Share

4 || MAMA

Neta akui selama lima belas tahun hidup bersama Jayden layaknya sepasang suami istri, Neta menaruh perasaan pada Jayden Anthonie. Bohong jika seorang Wanita yang telah tinggal bersama seorang pria selama bertahun-tahun dalam atap tanpa cinta, terlebih Neta yang sudah menyerahkan semuanya termasuk kesuciannya. Neta sangat mencitai Jayden.

Siapa yang tidak akan jatuh dalam pesona pria dingin itu? Neta salah satunya yang terperangkap dalam pesona Papa Sam. Pesona duren sawit Duda keren sarang duit. Begitu beberapa orang memanggilnya.

Neta berumur sembilan belas tahun usia yang masih tergolong muda untuk menjadi ibu. Memang bukan ibu kandung, melainkan ibu sambung dari Samuel. Selama lima belas tahun terakhir Neta merawat Sam dengan sepunuh hati layaknya ibu yang melahirkan Sam. Neta bahkan melakukan kewajiban layaknya seorang istri untuk Jayden dengan status dirinya dan Jayden belum menikah. Iya belum menikah. Neta tak bisa menolak ataupun mengikari janji yang telah dia buat dengan Ibu kandung Sam dan ia harus tepati.

Flashback

Neta mengidap kelainan jantung dan ia tak tahu kapan menemukan pendonor. Neta berasal dari keluarga yang mampu namun miris, ia miris karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Neta hanya tinggal berdua dengan kakak laki-lakinya Daniel yang mengurus Neta dari kecil. Daniel terlalu focus dengan pekerjaannya dan Neta agak terabaikan dan merasa kesepian di rumah sakit.

Hingga pada akhirnya disuatu sore dia dipertemukan dengan Wanita yang sedang hamil besar. Namanya Salma Anthonie. Wanita yang sedang duduk agaknya kesulitan untuk berdiri karena perutnya yang semakin membesar. Dan akhirnya Neta membantunya untuk berdiri/

“Terima kasih” Salma tersenyum lembut pada Neta/

“Sama-sama Kak. Perlu aku antarkan ke kamar kakak?”

“Boleh?”

“boleh dong”

Mereka saling bergandengan tangan untuk menuju kamar rawat Salma. “Tunggu, kita berkenalan”

“Oh iya, perkenalkan aku Agneta Kaluna pasien melati nomor 103. Umurku sembilan belas tahun baru masuk kuliah tahun kemarin” mereka berbicara sambil berjalan

 Salma menjabat tangan Neta “Hai, aku Salma Anthonie. Pasien kamar mawar nomor 309. Nah itu kamar Kakak. Kalau kamu sedang tidak sibuk bisakah kamu berkunjung?”

“bisa kak” Neta tersenyum lalu melambaikan tangannya kearah Salma dan berpamitan untuk pergi.

Salma meminta Neta untuk berkunjung namun sayangnya sampai detik ini Neta tidak bisa berkunjung karena Neta sedang kondisinya drop beberapa hari terakhir. Bahkan dokter telah memvonis umur Neta tidak lama lagi karena jantunya semakin lemah dan donor jantung tidak kunjung datang. Neta hanya bisa pasrah jika mati diusia muda dia rela.

Kondisi Neta yang semakin melemah, ada keajaiban yang datang padanya. Dia mendapatkan donor jantung, dan tiga hari kemudian Neta menjalani operasi.

Setelah mendapatkan jantung dan kondisinya semakin stabil, Neta mulai dihantui hutang budi. Dia berjanji akan membalasnya dengan siapapun yang mendonorkan jantungnya kepadanya.

Dikarenakan kondisi Neta yang sudah stabil Neta diperbolehkan untuk pulang. Dan saat akan membereskan pakaiannya, perawat datang dan memberikan surat dari ‘Salma Anthonie’ Wanita yang telah melahirkan putranya.

Neta duduk untuk membaca surat dari Salma

Untuk: Agneta Kaluna

Halo Neta, masih ingat dengan ku? Salma, Wanita yang kamu tolong berdiri dan mengantarku ke kamar rawatku. Sebenarnya setiap hari aku menunggu mu datang ke kamarku, namun karena kondisimu yang tidak memungkinkan jadinya kamu tidak bisa datang. Rada kecewa sih. Namun rasa kecewaku berganti dengan rasa iba karena kamu diusia yang masih muda, Neta mengindap sakit yang sangat serius.

