Share

Protektif

Author: Moza_reeya
last update Last Updated: 2024-08-08 15:27:11

"Iya, dia itu youtuber, Teman Cerita. Biasanya menceritakan suatu kejadian yang lagi viral, atau kasus kriminal, atau tema lainnya di chanel miliknya. Dan kamu tahu, nggak? Subcriber-nya itu sekarang sudah mencapai lima juta. Tapi, jangan katakan kamu juga tak tahu tentang ini. Jangan bohong, ah!"

"Aku beneran tak tahu, aku tak punya youtube atau akun medsos lainnya. Yang aku punya hanya F* saja. Karena orang tuaku melarangnya, kalau mau nonton k-drama, aku biasanya nonton punya temanku."

"Ya ampun, Han. Zaman sudah secanggih gini, kamu masih gaptek?"

Aku hanya tersenyum. "Mau bagaimana lagi? Orang tuaku memang tak ingin anak-anaknya terbawa arus pergaulan yang tidak benar karena medsos."

"Tapi ya tidak segitunya, kalee!"


Percakapan kami pun terus berlanjut. Karena Hera ternyata ... benar-benar suka "mengobrol".

Tapi karena dia juga, tak terasa, waktu berlalu dengan cepat.

Kini, sudah saatnya untuk pulang.

Namun, aku kebingungan karena ponselku belum ada kuotanya!

Uang saku yang dikasih Mas Azam juga sudah sisa 20.000 saja.

Bagaimana ini?

Mau naik ojek atau angkot, tapi lupa nanya alamat rumah Mas Azam.

Hera juga sudah pulang di jemput pacarnya.

"Assalamualaikum!" Suara seorang mahasiswa mendekatiku.

Aku menoleh, kujawab salamnya pelan. "Waalaikumussalam."

"Hai, Jihan! Kenalkan aku, Zahid! Kita satu kelas, loh! Aku yang duduk paling belakang. Kamu tak dijemput?" Ia memperkenalkan diri sekaligus mengulurkan tangan kanannya.

Aku pun meletakkan tangan di depan dada, sebagai tanda aku tak bisa menerima berjabat tangan dengannya.

"Iya, salam kenal. Aku tak tahu di jemput apa tidak. Mau menghubunginya, ponselku tak ada kuota," jawabku ramah.

Aku memang harus bersikap ramah pada teman-teman baruku. Apalagi kelihatannya Zahid ini laki-laki yang baik dan sopan.

"Kalau begitu, sini aku kasih hotspot!" Dia menghidupkan hotspot-nya dan aku pun segera menghidupkan ponselku. Aku merasa senang, karena ponselku akhirnya aktif dan langsung saja aku hubungi Mas Azam.

"Halo, assalamualaikum, Mas. Bagaimana ini, kelasku sudah selesai. Mas mau jemput atau tidak?"

"Aku sedang ada urusan penting, tunggu saja di sana. Setengah jam lagi aku nyampe."

"Tapi, Mas. Cuacanya puaannnas, aku tak kuat jika menunggu Mas di sini!"

"Memangnya kamu di mana?"

"Di depan gerbang."

"Ya maksudnya tunggu di dalam kampus atau kalau tidak, tunggu dulu di perpustakaan. Nanti aku hubungi lagi jika aku sudah di sana!"

Setelah itu, Mas Azam langsung mematikan ponselnya. Padahal aku belum sempat bicara kalau kuotaku habis, sehingga nanti kerepotan jika mau menghubunginya.

"Mas Zahid, makasih ya sudah mau berbagi hotspot denganku."

"Itu tak masalah. Kalau begitu aku pamit dulu, kamu kan, mau dijemput!"

"Iya sih, Mas Azam mau jemput aku. Tapi aku disuruh nunggu setengah jam lagi! Oh, iya, perpus di mana ya?"

"Baiklah aku antar. Sekalian aku juga mau nyari buku."

Zahid pun mengantarkanku menuju perpustakaan kampus. Karena ternyata Zahid juga suka membaca, dia pun akhirnya ikut membaca di perpustakaan.

Untungnya, tak lama kemudian, Mas Azam pun datang.

"Akhirnya Mas Azam datang juga," ucapku setelah aku di mobilnya.

"Siapa cowok yang bersamamu, tadi?" tanya Mas Azam tiba-tiba.

"Owh, dia teman sekelasku. Dia hanya menemaniku karena aku tadi hotspot ponselnya agar aku bisa menghubungi Mas!"

"Ngapain minta hotspot sama teman cowok segala?"

"Karena di sini belum ada yang kukenal."

"Ya udah, sekarang kita beli kuota dulu. Sekalian belanja kebutuhanmu sama kebutuhan di rumah."

Kemudian Mas Azam mengajakku belanja di sebuah minimarket yang tak jauh dari rumahku. Di sana selain membeli kuota, Mas Azam memintaku untuk belanja kebutuhannku.

