Share

MCK 03

Author: Lentera jiwa
last update Last Updated: 2024-11-17 14:11:39

"Ada apa dengannya?" gumam Farhan terhenti saat melihat Stella yang duduk sendirian di luar Perpustakaan, apa lagi ia terlihat begitu gelisa.

"Astaga ada apa denganku, mengapa rasanya begitu tidak tega melihatnya," rutuk Farhan yang pikirannya tidak ingin memperdulikan Stella, tetapi hatinya tidak membiarkan itu.

Farhan menghelah nafas panjang, ia berjalan medekati Stella dan tidak sengaja Farhan mendengar rutukan Stella yang mengatakan ia belum menemukan tempat tinggal dan itu yang membuatnya terlihat begitu gelisa.

Farhan menggeleng, " tidak Farhan, dia tidak mungkin menerima bantuanmu, ingat kamu sudah menyebabkan masalah baginya." Farhan berpikir Stella tidak akan menerima bantuan darinya.

------------------------------------³

Saat istirahat makan siang Stela berusaha lagi untuk mencari tempat tinggal, tapi tetap saja tidak ada yang sesuai.

"Hah! Kemana lagi aku harus mencari?" ia mulai pasrah dan mungkin dia akan tinggal di Jalan pikirnya.

Tiba-tiba seorang muncul di hadapannya, Seorang itu menyodor sebuah gantungan kunci padanya yang sedang menunduk.

Sambil memperbaiki kacamatanya Stella mendongak.

"Ini, ambillah."

Mata Stela sektika membesar, "Farhan?" ucapnya sedikit kaget karena itu kali ke tiga mereka bertemu.

"Iya, ini ambilah"

"Tapi ini kunci apa, Han?" Stella tidak mengerti kuci apa yang sebenarnya yang ingin Farhan berikan padanya.

Farhan pun duduk disebelahnya dengan santai seolah-olah ia mengenal Stella, atau mungkin hanya sekedar sok kenal, sok dekat dan sok akrab

"Apa kamu sudah mendapat tinggal?" lanjut Farhan.

"Ya belum sih, Han. Semua calo yang aku hubungi semuanya tidak sesuai, bukan tempat tinggalnya tapi uangku yang tidak cukup," jawab Stela bibirnya terlihat mengerecut, karena ia sudah pasrah.

"Kalau begitu kamu bisa tinggal di tempat lamaku, ini kuncinya."

"Ha, yang benar, Han?" tanya Stella terperijit senang.

Dan itu di luar dugaan Farhan, "Apa-apan ekspresi nya itu, Apa benar dia menerima dengan mudah" gumam Farhan dalam hati, ia tidak menyangka Stella akan menerima dengan mudah tanpa drama.

"Iya," sambung Farhan.

"Terimakasih banyak ya, Han. Hehehe lagi-lagi aku merepotkanmu."

Dalam hatinya walaupun dia penasaran dengan alasan mengapa Farhan begitu baik padanya, tapi dia tidak mempertanyakannya karena baginya saat ini hanya Farhan satu-satunya yang mau bicara padanya, apa lagi Farhan terlihat tulus baik padanya.

"Iya, apa kamu ingin melihat rumahnya?"

"Tapi aku masih kerja, bagaimana?"

Tanpa bicara Farhan berdiri lalu masuk kedalam Perpustakaan.

Stela hanya bisa melihat dengan heran, apa yang sebenarnya akan dia lakukan dan tidak sampai lima menit Farhan pun keluar.

"Apa kita bisa pergi sekarang?" ajak Farhan.

"Maksudnya?" Stella sedikit bingung padahal dia sudah bilang dia masih harus bekerja.

"Mereka sudah mememberkan izin, jadi kita bisa pergi sekarang."

"Ha! Benarkah?" Stella cukup kaget mendengarnya, dalam waktu kurang dari lima menit dia mendapatkan izin, padahal yang berkerja bukan dia.

Stella terseyum, walaupun mungkin itu hanya sebuah kebohongan untuk mengajaknya pergi, tapi dia tetap senang dengan apa yang Farhan lakukan untuknya.

"Iya benar, kalau kamu tidak percaya kamu bisa bertanya langsung pada mereka di dalam."

Wajah Farhan tidak menunjukan kebohongan saat bicara, dia serius mengatakanya.

"Hehehe Iya deh, oiya apa kamu masih bisa menerima ucapan terimakasih, Han?" tanya Stella dengan wajahnya yang polos, sehingga perkataan itu terdengar seperti sebuah candaan yang membuat Farhan terseyum.

Untuk pertamakalinya Stela melihat Farhan terseyum. Sehingga membuat Stella tertawa kecil dan anehnya Farhan juga malah ikut tertawa.

