Perempuan dengan rambut sebahu itu hanya mendengkus kesal saat mendengar pernyataan laki-laki di sampingnya. Menikah, hanya sebuah kata tapi memiliki pengaruh yang besar, terutama untuknya saat ini.
Kayla memang menginginkan pernikahan, tapi tidak untuk saat ini. Masih banyak tempat yang belum juga ia jelajahi. Yang terpenting pernikahannya bukan dengan orang asing yang tak dikenal."Loe inget sesuatu nggak?" tanya Kayla pada partnernya."Hmm apa ya? Coba gue pikir dulu," balas Oscar sambil berbaring dan menatap langit-langit kamar, sementara kedua tangannya menjadi bantal."Ya, gue inget," jawab Oscar.Kayla terlihat antusias dan memutar tubuhnya ke hadapan pria berkulit putih di sampingnya. Gerakan cepat yang ia buat membuat selimut yang menutupi tubuh nyaris polosnya tersingkap.Sebagai laki-laki normal yang baru saja bangun tidur dan masih sedikit menyisakan pengaruh alkohol pun membulatkan mata. Laki-laki itu pun menggigit bibir, dan membuang muka sejenak."Gue inget banget kalau loe seksi," jawabnya asal dan menyulut emosi Kayla.Ia pun mengambil bantal dan melemparkannya pada laki-laki yang mengaku sebagai suaminya. Sedangkan laki-laki asing itu hanya tertawa gemas melihat tingkah laku Kayla."Gue belum kelar ceritanya Nona, eh tapi loe lucu juga kalau lagi ngambek," balasnya sambil tertawa melihat Kayla yang memajukan bibirnya seperti anak kecil yang tak diijinkan bermain di luar oleh Ibunya.Ekspresi wajah Kayla yang sedang cemberut ini membuatnya teringat akan sosok Aurelia yang dicintainya. Seharusnya saat ini dialah yang menemani Oscar ke America untuk pertemuan bisnis dan liburan, tapi sayang kekasihnya lebih memilih untuk ke Paris bersama teman-temannya dengan alasan menikmati masa bujangan."Ya udah, ceritain ke gue apa yang loe inget," balas Kayla.Laki-laki itu pun menghembuskan napas panjang dan menatap Kayla."Gue inget semalam kita ngedance dan minum. Kegembiraan semalam bikin gue pingin ngedance terus sama loe sampai akhirnya gak tau gimana ceritanya kita makin nempel dan, —" Oscar menghentikan kalimatnya sejenak dan menunggu reaksi Kayla."Dan apa?" tanya Kayla tak sabar."Dan kita berdua semakin mesra hingga menuju Love Chappel, ya sepertinya begitu," jawab Oscar sambil memijat kepalanya.Kayla menyipitkan mata dan mencoba memikirkan ucapan lelaki asing di depannya."Kok loe bisa tahu kita ke Love Chapel? Emang loe nggak mabuk ya semalam? Atau jangan-jangan loe sengaja ngejebak gue," balas Kayla."Dih enak aja. Ge er banget sih jadi cewek. Gue tahu kalau ini love chapel dari sini nih!" balas Oscar mengambil buku menu yang ada di atas nakas dan memberikannya pada Kayla.Perempuan berkulit langsat itu pun segera mengambil apa yang ditunjukkan oleh Oscar. Dalam buku menu itu terdapat gambar dua hati dan tulisan love yang sama dengan yang ada pada bed cover. Di bawah gambar hati terhadap tulisan club, wedding and hotel.Kayla menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Menunjukkan jemari rampingnya yang dihiasi cat kuku berwarna merah. Sepengetahuannya jika ada hotel yang menyediakan wedding venue, artinya hotel tersebut memiliki fasilitas chapel untuk pasangan yang akan menikah.Sudah sering ia mendengar atau menonton film mengenai pernikahan ala Las Vegas dimana pasangan yang menikah