Share

Menatap Luka

Setelah membawa sang ibu masuk ke dalam kamarnya juga beristirahat, Alina pun kembali masuk ke dalam kamarnya. dia menangis dengan sangat kencangnya, Alina mencoba membungkam mulutnya agar tidak ada siapapun tahu bahwa dia sedang menangis. Alina merasa kecewa dengan semua yang telah terjadi dalam hidupnya. sejak kecil, Alina merasa tidak pernah ada kebahagiaan yang hadir dia hanya ingin hidup tenang bersama sang ibu namun hal itu tidak akan pernah terjadi karena mau bagaimanapun akan ada orang-orang yang selalu saja membuat hidupnya hancur.

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu dari luar rumah, Alina segera menyeka sudut matanya dan mencoba untuk menarik nafas panjang agar tidak ada orang yang tahu dia habis menangis, dia pun perlahan menuju arah depan rumah dan membuka pintu ternyata itu adalah Raka. Raka sudah kembali dari Jakarta dia tersenyum kepada Alina, namun Raka seperti merasa apa yang sedang dirasakan oleh sahabatnya Alina. Raka pun mencoba untuk berbicara berdua dengan Alina.

"Kamu habis nangis?" Tanya Raka menatap Alina.

"Enggak lah aku kan wanita kuat mana pernah nangis." jawab Alina sembari senyum sumringah pada Raka.

"Aku kenal Kamu itu dari kecil Alina jadi aku tahu kalau memang sahabatku ini sedang sedih, coba kamu perlahan ceritakan apa masalah yang terjadi sama kamu selama aku tidak ada? "Tanya Raka menatap alina.

Akan tetapi, Alina tidak bisa menceritakan hal yang terjadi pada dirinya dia tidak mau membebani pikiran sahabatnya, terlebih ini adalah masalah pribadi yang harus Alina hadapi sendiri Raka tidak boleh tahu jika memang Alina dan ibunya memiliki hutang yang sangat besar kepada seorang rentenir desa bahkan, jika memang Alina tidak bisa melunasi hutang tersebut Dia terpaksa harus menikah dengan laki-laki itu. Namun Alina memang tidak punya pilihan lain jika hal buruk itu terjadi dia harus menerima takdirnya meskipun memang hal itu terasa berat tidak mudah untuk Alina bisa mencintai siapapun selain ibu dan dirinya sendiri.

"Enggak tenang saja semuanya aman" jawab Alina dengan senyuman.

"Bagaimana pertemuanmu dengan keluarga dijakarta?" Tanya Alina penasaran.

Raka hanya mengusap kepalanya dia tidak tahu apa yang harus dia jelaskan kepada Alina apa mungkin tentang perjodohan yang akan mamanya lakukan semua akan terjadi. namun raka sudah meminta waktu satu minggu untuk membawa calon istrinya ke rumah tetapi Raka ragu jika memang Alina tidak mau menolongnya apa mungkin Raka harus menerima perjodohan yang ada di depan matanya itu.

"Aku hanya bertemu dengan mama dan juga adikku ya gitu deh tidak ada yang spesial" jawab Raka mencoba mengalihkan.

"Aku pikir kamu di sana sudah dijodohkan dengan wanita pilihan dari kedua orang tuamu makanya aku yakin kamu tidak akan balik lagi ke sini dan mungkin akan melupakan aku sebagai sahabat kecil kamu. "papar Alina sembari tersenyum pada Raka.

Raka langsung terkejut dengan apa yang dikatakan oleh sahabat kecil itu, dia tidak menyangka apa yang Alina ucapkan itu semua memang benar Raka sedang dijodohkan oleh wanita bernama Alisia pilihan dari sang mama. namun Raka menolaknya, dia bilang bahwa dia memiliki seorang calon istri akan tetapi Raka masih takut jika harus menjelaskan kepada Alina terlebih melihat suasana hati ahlinya sepertinya sedang ada masalah namun Alina menyembunyikan hal itu dari Raka.

