Home / Romansa / Luka Cinta Istri Kedua / Bab 48. Peringatan Irsyad

Share

Bab 48. Peringatan Irsyad

Author: Sulistiani
last update Last Updated: 2025-08-04 06:12:05

"Kenapa kamu nggak pernah bisa menghormati mama?!"

Suara Irsyad meninggi, matanya memerah karena menahan emosi. "Dari awal pernikahan kita, mama selalu mencoba menerima kamu. Bahkan saat kamu sering berkata kasar, mama diam. Waktu kamu mengatur rumah seenaknya, mama nurut. Karena apa, Sandra? Karena mama pikir kamu adalah wanita yang akan bahagiakan anaknya."

Sandra mengerutkan kening. Ia bangkit dari sofa dengan tatapan terluka, tapi bukan karena merasa bersalah, melainkan karena merasa diserang.

"Kamu pikir aku nggak tahu dia nggak pernah suka sama aku dari awal?!"

balas Sandra, emosinya meledak. "Aku bisa rasain dari tatapannya, dari cara dia bicara sama aku!"

Irsyad terkejut mendengar jawaban Sandra, ia merasa itu sama sekali bertolak belakang dari keadaan sebenar. BI Piah selalu cerita ketika mama nya datang dan membawa banyak barang ke rumah, tetapi Sandra tak pernah menyambutnya dengan baik. Bahkan Nur tak pernah mempermasalahkan itu, ia tetap datang demi menjaga hubungan mena
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Irsyad harus tegassss
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 59. Kesempatan Irsyad

    Ketegangan di depan warung belum juga reda. Irsyad dan Hilman masih saling melempar tatapan tajam, seperti dua ekor banteng yang siap menyeruduk kapan saja.Tiba-tiba, dari arah jalan, Ibu Hilman muncul dengan langkah cepat. Wajahnya jelas menahan kesal."Hilman!"Suara itu cukup keras untuk membuat Hilman menoleh dan sedikit meredakan ekspresinya."Apa yang kamu lakukan ribut-ribut di sini? Ini urusan rumah tangga orang. Jangan ikut campur!" "Tapi Bu—""Tidak ada tapi. Kamu tahu kan aku nggak suka kamu terlibat urusan begini? Kita pulang." titah ibu Hilman.Hilman menatap Hana sebentar, terlihat berat melepasnya, tapi ia juga tak pernah membantah perintah ibunya. Dengan helaan napas panjang, ia akhirnya mundur, berjalan menjauh bersama sang ibu.Irsyad yang melihat itu merasa mendapat kesempatan. Ia langsung melangkah mendekat kearah Hana, suaranya lebih tenang tapi tetap tegas. "Hana, kita perlu bicara."Hana mundur satu langkah sambil menggendong bayinya menjauh dari Irsyad. Wajah

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 58. Keributan Pagi

    Pagi itu, kabut tipis masih menggantung di antara pepohonan ketika Irsyad melangkah cepat menuju rumah Bu Rum. Embun membasahi sepatu kulitnya, tapi ia tak peduli. Langkahnya mantap, wajahnya tegang, seakan segala penantian semalam tak memberinya ketenangan.Ketukan tangannya di pintu kayu rumah itu terdengar cukup keras untuk memecah keheningan. Dari dalam, Bu Rum muncul dengan kain selendang yang disampirkan di bahunya."Assalamualaikum," ucap Irsyad."Waalaikumsalam. Oh, nak Irsyad, pagi-pagi sekali sudah datang," jawab Bu Rum."Maaf, Bu. Kalau saya ganggu ibu pagi-pagi seperti ini. Saya ingin bertemu Hana," ucap Irsyad tanpa basa-basi.Bu Rum menatapnya ragu, lalu menggeleng pelan. "Tapi Hana sudah pergi dari subuh. Bawa bayinya."Irsyad terkejut. "Pergi? Ke mana, Bu?"Jantung Irsyad berdebar kencang kala mendengar kata 'pergi'. Lelaki tampan itu takut istri keduanya kembali pergi jauh membawa anaknya meninggalkan ia, karena tak mau bertemu dan mendengar penjelasannya."Ke pemakam

