Share

3. Kejutan Buat Kayla

Kayla merapikan rambut dan pakaiannya. Kemudian mengoleskan pemulas bibir warna merah muda dan membereskan meja kerjanya. 

Ia telah kembali pada realita kehidupan sehari-hari. Melupakan semua kemeriahan Las Vegas dan kembali mengumpulkan rupiah demi rupiah di tanah air. 

"Gak sabar rasanya pengin ketemu Gavin," gumam Kayla sambil meraih kunci mobilnya.

Sengaja ia tak mengatakan pada kekasihnya perihal kunjungannya kali ini untuk memberi kejutan. Bahkan sebelum berangkat ia mengatakan akan singgah di Singapura barang dua malam untuk beristirahat sejenak.

"Gavin suka nggak ya sama oleh-oleh yang aku bawa," gumam Kay dari balik kemudi.

Hubungan yang dibina lebih dari dua tahun bersama Gavin memang membuatnya begitu mencintai lelaki berkulit putih ini. Terlebih saat ia kedapatan dirinya menikah semalam dengan lelaki asing yang justru menimbulkan perasaan bersalah sepanjang waktu.

Kali ini Kayla mencoba untuk mendatangi kekasihnya, memberikan hadiah dan tentu saja memberikan servis memuaskan pada  kekasihnya. Ia harus kembali menata hubungannya yang ternoda akibat keliaran yang baru dilakukannya.

***

Oscar tampak duduk sambil memainkan ponselnya. Ia melihat kembali foto-fotonya semasa perjalanan bisnis di Amerika. Sekaligus menghapus hal-hal yang behubungan dengan Kayla.

"Dasar cewek, dimana aja tetep ada foto selfie, bahkan pas mau begituan," gumamnya sambil memperhatikan swafoto dirinya bersama istri Vegasnya.

Saat itu Kayla masih mengenakan pakaian dalam dengan pengait belakang yang tengah dilepaskan olehnya. Sambil bibirnya mengecup pundak gadis itu mesra.

"Kalo dilihat-lihat Kayla cantik juga," pikir Oscar sambil tertawa sendiri, apalagi jika ingat akan hubungannya dengan Kayla malam itu.

"Itu anak lagi ngapain ya? Aman-aman aja nggak nih?" Oscar kembali bertanya-tanya. Tentu saja ia mengkhawatirkan istrinya lantaran penasaran apakah perbuatan mereka malam itu membuahkan hasil atau tidak. 

Lelaki blasteran itu akhirnya mengusap wajah dan mendengkus.

"Huft! Apa yang kupikirkan? Tidak aku tak boleh melakukan hal ini. Aku tidak boleh memikirkan Kayla lagi, karena masa depanku Aurelia. Ya aku akan menikahi Aurelia, masalah Kayla tentu aku akan bertanggung jawab dan hanya sebatas finansial," Oscar masih bicara sendiri, kemudian menghapus semua foto tentang Kayla.

Kurang dari dua bulan lagi adalah pernikahannya dengan Aurelia, seorang selebgram sekaligus model yang telah menjalin hubungan dengannya tiga tahun belakangan. Malam ini pun ia akan menghadiri ulang tahun Ibu Aurelia, dan tentunya tak ingin timbul keributan saat kekasihnya memeriksa ponsel miliknya.

Sebenarnya Oscar tak suka jika privasinya diusik, ia juga tak suka mengumbar kemesraan dengan tunangannya. Apalagi jika harus memeriksa dompet, ponsel dan akun sosial media.

Sangat berbeda dengan Aurelia yang kerap mengunggah momen kebersamaan mereka, dan memeriksa ponsel miliknya. Namun Oscar tak bisa melakukan apapun untuk mencegah keinginan kekasihnya yang manja.

Jika dilarang, gadis itu pasti akan marah dan tak mau menegurnya berhari-hari, paling parah akan terus mencari perhatian dengan mengunggah ungkapan kekesalannya di sosial media dan menandai dia dan perusahaannya. Jika sudah begini, ucapan simpati akan berbondong-bondong memenuhi beranda sosial medianya, sementara Oscar hanya mendapat cibiran. 

Ia pun mengenakan jas nya, dan segera meluncur ke rumah wanita pujaannya. Terus berharap agar rencana pernikahan dengan tunangannya berjalan lancar.

"Tunggu aku sayangku," katanya kemudian tersenyum.

