Neta akui selama lima belas tahun hidup bersama Jayden layaknya sepasang suami istri, Neta menaruh perasaan pada Jayden Anthonie. Bohong jika seorang Wanita yang telah tinggal bersama seorang pria selama bertahun-tahun dalam atap tanpa cinta, terlebih Neta yang sudah menyerahkan semuanya termasuk kesuciannya. Neta sangat mencitai Jayden.
Siapa yang tidak akan jatuh dalam pesona pria dingin itu? Neta salah satunya yang terperangkap dalam pesona Papa Sam. Pesona duren sawit Duda keren sarang duit. Begitu beberapa orang memanggilnya.
Neta berumur sembilan belas tahun usia yang masih tergolong muda untuk menjadi ibu. Memang bukan ibu kandung, melainkan ibu sambung dari Samuel. Selama lima belas tahun terakhir Neta merawat Sam dengan sepunuh hati layaknya ibu yang melahirkan Sam. Neta bahkan melakukan kewajiban layaknya seorang istri untuk Jayden dengan status dirinya dan Jayden belum menikah. Iya belum menikah. Neta tak bisa menolak ataupun mengikari janji yang telah dia buat dengan Ibu kandung Sam dan ia harus tepati.
Flashback
Neta mengidap kelainan jantung dan ia tak tahu kapan menemukan pendonor. Neta berasal dari keluarga yang mampu namun miris, ia miris karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Neta hanya tinggal berdua dengan kakak laki-lakinya Daniel yang mengurus Neta dari kecil. Daniel terlalu focus dengan pekerjaannya dan Neta agak terabaikan dan merasa kesepian di rumah sakit.
Hingga pada akhirnya disuatu sore dia dipertemukan dengan Wanita yang sedang hamil besar. Namanya Salma Anthonie. Wanita yang sedang duduk agaknya kesulitan untuk berdiri karena perutnya yang semakin membesar. Dan akhirnya Neta membantunya untuk berdiri/
“Terima kasih” Salma tersenyum lembut pada Neta/
“Sama-sama Kak. Perlu aku antarkan ke kamar kakak?”
“Boleh?”
“boleh dong”
Mereka saling bergandengan tangan untuk menuju kamar rawat Salma. “Tunggu, kita berkenalan”
“Oh iya, perkenalkan aku Agneta Kaluna pasien melati nomor 103. Umurku sembilan belas tahun baru masuk kuliah tahun kemarin” mereka berbicara sambil berjalan
Salma menjabat tangan Neta “Hai, aku Salma Anthonie. Pasien kamar mawar nomor 309. Nah itu kamar Kakak. Kalau kamu sedang tidak sibuk bisakah kamu berkunjung?”
“bisa kak” Neta tersenyum lalu melambaikan tangannya kearah Salma dan berpamitan untuk pergi.
Salma meminta Neta untuk berkunjung namun sayangnya sampai detik ini Neta tidak bisa berkunjung karena Neta sedang kondisinya drop beberapa hari terakhir. Bahkan dokter telah memvonis umur Neta tidak lama lagi karena jantunya semakin lemah dan donor jantung tidak kunjung datang. Neta hanya bisa pasrah jika mati diusia muda dia rela.
Kondisi Neta yang semakin melemah, ada keajaiban yang datang padanya. Dia mendapatkan donor jantung, dan tiga hari kemudian Neta menjalani operasi.
Setelah mendapatkan jantung dan kondisinya semakin stabil, Neta mulai dihantui hutang budi. Dia berjanji akan membalasnya dengan siapapun yang mendonorkan jantungnya kepadanya.
Dikarenakan kondisi Neta yang sudah stabil Neta diperbolehkan untuk pulang. Dan saat akan membereskan pakaiannya, perawat datang dan memberikan surat dari ‘Salma Anthonie’ Wanita yang telah melahirkan putranya.
Neta duduk untuk membaca surat dari Salma
Untuk: Agneta Kaluna
Halo Neta, masih ingat dengan ku? Salma, Wanita yang kamu tolong berdiri dan mengantarku ke kamar rawatku. Sebenarnya setiap hari aku menunggu mu datang ke kamarku, namun karena kondisimu yang tidak memungkinkan jadinya kamu tidak bisa datang. Rada kecewa sih. Namun rasa kecewaku berganti dengan rasa iba karena kamu diusia yang masih muda, Neta mengindap sakit yang sangat serius.
