Home / Romansa / Luka Cinta / Bab 17-Ketahuan

Share

Bab 17-Ketahuan

Author: Cinta94
last update Last Updated: 2025-10-17 17:52:45

"Jadi, sekarang sudah resmi menggelar status CEO Cullen Corp" canda Alana seraya menyenggol lengan Shayne dengan lengannya.

Shayne menatap Alana yang tengah membuat kopi di Coffe Maker. Membalikkan badannya bersandar pada meja dengan tangan bersidekap di dada.

"Mungkin aku harus memanggilmu dengan panggilan Bapak CEO?" Sambungnya.

Pria itu pun menggelengkan kepalanya mendengar ledekan dari kekasihnya ini. "Apakah kamu senang sekali menggodaku, hm?"

Alana tersenyum, lalu menatap wajah sang kekasih.

"Selamat ya atas gelar baru yang kamu sandang sekarang. Semoga kamu bisa membawa Cullen lebih maju dan sukse lagi" doa Alana pada Shayne.

"Terimakasih banyak, Nona" jawab Shayne dengan senyum yang dia ulas.

"Em, apakah aku boleh meminta hadiah?" Kata Shayne tiba-tiba sekali.

Alana mengkerutkan keningnya. "Sepertinya ini permintaan yang terbalik, seharusnya aku yang meminta hadiah padamu, Tuan" jawabnya, "hadiah apa yang kamu minta dariku?"

Shayne tersenyum yang membuat Ala
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Luka Cinta   Bab 51 - Perih

    Hari Alana kembali normal, dia menjalankan rutinitas seperti biasa. Seperti hari ini, dia sedang bersiap untuk ke kantor. Berjalan keluar dari kamarnya menuju meja makan untuk sarapan bersama dengan ibu dan kakaknya, seperti biasa. "Pagi, sayang" sapa Erika begitu Alana tiba di ruang makan. Alana pun tersenyum. "Pagi, Bu" dia mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi, "kakak mana, Bu?" Tanyanya kala tak melihat sosok Ayra di meja makan. Erika terlihat berpikir menjawab pertanyaan Alana. "Dia sedang di dapur" Kerutan di kening Alana menandakan akan adanya pertanyaan lain. "Tumben. Sedang buat apa, Kakak?" "Biarkan saja, kamu lanjut lagi sarapan. Bukankah hari ini kamu persiapan untuk lounching produk baru dari Cullen?" Alana pun patuh, dia kembali melanjutkan sarapannya, dan tak lagi menanyakan perihal sang kakak. Bukan maksud Erika untuk tidak memberitahu Alana, alasan Ayra berada di dapur. Hanya saja, Erika tidak mau membuat Alana merasa canggung, karena Ayra sedang m

  • Luka Cinta   Bab 50-Acara Tunangan

    Hari pertunangan tiba. Ballroom hotel sudah disulap menjadi sebuah ruangan yang indah. Dekorasi modern yang membuat semuanya begitu fresh. Karangan bunga sudah memenuhi pintu masuk. Para tamu undangan sudah mulai berdatangan satu persatu. Ayra masih bersiap di kamarnya, begitu pula dengan Erika dan Alana yang sudah selesai dengan riasannya. Semuanya sudah selesai, kini mereka pun berjalan keluar ruangan menuju Ballroom. Erika terus menatap sendu Alana, dia masih saja terus menyalahkan dirinya, karena semua ini ulah dirinya. Erika memeluk Alana dengan mata yang berembun, menangkup kedua pipi putrinya itu, tersenyum getir. Begitu pula dengan Alana yang merasakan hal yang sama, dia tersenyum manis dengan mata yang juga berembun. Erika tak tahan lagi, dia pun memeluk erat tubuh Alana, dengan terus mengatakan maaf pada putrinya itu. "Bu, jangan menangis, nanti Kakak lihat" ucap Alana mengingatkan. "Kenapa kalian menangis?" Tanya Ayra yang benar saja dia melihatnya. Erika m

  • Luka Cinta   Bab 49-Pertengkaran

    Alana baru tiba di rumah menjelang malam. Tentu dia diantar oleh Ezra. "Mampir dulu, Zra. Sekalian makan malam di rumah, udah lama kan?" Ezra terdiam sesaat, hingga kelalanya dia anggukkan. "Ok, lagi pula Ibu Erika sudah jinak, kan" goda Ezra. Ya, Ezra tahu cerita Erika yang sudah mulai menerima Alana, semua itu Alana ceritakan saat perjalanan mereka menuju Kota Lama. Mereka pun turun dari mobil dan berjalan masuk, keduanya baru menyadari ada mobil Shayne terparkir di depan sana. Namun, Alana mengabaikannya, toh dia harus terbiasa dengan ini. Nanti pun dia akan sering bertemu, karena nanti Shayne akan menjadi Kakak iparnya. "Alana, dari mana saja kamu? Ibu khawatir" cerca Erika begitu melihat Alana tiba. "Dari tadi Ibu mondar mandir, karena kamu susah dihubungi, dan Om Reno bilang kamu sudah kembali dari Kota Lama siang tadi" Ayra menimpali. Sungguh senang sekali rasanya di khawatirkan oleh sang ibu. Itulah yang selama ini Alana inginkan. Diam-diam Alana tersenyum. "Aku hab