***

Mobil sedan milik Kayla langsung saja masuk ke dalam pekarangan Gavin yang masih terbuka. Sementara mobil milik kekasihnya sudah terparkir rapi di sana.

"Tumben dia dah pulang, batal donk kasih kejutan buat dia di ranjang," pikir Kayla sedikit kecewa.

Namun ia kembali tersenyum, karena ia masih punya plan B yang bisa dilakukan untuk mengejutkan kekasihnya. Kali ini ia akan memeluk Gavin dari belakang tiba-tiba.

"Gavin pasti nggak bakal nolak. Dia kan paling seneng kalau gue peluk dari belakang tiba-tiba," batinnya. 

Rencana awal, Kayla memang akan menunggu sang kekasih dan berganti kostum, lalu duduk di atas ranjang menunggu kekasihnya pulang. Kostum cheerleader lengkap dengan pom pom telah ia siapkan, dan berencana mengajak kekasihnya untuk memainkan peran cheerleader and nerd student.

Perlahan, gadis itu pun membuka pintu utama rumah Gavin dan bersiap untuk melangkah ke lantai dua. Namun, tiba-tiba seorang wanita berdaster setengah berlari memanggilnya.

"Mbak ... Mbak Kayla," panggil wanita itu.

"Eh Rukmini, Gavin di kamar kan?" tanya Kayla santai, pada wanita yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga di tempat Gavin.

"Eh iya Mbak, tapi Mas Gavinnya,-" katanya kemudian terhenti.

Rukmini tampak meremas ujung dasternya dan memandang ke arah bawah. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

Ingin sekali ia mengatakan pada Kayla kalau Gavin tak ada di rumah, agar gadis itu segera pergi. Namun sepertinya semua percuma. Kayla sudah terbiasa datang ke sini, ada atau tidak ada Gavin. Lagipula, kekasih Tuannya pasti sudah melihat mobil Gavin di depan.

"Apaan sih? Mau bilang Gavin lagi capek terus tidur? Udah tenang aja, ntar capeknya juga bakal ilang kok kalau aku datang," balas Kayla cuek dan terus melangkah meninggalkan Rukmini yang masih berusaha untuk memanggilnya.

"Mbak ... Mbak Kayla jangan," Wanita yang sudah lama bekerja dengan Gavin ini masih berusaha mencegah Kayla untuk ke kamar majikannya, tapi tak diindahkan. Wanita itu pun mengangkat bahu dan kembali pada pekerjaannya.

Kayla pun perlahan menekan kenop pintu kamar kekasihnya. Berusaha untuk tidak menimbulkan suara.

Melangkah perlahan-lahan melewati kamar mandi yang terletak di dekat pintu masuk.

"Sepi, sepertinya Gavin di ruangan lain. Bagus deh, aku bisa kasih kejutan dia," batinnya.

Namun ternyata dugaan Kayla keliru. Setelah ia melewati kamar mandi, ialah yang mendapatkan kejutan dari sang kekasih.

"Gavin!" teriaknya penuh kejutan, saat mendapati pria yang dicintainya tengah berbaring bertelanjang dada dan berada dalam pelukan seorang laki-laki yang tubuhnya sedikit lebih besar dari dirinya. Sebuah pemandangan yang dinilai berlebihan untuk disebut sebagai seorang sahabat.

"Kayla!" seru Gavin yang terlihat gugup.

Laki-laki berkulit putih, dengan wajah yang licin itu pun bangun dan mendekati Kayla. Tak peduli dirinya yang hanya memakai pakaian dalam saja.

Kayla hanya menggeleng kepala saat mendapati kekasihnya datang mendekat. Sesekali ia melirik laki-laki yang masih berbaring di ranjang Gavin.

"Kalian? Apa yang kalian lakukan?" tanya perempuan berlesung pipi ini tak percaya.

"Kay dengar aku dulu," pinta Gavin sambil meraih tangan Kayla dengan lembut.

Namun gadis itu menghempaskannya dan,

Plak! Tamparan pun mendarat di pipi laki-laki di hadapannya dengan sukses.

"Apalagi yang mau kamu jelasin? Aku udah ngeliat semuanya, kamu udah nggak bisa berkelit lagi Vin."

"Aku tahu Kay, aku ngaku salah. Sebenarnya aku ini,-"

"Dia sama sepertiku, penyuka sesama jenis," kata laki-laki berjambang yang ada di ranjang Gavin tiba-tiba.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status