Neta tahu nggak, diawal kita bertemu entah mengaoa aku yakin kamu orang yang dapat dipercaya. Bolehkan aku minta tolong? Bisa jaga bayi ku? Namanya Samuel Anthonie, bisa kamu jaga dia untuk aku? Dia membutuhkan seorang Ibu namun aku tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Karena kehamilanku terlalu berisiko, dan aku memilih anakku untuk terlahir dengan selamat. Aku titip Sam pada mu ya? Karena umurku tak panjang lagi. Dan aku telah menitipkan detak jantungku pada mu. Dengan begitu aku bisa tetap terhubung dengan Sam melalui dirimu. Sebelumnya terima kasih Neta.
Tolong rawat Sam, aku percaya kamu bisa merawat Sam dengan baik.
Sending my virtual hug to you.
Salma Anthonie.
Itu semua awal bagian dari semua perjuangan seorang Neta untuk membesarkan Sam. Tekat Neta sangat kuat dia bahkan langsung mendatangi rumah Jayden Anthonie yang ia ketahui suami dari Salma Anthonie.
Neta menawarkan dirinya untuk merawat Sam, namun Jayden menolaknya dengan tegas. Tak hanya penolakan Neta juga mendapatkan amarah dari Jayden.
“KAMU HANYA ANAK MANJA YANG MEMINTA-MINTA JANTUNG ISTRIKU BUKAN? KAMU YANG MENGAMBIL NYAWA ISTRIKU. DAN KAMU DENGAN TIDAK TAHU DIRI MENAWARKAN UNTUK MENJADI IBU SAMBUNG SAM? HEY TAHU APA KAMU DALAM MERAWAT BAYI?”
Selama satu minggu Neta tidak menyerah untuk mendapatkan izin dari Jayden, karena dia sudah berjanji dengan dirinya sendiri untuk menepati janji merawat Sam.
Pada hari senin pagi, Sam sudah rewel dari semalam. Bahkan sam sudah tidak mau digendong oleh siapapun, badannya sudah merah dan sedikit demam. Jayden yang harus ke kantor karena ada meeting penting dengan investor merasa sangat pusing. “kamu mau apa nak? Jangan nangis mulu? Sam mau sate? Apa bakso bakar? Sam diem dong nak, Papa pusing”
Neta yang baru saja datang, langsung merebut Sam dari gendongan Jayden, seperti keajaiban Sam langsung tenang hanya dalam hitungan detik.
“Hei Sam? Sammy haus? Sammy pengen susu?” Neta mengajak bicara Sam, iya walau Sam tidak akan menjawabnya sih.
“mohon maaf Papa Sam? Susu Sam dimana ya? Sepertinya Sam haus”
Dengan dagunya Jayden menunjuk kearah dapur. “Susunya Sam di laci nomor satu, terus air panasnya ada di dispenser. Susunya satu sendok, airnya 90 ml”
Neta mengangguk dan dengan cekatan membuat susu untuk Sam sambil menggendongnya. Setelah susu siap, dan hangatnya pas langsung diberikan kepada Sam.
“Gimana? Enak sayang? Minum yang banyak ya, biar cepet gede” Neta menimang-nimbang Sam, hingga pada akhirnya Sam terlelap di gendongan Neta.
Jayden sudah siap untuk pergi ke kantor. “Hey gadis sialan, ayo ikut saya ke kantor. Saya nggak mungkin ninggalin Sam sama kamu”
“Baik Papa Sam. Perlengkapan Sam sudah disiapkan?”
“Sudah, buruan saya ada meeting penting siang ini”
“Baik”
Selama diperjalanan Sam masih tidur dengan nyenyak di gendongan Neta. “Papa Sam, ini Sam rada demam, saya baca diinternet kalau bayi demam pertolongan pertamanya melakukan skin to skin contact. Bisakah saya melakukan metode itu dengan Sam?”
“Iya boleh, tapi diruangan saya. Dan jangan buka pintu untuk siapapun. Saya punya akses untuk ruangan saya dan saya tidak akan megetuk pintu ruangan saya. Mengerti?”
