Share

2. Hanya Ada Satu Cara

Perempuan dengan rambut sebahu itu hanya mendengkus kesal saat mendengar pernyataan laki-laki di sampingnya. Menikah, hanya sebuah kata tapi memiliki pengaruh yang besar, terutama untuknya saat ini.

Kayla memang menginginkan pernikahan, tapi tidak untuk saat ini. Masih banyak tempat yang belum juga ia jelajahi. Yang terpenting pernikahannya bukan dengan orang asing yang tak dikenal.

"Loe inget sesuatu nggak?" tanya Kayla pada partnernya.

"Hmm apa ya? Coba gue pikir dulu," balas Oscar sambil berbaring dan menatap langit-langit kamar, sementara kedua tangannya menjadi bantal.

"Ya, gue inget," jawab Oscar.

Kayla terlihat antusias dan memutar tubuhnya ke hadapan pria berkulit putih di sampingnya. Gerakan cepat yang ia buat membuat selimut yang menutupi tubuh nyaris polosnya tersingkap.

Sebagai laki-laki normal yang baru saja bangun tidur dan masih sedikit menyisakan pengaruh alkohol pun membulatkan mata. Laki-laki itu pun menggigit bibir, dan membuang muka sejenak.

"Gue inget banget kalau loe seksi," jawabnya asal dan menyulut emosi Kayla.

Ia pun mengambil bantal dan melemparkannya pada laki-laki yang mengaku sebagai suaminya. Sedangkan laki-laki asing itu hanya tertawa gemas melihat tingkah laku Kayla.

"Gue belum kelar ceritanya Nona, eh tapi loe lucu juga kalau lagi ngambek," balasnya sambil tertawa melihat Kayla yang memajukan bibirnya seperti anak kecil yang tak diijinkan bermain di luar oleh Ibunya.

Ekspresi wajah Kayla yang sedang cemberut ini membuatnya teringat akan sosok Aurelia yang dicintainya. Seharusnya saat ini dialah yang menemani Oscar ke America untuk pertemuan bisnis dan liburan, tapi sayang kekasihnya lebih memilih untuk ke Paris bersama teman-temannya dengan alasan menikmati masa bujangan.

"Ya udah, ceritain ke gue apa yang loe inget," balas Kayla.

Laki-laki itu pun menghembuskan napas panjang dan menatap Kayla.

"Gue inget semalam kita ngedance dan minum. Kegembiraan semalam bikin gue pingin ngedance terus sama loe sampai akhirnya gak tau gimana ceritanya kita makin nempel dan, —" Oscar menghentikan kalimatnya sejenak dan menunggu reaksi Kayla.

"Dan apa?" tanya Kayla tak sabar.

"Dan kita berdua semakin mesra hingga menuju Love Chappel, ya sepertinya begitu," jawab Oscar sambil memijat kepalanya.

Kayla menyipitkan mata dan mencoba memikirkan ucapan lelaki asing di depannya.

"Kok loe bisa tahu kita ke Love Chapel? Emang loe nggak mabuk ya semalam? Atau jangan-jangan loe sengaja ngejebak gue," balas Kayla.

"Dih enak aja. Ge er banget sih jadi cewek. Gue tahu kalau ini love chapel dari sini nih!" balas Oscar mengambil buku menu yang ada di atas nakas dan memberikannya pada Kayla.

Perempuan berkulit langsat itu pun segera mengambil apa yang ditunjukkan oleh Oscar. Dalam buku menu itu terdapat gambar dua hati dan tulisan love yang sama dengan yang ada pada bed cover. Di bawah gambar hati terhadap tulisan club, wedding and hotel.

Kayla menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Menunjukkan jemari rampingnya yang dihiasi cat kuku berwarna merah. Sepengetahuannya jika ada hotel yang menyediakan wedding venue, artinya hotel tersebut memiliki fasilitas chapel untuk pasangan yang akan menikah.

Sudah sering ia mendengar atau menonton film mengenai pernikahan ala Las Vegas dimana pasangan yang menikah tak saling kenal sebelumnya. Sering ia berpikir sebegitu liarkah hingga memutuskan untuk menikah dengan tiba-tiba dengan orang asing.

Perempuan bertubuh molek ini pun mengira pernikahan seperti di film-film itu tak pernah ada. Bagaimana mungkin pasangan menikah dan mendapatkan surat resmi.

Ia pun mencoba menanyakan pada laki-laki di sampingnya yang sedang asik dengan ponselnya.

"Apa pernikahan seperti ini sah?" tanya Kayla.

Laki-laki itu tak menjawab, tapi menyodorkan ponselnya pada gadis yang seranjang dengannya semalam.

"Baca aja sendiri!"