tak saling kenal sebelumnya. Sering ia berpikir sebegitu liarkah hingga memutuskan untuk menikah dengan tiba-tiba dengan orang asing.Perempuan bertubuh molek ini pun mengira pernikahan seperti di film-film itu tak pernah ada. Bagaimana mungkin pasangan menikah dan mendapatkan surat resmi.Ia pun mencoba menanyakan pada laki-laki di sampingnya yang sedang asik dengan ponselnya."Apa pernikahan seperti ini sah?" tanya Kayla.Laki-laki itu tak menjawab, tapi menyodorkan ponselnya pada gadis yang seranjang dengannya semalam."Baca aja sendiri!"Kayla segera mempelajari apa yang ditunjukkan suami dadakannya dan membaca dengan seksama. Apa yang dilihatnya adalah tentang pernikahan di Love Chapel. Semua sangat mudah hanya butuh menunjukkan identitas resmi dan mengisi formulir serta membayar $50 saja pernikahan bisa terjadi."Coba loe lihat menu ini!" kata Oscar menunjuk pada menu couples report.Kayla pun menuruti apa yang ditunjukkan oleh Oscar. Betapa terkejutnya ia saat mendapati ada pas fotonya dengan laki-laki di sampingnya, nama mereka dan juga nomor registrasi pernikahan yang sebagian disamarkan."Huh, jadi ini semua nyata," keluh Kayla."Ya dan pernikahan kita sudah tercatat," jawab Oscar."Jadi kita benar-benar menikah?" tanya Kayla sekali lagi dan merebahkan tubuhnya di atas empuknya ranjang hotel.Pria berwajah campuran Asia Eropa itupun ikut berbaring dengan posisi miring dan memandang perempuan di sebelahnya. Bersikap seperti seorang suami yang menatap istrinya setelah menghabiskan malam pengantin mereka."Itu semua benar. Apa menurutmu pernikahan ini suatu kesalahan?" tanyanya lembut."Ya jelaslah, mana bisa kita hidup berumah tangga tanpa saling kenal," keluh Kayla."Ya udah kita kenalan aja dulu. Nama gue Oscar Rionaldo, usia gue 30," katanya memperkenalkan diri dengan gayanya yang slengean."Loe serius dikit kenapa sih.""He he iya maaf. Apa cuma karena kita nggak saling kenal sehingga loe merasa pernikahan ini salah?"Kayla menghela napas panjang dan menatap Oscar."Gue udah punya pacar di Indo, dan gue cinta sama dia."Oscar pun tersenyum, "Gue juga akan menikah kurang dari dua bulan lagi."Mendengar pernyataan Oscar tentu saja membuat Kayla menjadi tidak enak. Ia merasa kalau dirinya mungkin bisa menggagalkan pernikahan laki-laki yang bersamanya."Hah, loe mau nikah? Terus ini gimana? Apa kita ajuin cerai atau gimana?" tanya Kayla kebingungan.Kali ini Oscar menatapnya dengan teduh dan bicara dengan nada suara yang tenang."Gue sama seperti loe, gue cinta banget sama calon istri gue. Gue akui kalau gue emang salah, dan pernikahan kita seharusnya nggak terjadi."Kayla mengangguk, "Iya, kita udah salah langkah, terus gimana selanjutnya? Loe tetep harus nikah sama dia, tapi gimana?""Hanya ada satu cara.""Eh ada, gimana? Prosesnya nggak lama kan? Besok gue udah balik Indo nih.""Nggak ribet kok. Kita cuma diam dan pernikahan ini hanya ada kita. Maksud gue jangan ada orang lain tahu dan kita nggak perlu lapor pada catatan sipil di tanah air.""Hah, segampang itu?""Yup. Pernikahan kita memang resmi tercatat di Amerika. Selama kita tidak melaporkan pada pejabat di Indo, maka status kita berdua sama-sama single."Kayla mengangguk-angguk setuju."Ok, aku bersedia. Kita lupakan semua kejadian semalam. Setelah ini kita tidak saling kenal lagi," kata Kayla mengambil posisi duduk dan mengulurkan tangan untuk berjabatan dengan Oscar."Deal!""Gue bersih-bersih dulu!"Perempuan berlesung pipi itu pun segera bangkit, mandi dan berpakaian.