Share

Bagian 21

Setelah puas melepas rindu, aku pamit pada Bik Sum, juga Maryam. Tidak lupa, kuselipkan beberapa lembar uang ratusan pada Maryam. Ia menolak, tapi aku memaksa. “Buat jajan anak kamu. Aku tidak bisa bertemu dengannya,” ucapku membuat Maryam tidak bisa menolak.

Kulajukan kembali sepeda motor menembus jalan yang penuh kenangan. Merapatkan jaket, memakai masker dan juga memastikan helm menutup kepala dengan sempurna. Ah, rasanya aku seperti maling saja.

Entah kenapa, aku berpikir untuk berkeliling kompleks sejenak. Ingin mengetahui rumah beberapa temanku. Toh, anak-anak ada sama Mas Danang, mereka pasti tidak akan kesepian.

Motorku berhenti di depan sebuah rumah yang sudah berubah modelnya. Hunian itu adalah milik Restu, kakak kelas yang pernah aku taksir.

Dulu, aku harus berjalan jauh saat Ibu memintaku membeli sabun. Meskipun ada toko yang lebih dekat, aku memilih yang jauh karena melewati

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ris Nadeak Laoly
msh byk y wanita bodoh didunia haluuunya ...... lagian sbg wanita jgn naif laki2 yg memiliki dua istri lambat lain akan berpaling ke yg mudah seharusnya lebih pintar utk mencari bukti kedzoliman kelurga suami dgn memanfaatkan uang yg ada bukan merenung dan pasrah wae..bloon kayak nggak sekolah miris
goodnovel comment avatar
Marsiti Sarbini Dwi Atmaja
up yg banyak kak... jadi penasaran....
goodnovel comment avatar
Marsiti Sarbini Dwi Atmaja
ya Allah.... ikut panas hatiku.... semoga Rasti kuat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status