Share

Bagian 33

Part 89

Ada yang berbeda saat Rasti masuk kamar di rumah sang nenek. Terlihat cat yang berbeda warna, spring bed baru, dan juga lemari yang terlihat besar dan baru juga.

“Mbah, ini kok baru semua?” tanya Rasti. kedua anaknya sudah lebih dulu berbaring karena kelelahan.

“Iya. Kamu kirim uang buat simbah terus, buat beli ini. Kasihan anak-anak kamu kalau tidur di kasur kapuk simbah. Buka jendelanya biar segar,” sahut Watri.

“Lha terus Simbah makan apa? Uang itu aku kirim buat biaya hidup Simbah kok.”

“Simbah ya tiap hari bekerja, Nduk. Biar tidak jenuh. Kalau nganggur badan pada sakit semua.”

“Simbah kerja apa?”

“Ambil daun cengkeh yang gugur. Nanti dijual ke penyulingan.”

“Daun cengkeh laku, Mbah?”

“Ya laku. Sekilo dua ribu kok. Simbah dapat sepuluh sampai lima belas kilo sehari. Buat beli lauk. Wes istirahat sana. Kamu capek pasti. Simbah masak dulu, ya? Likmu (om kamu) sudah nyembeleh ayam. Nanti malam tak urut pakai minyak biar pegel-pegel di badan hilang.”

Usai berkata demikian, W
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status