***"Loe mau kemana?" tanya Oscar saat Kayla sudah mulai berpakaian dan bersiap pergi."Balik ke hotel guelah!""Loe pakai ini!" kata Oscar kemudian memakaikan jas nya ke tubuh Kayla untuk menutupi punggungnya yang terbuka."Ok thanks, gue cabut dulu!" kata Kayla pamit."Eh tunggu, biar gue anter loe. O ya satu lagi," kata Oscar."Apaan?"Laki-laki itu pun mengambil dompetnya dan menyerahkan kartu nama pada Kayla."Ini kartu nama gue. Gue nggak ingat semalam gue pakai pengaman atau nggak, tapi kalau sampai loe hamil, maka gue akan bertanggung jawab secara finansial terhadap anak gue sama loe."Kayla hanya menatap Oscar dan berharap semoga laki-laki ini serius dengan ucapannya. Meskipun sebenarnya ia sendiri mampu secara finansial."Ngomong-ngomong, gue belum tahu siapa nama loe?""Kayla Jasmine.""Hmm lucu juga," pikir Oscar kemudian mengantarkan Kayla dengan menggunakan taxi.Kayla tak kalah terkejutnya dengan Gavin saat melihat sosok yang berada di depan pintu. Namun Kayla masih bisa menunjukkan sikap yang tenang tak seperti Gavin yang mengisyaratkan kebencian.Gavin yang awalnya kecewa dengan perlakuan Kayla yang manipulatif pun mendadak protektif pada Kayla. Ia sangat tidak suka dengan lelaki yang saat ini berdiri di depannya. Dilihat dari penampilan, lelaki di hadapannya begitu angkuh.“Loe mau ngapain datang ke sini? Mo gangguin Kayla lagi?”Lelaki itu tak mengindahkan perkataan Gavin, ia justru nekad maju sampai menubruk lengan Gavin, dan itu dilakukan dengan sengaja. Gavin langsung meraih pundak lelaki yang baru datang itu untuk menghentikannya berbicara dengan Kayla.“Hei gue tanya loe sekali lagi! Ada apa loe datang kesini?” bentak Gavin.Kayla yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sinis dan berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Boleh jadi ia bangga dengan apa yang dilihatnya kali ini. Dua orang lelaki membuat keributan hanya untu
Gavin yang kelelahan membuka mata perlahan-lahan dan meraba ke sisi ranjangnya dan mendapati kalau tak ada siapa-siapa di sana.“Kayla?” tanyanya kemudian bangun dan mencari sosok perempuan yang sampai saat ini masih mendapatkan tempat di hatinya.“Huft! Kamu di sini rupanya?” gumam Gavin setelah melihat sosok gadisnya duduk di depan meja pantry sambil memainkan ponsel.Langsung saja ia melangkah dan memeluk pinggang Kayla dari belakang. Lekas-lekas perempuan itu menyimpan ponsel ke dalam sakunya. Kayla memang tengah menyimpan videonya bersama Gavin untuk digunakan menjadi kartu matinya jika suatu saat ia berubah pikiran.Usai menyimpan ponsel, ia pun melepaskan pelukan Gavin dan meminta lelaki itu menjauh.“Ada masalah apa Kay?” tanya Gavin, ia sama sekali tidak tahu kalau Kay menyembunyikan sesuatu.Gavin hanya berpikir kalau Kayla kembali aneh, kadang ia begitu menggoda, kadang ia menjauh dan antipati terhadap dirinya.“Aku salah lagi ya Kay?” tanya Gavin merasa bersalah.Kayla men