Setelah selesai dan membayar semuanya, aku bertemu Zahid saat mau keluar dari sana. Aku pun menyapanya dengan ramah dan tersenyum padanya.

"Jihan, kalau sudah, ayo kita segera pulang!" Tiba-tiba Mas Azam menarikku dan segera memasukkanku ke dalam mobil beserta barang belanjaanku.

"Mas, ngapain sih narik-narik gini?" tanyaku, kaget, "malu tahu, kayak aku anak kecil saja?"

"Ayo cepat pulang, aku sedang ada urusan!"

Meski bingung, aku pun segera menuruti perintahnya untuk menaiki mobilnya.

Tak lama kemudian kita pun sampai di rumah.

Hanya saja, aku yang belum puas dengan jawaban mas Azam tadi.

Rasanya, ingin protes lagi padanya, mengapa ia sepertinya sangat melarangku dekat dengan teman pria?

Padahal aku hanya menyapa biasa aja!

"Mas, kenapa Mas menarik-narikku di Minimarket tadi? Aku kan malu sama Zahid, dia itu teman kampusku," marahku.

"Abimu memintaku untuk menjaga dan menghindarkanmu dari hal-hal yang tidak di inginkan, seperti berteman dengan laki-laki." Mas Azam menjawab dengan santai.

Aku menatapnya tak percaya. "Aku hanya menjawab sapaannya saja, dia kan temanku, wajar dong aku ramah, kalau aku mlengos, nanti dikiranya aku sombong."

"Buang sifat tidak enakan itu! Aku bilang tidak boleh ya tidak boleh. Kamu itu cantik, tidak menutup kemungkinan nanti laki-laki itu lama-lama bisa jatuh cinta sama kamu, lalu kamu juga mencintainya, terus kalian pacaran, deh, gimana kalau seperti itu?"

Deg!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MALAM PERTAMA DENGAN KAKAK SEPUPU   Sudah takdir

    Sudah takdir(Masih flashback)Hati Agnes selalu merasa bersalah karena menjadi orang ketiga dalam hubungan Azam dan Jihan seperti yang bicarakan Jihan padanya.Apalagi saat ia bertemu ayah Azam, ada rasa bersalah yang selalu menyergap di setiap langkahnya."Meski ayah Azam tidak mempermasalahkan keberadaanku sebagai istri kedua Azam, tapi dari tatapannya sangat jelas menyiratkan bahwa dia berharap aku pergi sebagaimana Jihan sangat mengharapkan aku pergi dari kehidupan mereka. Sedikit banyak, aku bisa membaca ekpresi orang lain apalagi orang itu berbicara padaku secara langsung, jadi aku tahu apa yang di harapkan Jihan maupun Ayah nya Azam.Sepertinya aku memang harus pergi dari kehidupan mereka, meskipun sebenarnya aku tahu aku sangat mencintai Azam, apalagi dia adalah cinta pertamaku. Ya, aku memang harus pergi dari mereka, cukup buah hati kami ini yang menemaniku. Karena aku ingin Azam bahagia dengan Jihan. Aku ingin melihat orang yang aku cintai bahagia.Aku tak bisa bayangkan

  • MALAM PERTAMA DENGAN KAKAK SEPUPU   Pertemuan Agnes dan Jihan

    Pertemuan Agnes dan Jihan.Ada rasa sesal yang tiba-tiba mendera hatiku saat kembali bertemu dengan seseorang yang pernah ada dalam bagian hidupku, yaitu orang yang pernah dicintai suamiku. ~~~~~♡♡♡~~~~(POV author)"Mas, aku ijin mau keluar!" Ucap Jihan pada Azam yang sedang duduk di kursi kesayangannya di studio miliknya."Mau kemana, biar aku anter!" "Tidak usah, aku biasa sendiri, aku cuma beli sesuatu di minimarket, kemarin kelupaan.""Tapi kamu itu jarang keluar sendiri, loh!" Azam merasa kawatir."Nggakpapa, deket sini kok, palingan nanti cuma mau mampir beli seblak atau mi ayam. Mas jangan kawatir, aku sudah bisa naik motor lagi, kok!""Tapi...,""Aku ini bukan anak kecil lagi, Mas!" Jihan merasa kesal."Ya sudah, hati-hati ya!" Dengan berat hati, Azam akhirnya mengijinkannya, Azam masih kawatir pada Jihan, sebab saat itu dia masih nifas karena tiga minggu sebelumnya habis keguguran.Setelah salim pada suaminya, Jihan pun segera berangkat dengan senyu