  • Luka Cinta   Bab 48-Rumah Sakit

    "Bagaimana, Dok. Kondisi adik saya?" Tanya Ata.l Ya.. sedari tadi ada Ata juga disini, Alana tidak menyadarinya. "Kakaknya Asla?" Bisik Alana bertanya. Clara mengangguk. "Daritadi dia ada disana, Al. Gue kesini sama dia" Alana mengkerutkan keningnya. Seakan paham dengan ekspresi Alana, Clara pun menjelaskan bagaimana dia bisa tahu jika Asla pinsan dan berakhir di rumah sakit. Clara yang baru tiba di kontrakan Asla mendapati pemandangan yang tidak mengenakan. Disana Ata akan menggendong Asla, dengan cepat Clara menghampiri dan bertanya. Ternyata, Asla tak sadarkan diri. "Asla pingsan" kagetnya. "Bawa masuk ke mobil saya, kita bawa Asla ke rumah sakit" dengan sigap Clara pun meminta Ata untuk membawa Asla. Clara membantu membuka pintu bagian belakang, mempersilakan Ata masuk yang sedang menggendong Asla. Sungguh berantakan sekali wajah Ata, pria itu terus memanggil nama sang adik. Memang bukan waktu yang tepat, tetapi rasa penasaran Clara semakin menggebu, dia pun bert

  • Luka Cinta   Bab 47-Cinta Ezra

    Alana baru saja tiba di TPU Kota Lama, dia meminta alamat dimana Lena dikebumikan kepada Reno. Kakinys menyusuri jalan setapak diantara gundukan tanah yang terbalut rumput hijau, lengkap dengan batu nisan di atasnya. Ada beberapa yang tertabur bunga, menandakan bahwa ada sanak saudara yang baru saja berkunjung. Alana tetap melangkah menuju tempat tujuan, hingga dia tiba disebuah gundukan tanah dengan nisan bernamakan Lena Presticia. Ntah mengapa, ketika membaca nama nisan tersebut, kedua mata dan hidung Alana memanas, pandangannya pun mulai buram, dagunya pun sudah bergetar. "Ma-mama" cicitnya. Dia pun terduduk di dekat pusaran Lena. Badannya seperti tidak bertulang, lemas rasanya. "Kenapa, Mama tega ninggalin Alana disini sendiri, Ma" ucapnya, seolah dia sedang berbicara dengan seseorang yang nyata. Air matanya menetes membasahi pipinya. "Awalnya, Alana berfikir, kalau Alana anak yang tidak diinginkan terlahir ke dunia ini. Alana pikir, orang-orang tidak menginginkan Alan

  • Luka Cinta   Bab 46-Hati Alana

    Kini mereka sudah terduduk di ruang tamu. Erika, Alana, Shayne, Reno, dan Arlo. "Ada apa, Bu?" Tanya Alana yang sudah penasaran sedari tadi. Erika menarik nafasnya dalam-dalam, sebelum dia menjelaskan semuanya pada Alana. "Kamu, sebenarnya bukanlah putri kandung ibu" Deg.. satu kalimat itu membuat hati Alana sakit, meskipun dia sudah menyadarinya, tetapi jika mendengarnya langsung rasanya berbeda. "Tapi, kamu tetaplah putri ibu, apa pun kenyataannya, kamu adalah putri ibu!" Lanjut Erika menyakinkan. Alana hanya tersenyum getir. "Kami mengatakan ini, bukan untuk membuat kamu sedih. Kami hanya ingin kamu mengetahui kebenarannya, Nak" kali ini Reno yang berbicara. "Kamu adalah putri dari sahabat ibu, sahabat dekat ibu. Dan, Ibu minta maaf, atas semua perbuatan Ibu padamu selama ini. Pikiran ibu terlalu sempit kala itu, membuat ibu menjadi membenci dirimu, maafkan Ibu" lirihnya dengan penuh penyesalan. "Nak, jangan pernah tinggalkan Ibu. Ibu, ingin terus mendampingimu,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status