Home / Romansa / Luka Cinta Istri Kedua / Bab 37. Nama Anak

Share

Bab 37. Nama Anak

Author: Sulistiani
last update Huling Na-update: 2025-07-27 06:56:27
"Mas, aku udah pikirin nama buat bayi ini. Aku rasa Deva Maulana bagus banget. Simpel, elegan, gampang diingat," ucap Sandra.

Hana yang mendengar itu langsung menoleh. Napasnya terasa berat. Ia memandang Irsyad, berharap suaminya menoleh kepadanya, tapi yang keluar justru jawaban Irsyad yang terdengar terlalu ringan.

"Hmm, kedengarannya bagus, Deva Maulana," ucap Irsyad.

Hana menelan ludah. Dadanya sesak. Ia tahu Sandra selalu ingin mendominasi, tapi kali ini, ini tentang anaknya. Dengan suara pelan, Hana memberanikan diri bicara. "Mas, aku juga sudah siapkan nama. Dari dulu aku ingin kasih nama Ihsan Athalla Maulana. Ihsan artinya kebaikan, Athalla artinya pemberian Allah. Maulana nama belakangan kamu. Itu doa aku untuk dia."

Sandra tersenyum miring, lalu tertawa kecil. "Aduh, Hana. panjang banget namanya. Ribet. Anak kita ini harus punya nama yang gampang, modern. Deva itu bagus, nggak pasaran. Aku rasa itu yang terbaik."

Suasana menegang. Hana menunduk, menahan air mata ya
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 106. Happy Ending

    Setelah pesta sederhana usai, rumah peninggalan orang tua Irsyad kembali tenang. Lampu temaram menyinari kamar pengantin yang sudah dirapikan Bu Rum. Seprai putih bersih dengan bunga melati di atas bantal membuat suasana kamar terasa hangat dan penuh makna.Malam itu, Ihsan sengaja diajak Bu Rum tidur bersamanya agar Hana dan Irsyad bisa menikmati waktu berdua.Di Dalam KamarHana duduk di tepi ranjang dengan kebaya yang sudah ia ganti dengan daster lembut. Rambutnya yang basah usai keramas, Irsyad masuk, menutup pintu perlahan, lalu duduk di sampingnya."Akhirnya kita bisa duduk berdua tanpa gangguan," ucap Irsyad.Hana tersenyum malu, matanya menunduk. "Iya… rasanya masih seperti mimpi."Irsyad menggeser tubuhnya mendekat, meraih tangan Hana, lalu mengecup punggung tangannya penuh kelembutan. "Aku sudah lama menunggu momen ini. Aku ingin menebus semua waktu yang hilang, semua kerinduan yang terpendam."Irsyad perlahan mendekap Hana, merasakan tubuh istrinya yang sempat lama ia rindu

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 105. Memulai Hidup Baru

    Hari itu rumah peninggalan orang tua Irsyad terasa berbeda. Dinding-dinding tua yang dulu sepi kini dihiasi janur kuning sederhana, balon warna pastel, dan bunga kertas buatan tangan Bu Rum serta beberapa tetangga. Meja panjang di ruang tengah dipenuhi hidangan, nasi tumpeng, ayam goreng, sambal, kue tradisional, serta minuman segar. Walau sederhana, suasana begitu hangat.Irsyad berdiri di ruang tamu dengan jas sederhana, wajahnya tegang tapi bahagia. Hana duduk di samping Bu Rum dengan kebaya biru muda, jilbab rapi, senyumnya malu-malu.Ketika ruangan penuh saksi menjawab serentak, "Sah! Sah!"Hana menunduk, matanya berkaca-kaca. Air mata mengalir tanpa bisa ia tahan. Bu Rum meraih tangannya erat-erat. "Nak, akhirnya kau resmi jadi istri. Tak ada lagi yang bisa meragukan dan menghina mu, ibu ikut bahagia."Hana hanya bisa mengangguk, suaranya tercekat.Setelah AkadTepuk tangan kecil terdengar. Beberapa tetangga tersenyum haru. Marco, menghampiri sambil menyalami Irsyad."Selamat ya