Mungkin itu semua karena mereka sudah merasa akrab satu sama lain. atau mungkin mereka berdua adalah tipe orang yang mudah akrab.

Saat mereka akan pergi, seseorang tiba-tiba menyapa Stella.

Seorang bernama Bram, orang terpelajar dan juga terpandang. Selama ini dia tidak pernah menyapa Stela dan untuk pertama kalinya dia menyapa di saat Stela sedang bersama Farhan.

"Stela kami akan pergi ke Garden Hils, apa kamu ingin ikut bersama kami?" lanjut Bram mengajak dengan tiba-tiba.

"Tidak Bram. Terimaksih," putus Stella dengan lembut.

Stella memang menolak ajakan Bram. Namun Farhan bisa melihat ketertarikan stela terhadap Bram, itu jelas terlihat di wajahnya serta sorot matanya yang berbinar saat melihat Bram.

"Ya sudah kalau begitu." Bram terseyum lalu pergi.

Begitu pun dengan Stella dan Farhan mereka juga pergi untuk melihat Rumah yang akan di tempati oleh Stella.

"Oiya Stella, apa kamu sudah memiliki cara untuk kembali ke orang tuamu?" tanya Farhan.

Stella menggeleng lembut yang berarti dia belum miliki rencana apapun. di benaknya ada bagusnya jika ia tidak pulang karena dengan begitu Sari Adiknya pasti bisa menikah.

Tapi, Farhan bisa melihat ia sangat ingin pulang karena itu terlihat dari wajahnya yang penuh harap.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MAAF CINTAKU    MCK 25

    APA AKU EGOIS JIKA AKU INGIN MENIKAH----------------------------------²⁵Garrr garrr garrr garrr, Gedor Farhan sembari membawa pistol. Entah apa yang ia pikirkan Farhan datang kerumah orang tua Stella dengan penuh amarah.Saat Ayah Stella membuka pintu Farhan langsung menodongkan pistol ke kepalanya."Ah... !" pekik Marni ibu Stella ia sangat takut melihat Farhan yang tiba-tiba menodongkan pistol di kepala suaminya."Nak, apa yang kamu lakukan. Bibik mohon jika ada sesuatu kita bisa bicarakan baik-baik" Pinta Marni memohon.Seluruh tubuh Heryo bergetar, keringat jangung mulai mengalir di dahinya. Sisip sedikit maka kepalanya akan buyar."A-Apa ya-yang kamu inginkan" kata Heryo terbata.tanpa bicara dengan wajahnya yang begis, Farhan langsung masuk. Ia melumat-lumat kalung bunga yang ada di foto Stella hingga hancur."Hah" hembus Farhan, " Dengar paman ini peringatan terakhir. Demi dirinya aku rela membunuh, bahkan aku juga rela mati demi dirinya." ketus Farhan."Iya Nak iya, Bibik be

  • MAAF CINTAKU    MCK 24

    AKU PASTI BISA, AKU TIDAK AKAN MENANGIS LAGI DI HADAPANNYA.------------------------------------²⁴"Sudah jangan menangis, aku mengerti Stella." tutur Farhan teseyum sembari mengahapus air mata Stella dengan lembut."Sekarang ayo kita kembali ke Rumah Sakit" lanjut Farhan."Um."Namun tiba-tiba mata Farhan melotot, darahnya naik hingga kekepala. "Hah" hembus Farhan meredam amarahnya. Ia tidak sengaja melihat Poto Stella yang masih di kalungkan dengan bunga di layar.Di benak Farhan ia legah karena Stella sedang mengahadapnya membelakangi layar. Jika tidak, mungkin Stella akan kembali sangat hancur saat melihat itu. Dengan cepat Farhan menarik kembali Dronnya. "Ada apa, Han?" tanya Stella yang melihat Farhan tiba-tiba tergesa."Hehehe bukan apa-apa, ayo kita pergi." elak Farhan cekekehan.Di perjalanan kerumah sakit, Stella terus memikirkan perkataan Farhan yang ingin menikahinya. Namun lagi-lagi ia menguburkan semuanya dalam-dalam, baginya kabaikan Farhan sudah lebih dari pada cukup