Kayla segera mempelajari apa yang ditunjukkan suami dadakannya dan membaca dengan seksama. Apa yang dilihatnya adalah tentang pernikahan di Love Chapel. Semua sangat mudah hanya butuh menunjukkan identitas resmi dan mengisi formulir serta membayar $50 saja pernikahan bisa terjadi.

"Coba loe lihat menu ini!" kata Oscar menunjuk pada menu couples report.

Kayla pun menuruti apa yang ditunjukkan oleh Oscar. Betapa terkejutnya ia saat mendapati ada pas fotonya dengan laki-laki di sampingnya, nama mereka dan juga nomor registrasi pernikahan yang sebagian disamarkan.

"Huh, jadi ini semua nyata," keluh Kayla.

"Ya dan pernikahan kita sudah tercatat," jawab Oscar.

"Jadi kita benar-benar menikah?" tanya Kayla sekali lagi dan merebahkan tubuhnya di atas empuknya ranjang hotel.

Pria berwajah campuran Asia Eropa itupun ikut berbaring dengan posisi miring dan memandang perempuan di sebelahnya. Bersikap seperti seorang suami yang menatap istrinya setelah menghabiskan malam pengantin mereka.

"Itu semua benar. Apa menurutmu pernikahan ini suatu kesalahan?" tanyanya lembut.

"Ya jelaslah, mana bisa kita hidup berumah tangga tanpa saling kenal," keluh Kayla.

"Ya udah kita kenalan aja dulu. Nama gue Oscar Rionaldo, usia gue 30," katanya memperkenalkan diri dengan gayanya yang slengean.

"Loe serius dikit kenapa sih."

"He he iya maaf. Apa cuma karena kita nggak saling kenal sehingga loe merasa pernikahan ini salah?"

Kayla menghela napas panjang dan menatap Oscar.

"Gue udah punya pacar di Indo, dan gue cinta sama dia."

Oscar pun tersenyum, "Gue juga akan menikah kurang dari dua bulan lagi."

Mendengar pernyataan Oscar tentu saja membuat Kayla menjadi tidak enak. Ia merasa kalau dirinya mungkin bisa menggagalkan pernikahan laki-laki yang bersamanya.

"Hah, loe mau nikah? Terus ini gimana? Apa kita ajuin cerai atau gimana?" tanya Kayla kebingungan.

Kali ini Oscar menatapnya dengan teduh dan bicara dengan nada suara yang tenang.

"Gue sama seperti loe, gue cinta banget sama calon istri gue. Gue akui kalau gue emang salah, dan pernikahan kita seharusnya nggak terjadi."

Kayla mengangguk, "Iya, kita udah salah langkah, terus gimana selanjutnya? Loe tetep harus nikah sama dia, tapi gimana?"

"Hanya ada satu cara."

"Eh ada, gimana? Prosesnya nggak lama kan? Besok gue udah balik Indo nih."

"Nggak ribet kok. Kita cuma diam dan pernikahan ini hanya ada kita. Maksud gue jangan ada orang lain tahu dan kita nggak perlu lapor pada catatan sipil di tanah air."

"Hah, segampang itu?"

"Yup. Pernikahan kita memang resmi tercatat di Amerika. Selama kita tidak melaporkan pada pejabat di Indo, maka status kita berdua sama-sama single."

Kayla mengangguk-angguk setuju.

"Ok, aku bersedia. Kita lupakan semua kejadian semalam. Setelah ini kita tidak saling kenal lagi," kata Kayla mengambil posisi duduk dan mengulurkan tangan untuk berjabatan dengan Oscar.

"Deal!"

"Gue bersih-bersih dulu!"

Perempuan berlesung pipi itu pun segera bangkit, mandi dan berpakaian.

***

"Loe mau kemana?" tanya Oscar saat Kayla sudah mulai berpakaian dan bersiap pergi.

"Balik ke hotel guelah!"

"Loe pakai ini!" kata Oscar kemudian memakaikan jas nya ke tubuh Kayla untuk menutupi punggungnya yang terbuka.

"Ok thanks, gue cabut dulu!" kata Kayla pamit.

"Eh tunggu, biar gue anter loe. O ya satu lagi," kata Oscar.

"Apaan?"

Laki-laki itu pun mengambil dompetnya dan menyerahkan kartu nama pada Kayla.

"Ini kartu nama gue. Gue nggak ingat semalam gue pakai pengaman atau nggak, tapi kalau sampai loe hamil, maka gue akan bertanggung jawab secara finansial terhadap anak gue sama loe."

Kayla hanya menatap Oscar dan berharap semoga laki-laki ini serius dengan ucapannya. Meskipun sebenarnya ia sendiri mampu secara finansial.

"Ngomong-ngomong, gue belum tahu siapa nama loe?"

"Kayla Jasmine."

"Hmm lucu juga," pikir Oscar kemudian mengantarkan Kayla dengan menggunakan taxi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status