Home / Romansa / Lust Vegas / 5. Kita Putus!

Share

5. Kita Putus!

Author: Rindu Rinjani
last update Last Updated: 2021-07-13 01:05:11

Gadis 27 tahun itu menyalami wanita berseragam cokelat yang duduk di seberangnya.

"Terima kasih untuk pelayanan dan respons cepat yang Ibu berikan. Saya pamit dulu," kata Kayla ramah.

"Sama-sama Ibu," jawab petugas wanita itu tak kalah ramah.

Sambil senyum, Kayla meninggalkan gedung instansi pemerintahan dengan mobilnya. Berkas yang baru ia dapat diletakkan di bangku penumpang.

"Untung aja pelayanannya nggak ribet, dan cepet. Lagian, bisa-bisanya semua dokumen dari sana ada di tas gue, memang kalau orang baik pasti nasibnya baik," gumam Kayla sambil terus mengemudi.

Banyak hal yang ia bayangkan di dalam kepala atas apa yang baru ia lakukan. Kesemuanya membuat gadis penyuka travelling ini tersenyum penuh kemenangan.

***

Para mahasiswa masih mengerubungi Oscar meskipun acara seminar telah usai. Sosok Oscar yang sukses di usia muda membuat Universitas Pahlawan mendaulatnya untuk memjadi pembicara seminar enterpreneur.

"Kak Oscar, bagi tips nya donk biar bisa sukses seperti Kakak?" tanya seorang mahasiswi yang mencoba menarik perhatiannya.

Oscar pun tersenyum mendengar pernyataan mahasiswi ini, lebih tepatnya terpaksa tersenyum. Sejujurnya ia sudah bosan mendengar pertanyaan serupa, bahkan pembawa acara sudah memberikan sedikit penjelasan tentang dirinya.

Namun untuk menjaga nama baik, pria berjambang tipis ini pun memilih untuk meladeni mereka.

"Rahasianya, kita harus mau mencoba dan jangan menyerah akan kegagalan. Kegagalan yang kita alami membuat langkah kita semakin dekat dengan penghasilan," kata Oscar.

"Wah, gitu ya Kak. Kadang aku suka ngerasa minder deh kak," balas mahasiswi itu lagi.

"Kak, kalau mau bisnis di era sekarang enaknya bisnis apa ya Kak?" tanya mahasiswi lainnya mencoba untuk mensabotase kawannya.

Wajah tampan dengan tubuh proporsional milik pria 30 tahun ini memang mampu membius kaum hawa. Apalagi dia memiliki kekayaan yang melimpah, tak heran jika para mahasiswi itu berebut perhatiannya.

"Buat bisnis yang sesuai dengan passionmu, jangan hanya ikut-ikutan, karena setiap produk memiliki pasar sendiri-sendiri," balas Oscar.

Mahasiswi itu pun manggut-manggut, sementara Oscar mencoba untuk mencari celah agar bisa keluar dari kerumunan mereka.

"Oscar!" seru seseorang memanggilnya dengan suara yang cukup lantang.

Tentu saja seruan itu membuat mahasiswi yang mengerubungi Oscar ikut menoleh ke arah pemilik suara. Seorang wanita dengan tubuh tinggi dan ramping melangkah mendekati pembicara seminar enterpreneur.

Bunyi tap tap tercipta dari sepatu tumit tinggi yang memanggil Oscar Rionaldo tatkala melangkahkan kaki. Sesekali ia menyibakkan rambut panjangnya yang diberi hi-lite pirang dan makin memancarkan aura cantiknya.

Oscar sendiri tampak tersenyum dan bernapas lega, karena kehadiran wanita cantik itu menyelamatkan dirinya dari para mahasiswi. Saat wanita itu mendekat, perlahan gadis-gadis muda itu membukakan jalan untuk Oscar.

"Kamu datang tepat waktu, Sayang," kata Oscar dalam hati.

"Adik-adik sudah ya ngobrol dengan Oscar, aku sedang ada perlu dengan dia," kata wanita bertubuh tinggi itu menarik tangan Oscar agar menjauh dari mereka.

