya planet hijau tersebut. "Apakah semenyenangkan itu tinggal bersama mereka?" Gumam Sasha hampir tak terdengar."Dia bicara apa?" Tanya Diana yang hanya mendapat gelengan dari saudaranya. Mereka hanya menatap

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status