"Kalau dugaanmu itu benar aku dijodohkan oleh wanita pilihan dari kedua orang tuaku apa yang akan kamu lakukan Alina? "Tanya Raka mencoba untuk mencari jawaban atas perasaan yang selama ini dia sembunyikan dari Alina.

"Ya itu bagus dong, artinya kedua orang tua kamu itu sayang banget sama anak laki-laki satu-satunya mereka, soalnya aku tahu pasti Mama kamu sangat menyayangi kamu." jawab Alina membuat Raka terdiam , apakah mungkin Alina memang tidak memiliki perasaan apapun terhadap Raka makanya seolah dia tidak peduli apapun yang akan dilakukan kedua orang tua Raka terhadapnya.

"Memang kamu rela jika aku bersama wanita lain karena selama belasan tahun aku kan selalu sama kamu terus Alina dan kita tidak pernah pisah sedetikpun "ucap Raka kembali mempertanyakan kepada Alina tentang isi hatinya yang sebenarnya.

"Sulit sih, tapi mau bagaimana kita sudah beranjak dewas dan mungkin ini memang sudah saatnya kita memilih kebahagiaan kita masing-masing dan aku percaya pria baik seperti kamu pasti akan menemukan wanita yang juga baik. "jawab Alina kembali membuat raut wajah Raka sedih.

Dia sama sekali tidak menemukan jawaban apapun atas perasaannya selama ini terhadap Alina. Dan nyatanya, Alina memang tidak memiliki perasaan apapun terhadap Raka dan bagaimana jika memang Raka harus menikah dengan jodoh yang sudah dipilihkan oleh sang mamah, apa mungkin Raka akan siap jika dia bahagia tanpa cinta dengan wanita yang sama sekali baru saja dia kenal sedangkan dia pun harus mencoba merelakan Alina bersama pria lain karena tidak mungkin Raka fokus terus dengan Alina di sini.

"Sudah kamu jangan sedih seperti itu lagi pula aku yakin tidak ada yang mau sama kamu Raka selain aku "celoteh Alina seketika membuat Raka heran.

"Maksud kamu apa alina? "Tanya Raka penasaran.

"Aku tahu kamu adalah pria yang paling sempurna yang pernah aku kenal selain tampan Kamu juga baik dan kamu pun mapan serta berpendidikan tinggi siapapun pasti akan ngantri untuk bisa menjadi istri kamu tapi satu sifat kamu yang tidak berubah dari kecil sampai sekarang yaitu cuek dan jutek serta Kamu tidak akan bisa romantis dengan wanita manapun aku sendiri merasakan hal itu Raka "papar Alina sambil tersenyum menatap sahabatnya tersebut.

Raka sadar, salah satu kelemahan dalam dirinya adalah dia tidak bisa romantis seperti pria kebanyakan karena selama ini Raka sendiri selalu menutup diri bahkan temannya mungkin hanya Alina saja sehingga rasanya sangat canggung jika harus bersikap romantis di depan Alina mungkin hal itu yang membuat alinea sama sekali tidak pernah memandang Raka sebagai salah satu kriteria calon suami idamannya.

"Aku romantislah tapi sama istri aku nanti." jawab Raka penuh percaya diri.

"Iya deh iya kayanya kamu kebelet pengen nikah nih hahaha." sahut Alina tertawa puas melihat Raka yang terus memandangnya.

Akhirnya Raka bisa melihat senyum manis dari wajah wanita yang sangat dia cintai selama ini . karena sejak tadi Raka datang Alina tahu saja menekuk wajahnya seolah memiliki sebuah masalah yang tidak bisa dia bagi terhadap Raka namun Raka tetap bahagia air yang Alina bisa tersenyum dan tertawa di depannya itu artinya Raka adalah orang yang tepat untuk bisa membuat alina bahagia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status