Home / Romansa / MADU HITAM / BAB 11 : Ketika Hati Terbagi

Share

BAB 11 : Ketika Hati Terbagi

Author: Neli Hw
last update Last Updated: 2025-10-08 15:54:47

Justin dilarikan ke rumah sakit setelah jatuh pingsan di pemakaman. Ferdi meminta Cindy agar tidak terlalu ikut campur dalam urusan ini. Meskipun awalnya menolak, Cindy harus menjaga sikap demi mencapai tujuannya.

Tiga hari berlalu tanpa kabar dari Justin. Sebagai seorang istri, Alina mulai merasa lelah. Bi Sumi berusaha menghiburnya agar tidak merasa kesepian. Merasa diabaikan berhari-hari, Alina memutuskan pergi ke klinik kecantikan. Mungkin ia berpikir Justin bosan dengan penampilannya.

Sebuah black card disambar dari nakas dan dimasukkan ke dalam tasnya. Hari ini, Alina akan memanjakan diri dengan baik, mulai dari berbelanja pakaian, membeli riasan, hingga merawat diri. Sebelum ke klinik, Alina singgah di butik ternama untuk membeli beberapa gaun dan pakaian lainnya.

Sebuah paper bag ditenteng rapi di jari-jari lentiknya. Setelah itu, ia pergi ke toko perhiasan dan membeli beberapa set. Merasa tubuhnya pegal, Alina menuju tempat pijat relaksasi. Berhubung Justin sudah siuman, F
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MADU HITAM   BAB 29 : Hubungan Terlarang

    Bibir Andre tak sengaja menyentuh bibir Alina. Detak jantung mereka berdua berpacu kencang, seolah alam semesta berhenti sejenak. Alina terdiam, sesaat hanyut dalam kehangatan yang mendadak. Sebagai seorang pria, Andre ingin lebih, namun dengan cepat Alina menarik diri, mengalihkan pandangannya ke depan, berusaha bersikap seolah tak ada yang terjadi. Andre merasa gugup dan menyesal. "Maafkan aku, Alina," bisiknya, suaranya dipenuhi penyesalan. Alina hanya mengangguk pelan, tanpa sepatah kata pun. Keheningan terasa berat menyelimuti mereka. Mobil berhenti di depan sebuah pusat perbelanjaan. Alina masih membisu, membuat Andre semakin tak enak hati atas kejadian barusan. "Alina, kumohon maafkan aku! Aku benar-benar tidak bermaksud melakukannya," katanya lagi, sambil menyelipkan anak rambut Alina ke belakang telinga. "Lupakan saja," jawab Alina datar, akhirnya bersuara. "Malam sudah larut, aku harus mencari kontrakan." Andre turun d

  • MADU HITAM   BAB 28 : Penderitaan di Balik Cinta 

    Alina memberontak, mencengkeram secuil harapan yang tersisa untuk menyelamatkan hidupnya. Ia diseret melewati lorong-lorong berliku, minim cahaya, dan remang-remang. Alina, terjebak dalam perangkap Cindy, telah kalah dalam permainan kejam itu karena tak punya kartu AS untuk melawan. Tubuhnya didorong keras, hingga ia tersungkur ke lantai. Pergelangan tangannya memerah, merintih kesakitan. Tubuhnya mulai melemas saat perutnya keroncongan, "cacing-cacing" di dalamnya seolah ikut berteriak meminta pertolongan. Alina dicambuk berulang kali, menyisakan jejak kemerahan yang menyakitkan. “Ampun!” bisiknya pelan. “Kau sungguh memalukan, Nona!” kata salah satu dari mereka, menatapnya penuh kebencian. Tawa mereka pecah, terbahak-bahak di lorong sunyi. “Tempat ini sepi. Sebaiknya kita bersenang-senang! Wanita ini lumayan juga.” “Keterlaluan, lepaskan!” Alina kembali memberontak. Namun, mereka tak menghiraukan, mata mereka m

