共有

MAFIA Behind The MASK
MAFIA Behind The MASK
作者: Radharmy RD

Benci dan Sayang #1

作者: Radharmy RD
last update 最終更新日: 2021-08-28 16:10:58

Aku terbangun karena mendengar suara ribut yang berasal dari dapur. Sudah bisa kutebak apa yang sedang terjadi di sana.

"Kapan mereka berdua bisa akur!" keluhku sambil mengusap wajahku dengan lembut. Aku pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah agar terasa lebih segar. Setelah selesai mencuci wajah, aku pergi ke dapur untuk menghentikan keributan mereka.

"Mama, hentikan!" Aku berteriak pada Mama agar dia menghentikan perbuatannya. Tetapi Mama tidak mendengarkanku dan terus memarahi Stella, adikku.

"JANGAN IKUT CAMPUR, OLIV! MAMA MAU MEMBERIKAN PELAJARAN PADA ANAK INI!" teriak Mama membalas teriakanku. Mama memang memiliki temperamen yang sangat tinggi. Dia bisa menjadi baik seperti sedang tidak terjadi apa-apa, tetapi Mama juga bisa menjadi marah.

Aku mendekat ke arah Mama. Ketika dia ingin melayangkan kembali marahnya ke arah Stella, dengan cepat aku pegang tangannya dan mengajaknya duduk di sebuah kursi yang tidak jauh dari tempat pertengkaran tadi. Kuambil obat penenang Mama yang berada di laci meja.

"Mama, tolong jangan lakukan ini lagi!" pintaku memohon sambil memberikan beberapa obat penenang dan segelas air putih. Setelah Mama minum obat yang kuberikan tadi, beberapa menit kemudian emosi Mama mulai stabil. Stella berjalan mendekat ke arah kami dengan langkah yang lemah.

"Kak, Stella pantas dipukuli oleh Mama. Yang diucapkan Mama benar, Stella memang selalu membawa sial!" ucapnya dengan suara gemetar. Aku tidak bisa menahan amarahku lagi saat itu, tetapi aku mencoba untuk tetap tenang.

"JANGAN UCAPKAN SEPATAH KATAPUN DARI MULUTMU ITU! MASUK KE KAMAR SANA!" tegasku dengan tenang. Stella yang mendengar langsung berlari ke kamarnya tanpa menoleh ke arahku.

Setelah menidurkan Mama di kamarnya, aku kembali ke kamarku dan ingin merebahkan kembali tubuhku yang mulai terasa sakit. Tetapi lagi-lagi istirahatku tertunda karena teringat Stella yang tadi sudah kubentak. Aku memang merasa rumit perasaanku terhadapnya sejak ayah meninggalkan kami.

Sejak ayah pergi dan memilih menikah lagi, aku menjadi tulang punggung keluarga. Ibuku tidak bisa bekerja karena sakit-sakitan, sedangkan Adikku Stella saat itu masih berumur 10 tahun. Ayah pergi karena dia tidak bisa menerima Stella sebagai anak perempuan. Awalnya kubayangkan ayah benar-benar menyayangi Stella, tetapi saat aku tahu ayah selingkuh dan memiliki anak laki-laki seumuran Stella, aku menyadari bahwa ayah sebenarnya telah menyembunyikan banyak hal dari kami. Saat itu juga, ayah pergi bersama istri barunya itu. Sebagai kakak dan tulang punggung keluarga, aku merasa bertanggung jawab untuk melindungi Stella.

Saat SMP, aku pernah melakukan tes IQ. Guru selalu kagum karena aku selalu bisa menjawab pertanyaan sulit dari mereka. Tes selesai dan hasilnya keluar, ternyata IQ yang kumiliki adalah 150. Guru-guru berharap aku bisa bersekolah sampai perguruan tinggi, tetapi karena situasi keuangan keluarga yang sulit, aku harus putus sekolah dan berhenti di jenjang SMP. Meskipun begitu, aku tetap berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi Mama dan Stella.

Aku memasuki kamar Adikku yang pintunya berhasil kubuka. Kulihat tubuhnya yang kini berada di dalam balutan selimut. Aku mendekat dan duduk di sisinya.

"Stella," panggilku lembut sambil mengusap kepalanya yang tertutup selimut.

"Maafkan kakak, Stella! Kakak tidak bermaksud membentakmu!" ucapku dengan mata yang mulai berair. Stella mulai membuka selimutnya sampai leher. Dia menatapku dengan tatapan yang terlihat sedih.

