Share

4. Temuan Kayla

Dengan napas yang memburu, Kayla mencoba menahan untuk kuat. Dalam hati ia menyemangati diri sendiri untuk tidak menangis. Namun tak sanggup, dan ia memutuskan untuk berbalik meninggalkan kamar utama lelakinya.

"Kay ... Kay tunggu aku. Aku akan jelaskan semuanya!" seru Gavin saat mengejarnya, sementara lelaki berjambang itu memilih untuk duduk di ranjang Gavin.

"Nggak ada yang perlu kita omongin lagi Vin, semua udah jelas," balas Kayla tanpa menoleh ke arah lelaki berambut cepak yang mengikutinya.

Gavin mempercepat langkah hingga berhasil menghalangi Kayla untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Jangan sentuh aku Gavin, aku jijik!" seru perempuan berlesung pipi ini sambil menepiskan tangan dari genggaman Gavin.

"Maaf Kay. Aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud untuk,—" Belum juga Gavin melanjutkan kalimat, tapi Kayla sudah memotong ucapannya.

"Untuk mengatakan kalau kamu tidak menyukai perempuan? Atau mengatakan kalau kamu mencoba mengingkari seleramu dengan berkencan denganku, dan menjadikan aku tameng agar orang lain tidak mengetahui rahasiamu?"

Mulut pria bertinggi 175cm itu mendadak terkunci mendengar tuduhan kekasihnya. Ia hanya bisa mematung, karena apa yang dituduhkan itu nyaris benar.

Di mata Gavin, Kayla memiliki kecantikan seorang Dewi, tubuh dan kulitnya begitu menawan, terutama saat bersentuhan dengannya. Namun pesona Choky lebih menarik dan berkesan untuknya. Perasaan nyaman bersama pria berjambang itu tak bisa dikalahkan oleh pesona dan cinta yang diberikan Kayla.

"Kenapa? Nggak bisa jawab kan?" balas Kayla kasar dan menggeser tubuh Gavin yang masih bertelanjang dada menyingkit dari pintu mobilnya.

Seketika mobil sedan itu pun meninggalkan halaman rumah Gavin yang dulu sering menjadi tempatnya memadu kasih. Tak hentinya Kayla memukul setir mobil dan memaki, menyesali kebodohannya.

***

"Kay, loe kenapa?" tanya Erin begitu membuka pintu apartemen dan mendapati mata sahabatnya membengkak dan merah.

"Gavin," jawab Kayla sambil menangis.

Erin langsung merangkul Kayla dan membawanya untuk masuk, dan mengajak bicara di dalam saja. Erin memang selalu menjadi tempat Kayla berkeluh kesah semenjak mereka berdua masih remaja, begitu pula sebaliknya.

"Loe cerita sama gue apa yang terjadi sama loe dan Gavin," kata Erin meletakkan si gelas air putih dingin di hadapan Kayla.

Sambil sesenggukan perempuan setinggi 165cm ini pun menceritakan apa yang ia lihat di rumah Gavin. Sama seperti Kayla, Erin pun juga nyaris tak percaya dengan apa yang didengarnya.

Sepengetahuannya, Gavin sering mengumbar kemesraan dengan Kayla. Pria 29 tahun ini tak segan untuk merangkul dan mencium pipi Kayla di depan umun. Meskipun terkejut, tapi Erin yakin sahabatnya tak mungkin berbohong.

"Loe yang sabar ya Kay. Loe cantik, loe sukses, pasti loe bisa dapetin yang lebih hebat dari Gavin," Erin masih berusaha menghibur Kayla yang masih berlinangan air mata.

"Loe minum dulu gih Kay, biar lebih tenang," tawar Erin lagi.

Kayla pun meraih gelas air putih yang telah disediakan Erin dan meneguknya sedikit, lalu meletakkan kembali. Namun sepertinya kegundahan dan kesedihan yang dialami membuat Kayla tidak konsentrasi, dan tangannya malah menyenggol gelas berkaki itu.

"Ups maaf Rin, aku nggak sengaja," katanya sambil mengambil tisu untuk membersihkan tumpahan air, lalu mengambil majalah yang tergeletak agar tidak basah.

"Udah nggak apa-apa, cuma basah aja."

Kayla pun meletakkan kembali majalah yang ia ambil ke atas meja dan merapikannya. Saat itulah ia mendapat sesuatu yang mengejutkan di cover depan majalah.

