Share

Bagian 7

Part 76

“Rasti, masuk dulu,” ujar Rano.

Rasti tersadar dan berkali-kali mengusap air matanya.

“Mbah, ini Rasti namanya. Dia anaknya Pak Rusdi, alias cucu Mbah,” ucap Rano menerangkan.

“Anake Rusdi? Cucuku?” tanya Si Mbah dengan bahasa campur. Ia kini yangb berganti memeluk Rasti sambil menangis dan terus menerus berbicara, menyatakan segala ungkapan hati yang dipendamnya selama puluhan tahun.

“Kok baru ke sini, ha? Kok ra eling Simbah? (kok tidak ingat simbah) Kok gak pernah pulang kenapa? Mendi bapakmu? (mana bapakmu)” tanya Si Mbah beruntun.

Rasti menangis tergugu di pelukan wanita yang dekapannya sangat ia rindu sejak dulu kala. Nadine dan Raline pun ikut menangis melihat sang ibu berperilaku demikian.

Setelah puas menumpahkan rasa haru, ibunda Rusdi mengajak mereka masuk.

Lantai keramik yang sangat dingin terasa di kaki Rasti dan anak-anaknya. Musim kemarau dengan angina yang sangat kencang memang membuat udara terasa dingin meski matahari bersinar terang.

Wanita tua yang bernama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status