Share

5. Kita Putus!

Gadis 27 tahun itu menyalami wanita berseragam cokelat yang duduk di seberangnya.

"Terima kasih untuk pelayanan dan respons cepat yang Ibu berikan. Saya pamit dulu," kata Kayla ramah.

"Sama-sama Ibu," jawab petugas wanita itu tak kalah ramah.

Sambil senyum, Kayla meninggalkan gedung instansi pemerintahan dengan mobilnya. Berkas yang baru ia dapat diletakkan di bangku penumpang.

"Untung aja pelayanannya nggak ribet, dan cepet. Lagian, bisa-bisanya semua dokumen dari sana ada di tas gue, memang kalau orang baik pasti nasibnya baik," gumam Kayla sambil terus mengemudi.

Banyak hal yang ia bayangkan di dalam kepala atas apa yang baru ia lakukan. Kesemuanya membuat gadis penyuka travelling ini tersenyum penuh kemenangan.

***

Para mahasiswa masih mengerubungi Oscar meskipun acara seminar telah usai. Sosok Oscar yang sukses di usia muda membuat Universitas Pahlawan mendaulatnya untuk memjadi pembicara seminar enterpreneur.

"Kak Oscar, bagi tips nya donk biar bisa sukses seperti Kakak?" tanya seorang mahasiswi yang mencoba menarik perhatiannya.

Oscar pun tersenyum mendengar pernyataan mahasiswi ini, lebih tepatnya terpaksa tersenyum. Sejujurnya ia sudah bosan mendengar pertanyaan serupa, bahkan pembawa acara sudah memberikan sedikit penjelasan tentang dirinya.

Namun untuk menjaga nama baik, pria berjambang tipis ini pun memilih untuk meladeni mereka.

"Rahasianya, kita harus mau mencoba dan jangan menyerah akan kegagalan. Kegagalan yang kita alami membuat langkah kita semakin dekat dengan penghasilan," kata Oscar.

"Wah, gitu ya Kak. Kadang aku suka ngerasa minder deh kak," balas mahasiswi itu lagi.

"Kak, kalau mau bisnis di era sekarang enaknya bisnis apa ya Kak?" tanya mahasiswi lainnya mencoba untuk mensabotase kawannya.

Wajah tampan dengan tubuh proporsional milik pria 30 tahun ini memang mampu membius kaum hawa. Apalagi dia memiliki kekayaan yang melimpah, tak heran jika para mahasiswi itu berebut perhatiannya.

"Buat bisnis yang sesuai dengan passionmu, jangan hanya ikut-ikutan, karena setiap produk memiliki pasar sendiri-sendiri," balas Oscar.

Mahasiswi itu pun manggut-manggut, sementara Oscar mencoba untuk mencari celah agar bisa keluar dari kerumunan mereka.

"Oscar!" seru seseorang memanggilnya dengan suara yang cukup lantang.

Tentu saja seruan itu membuat mahasiswi yang mengerubungi Oscar ikut menoleh ke arah pemilik suara. Seorang wanita dengan tubuh tinggi dan ramping melangkah mendekati pembicara seminar enterpreneur.

Bunyi tap tap tercipta dari sepatu tumit tinggi yang memanggil Oscar Rionaldo tatkala melangkahkan kaki. Sesekali ia menyibakkan rambut panjangnya yang diberi hi-lite pirang dan makin memancarkan aura cantiknya.

Oscar sendiri tampak tersenyum dan bernapas lega, karena kehadiran wanita cantik itu menyelamatkan dirinya dari para mahasiswi. Saat wanita itu mendekat, perlahan gadis-gadis muda itu membukakan jalan untuk Oscar.

"Kamu datang tepat waktu, Sayang," kata Oscar dalam hati.

"Adik-adik sudah ya ngobrol dengan Oscar, aku sedang ada perlu dengan dia," kata wanita bertubuh tinggi itu menarik tangan Oscar agar menjauh dari mereka.

Tak satupun mencoba menghalangi wanita yang menarik tangan Oscar. Mereka semua justru tersenyum dan Mengeluarkan ponsel untuk mengambil gambar diam-diam. Wanita itu adalah Aurelia Destiani, tunangan Oscar.

Dengan posisi pergelangan tangan masih dipegang oleh kekasihnya, pria berhidung mancung ini mengikuti langkah Aurelia yang menjauh dari mahasiswi itu. Sayup-sayup masih terdengar di telinga Oscar bagiamana para mahasiswa itu membicarakan mereka.

Pasangan Oscar dan Aurelia dinilai serasi oleh mereka. Ada juga yang mengatakan kalau mereka tidak cocok karena Aurelia dinilai tidak baik. Namun mereka berdua tak peduli dengan anggapan mereka, yang terpenting Oscar sangat mencintai Aurelia, begitu pula sebaliknya.