“Baik Papa Sam”
“oh iya, sam belum mandi. Nanti kalau demamnya turun, tolong diseka saja”
“Baik”
Dan mulai dari hari itu, Neta menjadi Ibu sambung Sam. Merawat Sam dengan sepenuh hatinya dan merelakan masa mudanya hanya untuk fokus merawat Sam
“Kamu kemana sih Papa Sam? Sudah seminggu nggak pulang ke rumah? Ini juga sudah tengah malam, tapi kamu nggak pulang ke rumah”Neta merasa khawatir karena Papa Sam, alias Jayden Anthonie tidak pulang selama seminggu terakhir. Beberapa jam yang lalu dia menghubungi Avi sekretaris Jayden, dia mengatakan bahwa Jayden tidak masuk ke kantor selama seminggu terakhir ini dan semua pekerjaan dia serahkan kepada David orang kepercayaan Jayden.Ingin rasanya Neta menelefon Jayden untuk menanyakan kabar dirinya, namun keberaniannya tidak cukup untuk melakukan itu. Jangankan menelefon, sekedar chat aja dia nggak berani.Perasaan cemas, dan khawatir menjadi satu. Jadilah Neta overthingking malam ini, Neta ingin menghilangkan overthingkingnya namun tidak bisa. Neta takut Jayden menemukan pengganti Salma itulah bahan overthingking Neta, yang coba Neta tepis jauh-jauh.Tapi Neta tidak pernah berfikir ada sosok peremuan yang akan menggantikan tugasnya merawat
Subuh pukul empat pagi, Jayden pulang setelah seminggu menghabiskan waktu bersama Natasha. Neta yang telah terlelap dalam tidurnya tidak menyadari bahwa sang tuan telah kembali ke rumah. Pagi ini diruang makan rumah keluarga Anthonie hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring. Terlihat Neta yang sibuk melayani sepasang ayah dan anak yang sedang menikmati sarapan mereka. Jayden segera menuntaskan sarapannya, karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini juga. Sedangkan Sam sangat menikmati sarapannya dengan tenang. Selama melayani sarapan Jayden, ada sesuatu yang menganjal pikiran Neta. Papa Sam pulang jam berapa semalam? Terus dimana saja dia tidur seminggu ini?. Ingin rasanya Neta bertanya namun kenyataanya Neta tidak memiliki keberanian untuk itu semua. Jayden berdiri begitu sarapannya selesai. Netranya menatap Neta yang tengah menuangkan susu coklat untuk Sam. “Ehem…” dehem Jayden untuk mendapatkan
Neta mengetuk pintu ruangan dengan nomor 4 tersebut selama tiga kali, setelah mendapatkan izin untuk masuk dari dalam sana. Neta baru masuk kedalam ruangan.Yang pertama kali Neta lihat di ruangan tersebut adalah anak remaja laki-laki seusia Sam. Dapat Neta lihat beberapa luka yang sudah diobati juga tangan kirinya yang sedang diperban. Sepertinya Sam keteralaluan kali ini.“Anda siapa?” Tanya Travis, dia kebingungan bidadari mana yang bertamu di ruang rawatnya.Neta tersenyum hangat lalu mengulurkan tangannya “perkenalkan saya Agneta Kaluna, Mama dari Samuel Anthonie”Tentu saja Travis kaget mengetahui fakta bahwa Sam mempunyai Mama secantik dan semuda Neta. “Saya Travis, tante kesini untuk apa ya?”“Tante kesini, untuk meminta maaf atas nama Samuel” Neta mengelus punggung tangan Travis yang terbebas dari gips. “Orang tua kamu dimana nak? Saya juga ingin minta maaf terhadap orang tua kamu
Sam, buru-buru keluar dari mobil begitu menyadari bahwa dirinya telah sampai dirumah. Sedari tadi Sam yang udah laper dan mengantuk hanya diam, mengabaikan pertanyaan Neta. Sam sedikit melirik Neta dengan ekor matanya. Sam mengetahui bahwa Neta tengah merasa bersalah karena sikapnya yang seketika dingin. Sam sengaja, dia balas dendam kepada Neta. Hal ini dilakukan Sam karena selama dirumah sakit, Neta hanya mengajak bicara Travis sedangkan dirinya terabaikan oleh Neta. “rasain gak enak kan gue cuekin” batin Sam Sam menaiki tangga menuju kamarnya, Neta dari tadi mengikuti kemana Sam pergi. Tiba-tiba Sam berhenti dan berbalik menatap kearah Neta. Neta yang tidak melihat jalan di belakangnya menabrak dada Sam. Sam melepas jaketnya, melemparnya kearah Neta. “tolong cuciin! Besuk mau gue pake lagi” Neta memunggut jaket dengan bercak darah punya Travis lalu menatap Sam “Iya Nak, Mama cuciin” namun jawaban dari Neta tak dihiraukan oleh Sam.