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 104. Rumah Masa Kecil

    Setelah selesai berziarah dan berdoa bersama, Irsyad menyalakan mobil perlahan meninggalkan area pemakaman. Wajah Hana masih sembab, sesekali ia menatap keluar jendela, berusaha menenangkan perasaannya. Ihsan tertidur di pangkuan Bu Rum karena kelelahan, sementara suasana di dalam mobil begitu hening dan penuh perenungan.Tak lama, mobil berbelok memasuki sebuah gang kecil yang rindang. Pohon-pohon tua masih berdiri di kanan kiri jalan. Mobil berhenti di depan sebuah rumah sederhana dengan cat putih yang mulai pudar. Halamannya bersih, ada kursi kayu di teras, dan sebuah pohon mangga besar menaungi rumah itu.Hana mengernyit. "Ini rumah siapa, Mas?"Irsyad tersenyum tipis, mematikan mesin. "Rumah masa kecilku. Di sinilah aku tumbuh bersama Mama dan Papa dulu. Rumah yang selalu di tempati mama selama ini."Mereka turun bersama. Hana berdiri memandang rumah itu dengan perasaan hangat bercampur haru. Ada sesuatu yang begitu teduh dan damai dari rumah sederhana itu.Irsyad membuka pintu,

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 103. Makam Mama Nur

    Malam itu, kontrakan kecil terasa lebih hangat dari biasanya. Hana duduk bersila di lantai, sedang melipat pakaian Ihsan. Di depannya, Irsyad menatap penuh perhatian sambil sesekali mengajukan pertanyaan kecil tentang kebutuhan rumah tangga.Setelah beberapa lama terdiam, Irsyad akhirnya angkat bicara dengan nada hati-hati."Hana, kalau kita menikah lagi kamu mau pesta pernikahan seperti apa? Aku akan lakukan semua yang kamu inginkan. Aku akan usahakan semampuku, Hana. Apapun yang kamu mau."Hana berhenti melipat, lalu mengangkat wajahnya. Ada cahaya sendu di matanya, bercampur dengan rasa takut dan kejujuran."Aku tidak butuh pesta mewah, Mas. Aku tidak peduli soal itu. Aku hanya ingin statusku jelas. Aku ingin jadi istri yang sah, bukan istri kedua, bukan istri simpanan. Hanya itu," jawab Hana dengan nada lirih.Irsyad meraih tangan Hana, menggenggamnya erat."Dan itulah yang akan aku wujudkan. Kamu satu-satunya wanita yang akan kucatat sebagai istriku. Tidak ada lagi yang lain, tap

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 102. Makin Parah

    Sore itu, cahaya matahari menembus sela-sela dinding kayu kontrakan sederhana. Hana duduk di lantai, masih memegang dokumen perceraian yang tadi ditunjukkan Irsyad. Kata-kata di dalam kertas itu terus terngiang di kepalanya. Ia tahu, apa yang selama ini ia ragukan perlahan terjawab.Irsyad duduk di hadapannya, wajahnya lembut. Ia menatap Hana seolah hanya ada satu orang yang penting di dunia ini."Hana... aku tahu hatimu masih terluka, tapi aku tidak akan berhenti berusaha. Aku tidak ingin sekadar menebus kesalahan, aku ingin memulai lagi dengan benar. Jika kamu mau, jika kamu bersedia menerima aku kembali, maka aku akan menikahimu lagi. Bukan hanya sebagai suami, tapi sebagai lelaki yang benar-benar menjadikanmu satu-satunya istri, sah secara agama dan negara."Hana tersentak, matanya berkaca-kaca. Ia menunduk, menggenggam ujung jilbabnya erat-erat."Hana. Aku ingin mewujudkan impian sederhanamu yang dulu sering kamu ceritakan. Punya keluarga kecil yang bahagia, suami yang menyayangi

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 101. Bukti Nyata

    "Aku serius, Hana. Aku tahu kamu masih ragu padaku dan kamu berhak merasa begitu. Aku sudah banyak salah, membuatmu menanggung beban sendirian. Namun Hana, aku benar-benar sudah tidak bekerja di kantor lama lagi. Aku resign."Hana terdiam, sedikit tidak percaya. Ia tahu posisi Irsyad saat ini di perusahaan adalah posisi yang diinginkan banyak orang. Tidak mudah berada di posisi itu, sehingga Hana merasa tak percaya Irsyad rela melepaskan pekerjaannya hanya untuk hidup bersama ia dan Ihsan yang belum jelas masa depannya seperti apa.Irsyad menatap Hana, melanjutkan ucapannya mencoba membuat Hana percaya padanya."Setelah resign, aku investasikan tabungan dan pesangon ke beberapa perusahaan swasta kecil. Tidak besar, tapi cukup untuk memulai. Aku tidak mau lagi terikat pada pekerjaan yang membuatku jauh dari kalian. Aku ingin hidup dekat denganmu, dengan anak kita."Hana menunduk, suaranya bergetar."Tapi aku... aku masih takut. Kamu sudah berjanji banyak kali, Mas. Lalu kenyataannya,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status