"Hah, dia!" serunya sambil menutup mulut, dan mengundang rasa penasaran Erin yang mendengarnya.

"Loe kenapa Kay?"

Kayla tak menjawab, ia justru mengambil majalah yang ada di meja dan memastikan apa yang ia lihat. Kemudiaan ia mencari artikel yang menjelaskan cover depan majalah, dan mendapati "Oscar Rionaldo, menduduki peringkat pertama pengusaha muda tanah air."

"Pantas dia yakin bener kalau mampu tanggung jawab secara finansial semisal gue hamil," gumam Kayla.

"Loe ngomong apaan sih Kay?" tanya Erin yang tidak sengaja mendengar.

Kayla mengambil napas panjang, kemudian menghadap ke arah Erin. Perlahan ia pun berkata,

"Ada satu rahasia dari gue yang belum loe tahu Rin, dan sekarang gue akan cerita ke loe."

"Rahasia apaan?"

Kembali Kayla menghembuskan napas dengan lepas,

"Gue ... Gue, sebenarnya gue udah nikah di Vegas," akunya sambil menunduk malu.

"What?" tanya Erin terkejut.

"Iya Rin, gue udah nikah, dan ini laki-laki yang menikah sama gue Oscar Rionaldo," katanya sambil menunjuk pada majalah yang ia temukan.

"Serius loe?"

Kayla pun menceritakan tentang pengalamannya di Las Vegas, dua hari sebelum mereka kembali ke tanah air. Juga bercerita tentang kesepakatan yang dia buat bersama Oscar. Erin yang mendengar pun hanya geleng-geleng kepala.

"Parah banget loe Kay, emang loe habis minuman berapa botol?"

"Gue nggak ngerti, dan pernikahan gue legal di sana, ada akta nikahnya, dan bisa jadi legal di sini kalau gue daftarin ke catatan sipil."

"Tapi loe memilih diam, karena Gavin?"

"Ups, maaf Kay," tambah Erin lagi, karena tak ingin membuat sahabatnya kembali bersedih dan mengingat kejadian barusan.

"Dia juga udah tunangan, dan dua bulan lagi mau nikah," jawab Kayla lirih.

Erin pun tertawa keras sejenak, kemudian kembali diam,

"Sorry Kay, gue nggak bisa nahan ketawa. Eh tapi kayaknya loe bakalan kaget kalau tahu siapa tunangan suami loe."

"Jiah suami. Eh tapi siapa?" tanya Kayla yang ternyata juga penasaran.

"Ha ... Ha ... Ha penasaran juga ternyata loe!" ledek Erin langsung mengambil ponsel dan menunjukkan akun sosial media pada perempuan yang rambutnya diwarna kemerahan di sampingnya.

"Nih, loe lihat aja sendiri," katanya sambil menunjukkan foto Oscar bersanding dengan perempuan yang memiliki keterangan pesta pertunangan mereka.

Kayla mengerutkan dahi dan memandang foto itu, seolah ia mengetahui sesuatu.

"Ini kan,—" tunjuknya.

"Itu Aurelia, loe inget kan?"

"Aurelia?" tanya Kayla seolah mengingat sesuatu.

"Aurelia Destiani, dia sekarang jadi model. Loe masih inget sama dia kan?"

Kembali Kayla menatap foto itu lekat-lekat, bahkan ia mencari foto close up calon istri suaminya. Makin lama ia memperhatikan foto-foto Aurelia, ia pun semakin yakin dan kembali mengingat kejadian sebelas tahun yang lalu.

"Hmm meskipun sudah ada perubahan dalam penampilanmu, tapi aku sangat yakin kalian orang yang sama," gumanya.

"Sekarang loe inget? Akhirnya Aurelia nggak bisa mendapatkan apa yang dia mau, karena udah jadi punya loe," kata Erin pada akhirnya.

"Ya, gue inget sama dia, dia Aurelia yang sama, dan mereka semua juga sama. Thanks ya Rin, loe udah ngingetin gue," kata Kayla sambil menunjuk foto Aurelia saat sedang reuni pada Erin.

Erin pun hanya tersenyum dan meledek Kayla lagi, "lebay, biasa aja kali."

Namun Kayla membatin, "Selamat datang Aurelia, aku akan menjadi mimpi burukmu, seperti waktu kau menjadi nasib buruk untukku."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status