"Kakak tidak salah, aku memang pantas diperlakukan seperti ini, Kak!" ucapnya lemah. Lalu dia bangun dan mendekatkan tubuhnya pada tubuhku. Aku tahu apa yang dia inginkan saat ini.

"Tidak ada yang boleh memperlakukanmu seperti ini, Stella! Bahkan Mama sekalipun!" tuntutku dengan nada lembut.

"Aku lelah, Stella! Aku lelah melihatmu selalu dihukum oleh Mama seperti ini! Lihat ini, ini, dan ini, darah dan lebam di mana-mana!" "Seharusnya kamu melawan, yang pantas disalahkan dalam kepergian ayah adalah ayah sendiri! Kelahiranmu bukanlah suatu dosa, Stella! BUKAN DOSA!" ucapku dengan suara lembut. Air mataku yang kucoba tahan sejak tadi kini mulai lepas dari tempatnya. Aku memeluk tubuh Stella, dan kami sama-sama menangis di dalam pelukan itu.

Radharmy RD

Jika ada kesalah dalam penulisan, Author minta maaf yah ;) Have Fun ketika membaca :D IG : rdhrmy_027

| のように
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (1)
goodnovel comment avatar
Khi Mhoci
menurut saya ceritanya menarik dan mudah di mengerti..
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • MAFIA Behind The MASK   Langkah Dalam Bayangan

    Aku berjalan gelisah di dalam apartemen. Pagi itu terasa sangat berat setelah malam yang penuh ketegangan. Panggilan misterius, ancaman yang belum jelas, dan kenyataan bahwa seseorang mengawasi setiap gerakanku membuat dadaku sesak.Julius masih duduk di sofa dengan ekspresi serius, sedangkan Angel sedang menyeduh kopi di dapur. Aku tahu mereka berusaha tetap tenang, tetapi aku bisa merasakan ketegangan yang menggantung di antara kami."Julius, apakah kamu yakin bahwa ini ada hubungannya dengan Om Kevin? " tanyaku pelan, duduk di seberang Julius, suaraku penuh kegelisahan.Ia menghela napas panjang sebelum menjawab, "Aku tidak tahu dengan pasti, Oliv. Tetapi yang jelas, seseorang ingin membuatmu takut. Mereka ingin kamu menyadari bahwa kamu sedang diawasi," katanya dengan nada yang waspada.Aku meremas jemariku sendiri, mencoba menenangkan diri. "Jadi, apa langkah kita selanjutnya? " tanyaku dengan nada penuh harap.Angel meletakkan tiga cangkir kopi di meja dan duduk di sampingku. "Ji

  • MAFIA Behind The MASK   Panggilan Misterius

    Di sebuah malam yang gelap di kota New York, Aku sedang duduk sendiri di kamar yang tenangnya sesak oleh kesunyian. Om Kevin, yang biasanya selalu ada di sampingku, tiba-tiba pergi lima hari yang lalu. Aku merasa rindu dan cemas, tetapi ada hal lain yang juga mengganjal hatinya.Setelah terror kotak makanan tadi siang, Aku dan kedua sahabatku saling menguatkan satu sama lain. Julius yang menyadari kejanggalan ini menyimpan banyak pertanyaan di kepalanya. Tentang apa yang terjadi padaku dan ada urusan apa yang dilakukan Om kevin sampai mengabaikan pesan darikuKetika malam semakin larut, Aku mendengar suara lonceng ponselku berdering. Ketegangan menaungi ruangan saat Aku melihat layar ponselku menunjukkan panggilan masuk tanpa nomor pengenal. Perasaan waspada memenuhi pikirannya, tapi penasaran dengan kemungkinan pesan dari Om Kevin membuatku menekan tombol untuk mengangkat panggilan tersebut."Hello," sapaku dengan suara ragu.Namun, jawaban yang diterima hanya suara bising yang tak je