Neta tahu nggak, diawal kita bertemu entah mengaoa aku yakin kamu orang yang dapat dipercaya. Bolehkan aku minta tolong? Bisa jaga bayi ku? Namanya Samuel Anthonie, bisa kamu jaga dia untuk aku? Dia membutuhkan seorang Ibu namun aku tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Karena kehamilanku terlalu berisiko, dan aku memilih anakku untuk terlahir dengan selamat. Aku titip Sam pada mu ya? Karena umurku tak panjang lagi. Dan aku telah menitipkan detak jantungku pada mu. Dengan begitu aku bisa tetap terhubung dengan Sam melalui dirimu. Sebelumnya terima kasih Neta.

Tolong rawat Sam, aku percaya kamu bisa merawat Sam dengan baik.

Sending my virtual hug to you.

Salma Anthonie.

Itu semua awal bagian dari semua perjuangan seorang Neta untuk membesarkan Sam. Tekat Neta sangat kuat dia bahkan langsung mendatangi rumah Jayden Anthonie yang ia ketahui suami dari Salma Anthonie.

Neta menawarkan dirinya untuk merawat Sam, namun Jayden menolaknya dengan tegas. Tak hanya penolakan Neta juga mendapatkan amarah dari Jayden.

“KAMU HANYA ANAK MANJA YANG MEMINTA-MINTA JANTUNG ISTRIKU BUKAN? KAMU YANG MENGAMBIL NYAWA ISTRIKU. DAN KAMU DENGAN TIDAK TAHU DIRI MENAWARKAN UNTUK MENJADI IBU SAMBUNG SAM? HEY TAHU APA KAMU DALAM MERAWAT BAYI?”

Selama satu minggu Neta tidak menyerah untuk mendapatkan izin dari Jayden, karena dia sudah berjanji dengan dirinya sendiri untuk menepati janji merawat Sam.

Pada hari senin pagi, Sam sudah rewel dari semalam. Bahkan sam sudah tidak mau digendong oleh siapapun, badannya sudah merah dan sedikit demam. Jayden yang harus ke kantor karena ada meeting penting dengan investor merasa sangat pusing. “kamu mau apa nak? Jangan nangis mulu? Sam mau sate? Apa bakso bakar? Sam diem dong nak, Papa pusing”

Neta yang baru saja datang, langsung merebut Sam dari gendongan Jayden, seperti keajaiban Sam langsung tenang hanya dalam hitungan detik.

“Hei Sam? Sammy haus? Sammy pengen susu?” Neta mengajak bicara Sam, iya walau Sam tidak akan menjawabnya sih.

“mohon maaf Papa Sam? Susu Sam dimana ya? Sepertinya Sam haus”

Dengan dagunya Jayden menunjuk kearah dapur. “Susunya Sam di laci nomor satu, terus air panasnya ada di dispenser. Susunya satu sendok, airnya 90 ml”

Neta mengangguk dan dengan cekatan membuat susu untuk Sam sambil menggendongnya. Setelah susu siap, dan hangatnya pas langsung diberikan kepada Sam.

“Gimana? Enak sayang? Minum yang banyak ya, biar cepet gede” Neta menimang-nimbang Sam, hingga pada akhirnya Sam terlelap di gendongan Neta.

Jayden sudah siap untuk pergi ke kantor. “Hey gadis sialan, ayo ikut saya ke kantor. Saya nggak mungkin ninggalin Sam sama kamu”

“Baik Papa Sam. Perlengkapan Sam sudah disiapkan?”

“Sudah, buruan saya ada meeting penting siang ini”

“Baik”

Selama diperjalanan Sam masih tidur dengan nyenyak di gendongan Neta. “Papa Sam, ini Sam rada demam, saya baca diinternet kalau bayi demam pertolongan pertamanya melakukan skin to skin contact. Bisakah saya melakukan metode itu dengan Sam?”

“Iya boleh, tapi diruangan saya. Dan jangan buka pintu untuk siapapun. Saya punya akses untuk ruangan saya dan saya tidak akan megetuk pintu ruangan saya. Mengerti?”

“Baik Papa Sam”

“oh iya, sam belum mandi. Nanti kalau demamnya turun, tolong diseka saja”

“Baik”

Dan mulai dari hari itu, Neta menjadi Ibu sambung Sam. Merawat Sam dengan sepenuh hatinya dan merelakan masa mudanya hanya untuk fokus merawat Sam

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status