Tak satupun mencoba menghalangi wanita yang menarik tangan Oscar. Mereka semua justru tersenyum dan Mengeluarkan ponsel untuk mengambil gambar diam-diam. Wanita itu adalah Aurelia Destiani, tunangan Oscar.

Dengan posisi pergelangan tangan masih dipegang oleh kekasihnya, pria berhidung mancung ini mengikuti langkah Aurelia yang menjauh dari mahasiswi itu. Sayup-sayup masih terdengar di telinga Oscar bagiamana para mahasiswa itu membicarakan mereka.

Pasangan Oscar dan Aurelia dinilai serasi oleh mereka. Ada juga yang mengatakan kalau mereka tidak cocok karena Aurelia dinilai tidak baik. Namun mereka berdua tak peduli dengan anggapan mereka, yang terpenting Oscar sangat mencintai Aurelia, begitu pula sebaliknya.

Aurelia pun berhenti, saat sudah berbelok dari area auditorium. Kemudian ia melepaskan pegangan tangannya pada sang kekasih.

"Makasih ya Sayang, kamu udah nyelametin aku dari mahasiswi genit itu. Mereka cuma ngobrol aja sama aku, tanya-tanya soal bisnis aja, nggak ada yang lain. Sumpah." kata Oscar sambil menatap calon istrinya dan berharap Aurelia tidak salah paham. Tanggal pernikahan yang semakin dekat, kadang membuat Aurelia dan Oscar sering emosional tiba-tiba.

"Aku nggak nyangka kamu tega ngelakuin ini semua," kata Aurelia menyampaikan protesnya.

"Sayang, aku udah jelasin ke kamu kalau aku dan mereka nggak ada apa-apa. Bahkan kita sama sekali nggak ngobrol masalah pribadi," rayu Oscar mencoba untuk menjelaskan.

Aurelia pun mendengkus kesal, lalu berkacak pinggang dan menatap kekasihnya nyalang.

"Aku nggak masalahin soal mahasiswi tadi. Bukannya itu udah biasa buat kamu?"

"Lantas apa?"

"Siapa perempuan itu?" tanya Aurelia menyelidik.

"Perempuan yang mana Sayang?"

"Perempuan yang bikin kita batal nikah," kata Aurelia geram.

Oscar menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh tunangannya.

"Kamu ini ngomong apa sih. Aku beneran nggak ngerti."

Aurelia melipat tangannya di depan dada, dan napasnya pun terdengar memburu. Kali ini jari telunjuknya di arahkan pada wajah Oscar.

"Berhenti berpura-pura Oscar, ini tidak lucu."

"Aku beneran nggak ngerti apa yang kamu bicarakan. Perempuan ... Perempuan mana sih yang kamu bicarakan?"

Melihat sikap Oscar yang terkesan masa bodo, Aurelia pun semakin geram. Secara tiba-tiba ia memukuli lengan Oscar dengan kepalan tangannya sambil menghentak-hentakkan kaki seperti anak kecil.

"Aurelia sudah tenang, jangan bersikap seperti ini, malu kalau dilihat orang," kata Oscar memegang kedua lengan kekasihnya dan mencoba untuk merayu. Namun tangannya ditepiskan oleh Aurelia.

"Jangan sentuh aku! Aku nggak mau disentuh laki-laki brengsek seperti kamu!" seru Aurelia.

"Sayang ... Sayang kamu ini kenapa?" tanya Oscar mencoba merangkul kekasihnya, tapi lagi-lagi tangannya ditepiskan.

"Jangan dekat-dekat aku lagi, aku nggak mau kalau istrimu tahu terus wajahku disiram air keras!" seru Aurelia yang membuat Oscar membulatkan mata.

"Kamu jahat Oscar, kalau memang nggak mau nikah sama aku mestinya kamu ngomong. Jangan diam-diam kayak gini!" protes Aurelia.

"Apanya yang diam-diam?"

Aurelia pun membuka tasnya dan melemparkan amplop cokelat ke arah Oscar dengan kasar.

"Tuh buktinya sudah jelas, kamu nggak bisa mengelak lagi," kata Aurelia menunjuk pada amplop cokelat yang telah jatuh ke lantai.