  • MALAM PERTAMA DENGAN KAKAK SEPUPU    Masih ada rindu

    Masih ada rinduAgnes terdiam, bibirnya yang masih ranum itu seakan berat untuk menjawabnya, sementara tatapan matanya terlihat sedang berusaha menghindari tatapan mataku. Selain itu, aku juga merasa bahagia, karena ternyata dia masih mengenakan hijab bahkan gamis yang dikenakannya gamis yang lebar dan longgar."Alhamdulillah, ternyata dia masih memeluk agama islam, dan aku bisa melihat dia semakin cantik dan anggun, dan..., ya Allah, aku benar-benar sangat terpesona padanya, saat ini, aku sangat merindukanya," guman batinku."Kamu di sini sama Jihan?" Ucapnya padaku, tapi aku tak segera menjawabnya karena aku masih terjebak oleh rasa yang tiba-tiba muncul lagi. Iya, aku sedang terpesona padanya.Bagaimana aku tidak terpesona, di depanku ada seorang wanita chindo yang cantik mengenakan jilbab dan gamis syar'i, terlebih lagi dia adalah wanita yang pernah menjadi kekasih bahkan pernah menjadi istriku. Andai dia masih halal untukku, sungguh aku ingin memeluknya lebih lama dengan erat da

  • MALAM PERTAMA DENGAN KAKAK SEPUPU   Kota baru

    Kota baruPov AzamDua tahun sudah, aku dan Jihan pindah ke kota Jakarta, meskipun pada awalnya kepindahan kami di tentang oleh keluarga, tapi setelah melalui perdebatan yang alot, akhirnya dengan berat hati keluarga pun mengijinkan. Sementara itu rumah yang di kota Surabaya sudah kujual.Selain karena untuk menghindari dari orang-orang yang Hasad, aku juga ingin menghindari kenangan-kenanganku bersama Agnes.Rumah yang di Jakarta memang tidak sebesar di Surabaya, tapi aku sangat bahagia dan kami selalu harmonis.Aku sangat bersyukur, hubungan kami selalu dipenuhi cinta, keluarga yang sangat menyayangi keadaan ekonomi juga sangat mendukung, tapi ternyata kami tak luput dari ujian, yaitu sampai sekarang kami masih belum dikaruniai anak. Terhitung sudah lima kali dalam empat tahun pernikahan kami, Jihan selalu mengalami keguguran. Hati Jihan sangat hancur, tapi aku dan keluarga selalu memberi dukungan dan selalu menghiburnya sehingga kegundahan hatinya tak begitu berarti.Sehari-hari J

  • MALAM PERTAMA DENGAN KAKAK SEPUPU   Kehilangan

    Kehilangan"Sore tante!" Setelah dirasa cukup, akhirnya Azam menampakkan diri di hadapan mereka. Sontak keduanya terperanjat, seperti seorang pencuri yang ketahuan oleh pemiliknya."Azam?" Tante Monica shock, tapi ia tetap berusaha tenang agar tidak terlihat lemah di hadapan Azam."Aku tahu apa yang kalian bicarakan. Dan kamu Randi, aku tak menyangka ada orang yang begitu buruk nya memperlakukan wanita. Jka kamu iri dan dengki pada pencapaianku, cukup dengan fitnah saja mampu membuat karier dan namamu hancur seperti yang telah kamu lakukan, tapi perlakuanmu pada Jihan, itu sungguh tak bisa ku maafkan," ujarnya dengan mengepalkan tangan karena geram. Namun, Azam berusaha meredam emosinya agar tidak melakukan kekerasan, sebab ia tahu di cafe itu ada cctv dan itu tidak baik untuknya dan kariernya, tapi ia masih menganktifkan perekam ."Baguslah kalau kamu tahu. Berarti kamu sudah menyadari dosa-dosamu, dong!" Ujar Tante Monica dengan melipat tangan di dada nya dengan raut wajah angkuh d

  • MALAM PERTAMA DENGAN KAKAK SEPUPU   Luka Jihan

    Luka Jihan.Jihan menangis sedih, bukan karena merasa sakit di t4ampar, tapi ia justru merasa kawatir dan takut kalau Azam mengetahui dirinya di sakiti oleh orang lain, ia akan marah dan nantinya akan menimbulkan masalah yang semakin besar.Karena rasa kawatirnya itu, ia pun menghubungi Azam dan minta ijin bahwa dia akan menginap di tempat kosan-nya Hera.Awalnya Azam tidak setuju, tapi karena Jihan terus membujuk, akhirnya diperbolehkan, tapi prasaan Azam merasa tidak enak, sehingga ba'da maghrib dia mengunjungi kos-an Hera tanpa sepengetahuan Jihan."Sebaiknya kamu pulang, apalagi kamu sedang hamil!" Ucap Azam saat tanpa sengaja Jihan keluar bersama Hera menemui tamu yang ternyata adalah Azam, di tempat kos-an Hera tersebut."Tapi, Mas. Aku sedang ingin menginap di sini."Jihan berusaha menunduk, takut Azam melihat pipinya yang sedikit merah. Kulit Jihan memang sensitif, sehingga saat Randy men4mparnya bekasnya sedikit terlihat, meski samar-samar. Tapi, justru karena sikap Jihan yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status