  • MAFIA Behind The MASK   Terror yang Pertama

    Hari ini tepat lima hari Om Kevin meninggalkan aku bersama dua orang yang semakin hari semakin menyebalkan. Udara pagi New York yang sangat dingin membuatku enggan untuk keluar kamar dan menemui kedua sahabatku. Tapi entah kenapa satu malam ini perasaanku benar-benar tak karuan. Penyebabnya bukan hanya aku rindu Om Kevin, tapi ada hal lain juga yang mengganjal hatiku.*Ting Tong* bell berbunyi, aku yang mendengar bell di tekan hanya diam dan tidak peduli tentang siapa yang menekan tombol tersebut. Aku ingat pesan Om Kevin, tentang jangan membukakan pintu untuk siapapun kecuali untuk dirinya."Oliv! apa kamu memesan makanan Online?" tanya Angel dari balik pintu kamar."Aku tidak memesan makanan apapun, Angel! Stok makanan kita saja masih banyak di dalam kulkas, mana mungkin aku begitu boros untuk memesan makanan Online," jawabku yang berjalan ke arah pintu kamar dan membukakannya untuk Angel.Aku dan angel yang sibuk bertanya-tanya siapa yang memesan makanan Online sama-sama melirik ke

  • MAFIA Behind The MASK   Hak Asuh Jessi

    *POV Kevin Pranata Agraha*Empat hari setelah pergi meninggalkan Oliv. Pagi itu bertepatan di kediaman Kevin, sebuah keributan besar terjadi di rumah itu."Tak akan kubiarkan hak asuh Jessi jatuh ke tanganmu!" teriak seorang Pria yang terkenal dengan sifat dinginnya. Ia memeluk erat anak perempuan semata wayangnya itu."Aku mohon, Kevin! Tolong berikan hak asuk Jessi padaku. Aku berjanji padamu akan merawat Jessi dengan sebaik mungkin," ucap wanita yang sudah tidak punya urat malu itu."Plak." Satu pukulan melayang ke pipi yang sudah mengkhianati laki-laki itu."Sadar dengan ucapan mu Grace! Atas dengan alasan apa aku harus memberikan hak asuh Jessi kepadamu? Selama lima tahun aku merawat Jessi sendirian tanpa ada sedikitpun kontribusi dari Ibunya! Sekarang, kamu datang dengan muka busukmu itu untuk meminta hak asuk Jessi? Dimana rasa malumu Grace?" cercah Kevin habis-habisan menghantam Grace dengan kata-kata tajamnya."Aku mohon padamu Kevin, berikan aku satu kali kesempatan untuk mer

  • MAFIA Behind The MASK   Suka Duka Bersama

    "Prankkk!" sebuah barang jatuh dari dapur. "Juliuss!" teriak Angelina bersamaan dengan barang jatuh itu. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Dua orang tamu yang baru datang tadi malam sedang membuat keributan di dapur. Aku yang masih menikmati waktu tidurku ikut terganggu mendengar keributan itu. "Mereka kenapa sih?" tanyaku sambil berusaha membuka mata yang kini terasa berat. Setelah mengumpulkan nyawa, aku berjalan ke arah cermin untuk melihat wajahku terutama di area mata. "Benar-benar sembab, apa mereka melihatnya?" gumamku dengan perasaan takut. Aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan merelaksasikan tubuhku yang mulai kelelahan. Selesai mandi aku memakai beberapa rangkaian perawatan kulit untuk menutrisi kulit dan juga mengurangi sembab yang ada di mataku. Kamar hotel yang aku tempati lumayan luas, aku tinggal di lantai 20 yang bertema VVIP yang hanya berisi enam kamar. Satu kamar sudah memiliki fasilitas lengkap, seperti ruang tamu dengan kursi yang bisa

  • MAFIA Behind The MASK   Tamu Tak di Undang

    Setelah di tinggal oleh Om Kevin, aku menghabiskan kesendirianku hanya dengan main game, menonton film, makan-makan dan masih banyak lagi. "Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Bertanya pada diriku sendiri. Aku kembali duduk di balkon sambil menikmati angin dan matahari sore. Pemandangan yang indah jika dinikmati bersama orang yang menyayangimu. "Sekarang aku benar-benar kesepian," ucapku dengan kembali membuka game buatan Stella. Sebelum login game, seseorang tanpa nama mengirim pesan private kepadaku. "Aku akan balas dendam padamu!" "Tak akan kubiarkan kamu hidup tenang!" "Kamu akan mati di tanganku!" Tulisnya dalam pesan terkunci itu. Aku yang lebih mementingkan kesepianku hanya tersenyum tipis melihat pesan itu. "Mau aku mati di tanganmu atau di tangan orang lain, siapa yang akan peduli tentang kematianku!" gumamku dalam hati sambil meneruskan permainan yang sejak tadi menunggu dimainkan. ***Dua hari kemudian*** *Ting, ting, ting* bel pintu terus berbunyi. Aku yang s

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status