Sambil tersenyum Oscar pun menatap mesra perempuan yang begitu ia cintai. Dengan percaya diri ia menggenggam tangan Aurelia dan bersiap untuk mengecupnya mesra.Namun sayang, saat kedua telapak tangan lembut Aurelia hampir menempel pada bibir tipisnya. Perempuan bertubuh tinggi itu menepiskannya dengan kasar dan berdiri sambil berkacak pinggang. Kedua matanya yang memakai lensa kontak berwarna violet menatapnya nyalang.“Nggak usah sok romantis loe. Mending loe pergi dari sini!” usir Aurelia.“Kok kamu gitu sih Rel?” tanya Oscar mencoba untuk merayu kekasihnya.Aurelia mendongakkan kepalanya dan menantang kekasihnya.“Kenapa emang? Loe nggak suka? Ya udah nggak usah ketemu gue lagi. Nggak usah punya mimpi buat nikah sama gue. Dengar ya, pria yang ingin menikah dengan Aurelia Destiani bukan cuma Oscar Rionaldo. Jadi kalau loe nggak bisa penuhi persaya
“Arghhh! Sial!” Gavin kembali melayangkan tinjunya ke udara melampiaskan emosi yang muncul oleh ucapan Kayla barusan.Sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang, semuanya campur aduk. Ia marah, kecewa dan juga cemburu.Tak pernah ia mengira kalau Kayla akan melakukan tindakan senekad dan sejahat ini. Ia seolah merasa asing dengan sosok Kayla kali ini. Perempuan mandiri yang kadang bersikap manja saat bersama dengannya telah berubah total. Keceriaan di wajah perempuan itu pun hilang seketika.Sebetulnya ia merasa iba dan ingin memluk mantan kekasihnya setelah mendengar pengakuan Kayla. Ia berharap bisa memberikan rasa tenang bagi perempuan berlesung pipi itu. Namun sepertinya hal itu tak bisa ia lakukan. Kayla sama sekali tak mengharapkan belas kasihan.Ia setuju kalau apa yang diterima oleh mantan kekasihnya semasa SMU itu memang sungguh keterlaluan, tapi ia sa
Kayla meneguk air putih hingga tak bersisa, kemudian ia kembali melirik ke arah Gavin yang masih menertawai ulah Oscar yang ia sebut cowok sarap.“Dia gak salah Vin, laki-laki itu emang suami gue,” aku Kayla sambil menunduk.“Apa? Loe masih mabuk Kay?” tanya Gavin yang tak percaya.“Iya, dia emang suami gue, kita menikah di Amerika,” jawab Kayla dengan tatapan yang kosong.Gavin langsung meletakkan roti yang rencananya akan diberikan pada Kayla dengan kasar. Kemudian ia mendekat ke arah mantan kekasihnya dan memegang kedua pundaknya yang putih. Sepertinya ia terbakar oleh rasa cemburu yang begitu menggebu.“Kay! Bilang ke gue kalau apa yang loe bilang itu boong. Loe pasti boong kan Kay. Loe nggak mungkin nikah dengan orang itu. Loe nggak mungkin,-” balas Gavin kemudian melepaskan telapak tangannya dari pundak Kayla.
“Ya ampun Kay, loe kenapa?” tanya Gavin begitu Kayla membuka pintu apartemennya, setelah ia mengetuk beberapa kali.Pemuda berkulit putih ini mendapati mantan kekasihnya nyaris ambruk menubruk tubuhnya. Dari aroma bibirnya, ia dapat mencium aroma alkohol yang cukup kuat.“Hmm, mulai deh, abis berapa banyak loe Kay?” gumam Gavin kemudian mengangkat tubuh Kayla yang ramping dengan kedua tangannya.Perlahan ia membaringkan Kayla pada ranjang berukuran king size. Gavin mengambil selimut putih yang ada di ranjang untuk memberikan kehangatan padanya.Saat selimut itu terbuka, mendadak Gavin pun menghentikan apa yang ia lakukan karena melihat rok Kayla yang tersingkap. Kulitnya yang putih mulus terlihat jelas di depan mata, belum lagi tonjolan ranum yang sedikit menyembul dari blouse berpotongan Queen Anne nya.Sejenak Gavin menelan liurnya sendiri, ia t