Share

5 || MAMA

“Kamu kemana sih Papa Sam? Sudah seminggu nggak pulang ke rumah? Ini juga sudah tengah malam, tapi kamu nggak pulang ke rumah”

Neta merasa khawatir karena Papa Sam, alias Jayden Anthonie tidak pulang selama seminggu terakhir. Beberapa jam yang lalu dia menghubungi Avi sekretaris Jayden, dia mengatakan bahwa Jayden tidak masuk ke kantor selama seminggu terakhir ini dan semua pekerjaan dia serahkan kepada David orang kepercayaan Jayden.

Ingin rasanya Neta menelefon Jayden untuk menanyakan kabar dirinya, namun keberaniannya tidak cukup untuk melakukan itu. Jangankan menelefon, sekedar chat aja dia nggak berani.

Perasaan cemas, dan khawatir menjadi satu. Jadilah Neta overthingking malam ini, Neta ingin menghilangkan overthingkingnya namun tidak bisa. Neta takut Jayden menemukan pengganti Salma itulah bahan overthingking Neta, yang coba Neta tepis jauh-jauh.

Tapi Neta tidak pernah berfikir ada sosok peremuan yang akan menggantikan tugasnya merawat Sam, dan melayani Jayden. Karena menurutnya dirinya saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sepasang ayah dan anak tersebut. Apalagi untuk Jayden Neta rasa dirinya sudah lebih dari cukup.

Kalau ditanya apakah Neta ikhlas jika dimasa depan ada sosok yang menggantikan dirinya? Jawabannya tidak akan pernah. Namun Neta tidak punya hak apapun untuk melarang Jayden. Dia hanya sosok pengganti untuk Salma. Seseorang yang tidak diharapkan oleh Jayden dan Sam, juga Neta adalah seseorang yang sangat dibenci oleh keduanya. Tapi dalam lubuk hati Neta yang paling dalam, dia sangat menyanyangi Jayden dan Sam.

Sam yang merasa haus, memaksakan dirinya turun ke dapur untuk mengambil air minum, melihat Neta yang tengah cemas terduduk di ruang tamu, sosok remaja tanggung tersebut mengurungkan niatnya dan malah menuju Neta. Sam menekuk keningnya, dia merasa heran dengan Neta yang duduk melamun dengan dilingkupi selimut diseluruh badannya.

“Neta ngapain loe disini?” Sam yang berada diujung tangga sedikit menaikan nada suaranya. Kaki jenjang Sam melangkah kearah Neta. Bukan menuju dapur.

Wanita yang sedang melamun tersebut langsung berdiri dari posisi duduknya. Jemarinya merapikan rambutnya yang sudah kaya singa, lalu menatap putranya dengan tatapan terkejut.

“Kok kamu belum tidur? Kamu begadang? Kamu main game lagi?” bukannya Sam yang mewawancarai Neta yang duduk melamun malah Sam yang kena cecar pertanyaan oleh Neta, karena dia terkejut tumben Sam tengah malam gini turun dan belum lagi teriakan Sam yang lumayan bikin jantung copot.

“Mana ada main game, gue bangun karena haus. Tadi pas kelar makan malam gue lupa bawa gelas yang isinya air mineral. Jadi kalau gue haus tengah malam dan lupa bawa bekal air gue kagak boleh turun ke dapur buat minum?” Sam protes dengan nada kesal tangannya sudah dilipas di depan dada. Lalu melempar tatapan sengit kearah sepasang bola mata Neta.

“Oh gitu, bentar Mama ambilin air minum. Kamu duduk disini dulu sam” Sahut Neta setelah mendengar perkataan dari Sam. Yang yang mau protes lagi mengurungkan niatnya saat kaki mungil Neta dengan cekatan melesat ke dapur. Sam malah menyalakan TV dan bersikap tidak acuh.

Neta berjalan menuju dapur untuk mengambilkan sebotol air mineral yang dia taruh dituppeware. Tak lupa pula Neta menyiapkan potongan aple untuk camilan Sam malam ini, siapa tahu anaknya juga laper tengah malem.

“ini Mama bawain juga potongan aple buat cemilan siapa tahu kamu lapar. Sekarang kamu naik ke kamar, terus makan aple sama minum air, abis itu gosok gigi terus tidur! Inget besuk kamu UTS, jangan sampe telat” Neta memperingati Sam, soalnya kalau musim ujian gini tu Sam pasti telat, entah bangun kesiangan lah, nyari kartu ujian lah dan serangkaian ketidak siapan Sam dalam menghadapi ujian sekolah.

“Gue nggak mau naik sebelum loe jawab pertanyaan gue”

Neta menatap Sam dengan tatapan bertanya “Ha? Pertanyaan apa Sam?”

“Loe ngapain ngelamun disini mana udah tengah malem Neta” Sam mengulang pertanyaannya kembali.