"Pokoknya aku mau kita putus. Lupakan soal pernikahan kita!" seru Aurelia dengan suara lantang dan membuat beberapa mahasiswa yang berada tak jauh darinya menoleh.

Wanita bertubuh tinggi itu pun melepaskan cincin pertunangan yang ada di jari manisnya kemudian melemparkan benda itu dengan kasar.

"Aku nggak mau pakai cincin ini lagi!" serunya.

"Aurelia, ada apa ini? Surat apa ini?" tanya Oscar heran.

"Surat apa? Kenapa kamu nggak buka aja sendiri. Kamu bisa baca kan?" balas Aurelia masih dengan amarah.

Perlahan Oscar pun membuka amplop tersebut. Sementara kekasihnya masih berdiri sambil berkacak pinggang.

Mata Oscar membulat seketika saat membaca isi dari amplop cokelat. Selembar copy akta nikah atas nama Oscar Rionado dan Kayla Jasmine. Keringat dingin pun mendadak menetes di dahi pria blasteran ini.

"Tapi Sayang, bisa saja ini palsu. Atau mungkin Oscar Rionaldo yang lain?"

"Kamu kira, sebelum aku ke sini aku nggak ngecek dulu apa? Pokoknya kita putus! " balas Aurelia kemudian berbalik dan berlalu meninggalkan Oscar yang tampak lesu.

"Kaylaaaa," runtuk Oscar sambil mengepalkan tangan kuat-kuat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lust Vegas   26. Dua Pria Bertengkar

    Kayla tak kalah terkejutnya dengan Gavin saat melihat sosok yang berada di depan pintu. Namun Kayla masih bisa menunjukkan sikap yang tenang tak seperti Gavin yang mengisyaratkan kebencian.Gavin yang awalnya kecewa dengan perlakuan Kayla yang manipulatif pun mendadak protektif pada Kayla. Ia sangat tidak suka dengan lelaki yang saat ini berdiri di depannya. Dilihat dari penampilan, lelaki di hadapannya begitu angkuh.“Loe mau ngapain datang ke sini? Mo gangguin Kayla lagi?”Lelaki itu tak mengindahkan perkataan Gavin, ia justru nekad maju sampai menubruk lengan Gavin, dan itu dilakukan dengan sengaja. Gavin langsung meraih pundak lelaki yang baru datang itu untuk menghentikannya berbicara dengan Kayla.“Hei gue tanya loe sekali lagi! Ada apa loe datang kesini?” bentak Gavin.Kayla yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sinis dan berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Boleh jadi ia bangga dengan apa yang dilihatnya kali ini. Dua orang lelaki membuat keributan hanya untu

  • Lust Vegas   25. Jadi Ini Maumu?

    Gavin yang kelelahan membuka mata perlahan-lahan dan meraba ke sisi ranjangnya dan mendapati kalau tak ada siapa-siapa di sana.“Kayla?” tanyanya kemudian bangun dan mencari sosok perempuan yang sampai saat ini masih mendapatkan tempat di hatinya.“Huft! Kamu di sini rupanya?” gumam Gavin setelah melihat sosok gadisnya duduk di depan meja pantry sambil memainkan ponsel.Langsung saja ia melangkah dan memeluk pinggang Kayla dari belakang. Lekas-lekas perempuan itu menyimpan ponsel ke dalam sakunya. Kayla memang tengah menyimpan videonya bersama Gavin untuk digunakan menjadi kartu matinya jika suatu saat ia berubah pikiran.Usai menyimpan ponsel, ia pun melepaskan pelukan Gavin dan meminta lelaki itu menjauh.“Ada masalah apa Kay?” tanya Gavin, ia sama sekali tidak tahu kalau Kay menyembunyikan sesuatu.Gavin hanya berpikir kalau Kayla kembali aneh, kadang ia begitu menggoda, kadang ia menjauh dan antipati terhadap dirinya.“Aku salah lagi ya Kay?” tanya Gavin merasa bersalah.Kayla men

