Share

Bagian 34

Mereka rombongan berjalan sampai akhirnya sampai di halaman rumah yang dimaksud. Tepat di depan kediaman Priono. Muryani yang tengah merapikan bunga di halaman, memandang dua anak yang tidak ia kenal sama sekali. Ia lalu bertanya pada salah satu anak yang bersama Nadine dan Raline.

“Ini cucunya Mbah Watri dari Jogja.”

Muryani memandang kedua anak Rasti mereka adalah buyutnya. Ingin memanggil, tapi hati rasanya masih enggan.

“Ibuk kenapa melihat anak-anak it uterus?” tanya Hantri, adik kandung Astuti.

“Itu, dia anak Rasti.”

“Siapa Rasti?”

Agak ragu Muryani menjawab, tapi akhirnya ia jujur tentang siapa Rasti.

“Diajak kesini to, Bu. Mereka keturunan Ibuk, lho. Lagian, Mbak Astuti dan suaminya sudah meninggal. Mau sampai kapan Ibuk memendam dendam? Apa anak Mbak Astuti tahu kalau dia punya keluarga lain selain keluarga bapaknya?”

“Tahu. Ibuk sudah pernah kesana pas dia datang dulu.”

“Ya Allah, Buk.” Hantri turun dari terasnya dan menemui Nadine dan raline.

“Cucunya Mbak Astuti,” ucap Han
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status