  • MAAF CINTAKU    MCK 23

    "Farhan, apa kamu sudah gila. Maaf Farhan tapi saya harus menyampaikan ini, Stella tidak punya banyak waktu.""Tidak, kamu pasti bohongkan. Dokter ini tidak mungkin aku melihatnya dia sudah baik-baik saja.""Aku mengerti perasaanmu, jadi aku mengizinkanmu untuk membawanya besok, tapi kamu harus cepat membawanya kembali karena kami akan melakukan penanaman biji partikel untuk mengahambat pertumbuha tumor di otaknya, selagi kami mempersiapkan semuanya kamu boleh membawanya."----------------------------------²³"Farhan kamu dari mana saja?" tanya Stella yang melihat Farhan baru datang untuk membesuknya."Aku habis beres-beres" jawab Farhan menunjukan sedikit senyum sembari berjalan lalu duduk di samping Stella."Beres-beres?""Hehehe iya beres-beres, ada apa? Oh... Apa kamu sangat merindukanku." ucap Farhan menggoda Stella."Bub... Bubb.. hihihi " Stella cekikikan, ia merasa perkataan itu sangat tidak cocok dengan Farhan."Han, sejak kapan kamu bisa merayu?" lanjut Stella, yang selama i

  • MAAF CINTAKU    MCK 22

    ---------------------------------²²"Dasar bodoh." ucap Farhan sembari memeluk Stella dengan erat. Yang bahkan tanpa ia sadari air matanya juga menetes, kerinduan yang menyiksa akhirnya terlepasakan."Maafkan aku Stella, aku mengira kamu kembali kepada Bram." Sambung Farhan."Bukannya aku sudah mengirim mu pesan kamu juga melihat pesan itu, tapi kamu sama sekali tidak membalasnya, aku juga berusaha menelpon mu berkali-kali, Han, tapi ponsel mu sama sekali tidak aktif." beber Stella.Perlahan Farhan melepaskan pelukannya, sambil tersenyum ia mengahapus air mata Stella dengan lembut.Namun tiba-tiba wajah Stella memucat, penglihatannya mulai memudar. Bruk, ia pingsan di pelukan Farhan.Sontak Farhan membaringkan Stella di pangkuannya, matanya melebar. Ia begitu cemas saat melihat darah yang mengalir melalui rongga hidung Stella."Stella..., Stella..." Panggil Farhan yang panik. sehingga membuatnya tidak tau harus berbuat apa, Ia melihat ada name tag di leher Stella."Astaghfirullahall

  • MAAF CINTAKU    MCK 21

    "Han, berjanjilah untuk hidup dengan baik. Aku akan selalu menunggumu"-----------------------------------²¹"Pak Farhan mau pinjam buku?""Tidak Rina, Oya apa Stella ada?" tanya Farhan, ia sudah memutuskan untuk menemui Stella. Walau hanya sekedar untuk memberikan udangan dari Ibunya.Rina menggeleng, "Tidak Pak, Stella sudah mengundurkan diri." jawab Rina."Apa, mengdurkan diri?""Iya pak, dia bilang dia akan menikah dan akan tinggal di Singapura bersama suaminya.""Ya baik lah kalau begitu, terimakasih."Farhan keluar dari perpustakaan, setiap langkahnya menghilangkan harapannya untuk bertemu dengan Stella. Hatinya begitu sakit ia tidak menyangka Stella kembali kepada Bram. Bahkan ia menikah tanpa pemberitahuan.Ia terus bejalan, hingga tanpa sadar ia sudah tiba di depan Rumah yang pernah ia berikan agar Stella punya tempat tinggal.Farhan menghirup udara dalam-dalam, "Hah" hela Farhan sembari melangkah masuk.Matanya berkeliling, ia terseyum melihat semua banyangan Stella yang ter

  • MAAF CINTAKU    MCK 20

    ----------------------------------²⁰Begitu menyedihkan, Sejenak ia berdiri melihat Stella yang meringkuk di dalam bak mandi.Stella perlahan mengangkat wajahnya, ia tampak pucat, bibirnya balu bergemetar karena kedinginan, "Maaf ya, Han." lirih Stella menunjukan senyum yang membuat Hati Farhan merasa teriris.Perlahan Farhan mendekat, ia menyingkap rambut Stella yang basah dengan lembut. Tanpa bicara Farhan merangkul Stella, ia menggendong Stella keluar dari dalam kamar mandi.Stella memeluk erat Farhan, matanya bebinar melihat wajah Farhan yang datar. Ia merasa sangat bersyukur karena Farhan selalu ada untuknya.Farhan pun membaringkan Stella di tempat tidur. Saat Farhan akan mengkat kepalanya, Stella menahannya.Stella meraih Farhan mendekat lalu mencium bibir Farhan dengan penuh perasaan, yang membuat perasaan Farhan bergejolak tidak menentu.Perlahan kedua mata yang menikmati cumbuan mesra itu terbuka, tatapan yang menginginkan satu sama lain terlihat jelas.Stella mulai pasrah,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status