Aurelia pun berhenti, saat sudah berbelok dari area auditorium. Kemudian ia melepaskan pegangan tangannya pada sang kekasih.

"Makasih ya Sayang, kamu udah nyelametin aku dari mahasiswi genit itu. Mereka cuma ngobrol aja sama aku, tanya-tanya soal bisnis aja, nggak ada yang lain. Sumpah." kata Oscar sambil menatap calon istrinya dan berharap Aurelia tidak salah paham. Tanggal pernikahan yang semakin dekat, kadang membuat Aurelia dan Oscar sering emosional tiba-tiba.

"Aku nggak nyangka kamu tega ngelakuin ini semua," kata Aurelia menyampaikan protesnya.

"Sayang, aku udah jelasin ke kamu kalau aku dan mereka nggak ada apa-apa. Bahkan kita sama sekali nggak ngobrol masalah pribadi," rayu Oscar mencoba untuk menjelaskan.

Aurelia pun mendengkus kesal, lalu berkacak pinggang dan menatap kekasihnya nyalang.

"Aku nggak masalahin soal mahasiswi tadi. Bukannya itu udah biasa buat kamu?"

"Lantas apa?"

"Siapa perempuan itu?" tanya Aurelia menyelidik.

"Perempuan yang mana Sayang?"

"Perempuan yang bikin kita batal nikah," kata Aurelia geram.

Oscar menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh tunangannya.

"Kamu ini ngomong apa sih. Aku beneran nggak ngerti."

Aurelia melipat tangannya di depan dada, dan napasnya pun terdengar memburu. Kali ini jari telunjuknya di arahkan pada wajah Oscar.

"Berhenti berpura-pura Oscar, ini tidak lucu."

"Aku beneran nggak ngerti apa yang kamu bicarakan. Perempuan ... Perempuan mana sih yang kamu bicarakan?"

Melihat sikap Oscar yang terkesan masa bodo, Aurelia pun semakin geram. Secara tiba-tiba ia memukuli lengan Oscar dengan kepalan tangannya sambil menghentak-hentakkan kaki seperti anak kecil.

"Aurelia sudah tenang, jangan bersikap seperti ini, malu kalau dilihat orang," kata Oscar memegang kedua lengan kekasihnya dan mencoba untuk merayu. Namun tangannya ditepiskan oleh Aurelia.

"Jangan sentuh aku! Aku nggak mau disentuh laki-laki brengsek seperti kamu!" seru Aurelia.

"Sayang ... Sayang kamu ini kenapa?" tanya Oscar mencoba merangkul kekasihnya, tapi lagi-lagi tangannya ditepiskan.

"Jangan dekat-dekat aku lagi, aku nggak mau kalau istrimu tahu terus wajahku disiram air keras!" seru Aurelia yang membuat Oscar membulatkan mata.

"Kamu jahat Oscar, kalau memang nggak mau nikah sama aku mestinya kamu ngomong. Jangan diam-diam kayak gini!" protes Aurelia.

"Apanya yang diam-diam?"

Aurelia pun membuka tasnya dan melemparkan amplop cokelat ke arah Oscar dengan kasar.

"Tuh buktinya sudah jelas, kamu nggak bisa mengelak lagi," kata Aurelia menunjuk pada amplop cokelat yang telah jatuh ke lantai.

"Pokoknya aku mau kita putus. Lupakan soal pernikahan kita!" seru Aurelia dengan suara lantang dan membuat beberapa mahasiswa yang berada tak jauh darinya menoleh.

Wanita bertubuh tinggi itu pun melepaskan cincin pertunangan yang ada di jari manisnya kemudian melemparkan benda itu dengan kasar.

"Aku nggak mau pakai cincin ini lagi!" serunya.

"Aurelia, ada apa ini? Surat apa ini?" tanya Oscar heran.

"Surat apa? Kenapa kamu nggak buka aja sendiri. Kamu bisa baca kan?" balas Aurelia masih dengan amarah.

Perlahan Oscar pun membuka amplop tersebut. Sementara kekasihnya masih berdiri sambil berkacak pinggang.

Mata Oscar membulat seketika saat membaca isi dari amplop cokelat. Selembar copy akta nikah atas nama Oscar Rionado dan Kayla Jasmine. Keringat dingin pun mendadak menetes di dahi pria blasteran ini.

"Tapi Sayang, bisa saja ini palsu. Atau mungkin Oscar Rionaldo yang lain?"

"Kamu kira, sebelum aku ke sini aku nggak ngecek dulu apa? Pokoknya kita putus! " balas Aurelia kemudian berbalik dan berlalu meninggalkan Oscar yang tampak lesu.

"Kaylaaaa," runtuk Oscar sambil mengepalkan tangan kuat-kuat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status