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 57. Menunggu

    Irsyad berdiri di depan pintu, menatap kayu tua yang memisahkan dirinya dari Hana. Nafasnya berat, dadanya seperti diremas. Ia mengangkat tangan, berniat mengetuk, tapi tangannya berhenti di udara. Ada rasa takut, takut jika ketukan itu akan membuat Hana semakin menjauh.Dari dalam, suara langkah cepat terdengar, lalu bunyi pintu kamar yang tertutup rapat. Irsyad tahu, Hana memilih mengurung diri.tiba-tiba seorang wanita paruh baya membuka pintu, menatap Irsyad membuat Irsyad menegakkan punggungnya. "Nak Irsyad, apa benar itu kamu?"Irsyad menarik napas, berusaha tersenyum, lalu mengangguk. "Iya, Bu. Saya Irsyad, saya suami Hana. Maaf kalau kedatangan saya tiba-tiba. Saya… hanya ingin bertemu Hana."Bu Rum mendesah pelan, lalu menggeleng. "Dia… belum siap, Nak. Ibu tidak tahu apa yang sudah terjadi diantara kalian sebelumnya, tetapi dari cerita Hana, dia punya luka yang belum sembuh."Irsyad terdiam. Matanya mulai basah. Ia tahu benar siapa penyebab luka itu, dirinya sendiri dan Sand

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 56. Pertemuan

    Irsyad akhirnya memasuki gerbang kayu sederhana yang menandai batas desa kelahiran Hana. Jalanan tanah yang sedikit bergelombang membuat mobilnya berguncang pelan. Aroma sawah yang basah dan suara jangkrik mulai terdengar di sela-sela kesunyian desa itu.Irsyad melambatkan laju mobil, matanya menatap penuh rasa penasaran ke setiap rumah yang ia lewati. Di kepalanya, ada seribu tanya. "Apakah benar Hana ada di sini? Bagaimana keadaannya? Bagaimana wajah anaknya?"Tak jauh dari tikungan, ia melihat seorang bapak paruh baya sedang duduk di bangku bambu depan rumah, merokok sambil menatap ke jalan. Irsyad meminggirkan mobil, lalu turun."Permisi, Pak." ucap Irsyad dengan sopan.Bapak itu menoleh. "Iya, Nak? Ada yang bisa dibantu?""Saya, mencari seseorang. Namanya Hana. Dia baru-baru ini pindah ke desa ini."Bapak itu mengangguk pelan. "Ooh… Hana. Iya, saya tahu. Dia tinggal di ujung sana, rumahnya Bu Rum. Jalannya terus saja, nanti belok kiri di pohon mangga besar. Rumah kayu dengan ter

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 55. Desa Terpencil

    Pagi itu, rumah Irsyad masih tampak seperti biasa. Tak ada yang aneh. Sandra bersiap-siap ke kantor dengan wajah dingin yang sudah menjadi rutinitas. Ia tak menyapa Irsyad, tak juga menoleh meski suaminya duduk di meja makan. Irsyad tak peduli, pikirannya sedang dipenuhi oleh satu nama, Hana.Setelah memastikan Sandra benar-benar pergi bekerja, Irsyad segera bangkit dari duduknya. Ia naik ke kamar dan menarik koper kecil yang sudah ia siapkan malam sebelumnya. Pakaian secukupnya, berkas penting, dan foto kecil Hana dan bayinya yang dulu sempat diberikan oleh bi Piah, ia simpan rapi di dalam.Dengan langkah ringan tapi hati yang berat, ia keluar dari rumah tanpa suara. Ia sempat menatap rumah besar itu—tempat yang semestinya penuh cinta, tapi berubah jadi penjara bagi luka-lukanya.Di garasi, Irsyad memasukkan koper ke bagasi mobil. Setelah memastikan semuanya aman, ia masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin, dan mulai melaju menuju alamat yang diberikan Arkan. Jalanan pagi itu cukup le

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 54. Irsyad Mulai Tegas

    Di sisi lain.Irsyad tampak gelisah. Sejak pagi pikirannya tak tenang. Ia terus menunggu seseorang yang akan membawakan jawaban dari sebagian kegelisahannya selama ini. Tak lama kemudian, seorang pria berkemeja rapi menghampiri meja mereka dengan langkah pasti."Arkan," sapa Irsyad sambil berdiri dan menjabat tangan pria itu.Arkan, pria muda yang merupakan rekan kerja sekaligus penyelidik pribadi Marco, mengangguk sopan. Ia duduk dan tanpa banyak basa-basi mengeluarkan sebuah amplop cokelat tebal dari tas kerjanya, lalu menyerahkannya kepada Irsyad."Semua data tentang Hana ada di sini, seperti yang Anda minta," ujar Arkan tenang.Irsyad menatap amplop itu sejenak, lalu dengan tangan gemetar ia membukanya. Marco hanya diam, memperhatikan dengan seksama ekspresi wajah bawahannya itu.Satu per satu lembaran dalam dokumen itu dibuka oleh Irsyad. Semakin ia membaca, semakin dalam kerutan di dahinya. Dan saat sampai pada halaman yang menceritakan tentang masa lalu Hana, tangannya terhenti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status