  • MADU HITAM   BAB : 27 Awal Kehancuran

    Sebelum pesta digelar, Alina dan Justin menghabiskan waktu di pantai, menikmati matahari terbenam. Senyum merekah di wajah Alina, memancarkan kebahagiaan. Kenangan indah yang sempat terlupakan, kini membuka kembali lembaran baru untuk menciptakan kenangan indah lainnya. "Aku mencintaimu, Alina!" bisik Justin, tangannya menggenggam erat seraya tersenyum lebar. Sementara itu, Cindy meringkuk di dalam sel tahanan, tatapannya kosong, memeluk lutut di tengah cemoohan yang menerpa. Tangannya terkepal, menyimpan kebencian yang mendalam pada Alina. Malam telah tiba, pesta digelar dengan mewah, dihadiri para tokoh penting. Alina tampak gugup saat memandang wajahnya di pantulan cermin. "Seharusnya, kalian ada di sampingku," katanya pelan, mengingat ayahnya yang telah memutuskan hubungan dengannya sejak insiden itu. Justin datang, memecah suasana, memeluknya dari belakang lalu mengecup lehernya. "Sayang, apa kamu sudah siap?" Alina mengangguk pelan.

  • MADU HITAM   Bab 26 : Awal yang Baru

    Setelah badai kebohongan Cindy berlalu, rumah Williams diselimuti ketenangan yang aneh, namun juga kesedihan yang mendalam. Ibu Justin masih terlihat sangat terguncang. Kebahagiaan akan cucu yang ia dambakan ternyata hanyalah ilusi pahit. Alina menghabiskan banyak waktu bersamanya, menghibur dan memberikan dukungan yang tulus. Ia memasakkan makanan kesukaan Ibu Justin, menemaninya berjalan-jalan di taman, dan mendengarkan keluh kesahnya. Perlahan, senyum tipis mulai kembali ke wajah Ibu Justin, meskipun sorot matanya masih menyimpan kesedihan. Sementara itu, Justin mengurung diri selama beberapa hari. Ia tidak pergi bekerja, hanya berdiam di kamarnya, merenungkan semua yang telah terjadi. Alina tahu Justin membutuhkan waktu untuk memproses pengkhianatan ini. Ia membiarkan Justin sendiri, hanya sesekali mengetuk pintu untuk mengantarkan makanan atau teh hangat. Ada rasa bersalah yang besar dalam diri Justin karena tidak mempercayai Alina sejak awal. Pada hari ketiga, J

  • MADU HITAM   BAB 25 : Kebenaran yang Terungkap

    Alina menyimpan sampel rambut dan bulu sikat gigi itu dengan sangat hati-hati, menyembunyikannya di tempat yang aman, jauh dari jangkauan siapa pun. Jantungnya masih berdebar setiap kali mengingat aksi nekatnya. Ia tahu ini adalah langkah pertama yang krusial, dan sekarang tugasnya adalah menunggu Lia menemukan cara terbaik untuk melakukan tes DNA secara rahasia. Beberapa hari berikutnya terasa seperti setahun bagi Alina. Ia menjalani hari-harinya di rumah Williams dengan penuh kepura-puraan. Senyum tipis yang ia paksakan selalu tersungging di bibirnya setiap kali berpapasan dengan Cindy, yang kini semakin merajalela dalam perannya sebagai calon ibu dan menantu idaman. Cindy sering kali menyentuh perutnya di hadapan Alina, seolah ingin menegaskan posisinya. Alina hanya membalas dengan tatapan datar, menyimpan amarah dan tekadnya rapat-rapat. Hubungannya dengan Justin semakin dingin. Justin tampak sibuk dengan pekerjaannya, atau mungkin ia hanya menghindarinya. Setiap

  • MADU HITAM   BAB 24 : Jebakan Kehamilan dan Kebenaran yang Menyakitkan 

    Alina kembali ke rumah dengan hati yang berkecamuk. Informasi dari Perawat Lia tentang Maya dan cerita palsu Cindy tentang penemuan Ibu Justin, semakin memperkuat keyakinannya bahwa ada konspirasi di balik semua ini. Namun, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh mencari Perawat Maya, sebuah bom waktu meledak di tengah keluarga Williams, menjepit Alina ke sudut yang lebih sempit lagi. Beberapa hari kemudian, sebuah pengumuman mengejutkan datang dari Justin. "Aku punya kabar penting untuk kalian semua," kata Justin, mengumpulkan keluarga di ruang keluarga. Wajahnya tampak tegang, tetapi ada kilatan harapan di matanya saat ia menatap Cindy yang duduk di sebelahnya, tersenyum malu-malu. Alina duduk di sofa terpisah, merasakan firasat buruk. "Cindy... dia hamil." Ruangan itu hening sesaat, lalu pecah dengan seruan gembira. Tante Mira dan Paman Heru langsung menghampiri Cindy, memeluknya erat, mengucapkan selamat. Ibu Justin, yang sudah sedikit p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status