Neta memastikan Sam sudah benar-benar menuju alam mimpi, dengan perlahan Neta melepaskan pelukan Sam pada dirinya dan menggantinya dengan guling. “Good night my angel, have nice dream” kecup Neta pada kening Sam. Kebiasaan yang sudah lama tidak dia lakukan beberapa tahun terakhir ini.Baru saja keluar dari kamar Sam, Neta sudah dicegat oleh Jayden. “langsung masuk kamar saya” perintah sang tuan. Sudah dapat Neta pastikan aka nada ‘hukuman’ part dua yang sudah menantinya. Sedangkan Jayden turun ke lantai satu. Mungkin mengambil peralatan untuk menyiksanya, pikir NetaNeta mematuhi perintah dari Jayden, memasukin kamar Jayden yang berhawa dingin. Kamar bernuansa hitam terasa sangat kelam, gelap dan menyeramkan. Karena tidak ada sofa untuk dirinya duduk, Neta memutuskan untuk duduk dilantai.Tak berselang lama, Jayden datang membawa kantong putih entah isinya apa, “Astaga, ngapain duduk disitu?” tanya Jayden heran, ad
Sudah pukul tujuh sore, Sam masih belum pulang dari sekolah. Neta sudah menghubungi Travis dan bertanya mengenai keberadaan Sam namun Travis menjawab tidak mengetahui Sam berada.Tidak hanya menelefon Travis, Neta juga menelefon Papanya Sam alias Jayden namun sampai sekarang masih belum diangkat. Hati ibu mana yang tidak tenang ketika anak tersayang tidak kunjung pulang padahal hari sudah mulai malam.Neta hanya bisa mondar-mandir di depan teras rumah agar ketika Sam datang dia bisa langsung mengetahuinya.Penantian Neta membuahkan hasil, setengah delapan malam range rover milik Jayden memasuki halaman rumah mereka. Neta segera menghampiri mobil tersebut begitu sampai tepat di depan rumah.Sam membuka pintu penumpang dan wajah lelah miliknya langsung menyambut Neta. “Kamu nggak papa Sam?” tanya Neta khawatir dan Sam terus berjalan tanpa menanggpi pertanyaan dari Sam.Bukan Neta Namanya kalau menyerah begitu saja, Neta berjalan
Setelah bertemu dengan mendiang sang istri dalam halusinasinya, Jayden sikapnya berubah menjadi lebih ‘lembut’ baik terhadap Neta, Sam dan karyawan dikantornya.Seperti saat ini, Jayden lembur pada hari sabtu, berhubung Sam masih dalam masa hukumannya, Dia dipaksa oleh Jayden untuk ikut dengannya mengerjakan urusan kantor.Jayden yang sudah rapi, harus membangunkan Sam, sedangkan Sam dihari weekend kegiatannya adalah simulasi menjadi jenazah alias tidur seharian dan tidak boleh ada yang menganggu dirinya.“Sam, bangun ikut Papa ke kantor. Kita lembur hari ini”Sam masih tetap terlelap tanpa terganggu sama sekali, Jayden menggelengkan kepalanya karena anaknya benar-benar simulasi menjadi jenazah.“Sam, bangun atau Papa potong uang jajan kamu selama dua bulan” Sam membuka matanya, namun kembali menutupnya dan menarik selimutnya sebatas leher.“Astaga ini anak, kebo bener” Jayden jadi frustasi sen
Minggu pagi ini jadwal Neta untuk ke super market membeli kebutuhan pokok selama satu bulan kedepan.“Maaf ya makan siang kali ini sandwich sama susu aja ya. Mama belum belanja bulanan habis ini Mama mau ke super market buat belanja. Ada yang mau nitip?” Neta meminta maaf terhadap sepasang ayah dan anak tersebut karena makan siang hanya dengan sandwich dan susu saja.Sam yang baru bangun dari sertifikasi jenazahnya membulatkan matanya “Sam ikut Neta, gue mau beli sesuatu”“Okay Sam, habis makan kamu siap-siap. Papa Sam mau nitip sesuatu?” tawar Neta. Namun dijawab dengan gelengan kepala.“Saya nggak nitip, tapi saya juga ikut aja, barang kali ada barang yang akan saya beli nanti disana”“baiklah, segera siap-siap abis makan. Kita cus belanja”“Iyaaa” Jawab Sam dan Jayden secara kompak.Neta sudah siap dengan dress motif bunga, rambutnya yang biasa digerai Neta cep