  • Lust Vegas   24. Rencana Tersembunyi

    Sambil tersenyum Oscar pun menatap mesra perempuan yang begitu ia cintai. Dengan percaya diri ia menggenggam tangan Aurelia dan bersiap untuk mengecupnya mesra.Namun sayang, saat kedua telapak tangan lembut Aurelia hampir menempel pada bibir tipisnya. Perempuan bertubuh tinggi itu menepiskannya dengan kasar dan berdiri sambil berkacak pinggang. Kedua matanya yang memakai lensa kontak berwarna violet menatapnya nyalang.“Nggak usah sok romantis loe. Mending loe pergi dari sini!” usir Aurelia.“Kok kamu gitu sih Rel?” tanya Oscar mencoba untuk merayu kekasihnya.Aurelia mendongakkan kepalanya dan menantang kekasihnya.“Kenapa emang? Loe nggak suka? Ya udah nggak usah ketemu gue lagi. Nggak usah punya mimpi buat nikah sama gue. Dengar ya, pria yang ingin menikah dengan Aurelia Destiani bukan cuma Oscar Rionaldo. Jadi kalau loe nggak bisa penuhi persaya

  • Lust Vegas   23. Ide Aurelia

    “Arghhh! Sial!” Gavin kembali melayangkan tinjunya ke udara melampiaskan emosi yang muncul oleh ucapan Kayla barusan.Sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang, semuanya campur aduk. Ia marah, kecewa dan juga cemburu.Tak pernah ia mengira kalau Kayla akan melakukan tindakan senekad dan sejahat ini. Ia seolah merasa asing dengan sosok Kayla kali ini. Perempuan mandiri yang kadang bersikap manja saat bersama dengannya telah berubah total. Keceriaan di wajah perempuan itu pun hilang seketika.Sebetulnya ia merasa iba dan ingin memluk mantan kekasihnya setelah mendengar pengakuan Kayla. Ia berharap bisa memberikan rasa tenang bagi perempuan berlesung pipi itu. Namun sepertinya hal itu tak bisa ia lakukan. Kayla sama sekali tak mengharapkan belas kasihan.Ia setuju kalau apa yang diterima oleh mantan kekasihnya semasa SMU itu memang sungguh keterlaluan, tapi ia sa

  • Lust Vegas   22. Gavin Emosi

    Kayla meneguk air putih hingga tak bersisa, kemudian ia kembali melirik ke arah Gavin yang masih menertawai ulah Oscar yang ia sebut cowok sarap.“Dia gak salah Vin, laki-laki itu emang suami gue,” aku Kayla sambil menunduk.“Apa? Loe masih mabuk Kay?” tanya Gavin yang tak percaya.“Iya, dia emang suami gue, kita menikah di Amerika,” jawab Kayla dengan tatapan yang kosong.Gavin langsung meletakkan roti yang rencananya akan diberikan pada Kayla dengan kasar. Kemudian ia mendekat ke arah mantan kekasihnya dan memegang kedua pundaknya yang putih. Sepertinya ia terbakar oleh rasa cemburu yang begitu menggebu.“Kay! Bilang ke gue kalau apa yang loe bilang itu boong. Loe pasti boong kan Kay. Loe nggak mungkin nikah dengan orang itu. Loe nggak mungkin,-” balas Gavin kemudian melepaskan telapak tangannya dari pundak Kayla.

  • Lust Vegas   21. Cowok Sarap

    “Ya ampun Kay, loe kenapa?” tanya Gavin begitu Kayla membuka pintu apartemennya, setelah ia mengetuk beberapa kali.Pemuda berkulit putih ini mendapati mantan kekasihnya nyaris ambruk menubruk tubuhnya. Dari aroma bibirnya, ia dapat mencium aroma alkohol yang cukup kuat.“Hmm, mulai deh, abis berapa banyak loe Kay?” gumam Gavin kemudian mengangkat tubuh Kayla yang ramping dengan kedua tangannya.Perlahan ia membaringkan Kayla pada ranjang berukuran king size. Gavin mengambil selimut putih yang ada di ranjang untuk memberikan kehangatan padanya.Saat selimut itu terbuka, mendadak Gavin pun menghentikan apa yang ia lakukan karena melihat rok Kayla yang tersingkap. Kulitnya yang putih mulus terlihat jelas di depan mata, belum lagi tonjolan ranum yang sedikit menyembul dari blouse berpotongan Queen Anne nya.Sejenak Gavin menelan liurnya sendiri, ia t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status