Neta mencengkram daster miliknya guna menyalurkan rasa gugupnya “Oh, Papa kamu nggak pulang seminggu terakhir ini Sam, mana Papa nggak bisa dihubungi. Jadi Mama disini nungguin Papa kamu pulang nak”

“Dengerin gue baik-baik, Loe nunggu sampe pagi pun Papa nggak bakal balik ke rumah. Papa lagi sibuk. Mending Loe sekarang naik ke kamar terus bobok cantik, besuk lo masakin gue sarapan, siapin keperluan gue sekolah, terus anterin dan jemput gue ke sekolah. Atau gue ngambek nggak mau makan selama seminggu” ancam Sam.

Neta tersenyum tipis “Kamu ngancem Mama?”

“Menurut ngana?”

“iya, kamu ngancem Mama”

“Terus?”

Neta menatap Sam lembut “cukup sama Mama kamu ngancem kaya gitu ya nak, sama temen kamu nggak boleh ngancem kaya gitu. Apalagi sama Papa”

“Ck, malah kasih ceramah sama gue” Sam memutar bola matanya, menandakan kalau dia kesal dengan Mamanya.

“Mama mau tidur disini, kamu naik buruan ke atas”

“Nggak boleh, ayo loe tidur kamar loe aja napa sih Net”

“Naik ke kamar Samuel Anthonie!” Neta menaikan nada suaranya sedikit, lalu tatapannya menajam. Sam yang baru pertama kali mendapat tatapan tajam dari Neta akhirnya menyerah.

“dih galak, kepala batu lagi”

“Emang kamu aja yang bisa galak sama Mama, Mama juga bisa ya Sam” Neta tetap akan tidur diruang tamu, dia memaksa Sam untuk berdiri dari sofa dan merebahkan dirinya sendiri, Neta sedang mencoba untuk terlelap.

“Batu bener dah kepala loe Net, okay terserah silahkan bobok disini nungguin Papa sambil ditemani nyamuk dan tante kun” Sam menghentakan kaki nya, dia ngalah dan pamit undur diri. Lalu naik ke kamar sambil membawa botol dan sekotak aple yang sudah dipotong. Meninggalkan Neta yang pura-pura tidur.

Dih ngambek, dikasih ayam teriyaki juga udah kagak ngambek lagi monolog Neta dengan dirinya sendiri.

***

Sementara itu disalah satu unit apartment mewah, dua manusia berbeda jenis kelamit tengah mengejar kepuasan satu sama lain. Sosok laki-laki tengah menindih dan memompa tubuh Wanita ramping di bawahnya yang tengah mencari cela untuk menghidup udara.

Mereka berdua sama-sama mencapai puncak bersama setelah melakuan kegiatan panas yang menguras energi mereka. Sang Wanita berbaring dengan kepala yang sudah nyaman tenggelam dalam dada bidang sang pria. Sedangkan si pria dengan posesif memeluk wanitanya dengan tangan kekarnya yang sudah bertengger nyaman di tubuh wanitanya. Tubuh mereka saling menempel tanpa sehelai bedang satupun. Saling berbagi kehangatan dalam dinginnya malam.

“Sampai kapan kamu memakai pengaman? Apa kau tidak mau aku mengandung anak mu Jay?” Tanya sang Wanita sambil memainkan jarinya di dada sang pria.

Wanita berambut hitam panjang beranjak dari posisi nyamannya dan duduk diatas perut Jayden, sambil menatap Netra tajam Jayden. Sorot mata mereka sempat bertemu beberapa detik sebelum Jayden memutusan untuk mengalihakan perhatiannya.

“Apa karena jalang itu?”

Sang Wanita terus meminta jawaban dari Jayden, tatapan matanya seolah menyiratkan kecemburuan.

Pria itu mendorong Wanitanya, beringsut bangun dan berdiri. Sorot matanya memancarkan kemarahan. Tanganya mengepal dengan sorot mata tajam setajam mata elang tatapan matanya mengarah kepada wanitanya.

“MENGAPA KAU SANGAT INGIN HAMIL? TOLONG DISAAT KITA BERDUA TIDAK MEMBAHAS SOAL ANAK SHA. DAN INGAT WANITA ITU HANYA PENGASUH TIDAK LEBIH” murka Jayden

“KARENA AKU MENCITAIMU JAY” Wanita itu juga ikut emosi, Natasha bangkit dari tempat tidurnya dan memeluk Jayden.

Jayden diam saja tidak membalas pelukan Natasha. Dia membuang muka saat kedua tangan lentik tersebut menyentuh pipinya.

“aku hiks, minta maaf” Wanita itu tiba-tiba terduduk lemas sambil menangis, kedua tangannya menutupi wajahnya.

“ARSHHHHHH”

Jayden mengacak-acak rambutnya, emosinya naik saat ini. Namun dia juga tidak tega dengan Natasha yang sedang menangis. Direngkuhnya Wanita itu dalam peluknya, sambil mengusap punggung telanjangnya.

“Maafkan aku”

Wanita dalam pelukannya mengangguk masih sambil menangis “Ingat Jayden, apapun yang terjadi kamu milikku” batin sang Wanita sambil tersenyum licik.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status